• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dirancang sebagai penelitian deskriptif eksplanasi yang ingin mendeskripsikan dan melihat hubungan-hubungan atau korelasional (Bungin 2005), yaitu penelitian yang bersifat menghubungkan dua peubah atau lebih. Peubah bebas dalam penelitian ini adalah karakteristik individu (X1), karakteristik keluarga (X2), dan tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi (X3). Peubah terikat adalah penerapan etika komunikasi interpersonal (Y).

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dipilih dengan sengaja (purposive), yaitu kampus Program Diploma IPB sebagai institusi pendidikan vokasi (keahlian) yang penting untuk menselaraskan kompetensi para lulusannya dengan kebutuhan pengguna (industri) melalui kemahiran “employability,” dalam hal ini adalah etika komunikasi interpersonal.

Lokasi dipilih sesuai dengan responden yang diambil, yaitu mahasiswa. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2015.

Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi penelitian adalah seluruh mahasiswa Program Diploma IPB yang berjumlah 6202 orang. Populasi terdiri dari tiga masa studi (tiga tingkat) dan 18 Program Keahlian (PK), yang terdiri dari Komunikasi (KMN), Teknologi dan Manajemen ternak (TNK), Manajemen Informatika (INF), Supervisor Jaminan Mutu Pangan (SJMP), Teknologi Industri benih (TIB), Manajemen Industri (MNI), Analisis Kimia (KIM), Akuntansi (AKN), Ekowisata (EKW), Teknik Komputer (TEK), Manajemen Industri Jasa Makanan dan Gizi (GZI), Teknologi Produksi dan Manajemen Perikanan Budidaya (IKN), Manajemen Agribisnis (MAB), Teknologi dan Teknik Manajemen Perkebunan (TMP), Teknik dan Manajemen Lingkungan (LNK), Produksi dan Pengembangan Pertanian terpadu (PPP), dan Paramedik Veteriner (PVT).

Sampel ditentukan dengan menggunakan teknik pengambilan sampel acak distratifikasi, yang termasuk dalam metode pengambilan sampel probabilitas yang mengandung pengertian bahwa setiap unsur dari populasi mempunyai kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel (Mantra et al. 2012). Jumlah sampel

diambil secara berimbang (proporsional) dari tiap-tiap stratum. Menurut Bungin (2005), teknik proporsional sampling dapat digunakan pada populasi berstrata,

populasi area ataupun polpulasi cluster. Jumlah sampel ditentukan menggunakan

rumus Slovin (Sevila et al. 1993) sebagai berikut:

Keterangan:

n = ukuran sampel N = ukuran populasi

e = nilai kritis (batas ketelitian) yang diinginkan (persen kelonggaran ketidaktelitian karena kesalahan pengambilan sampel populasi).

n = N 1 + Ne2

21 Berdasarkan perhitungan dengan menggunakan rumus Slovin, dengan nilai e sebesar 0,7 (Elen dalam Babbie 2010) maka diperoleh jumlah sampel yang

diambil. Berikut ini adalah jumlah sampel yang diambil berdasarkan tingkat (angkatan/ jumlah semester yang sedang ditempuh) sebagai sub populasi atau stratum.

Tabel 1 Jumlah mahasiswa yang diambil sebagai sampel pada populasi Tingkat Jumlah Mahasiswa

(orang) Presentase (%) Jumlah Sampel yang Diambil (orang) I 2191 35.0 69 II 2087 34.0 67 III 1924 31.0 61 Jumlah 6202 100.0 197

Sumber : Program Diploma IPB, November 2015

Data dan Instrumen Penelitian

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer yang berasal dari data karakteristik responden (karakteristik individu dan keluarga) dan data mengenai penerapan etika komunikasi responden. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari narasumber atau data langsung dari lapangan berupa data hasil wawancara atau pengamatan. Data primer dibagi menjadi dua bagian yaitu data mengenai karakteristik individu, dan karakteristik keluarga, dan data mengenai penerapan etika komunikasi interpersonal responden. Data sekunder adalah data yang diperoleh melalui data dari pihak lain, yaitu berupa data jumlah mahasiswa Diploma IPB, kajian pustaka yang relevan dan data-data hasil penelitian sebelumnya.

Instrumen merupakan alat ukur pengumpulan data. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa butir pertanyaan yang telah disusun dalam bentuk kuesioner. Instrumen dibagi menjadi empat bagian, yaitu karakteristik individu, karakteristik keluarga, tingkat pengetahuan dan sumber informasi, dan penerapan etika komunikasi.

Instrumen yang berisi jawaban singkat dalam penelitian ini digunakan untuk menggali informasi mengenai karakteristik karakteristik individu, karakteristik keluarga, dan tingkat pengetahuan dan sumber informasi. Sementara instrumen dengan jawaban skala digunakan untuk menggali informasi mengenai etika komunikasi interpersonal. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif berupa kata-kata sangat setuju, setuju, ragu-ragu, tidak setuju, dan sangat tidak setuju. Masing-masing jawaban ini akan diberikan skor tertentu. Pernyataan positif pada item instrumen diberi skor 5 untuk jawaban sangat setuju, skor 4 untuk jawaban setuju, skor 3 untuk jawaban ragu-ragu, skor 2 untuk jawaban tidak setuju dan skor 1 untuk jawaban sangat tidak setuju. Sementara itu, untuk pernyataan negatif diberikan skor secara terbalik.

22

Definisi Operasional

Beberapa pengertian yang digunakan dalam lingkup penelitian ini dijabarkan dalam definisi operasional berikut. Definisi operasional ini dibuat agar tercapai kesamaan persepsi dan makna dalam memahami tesis ini.

Peubah Karakteristik Individu

Karakteristik individu diukur berdasarkan sifat atau ciri yang melekat pada diri responden. Karakteristik individu pada penelitian ini terdiri dari jenis kelamin, suku, agama, jumlah uang saku per bulan, program keahlian, masa studi, tempat tinggal asal, keikutsertaan dalam organisasi

Tabel 2 Definisi operasional pada peubah karakteristik individu

No Indikator Definisi Operasional Parameter

1 Jenis kelamin Diukur berdasarkan perbedaan status

responden secara biologis  Laki-laki Perempuan

2 Suku Diukur berdasarkan sekelompok

manusia yang memiliki kesatuan budaya dan terikat oleh kesadaran dan identitas tersebut yang melekat pada diri responden Jawa Sunda Batak Minang Campuran Lainnya

3 Agama Diukur berdasarkan keyakinan atau

kepercayaan yang dianut responden Islam Kristen Katholik Budha

4 Jumlah uang

saku per bulan Diukur berdasarkan jumlah uang yang diterima responden dari orang tua atau sumber lain per bulan dalam satuan rupiah saat penelitian dilakukan dan dikategorikan menjadi tiga tingkat

Rendah Sedang Tinggi

5 Program

Keahlian Diukur berdasarkan Program Keahlian yang ada di Program Diploma IPB  KMN, TNK, INF, SJMP, TIB, KIM, MNI, AKN, EKW, TEK, GZI, IKN, MAB, TMP, LNK, PPP, PVT

6 Tempat tinggal

asal Diukur berdasarkan daerah asal responden secara geografis Desa Kota 7 Keikutsertaan

dalam organisasi

Diukur berdasarkan keterlibatan mahasiswa dalam kegiatan organisasi baik di dalam ataupun di luar kampus.

Ya Tidak

Peubah Karakteristik Keluarga

Karakteristik keluarga responden pada penelitian dikategorikan menjadi tipe keluarga, tingkat pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, dan tingkat pendapatan keluarga yang dihimpun dari pendapatan ayah dan ibu. Secara terperinci, indikator pada peubah ini disampaikan pada tabel berikut.

1. Tipe keluarga(X2.1)

2. Jumlah anggota keluarga (X2.2) 3. Pendidikan terakhir orang tua (X2.3) 4. Pekerjaan Orang tua (X2.4)

23 Tabel 3 Definisi operasional pada peubah karakteristik keluarga

No Indikator Definisi Operasional Parameter

1 Tipe keluarga Diukur berdasarkan sifat atau ciri keluarga yang terdapat pada diri responden

Keluarga utuh

keluarga dengan orang tua tunggal keluarga besar keluarga campuran 2 Tingkat pendidikan orang tua

Diukur berdasarkan jenjang

pendidikan terakhir yang ditempuh ayah dan ibu responden

 Di bawah SMA  SMA/ sederajat  Perguruan tinggi 3 Pekerjaan

orang tua Diukur berdasarkan aktivitas utama yang dilakukan untuk menghasilkan uang  Karyawan  Guru/ dosen  Wiraswasta  Lainnya 4 Tingkat pendapatan keluarga

Diukur berdasarkan penghasilan ayah dan atau ibu, dari gaji atau yang lainnya yang diterima setiap bulan oleh keluarga, saat penelitian dilakukan

 Rendah (kurang atau sama dengan 3 juta per bulan

Sedang (3-5 juta per bulan)

Tinggi (lebih dari 5 juta per bulan)

Peubah Tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai Etika komunikasi Tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi menjadi sebuah peubah terpisah dari karakteristik individu maupun karakteristik keluarga. Peubah ini dimasukkan dalam kerangka berpikir penelitian untuk melihat apakah peubah ini memiliki hubungan nyata dengan tingkat penerapan etika komunikasi interpersonal pada responden.

Tabel 4 Definisi operasional pada peubah tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi

No Indikator Definisi Operasional Parameter

1 Tingkat

pengetahuan Diukur berdasarkan sejauh mana responden mengetahui etika komunikasi, melalui banyaknya skor yang diperoleh responden dalam

menjawab pertanyaan tentang

kriteria etika komunikasi

Tinggi Sedang Rendah

2 Sumber

informasi Diukur berdasarkan pihak-pihak atau media yang digunakan

responden dalam memperoleh

pengetahuan tentang etika

komunikasi

Keluarga Orang lain

Buku/ media massa

Keluarga, orang

lain,&buku/ media massa.

24

Peubah Penerapan etika Komunikasi

Etika komunikasi diukur berdasarkan ketentuan-ketentuan (norma-norma) dan nilai-nilai yang digunakan dalam berkomunikasi baik secara verbal maupun non verbal. Penelitian ini membatasi konsep etika komunikasi menjadi beberapa sikap dalam berkomunikasi yaitu tanggung jawab, jujur dan terus terang, toleransi dan kepekaan, menyampaikan informasi dengan tepat, tidak menghalangi proses komunikasi, menghargai dan menghormati orang lain, tidak memonopoli pembicaraan, tidak mengandung kekerasan, dan konsisten dalam petunjuk verbal dan non verbal.

Tabel 5. Definisi operasional pada peubah penerapan etika komunikasi

No Indikator Definisi Operasional Parameter

1 Tanggung jawab Diukur berdasarkan

kemampuan menanggapi (bersifat tanggap) setiap

kebutuhan dan

berkomunikasi dengan cara yang peka, cermat, dan tepat. Selain itu, tanggung jawab ini ditunjukkan

menggunakan bahasa

yang mengakui pikiran dan perasaan.

 Mendengarkan sebelum

memberikan respons  Menanggapi pesan yang

disampaikan orang lain

 Menggunakan bahasa

yang mengakui pikiran dan perasaan

2 Jujur dan terus

terang Diukur komunikasi berdasarkan tanpa kebohongan, juga tanpa

manipulasi (niat

terselubung atau

menyembunyikan tujuannya).

 Tidak berbohong untuk menghindari hukuman

 Tidak memanipulasi

gambaran diri (image)  Tidak berbohong untuk

mengambil keuntungan 3 Toleransi, kepekaan (empati), dan kepedulian Diukur berdasarkan kemampuan mengharmoniskan perbedaan, dan merasakan sesuatu

seperti orang yang

mengalaminya lain  Menerima perbedaan pendapat  Memperhatikan perasaan orang lain 4 Menyampaikan informasi dengan tepat Diukur berdasarkan aspek kuantitas, kualitas dan hubungan dalam berkomunikasi

 Menyampaikan informasi

yang belum tentu

kebenarannya  Berbicara berlebihan 5 Tidak menghalangi proses komunikasi Diukur berdasarkan perilaku sengaja menghalangi proses komunikasi  Tidak memotong pembicaraan  Tidak mengalihkan

pembicaraan & mengganti subyek pembicaraan

25 6 Menghargai dan menghormati orang lain Diukur berdasarkan penghormatan terhadap seseorang tanpa

memandang umur, status dan hubungannya juga penghormatan terhadap ide, perasaan, maksud, dan integritas orang lain

 Menghargai teman sebaya  Menghormati ide orang

lain  Menghargai keberadaan orang lain 7 Tidak memonopoli pembicaraan Diukur berdasarkan

sikap tidak mendominasi dalam pembicaraan

 Tidak menganggap topik pembicaraan sendiri lebih penting  Tidak mengendalikan pembicaraan 8 Tidak mengandung kekerasan Diukur berdasarkan

sikap komunikasi tanpa kekerasan fisik maupun verbal

 Tidak menggunakan kata-

kata kasar

 Tidak menghina atau

mengejek seseorang

 Tidak menggunakan kata-

kata jorok

9 Konsisten dalam

petunjuk verbal dan non verbal

Diukur berdasarkan

kesesuaian antara kata-

kata dan tindakan.

Petunjuk non verbal diantaranya intonasi, volume suara

 Menunjukkan sikap

komunikasi dengan sikap tubuh dan mimik wajah yang sesuai

 Menunjukkan sikap

komunikasi dengan nada bicara yang sesuai

 Menunjukkan sikap

komunikasi dengan

volume suara yang sesuai

Validitas dan Reliabilitas Instrumen

Ancok (2012) menyebutkan validitas dan reliabilitas instrumen dalam penelitian sebagai suatu hal yang sangat penting sehingga informasi yang menyangkut validitas dan reliabilitas alat pengukur harus disampaikan. Menurutnya, validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Validitas alat pengumpul data digolongkan menjadi validitas konstruk (construct validity), validitas isi (content validity), validitas prediktif (predictive validity), validitas eksternal (external validity), validitas rupa (face validity), dan validitas budaya (cross-cultural validity). Berbeda dengan validitas, reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Atau dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur suatu gejala yang sama.

Pengujian validitas instrumen dalam penelitian dilakukan kepada 20 orang yang memiliki kesamaan karakteristik dengan responden yang diambil pada penelitian. Pengujian validitas instrumen dilakukan menggunakan validitas konstruk, dimana dalam validitas konstruk yang dilakukan pertama kali adalah menentukan kerangka konsep penelitian, kemudian melakukan uji coba instrumen, mempersiapkan tabulasi jawaban, dan langkah terakhir adalah menghitung

26

korelasi antara tiap pernyataan dengan skor total dengan menggunakan rumus koefisien validitas teknik korelasi product moment Pearson, dengan rumus sebagai

berikut:

Keterangan:

Xij = skor responden ke-j pada butir pertanyaan i

(Xi) = rata-rata skor butir pertanyaan i tj = total skor seluruh pertanyaan untuk

responden ke – j t̅ = rata-rata total skor

ri = korelasi antara butir pertanyaan ke-i dengan total skor

Uji validitas dilakukan dengan menggunakan program statistical package for social science (SPSS) for Windows versi 21.0. Hasil pengujian menunjukkan

validitas instrumen sebagian besar adalah valid (19 butir instrumen) sementara tiga butir lainnya tidak valid. Butir pertanyaan yang tidak valid didrop (dihilangkan) dari instrumen atau tidak digunakan dalam pengambilan data.

Penelitian ini menggunakan uji reliabilitas dengan metode Cronbach’s Alpha dan dikerjakan melalui program SPSS versi 21.0. Menurut Arikunto (2009) terdapat empat kategori yang menunjukkan hasil pengujian reliabilitas menggunakan Cronbach’a Alpha, yatu 1) nilai 0,00-0,20 berarti kurang reliabel; 2) nilai 0,21-0,40 berarti agak reliabel; 3) nilai 0,41-0,60 berarti cukup reliabel; 4) nilai 0,6-0,80 berarti reliabel, 5) nilai 0,81-1,00 berarti sangat reliabel.

Uji reliabilitas dilakukan berdasarkan peubah dalam instrumen, yang terdiri dari dua peubah yaitu peubah tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi dan peubah penerapan etika komunikasi. Hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap peubah tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi menunjukkan bahwa instrumen berada pada kategori reliabel, yaitu dengan nilai Cronbach’s Alpha = 0,663 > 0,6. Hasil uji reliabilitas pada peubah kedua memiliki nilai Cronbach’s Alpha = 0,828 > 0,6 yang menunjukkan bahwa peubah penerapan etika komunikasi adalah reliabel, dengan kategori sangat reliabel.

Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan teknik wawancara terstruktur menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner). Daftar pertanyaan terdiri dari tiga bagian, bagian pertama merupakan daftar pertanyaan terkait karakteristik responden yang terdiri dari karakteristik individu dan karakteristik keluarga, bagian kedua merupakan pertanyaan terkait tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi, dan bagian ketiga merupakan pertanyaan terkait penerapan etika komunikasi interpersonal.

Selain itu, pengumpulan data dilakukan melalui data mahasiswa berupa data jumlah mahasiswa berdasarkan jenis kelamin, program keahlian dan masa studi responden yang diperoleh dari bagian Data program Diploma IPB. Data lainnya yaitu data mengenai jumlah pelanggaran kedisiplinan mahasiswa yang terkait dengan etika berkomunikasi lainnya diperoleh dari komisi disiplin

�� =

n j 1 ) t - )(tj Xi - (Xij √

  n j n j 1 2 1 2 (tj-t) ) Xi - (Xij

27 mahasiswa program Diploma IPB. Sementara data mengenai profil Program Diploma IPB diperoleh melalui situs resmi Program Diploma IPB.

Analisis Data

Pengolahan hasil penelitian dengan statistik deskriptif digunakan pada penelitian kuantitatif deskriptif, yaitu penelitian kuantitatif yang bertujuan hanya menggambarkan gejala sosial apa adanya, tanpa melihat hubungan-hubungan yang ada. Sementara itu, penelitian eksplanasi yang ingin melihat hubungan- hubungan menggunakan analisis statistik inferensial (Bungin 2005). Analisis data pada penelitian ini menggunakan dua teknik seperti di atas, yaitu:

1. Teknik analisis data deskriptif yang digunakan adalah frekuensi dan presentase untuk menganalisis data pada peubah karakteristik individu, karakteristik keluarga, tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi, dan penerapan etika komunikasi.

2. Teknik analisis statistik inferensial digunakan untuk menganalisis hubungan antara karaktristik individu, krakteristik keluarga, tingkat pengetahuan dan sumber informasi mengenai etika komunikasi dengan penerapan etika komunikasi. Pada penelitian ini digunakan teknik korelasi Khi Kuadrat. Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut.

Keterangan:

Χ2o=khi Kuadrat

ƒo = frekuensi observasi

ƒℎ = frekuensi harapan

Teknik analisis inferensial lainnya yang digunakan adalah uji beda yang digunakan untuk melihat perbedaan karakteristik responden terhadap tingkat penerapan etika komunikasi. Uji beda dilakukan menggunkan uji Kruskal Wallis dan uji Mann Whitnney. Analisis korelasi dan analisis uji beda dilakukan dengan menggunakan program Statistical package for social science

(SPSS) for windows versi 21.0.

Dokumen terkait