Dalam analisis deskriptif, metode statistik yang dapat digunakan antara lain adalah nilai rata-rata, kisaran data atau nilai persentil. Untuk data kualitatif, nilai tersebut dapat diperoleh jika telah dilakukan pengkodean. Analisis deskriptif juga dapat dilakukan dengan melakukan skoring dan pembobotan, seperti pada Analisis SWOT (Strength, Weakness, Opportunity dan Threat). Pada SWOT skoring menunjukkan kondisi eksisting dari faktor yang diteliti,
4Dalam hubungan sebab akibat terdapat variabel yang mempengaruhi/
sedangkan bobot menunjukkan nilai penting dari masing- masing faktor.
5.1.1. Pengkodean
Pengkodean adalah proses pengubahan tanggapan verbal atau jawaban tertulis menjadi angka untuk memudahkan analisis, baik pada analisis deskripsi maupun inferensia. Pertanyaan yang diajukan dapat berupa pertanyaan terbuka atau pertanyaan tertutup. Pertanyaan terbuka dipilih untuk pengumpulan informasi awal jika tidak ada informasi terkait yang tersedia. Misal informasi mengenai mekanisme penawaran harga yang dilakukan petani, atau perlakuan petani terhadap limbah obat-obatan kimia. Pertanyaannya adalah "Apa yang Bapak/Ibu lakukan pada wadah bekas obat-obatan kimia?". Jawabannya beragam: dibuang di kebun, ditanam, dibakar, dijual dan dipakai lagi. Jawaban tersebut dapat langsung diberi kode 1 sampai 5 atau dikelompokkan lagi menjadi perlakuan "yang sesuai GAP, diberi kode 1" dan "yang tidak, diberi kode 0". Pertanyaan tertutup digunakan untuk pengumpulan informasi yang telah ada informasi awal. Misal informasi yang ingin diketahui adalah mengenai status lahan, dengan 3 pilihan: milik sendiri, sewa dan garap. Masing- masing diberi kode 1, 2 dan 3. Dengan kode tersebut maka analisis deskripsi seperti nilai rata-rata atau persentil akan mudah dilakukan. Informasi yang telah diubah dalam kode tersebut juga dapat dijadikan variabel untuk digunakan dalam estimasi persamaan.
5.1.2. Skor
Dalam Analisis SWOT skoring dihitung dengan rata-rata aritmatik dari nilai setiap jawaban responden. Misalkan tujuan penelitian adalah untuk menyusun strategi pengembangan padi organik. Strategi tersebut nantinya akan dilaksanakan oleh petani. Salah satu faktor yang diduga berpengaruh dan
dimasukkan dalam analisis adalah pencatatan kegiatan usahatani. Karena faktor tersebut dapat dikendalikan petani maka faktor tersebut menjadi faktor internal. Penilaian untuk tiap responden adalah mulai dari tidak ada pencatatan (skor 1) sampai sangat lengkap (skor 4). Catatan yang harus ada meliputi catatan mengenai biaya (yang mencakup penggunaan input), tingkat produksi, jumlah penjualan dan harga jual (termasuk kepada siapa hasil tersebut dijual). Jika total responden ada 100, maka nilai rata-rata aritmetik akan diperoleh dengan rumus
= ∑ ...(5.1) dimana Xiadalah skor responden i untuk faktor X (dalam hal
ini pencatatan usahatani) dan n adalah jumlah responden. Dengan demikian deskripsi dilakukan berdasarkan nilai rata- rata tersebut. Misal nilai rata-rata 2,1 menunjukkan bahwa secara umum petani sudah mulai punya catatan usahatani tetapi dalam cakupan yang sangat minim. Untuk mengetahui catatan apa saja yang paling banyak dilakukan dan tidak dilakukan, maka dapat dilengkapi dengan jumlah petani yang melakukan pencatatan untuk masing-masing dari keempat jenis catatan tersebut. Dengan demikian kesimpulan baik atau tidak baik, misalnya, dalam analisis deskripsi dapat lebih objektif dan konsisten.
5.1.3. Bobot
Dalam Analisis SWOT bobot dapat dihitung dengan rata- rata geometris dari nilai setiap jawaban responden. Misalkan selain pencatatan usahatani terdapat 6 faktor internal lain yang mempengaruhi yaitu luas lahan, pengalaman, tingkat produksi, tahapan pelaksanaan pertanian organik, ketersediaan modal dan pendapatan. Untuk mengetahui apakah setiap faktor tersebut memberi pengaruh yang sama, maka dilakukan pembobotan.
Salah satu teknik yang dapat digunakan adalah Teknik Komparasi Berpasangan (Pair Comparison) (Saaty, 1998 : 78), dengan membandingkan nilai penting setiap 2 faktor. Nilai penting tersebut bisa dari skala 1 sampai 3, sampai dengan skala 1 sampai 9. Hal tersebut sangat tergantung pada kemampuan responden untuk membedakan penilaian antar skala. Semakin rendah kemampuan responden untuk membedakan, maka akan semakin rendah skala yang digunakan. Kebanyakan petani hanya dapat membedakan dengan baik skala 1 sampai 3 sebagai berikut.
Tabel 5.1.Teknik Komparasi Berpasangan (Pair Comparison)
Skala Definisi Penjelasan
1 Kedua faktor sama pentingnya.
Dua faktor mempunyai pengaruh yang sama terhadap tujuan yang akan dicapai. 3 Satu faktor lebih
penting daripada faktor yang lainnya.
Pengalaman dan penilaian mempengaruhi satu faktor dibanding faktor lainnya. 2 Satu faktor sedikit
lebih penting daripada faktor yang lainnya.
Pengalaman dan penilaian sedikit mempengaruhi satu faktor dibanding faktor lainnya.
Dalam kasus ini perbandingan untuk seluruh faktor internal pada setiap responden akan disusun sebagai berikut (6 variabel dengan 21 perbandingan).
Tabel 5.2.Perbandingan Faktor Internal pada Setiap Responden
No Faktor Skala Nilai Faktor
1 Luas lahan 3 2 1 2 3 Pengalaman bertani 2 Luas lahan 3 2 1 2 3 Produksi padi
organik 3 Luas lahan 3 2 1 2 3 Tahapan
Pelaksanaan pertanian organik 4 Luas lahan 3 2 1 2 3 Pencatatan kegiatan
usahatani
5 Luas lahan 3 2 1 2 3 Ketersediaan modal 6 Luas lahan 3 2 1 2 3 Pendapatan 7 Pengalaman bertani 3 2 1 2 3 Produksi padi organik 8 Pengalaman bertani 3 2 1 2 3 Tahapan Pelaksanaan pertanian organik 9 Pengalaman
bertani 3 2 1 2 3 Pencatatan kegiatanusahatani 10 Pengalaman
bertani 3 2 1 2 3 Ketersediaan modal 11 Pengalaman bertani 3 2 1 2 3 Pendapatan 12 Produksi padi organik 3 2 1 2 3 Tahapan Pelaksanaan pertanian organik 13 Produksi padi
organik 3 2 1 2 3 Pencatatan kegiatanusahatani 14 Produksi padi
organik 3 2 1 2 3 Ketersediaan modal 15 Produksi padi organik 3 2 1 2 3 Pendapatan 16 Tahapan Pelaksanaan pertanian organik 3 2 1 2 3 Pencatatan kegiatan usahatani
No Faktor Skala Nilai Faktor 17 Tahapan Pelaksanaan pertanian organik 3 2 1 2 3 Ketersediaan modal 18 Tahapan Pelaksanaan pertanian organik 3 2 1 2 3 Pendapatan 19 Pencatatan kegiatan usahatani 3 2 1 2 3 Ketersediaan modal 20 Pencatatan kegiatan usahatani 3 2 1 2 3 Pendapatan 21 Ketersediaan modal 3 2 1 2 3 Pendapatan Sumber: Safitri dan Chalil (2013)
Untuk no 4 misalnya, jika menurut responden 1 lahan misalnya lebih penting dibandingkan dengan pencatatan maka yang dipilih adalah angka 3 yang terletak di kolom ketiga, di sebelah lahan. Kebalikannya perbandingan pencatatan terhadap lahan akan menjadi 1/3. Hasil dari seluruh jawaban untuk responden 1 dapat dirangkum dalam Tabel 5.3.
Tabel 5.3. Rangkuman Seluruh Jawaban Responden
Lahan Pengalaman Produksi Tahapan Pencatatan Modal Pendapatan
Lahan 1 2 1 1 3 1 1/3 Pengalaman 1/2 1 1/3 1 3 1/3 1/3 Produksi 1 3 1 2 3 1 1 Tahapan 1 1 ½ 1 2 2 1/3 Pencatatan 1/3 1/3 1/3 ½ 1 1/3 1/3 Modal 1 3 1 ½ 3 1 1 Pendapatan 3 3 1 3 3 1 1
Jika terdapat 100 responden maka akan diperoleh rangkuman jawaban seperti matriks pada Tabel 5.3. Untuk mendapatkan nilai rata-rata dari setiap perbandingan, misal perbandingan lahan dengan pencatatan, maka dilakukan perhitungan dengan rumus berikut.
= , , , … , ... (5.2) di mana seluruh X merupakan penilaian perbandingan lahan dengan pencatatan, X1 = nilai untuk responden 1, X2 = Nilai
untuk responden 2, X3 = Nilai untuk responden 3 dan Xn =
Nilai untuk responden n. Hasil untuk setiap perbandingan dapat dilihat pada Tabel 5.4.
Tabel 5.4. Hasil Penilaian Perbandingan
Lahan Pengalaman Produksi Tahapan Pencatatan Modal Pendapatan
Lahan 1 1.91 0.54 0.95 1.97 0.57 0.51 Pengalaman 0.52 1 0.43 0.68 1.81 0.35 0.35 Produksi 1.86 2.31 1 1.58 2.58 1.07 0.75 Tahapan 1.05 1.47 0.63 1 2.26 0.93 0.39 Pencatatan 0.51 0.55 0.39 0.44 1 0.42 0.44 Modal 1.76 2.88 0.93 1.07 2.38 1 0.56 Pendapatan 1.97 2.88 1.34 2.55 2.29 1.78 1 Total 9 13 5 8 14 6 4
Sumber: Safitri dan Chalil (2013)
Setelah diketahui nilai rata-rata geometris untuk setiap perbandingan, kemudian total nilai dari setiap kolom dinormalisasikan. Nilai rata-rata aritmatik dari setiap baris menjadi bobot dari setiap faktor.
Tabel 5.5. Hasil Normalisasi Nilai Rata-Rata
Lahan Pengalaman Produksi Tahapan Pencatatan Modal Pendapatan Rata-
Rata Lahan 0.12 0.15 0.10 0.11 0.14 0.09 0.13 0.12 Pengalaman 0.06 0.08 0.08 0.08 0.13 0.06 0.09 0.08 Produksi 0.21 0.18 0.19 0.19 0.18 0.18 0.19 0.19 Tahapan 0.12 0.11 0.12 0.00 0.16 0.15 0.10 0.13 Pencatatan 0.06 0.04 0.07 0.05 0.07 0.07 0.11 0.07 Modal 0.20 0.22 0.18 0.13 0.17 0.16 0.14 0.17 Pendapatan 0.23 0.22 0.25 0.31 0.16 0.29 0.25 0.24 Total 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 1.00 Sumber: Safitri dan Chalil (2013)
Dengan pembobotan yang demikian, maka dapat diperoleh kesimpulan yang konsisten. Artinya, jika misalnya A > B, dan B > C, maka A > C.