• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II KAJIAN TEORITIS

2.5 Evaluasi Situs Web

2.5.3 Metode Evaluasi Situs Web

Kualitas web akan sangat berpengaruh terhadap tingkat kepuasan pengguna. Semakin tinggi kualitas suatu web, maka akan semakin banyak pengguna yang mengakses web tersebut. Hal ini sesuai dengan penelitian Tarigan (2008: 34) yang menyatakan bahwa “dengan melakukan pengukuran suatu website mengunakan webqual dengan indikator kualitas informasi web, kualitas desain web serta kualitas penggunaan pada e–library mempengaruhi tingkat kepuasan pengguna”. Penelitian Tarigan mengenai e-library dengan metode webqual juga menyatakan bahwa suatu website dalam lingkungan akademis akan sangat berpengaruh terhadap kepuasan pengguna apabila faktor – faktor yang terdapat pada webqual atau kualitas website terutama kualitas penggunaan memiliki kualitas yang baik.

Pada dasarnya tercapainya kualitas website yang sempurna akan mendorong terciptanya kepuasan pengguna, karena kualitas website merupakan sarana untuk mewujudkan kepuasan pengguna dalam akses kedalam situs web. Kualitas website tentu dapat diwujudkan dengan menampilkan website yang sesuai dengan kriteria metode webqual sebagai alat ukur agar tercapainya kepuasan bagi pengguna.

Menurut Barnes (2002: 114) “WebQual merupakan salah satu metode atau teknik pengukuran kualitas website berdasarkan persepsi pengguna”. Metode ini merupakan pengembangan dari ServQual Zeithaml yang sebelumnya banyak digunakan pada pengukuran kualitas jasa. WebQual sudah mulai dikembangkan sejak tahun 1998. WebQual disusun berdasarkan penelitian pada tiga area yaitu; (1) Usability dari human computer interaction.

Usability adalah suatu atribut kualitas yang menjelaskan atau mengukur seberapa mudah penggunaan suatu antar muka (interface). Usability juga mengacu kepada metode untuk meningkatkan kemudahan penggunaan selama proses perancangan.

Menurut Barnes (2002: 115), “Usability adalah mutu yang berhubungan dengan rancangan site, sebagai contoh penampilan, kemudahan penggunaan, navigasi dan gambaran yang disampaikan kepada pengguna”. Adapun dimensi kemudahan penggunaan situs web (usability), dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 2. Dimensi Kemudahan Penggunaan (usability)

No. Deskripsi Indikator

1. Pengguna merasa mudah untuk mempelajari pengoperasian website 2. Interaksi antara website dengan pengguna jelas dan mudah dipahami 3. Pengguna merasa mudah untuk bernavigasi dalam website

4. Pengguna merasa website mudah untuk digunakan 5. Website memiliki tampilan yang menarik

6. Desain sesuai dengan jenis website 7. Website mengandung kompetensi

8. Website menciptakan pengalaman positif bagi pengguna Sumber: Barnes (2002: 115)

(2) Kualitas informasi dari penelitian system informasi (Information Quality) Kualitas dari suatu informasi (quality of information) pada dasarnya tergantung dari tiga hal, yaitu informasi harus akurat (accurate), tepat pada waktunya (timely basis), dan relevan (relevance).

Menurut Barnes (2002: 115), “Information Quality adalah mutu dari isi yang terdapat pada site, pantas tidaknya informasi untuk tujuan pengguna seperti akurasi, format dan keterkaitannya”. Adapun dimensi kualitas

informasi (information quality) tersebut, dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 3. Dimensi kua litas informasi (information quality)

No. Deskripsi Indikator

1. Menyediakan informasi yang akurat

2. Menyediakan informasi yang dapat dipercaya 3. Menyediakan informasi yang tepat waktu 4. Menyediakan informasi yang relevan

5. Menyediakan informasi yang mudah dipahami

6. Memberikan informasi pada tingkat detail yang tepat 7. Menyajikan informasi dalam format yang sesuai

Sumber: Barnes (2002: 115)

(3) Interaksi dan kualitas layanan dari penelitian kualitas system informasi (Service Interaction Quality).

Konsep kualitas layanan pada dasarnya adalah suatu standar kualitas yang harus dipahami di dalam memberikan pelayanan yang sebenarnya tentang pemasaran dengan kualitas layanan.

Barnes (2002: 115) mengemukakan pengertian service interaction quality yaitu:

Service Interaction Quality adalah mutu dari interaksi pelayanan yang dialami oleh pengguna ketika mereka menyelidiki kedalam site lebih dalam, yang terwujud dengan kepercayaan dan empati, sebagai contoh isu dari keamanan transaksi dan informasi, pengantaran produk, personalisasi dan komunikasi dengan pemilik site.

Adapun dimensi Kualitas Interaksi (interaction quality) tersebut, dapat diketahui pada tabel di bawah ini:

Tabel 4. Dimensi Kualitas Interaksi (interaction quality)

No. Deskripsi Indikator

1. Website memiliki reputasi yang baik

2. Pengguna merasa aman untuk melakukan transaksi 3. Pengguna merasa aman terhadap informasi pribadinya 4. Website memberi ruang untuk personalisasi

5. Website memberikan ruang untuk komunitas

6. Website memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dengan organisasi

7. Pengguna merasa yakin bahwa barang/jasa akan dikirim sebagaimana yang telah dijanjikan

2.5.3.2 Webometrics

Sistem perangkingan universitas di seluruh dunia ada beberapa macam jenis dan Webometrics adalah salah satunya. Webometrics merupakan sistem perangkingan universitas sedunia berbasis web. Supradono (2010: 10) mengemukakan bahwa:

Webometrics Rangking of Word University (WRWU) secara resmi

diluncurkan pada tahun 2004. Peringkat Webometric ini diterbitkan dua kali setahun (Januari dan Juli), oleh Laboratorium Cybermetric milik The Consejo Superior de Investigaciones Cientificas (CSIC). CSIC merupakan lembaga penelitian terbesar di Spanyol. Mencakup lebih dari 18.000 Institusi Pendidikan Tinggi di seluruh dunia. Kehadiran webometric yang dapat mengukur aktivitas dan visibilitas dari institusi serta merupakan indikator yang baik yang berdampak pada prestise universitas. Pemeringkatan merangkum kinerja global Universitas, memberikan informasi bagi calon mahasiswa dan cendekiawan, dan mencerminkan komitmen untuk penyebaran pengetahuan ilmiah.

Webometric adalah salah satu perangkat untuk mengukur kemajuan perguruan tinggi melalui Websitenya. Sebagai alat ukur (Webomatric) sudah mendapat pengakuan dunia termasuk di Indonesia. Peringkat Webometric dapat diakses dengan cara mudah, dan terbuka, ada di

Menurut Thelwall (2009) yang dikutip oleh Muntashir (2012: 40), “Webomerics berkaitan dengan aspek-aspek pengukuran web, situs web, halaman web, bagian dari halaman web, kata-kata dalam halaman web, hyperlink, hasil pencarian dari mesin pencari web”. Perkembangan ini diikuti oleh fenomena web sebagai media komunikasi dan dokumen yang terekam dalam format web. Analisis webometrics merupakan salah satu alat penting yang digunakan untuk mengukur secara kuantitatif dari aktivitas suatu web. Kajian webometrics sering juga disebut analisis kuantitatif dari fenomena web.

Kajian webometrics mengadopsi metode yang digunakan oleh ilmu perpustakaan dan informasi terutama pendekatan bibliometrika. Pernyataan ini menunjukan kajian Webometrics merupakan kajian yang mengunakan metode dari berbagai disiplin termasuk metode bibliometrika yang digunakan dalam kajian ilmu perpustakaan dan informasi. Bjorneborg dan Ingwersen menggambarkan keterkaitan antara kajian ilmu perpustakaan dan informasi dari Informetrics,

Bibliometrics, Scientometrics hingga webometrics. Serta menggambarkan ketumpang tindihan dari bidang kajian tersebut.

Gambar 1. Hubungan disiplin antara Infor-biblio-/sciento-/cyber-/webo-metrics.

Sumber: Thelwall: 2005

Dari gambar di atas menunjukkan bahwa webometrics merupakan bagian kajian informetrics, dengan memanfaatkan metode bibliometrics serta scientometrics. Cybermetrics merupakan kajian yang lebih luas dibandingkan dengan webometrics.

a. Tujuan Webometrics

Tujuan dari peringkat ini adalah untuk mempromosikan kehadiran web akademik, mendukung inisiatif Open Access untuk meningkatkan secara signifikan transfer pengetahuan ilmiah dan budaya yang dihasilkan oleh perguruan tinggi. Tujuannya bukan untuk mengevaluasi website, desain atau kegunaan atau popularitas isinya sesuai dengan jumlah kunjungan atau pengunjung. Indikator web dianggap sebagai proxy dalam evaluasi, benar komprehensif, mendalam kinerja global Universitas, dengan mempertimbangkan kegiatan dan output dan relevansi dan dampaknya

Web merupakan objek dalam kajian Webometrics, dengan demikian gabungan dari kontruksi serta sisi penggunaan dari web menjadi bahan kajian.

b. Lingkup kajian Webometrics

Ada empat cakupan penelitian dalam Webometrics yang dikemukakan oleh Bjorneborn dan Ingwersen yang dikutip oleh Muntashir (2012: 41) yaitu ;

1) Analisis konten halaman web, 2) Analisis struktur link web,

3) Analisis penggunaan web (memasukan log file dari pemakai, pencarian dan prilaku penelusuran),

4) Analisis teknologi Web (termasuk kemampuan mesin pencari).

Dalam merangking, webometrics melibatkan beberapa search engine antara lain: mesin pencari umum Google, Yahoo, Live (MSN)/Bing, Exalead, dan ilmiah khusus database Google Scholar dengan memperhatikan kriteria-kriteria sebagai berikut:

Tabel 5. Kriteria Penilaian World Class University menurut Webometrics

No. Kriteria Definisi Bobot

(%)

1 Size (Ukuran) Jumlah halaman elektronik dalam suatu

website universitas yang terindeks oleh 4 (empat) mesin pencari yaitu: Yahoo, Google, Live Search dan Exalead.

20

2 Visibility

(Keternampakan)

Jumlah link ekternal yang berkaitan dengan universitas dan seluruh sivitas akademiknya yang dapat diakses melalui mesin pencari di atas.

Visibility bukan berarti hit, tapi jumlah total link yang dibuat oleh situs lain yang menunjuk ke suatu situs.

50

3 Rich Files (Dokumen)

Ketersediaan dokumen-dokumen dari artikel akademik suatu universitas yang dapat diekstrak dari internet, baik dalam format: Word Document (.doc); Adobe Acrobat (.pdf); Microsoft power Point (.ppt) maupun Adobe Postcript (.ps).

15

4 Scholar (Pakar) Jumlah publikasi elektronik baik berupa jurnal, academic report dan academic item lainnya dari suatu website universitas dan terindeks oleh google scholar.

15

Total 100

Sumber: Taryana (2011: 1)

Berikut merupakan metode pengukuran Webometric (Webometric rank) menggunakan perhitungan (Wahono, 2008 : 1):

Handayani (2013: 1) mengemukakan pendapatnya mengenai parameter Visibility, Size, Rich Files dan Scholar sebagai berikut:

1. Parameter Visibility (V)

Visibility adalah Jumlah link ekternal yang berkaitan dengan universitas dan seluruh sivitas akademiknya yang dapat diakses melalui mesin pencari. Visibility bukan berarti hit, tapi jumlah total link yang dibuat oleh situs lain yang menunjuk ke suatu situs.

Untuk memperoleh nilai visibility dapat dilakukan dengan mengetikan keyword: linkdo main:[alamat domain][spasi]-site:[alamatdomain] Contoh: “ugm.ac.id” -site:ugm.ac.id

“ui.ac.id” -site:ui.ac.id “itb.ac.id” -site:itb.ac.id 2. Parameter Size (S)

Size adalah banyaknya halaman dalam suatu domain yang diindeks oleh mesin pencari Google, Yahoo, Bing/ Live Search, Exalead. Terdapat empat search engine utama yang digunakan dalam perangkingan, dimana cara memperoleh nilai Size adalah dengan mengetikkan keyword: site:[alamat domain]

Contoh: site:ugm.ac.id. site:ui.ac.id site:itb.ac.id 3. Parameter Rich Files (R)

Rich files (R) adalah banyaknya file PDF, PS, DOC, dan PPT dalam suatu domain yang diindeks oleh Google.

Cara memperoleh nilai Rich Files dari search engine adalah dengan mengetikkan keyword: site:domain (spasi) filetype:format dokumen Contoh: site:ugm.ac.id filetype:pdf.

site:ui.ac.id filetype:pdf site:itb.ac.id filetype:pdf 4. Parameter Scholar (Sc)

Scholar (Sc) adalah banyaknya karya ilmiah dalam suatu domain yang diindeks oleh Google Scholar. Cara mengukur : Masuk ke url: http://scholar. google.com. Ketikan parameter berikut: site:[alamat domain] parameter : articles and patents, since 1992, dan includes citations.

Namun mulai Webometrics Juli 2012, parameter penilaian berubah. Menurut Hidayat (2012: 1), ada empat komponen yang menjadi indikator utama dari penilaian Webometrics ini, yaitu: Presence (20%), Impact (50%), Openness (15%), dan Excellence (15%).

1) Excellence (Keunggulan) merupakan jumlah artikel-artikel ilmiah publikasi perguruan tinggi yang bersangkutan yang terindeks di Scimago Institution Ranking dan di Google Scholar. Pada versi sebelumnya disebut Scholar.

2) Presence (Keberadaan) adalah banyaknya jumlah halaman website (html) dan halaman dinamik yang ada pada sebuah domain ataupun subdomain dari suatu universitas yang terindeks oleh mesin pencari (Google). Pada edisi sebelumnya disebut Size.

3) Impact (Dampak) merupakan jumlah eksternal link yang unik (jumlah backlink) yang diterima oleh domain web universitas (inlinks) yang tertangkap oleh mesin pencari (Google). Versi sebelumnya disebut Visibility. Data link visibilitas diperoleh dari dua penyedia informasi ini, yaitu Majestic SEO dan Ahrefs.

4) Openness (Keterbukaan) merupakan jumlah file dokumen jurnal, artikel ilmiah ataupun penelitian yang yang online di bawah domain website universitas yang tertangkap oleh mesin pencari (Google Scholar). Memperoleh status World Class University adalah impian setiap perguruan tinggi, untuk mewujudkan impian tersebut tentu saja terdapat kriteria dan lembaga pengekreditasinya. Saat ini beberapa institusi yang telah mantap dan diakui dunia sebagai lembaga pengakreditasi world class university antara lain:

1. The Times Higher Education - Quacquarelli Symonds (THE-QS)

Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings adalah salah satu institusi yang menerbitkan daftar universitas peringkat dunia secara periodik selain Shao Jiao Tong University (SJTU), Webometrics, dan Times Higher Education Supplements (THES). QS World University Rankings dikelola oleh Quacquarelli Symonds Limited. Lembaga ini pada awalnya menerbitkan peringkat universitas dunia bersama Times Higher Education (THE) dengan tajuk THE-QS World University Rankings.

Tujuan dari adanya Time Higher Education Supplement (THES) World Universty Rangking ini ialah mengetahui dan mengenali universitas-universitas sebagai organisasi multidimensi serta untuk menyediakan perbandingan secara global agar menjadi universitas berkelas dunia. Adanya World Class University ini tentu dirasakan manfaatnya bagi universitas-universitas di seluruh dunia. Suatu universitas akan lebih dikenal oleh dunia internasional yang imbasnya bisa pada berbagai hal. Misalnya, dengan adanya peringkat ini, banyak calon mahasiswa asing yang ingin belajar di universitas top dunia tersebut. Selain itu, peringkat universitas ini akan berimbas pada peningkatan kualitas dari universitas itu sendiri. Dengan adanya peringkat universitas ini, banyak upaya yang dilakukan universitas-universitas di seluruh dunia agar universitas-universitas tersebut dapat

digalakkan, pembenahan kualitas dosen dan mahasiswa melalui metode pengajaran yang selalu diperbaiki pun dilakukan. Peringkat dalam World Class University ini seharusnya dapat bermanfaat bagi perkembangan pendidikan terutama di universitas di seluruh dunia tidak hanya menjadi suatu kebanggaan atau ‘gelar bergengsi’ semata.

Menurut Melisa (2008: 1), ada empat pilar kunci dari pendekatan universitas kelas dunia, yaitu:

1. Kualitas Penelitian (Research quality) ialah indikator yang menunjukkan seberapa baik publikasi hasil penelitian suatu universitas. Jika suatu universitas merupakan pusat keunggulan dari multidisiplin ilmu maka universitas tersebut akan dikenal oleh seluruh dunia karena telah berkontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan. Indikator ini juga dapat dilihat dari kualitas peneltian, produktivitas (banyaknya paper yang dipublikasikan), penghargaan yang diperoleh, bahkan awards seperti penerima hadiah Nobel atau fields medals.

2. Kualitas Pengajaran (Teaching quality) ialah seberapa baik metode pengajaran yang dilakukan termasuk fasilitas pengajaran.

3. Kesiapan Kerja Lulusan (Graduate employability) ialah indikator yang menunjukkan seberapa baik lulusan universitas dapat bekerja dalam berbagai bidang serta seberapa besar gaji mereka.

4. Pandangan Internasional (International outlook) ialah indikator yang menunjukkan apakah universitas tertentu dapat berkontribusi tidak hanya bagi negaranya tetapi juga bagi negara lain yang dilihat dari proporsi mahasiswa asing, staf asing, mahasiswa pertukaran pelajar, serta kekuatan hubungan internasional dengan universitas lainnya di seluruh dunia.

2. Academic Ranking of World Universities (ARWU)

Academic Ranking of World Universities

perangkingan yang dilakukan oleh Institute of Higher Education, Shanghai Jiao Tong University (IHE-SJTU) Cina. Termasuk salah satu sistem perangkingan universitas yang cukup valid, dengan teknik dan metodologi yang diakui oleh dunia akademisi internasional. Kerja dari tim ARWU ini melahirkan study group bernama International Rankings Expert Group serta konferensi bertaraf internasional bernama International Conference on World-Class Universities. ARWU mulai mempublikasikan rangking universitas di tahun 2003, dan mengupdate setiap tahun rangking universitas di dunia. Pada tahun 2007, fitur perangkingan mulai ditambahi dengan rangking universitas di lima bidang ilmu yaitu Natural Sciences and Mathematics (SCI), Engineering/Technology and

Computer Sciences (ENG), Life and Agriulture Sciences (LIFE), Clinical Medicine and Pharmacy (MED), dan Social Sciences (SOC).

Menurut Wahono (2007: 1), Rangking ARWU dihitung berdasarkan 6 faktor utama, yaitu:

1. Alumni: Total jumlah alumni yang mendapatkan penghargaan nobel meraih (weight) berdasarkan kebaruan tahun mendapatkan penghargaan tersebut. Semakin lama mendapatkan penghargaan, semakin kecil bobot prosentase nilainya.

2. Award: Total jumlah staff saat ini yang mendapatkan penghargaan nobel serta merai sama dengan Alumni.

3. HiCi: jumlah peneliti (dosen) yang mendapatkan nilai citation tinggi (high cited researcher) alias penelitiannya banyak dikutip oleh peneliti lain, dalam 20 kategori subyek berdasarkan publikasi resmi dari

4. PUB: Jumlah artikel yang diindeks oleh Science Citation Index-Expanded dan Social Science Citation Index

5. TOP: Prosentase artikel yang dipublikasikan dalam top 20% journal internasional dari berbagai bidang ilmu. Penentuan top 20% journal adalah berdasarkan nilai impact factors dari Journal Citation Report

6. Fund: Jumlah total anggaran biaya penelitian dari sebuah universitas. Data didapatkan dari negara dimana universitas berada dan dari institusi-intitusi pemberi dana penelitian.

2.6 Peranan Perpustakaan dalam Meningkatkan Perangkingan Webometrics