• Tidak ada hasil yang ditemukan

LANDASAN TEOR

3.5. Pemindahan Bahan (Material Handling)

3.6.4.3. Metode graph-based construction

Metode graph-based construction dimulai dengan membuat diagram hubungan kegiatan. Apabila dalam metode relationship diagramming menggunakan huruf A, E, I, O, U, X untuk menunjukkan bobot keterkaitan, maka metode ini menggunakan angka 1, 2, 3, dan seterusnya20

a. Dari diagram hubungan, dipilih hubungan departemen yang memiliki bobot paling besar. Dengan demikian, telah terdapat dua buah departemen yang dimasukan dalam grafik.

. Departemen yang memiliki tingkat hubungan tertinggi memiliki bobot tertinggi pula. Prosedur dalam metode grafik adalah:

b. Langkah selanjutnya adalah menentukan departemen ketiga. Departemen ketiga dipilih berdasarkan jumlah bobot dari dua departemen yang telah terpilih kemudian dimasukkan kedalam grafik. Proses ini dilakukan hingga departemen n terpilih untuk ditempatkan dalam tata letak.

c. Setelah menentukan letak departemen dan membuat grafik, langkah terakhir adalah membuat blok layout. Block layout dibuat berdasarkan grafik yang telah dibuat sebelumnya.

3.7. Pengukuran Waktu Kerja dengan Jam Henti (Stopwatch Time Study)

Pengukuran waktu kerja dengan jam henti diperkenalkan pertama kali oleh Frederick W. Taylor sekitar abad 19 yang lalu. Metode ini terutama baik sekali diaplikasikan untuk pekerjaan-pekerjaan yang berlangsung singkat dan berulang- ulang (repetitive). Secara garis besar, langkah-langkah untuk pelaksanaan pengukuran waktu kerja dengan jam henti ini dapat diuraikan sebagai berikut21 a. Defenisikan pekerjaan yang akan diteliti untuk diukur waktunya dan

beritahukan maksud dan tujuan pengukuran ini kepada pekerja yang dipilih untuk diamati.

:

b. Catat semua informasi yang berkaitan erat dengan penyelesaian pekerjaan seperti layout, karakteristik/spesifikasi mesin atau peralatan kerja lain yang digunakan.

c. Bagi operasi kerja dalam elemen-elemen kerja sedetail-detailnya tapi masih dalam batas-batas kemudahan untuk pengukuran waktunya.

21

Sritomo Wignjosoebroto, Ergonomi: Studi Gerak dan Waktu, (Jakarta: PT. Guna Widya, 1995), p. 175.

d. Amati, ukur dan catat waktu yang dibutuhkan oleh operator untuk menyelesaikan elemen-elemen kerja tersebut.

e. Tetapkan jumlah siklus kerja yang harus diukur dan dicatat. Teliti apakah jumlah siklus kerja yang dilaksanakan ini sudah memenuhi syarat atau tidak? Tes pula keseragaman data yang diperoleh.

f. Tetapkan rate of performance dari operator saat melaksanakan aktivitas kerja yang diukur dan dicatat waktunya tersebut. Rate of performance ini ditetapkan untuk setiap elemen kerja yang ada dan hanya ditujukan untuk performance operator.

g. Sesuaikan waktu pengamatan berdasarkan performance kerja yang ditunjukkan oleh operator tersebut sehingga akhirnya akan diperoleh waktu kerja normal.

h. Tetapkan waktu longgar (allowance time) guna memberikan fleksibilitas. i. Tetapkan waktu kerja baku (standar time) yaitu jumlah total antara waktu

normal dan waktu longgar.

Langkah-langkah sistematis dalam kegiatan pengukuran kerja dengan jam henti dapat dilihat pada gambar 3.6. dibawah ini.

LANGKAH PERSIAPAN

a. Pilih dan defenisikan pekerjaan yang akan diukur dan akan ditetapkan waktu standarnya.

b. Informasikan maksud dan tujuan pengukuran kerja kepada pekerja

c. Pilih operator dan catat semua data yang berkaitan dengan sistem operasi kerja yang akan diukur waktunya

ELEMENTAL BREAKDOWN

Bagi semua kegiatan yang berlangsung ke dalam elemen- elemen kegiatan sesuai dengan aturan yang ada

PENGAMATAN DAN PENGUKURAN

a. Laksanakan pengamatan dan pengukuran sejumlah N pengamatan untuk setiap siklus kerja.

b. Tetapkan performance rating dari kegiatan yang ditunjukkan operator

UJI KESERAGAMAN DAN KECUKUPAN DATA a. Uji Keseragaman data:

- Common sense - Batas-batas kontrol b. Uji Kecukupan data

N’≤N

N’ =N+n Tidak

Waktu rata-rata Ya Buang data ekstrim

Waktu Normal

Waktu Baku

Sumber : Sritomo Wignjosoebroto (1995 : 176)

Gambar 3.8. Langkah-langkah Pengukuran Kerja dengan Metode Stopwatch Time Study

Uji keseragaman data perlu dilakukan terlebih dahulu sebelum data tersebut digunakan untuk menetapkan waktu baku. Uji keseragaman data bisa dilaksanakan dengan cara visual dan menggunakan peta kontrol (control chart)22

Batas kontrol atas (BKA) dan batas kontrol bawah (BKB) untuk jumlah sampel di atas 30 dengan tingkat kepercayaan tertentu ditentukan dengan rumus

. Uji keseragaman data secara visual dilakukan hanya dengan melihat data yang terkumpul dan seterusnya mengidentifikasikan data yang terlalu ekstrem. Data yang terlalu ekstrem adalah data yang terlalu besar atau terlalu kecil dan jauh menyimpang dari tren rata-rata. Data yang terlalu ekstrem tidak dimasukkan dalam perhitungan selanjutnya.

Peta kontrol (control chart) adalah suatu alat yang tepat guna dalam menguji keseragaman data yang diperoleh dari pengamatan. Data dikatakan seragam bila berada diantara kedua batas kontrol, yaitu batas kontrol atas dan batas kontrol bawah. Data dikatakan tidak seragam jika berada di luar batas kontrol. 23 x z x+ σ : BKA = BKB = xzσx

Untuk jumlah sampel di bawah 30 dengan tingkat kepercayaan tertentu, maka batas kontrol atas dan batas kontrol bawah ditentukan dengan rumus:

BKA = x+tσx

22

Ibid., p. 200.

23

Niebel, Benjamin, Method, Standards and work Design, (USA: Mc.Graw-Hill Companies, Inc., 1999), p. 340.

BKB = xtσx

dimana, x = Harga rata-rata sub grup

z = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan yang diambil pada kurva normal.

t = Harga indeks yang besarnya tergantung pada tingkat kepercayaan yang diambil pada sebaran student-t..

x

σ

3 = Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup

Standar deviasi dari distribusi harga rata-rata sub grup dihitung dengan rumus: 1 ) ( ' 1 ' 2 − − = =

n x x n n x σ i σ

dimana, σ = Standar deviasi dari waktu penyelesaian n’ = Jumlah sub grup

n = Banyaknya pengamatan yang dilakukan

xi = Waktu penyelesaian yang teramati selama pengukuran

3.7.2. Uji Kecukupan Data

Aktivitas pengukuran kerja pada dasarnya merupakan proses sampling, semakin besar jumlah pengamatan yang dilakukan maka akan semakin mendekati kebenaran akan data waktu yang diperoleh.

Untuk menetapkan jumlah pengamatan yang seharusnya dilakukan (N’) maka harus diputuskan dahulu berapa tingkat kepercayaan (concidence level) dan derajat ketelitian (degree of accuracy). Di dalam aktivitas pengukuran kerja

biasanya akan diambil 95% tingkat kepercayaan dan 5% derajat ketelitian. Hal ini berarti bahwa sekurang-kurangnya 95 dari 100 harga rata-rata dari waktu yang diukur akan memiliki penyimpangan tidak lebih dari 5%. Dengan demikian formula tersebut dapat ditulis sebagai berikut24

( )

2 2 2 40 '         =

X X X N N :

3.7.3. Penentuan Waktu Normal dan Waktu Baku

Dokumen terkait