• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

D. Metode Guru PAI

Guru PAI mencoba mengadakan beberapa cara untuk memperbaiki akhlak siswi SMP Negeri 1 Bawen diantaranya :

1. Mengadakan Kajian

Kajian ini dalam bentuk Halaqoh, setiap hari jumat secara bergilir setiap kelas, kajian yang dibahas fiqih wanita, memberikan gambaran pada sisiwi- siswi tentang sikap dan akhlak sebagai seorang muslim, setiap siswi wajib hadir , namun hal ini kurang efektif karena kajian ini hanya dilakukan oleh seorang guru agama tanpa ada bantuan dari guru yang lain, lokasi mushola yang kecil hanya bisa menampung 3 kelas,sehingga setiap siswa hanya dapat mengikuti kajian sebulan sekali.

37

Sahabat dapat memberikan inspirasi yang sangat luar biasa, maka sudah selayaknya memperbaiki akhlak dengan membaca kisah-kisah tersebut dari mereka kita bisa belajar tentang makna hidup, untuk membangkitkan semangat membaca maka guru PAI mewajibkan para siswi membuat literasi tentang para sahabat,tetapi hal ini ada kendala karena perpustakaan di SMP Negeri 1 Bawen hanya memilki sedikit koleksi buku – buku agama.

3. Guru PAI juga mencoba menanamkam akhlak yang baik dengan membaca Asmaul Husna sebelum memulai pembelajaran, tetapi hal ini mendapat kritikan dari beberapa guru yang beragama lain, mereka menyarankan jika akan membaca asmaul Husna sebaiknya ketika pelajaran Agama Islam saja, karena hampir separo dari staf dan guru di SMP Negeri 1 Bawen beragama Nasrani, mereka tidak bisa menungguin anak membaca asmaul Husna didalam kelas.

38

Catatan-catatan Lapangan Catatan Lapangan 1

Metode pengumpulan Data: Wawancara

Hari/Tanggal : Kamis, 2 Februari 2017 Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen

Sumber Data : Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Bapak. Alif Zamroni,S.Pd Diskripsi Data:

Wawancara ini merupakan wawancara pertama yang dilakukan peneliti untuk menelusuri kesesuaian tema yang diangkat dengan kondisi dilapangan. Wawancara dilakukan terhadap dua informan yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Bapak. Alif Zamroni,S.Pd dan dilakukan di ruang Wakabid Kesiswaan dan Humas.

Dari wawancara tersebut terungkap bahwa secara umum perilaku siswa SMP Negeri 1 Bawen tidak mengkhawatirkan artinya mereka tidak sampai melakukan perbuatan yang sampai disebut sebagai kriminal. Walaupun begitu, masih ada beberapa siswa yang melanggar peraturan sekolah seperti terlambat masuk sekolah, tidak memakai seragam lengkap, bergaul dengan lawan jenis di media sosial dengan tanpa batasan yang jelas, mencurahkan segala emosinya pada jejaring sosial tanpa disensor telebih dahulu, dan lain-lain.

39

Negeri 1 bawen memiliki akun dan masih menjadi trend remaja saat ini. Untuk saat ini terhadap siswa yang mengakses facebook, guru PAI berusaha untuk memberikan perhatian penuh terhadap mereka selama disekolah atau ketika pembelajaran berlangsung.

Interprestasi:

Dari data diatas menunjukan bahwa trend facebook pada peserta didik SMP Negeri 1 Bawen khususnya di kelas VIII cukup menjadi perhatian dan perlu ditelusuri lebih lanjut berkaitan dengan apakah memang facebook memiliki dampak negatif bagi mereka atau tidak. Dari wawancara awal tersebut, paling tidak ada tiga hal yang dapat dikategorikan sebagai akhlak buruk yaitu melanggar peraturan sekolah, tidak mengenakan busana muslimah saat berada di luar sekolah dan permasalahan yang lebih kompleks yang ada pada jejering sosial yang dimiliki siswa. Hal tersebut kemudian dijadikan oleh peneliti sebagai data awal dalam penelitian ini.

40

Catatan Lapangan 2

Metode pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan Dokumetasi

Hari/Tanggal : Senin, 6 Februari 2017 Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen Sumber Data : Bapak Alif Zamroni, S.Pd

Diskripsi Data:

Wawancara kedua yaitu dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan Bapak Alif Zamroni, S.Pd. Wawancara yang dilakukan di ruang Wakabid Al-Islam dan Humas ini dilakukan untuk memperoleh informasi letak geografis, keadaan lingkungan sekolah dan sejarah berdiri dan proses perkembangan SMP Negeri 1 Bawen

Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa SMP Negeri 1 Bawen adalah lembaga pendidikan formal yang berada dibawah kemendikbud.Sejarah berdirinya Pada awal tahun 1983, di Kelurahan Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, sebagian besar masyarakat mendorong putra - putri untuk menjadi siswa pesantren.karena sekolah umum pada waktu itu lokasinya sangat jauh dari pemukiman warga. Sehingga muncul gagasan dari masyarakat untuk mendirikan sekolah.LKMD desa Harjosari dan perangkat desa menindak lanjuti gagasan masyarakat untuk mendirikan SMP Negeri di wilayah Bawen

41

dengan mengajukan proposal yang diajukan melalui pemerintah daerah pada waktu itu.

Pengajuan proposal oleh masyarakat mendapat tanggapan yang positip pemerintah Kab Semarang dan pada tahun 1983 dibangun Gedung SMP Negeri 1 Bawen kabupaten Semarang dengan ruang belajar sejumlah 3 ruang dan jumlah siswa 98 orang.Saat ini SMP Negeri 1 Bawen memiliki siswa 928 dengan jumlah guru dan staf 53 orang.

42

Catatan Lapangan 3

Metode pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan Dokumetasi Hari/Tanggal : Selasa, 13 Februari 2017

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen

Sumber Data : Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita Dewi,S.Pd.I selaku guru Agama Islam

Diskripsi Data:

Informan adalah salah seorang guru PAI yang mengampu mata pelajaranPAI yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita Dewi,S.Pd. Wawancara ini dilakukan di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bawen dan bertujuan untuk memperoleh data tentang pengetahuan guru PAI seputar facebook, tanggapan atau respon guru PAI terhadap trend facebook bagi anak remaja, dan seputar kebijakan-kebijakan yang diambil.

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswi kelas VIII yaitu Indriana Primatasari dan Yulia Latifa. Terhadap kedua siswi tersebut, peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk memperoleh data tentang pengalaman-pengalaman selama memiliki akun facebook, durasi dalam membuka facebook dan beberapa informasi tambahan terkait dengan facebook yang dapat menguatkan data yang telah dihimpun peneliti sebelumnya.

43

Dari wawancara tersebut, terungkap bahwa beberapa guru PAI telah memiliki akun facebook yang digunakan untuk menyambung silaturahmi dengan saudara jauh maupun teman lama. Akun miliki guru tersebut juga berteman dengan beberapa siswi kelas VIII. Akan tetapi, akunfacebook tersebut jarang dibuka karena kesibukan sehari-hari yang tidak memungkinkan untuk mengakses facebook setiap hari. Menyikapi trend facebook sekarang, Bapak Ahmad Saefudin berkomentar bahwa tidak semua dampak facebook itu negatif, akan tetapi memang tidak bisa dipungkiri kalau kecenderungan dari dampak facebook adalah negatif. Dan yang paling ditakutkan dari dampak negatif facebook adalah ketika anak-anak tidak selektif memilih teman di facebook, soalnya banyak juga media yang memberitakan tentang diculiknya remaja atau penipuan-penipuan sebab daripada berteman dengan orang tak dikenal difacebook.Sedangkan dalam konteks remaja siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Bawen bahwa silahkan memiliki dan mengakses facebook, yang penting mereka tidak melanggar peraturan sekolah. Walaupun begitu, jika ada hal-hal yang melebihi batas, maka kami sebagai guru wajib memberi peringatan kepada mereka dan alhamdulilah selama ini belum ada kasus yang muncul dan mencemaskan di SMP Negeri 1 Bawen berkaitan dengan dampak facebook.

Dalam mengakses facebook, biasanya mereka menggunakan ponsel. Kami tidak melarang siswa untuk membawa ponsel selama tidak digunakan ketika pembelajaran berlangsung. Soalnya kami membolehkan mereka untuk mempermudah komunikasi dengan orang tua di rumah ketika saat pulang sekolah.

44

Walaupun begitu kami dan guru PAI juga tetap mengontrol mereka dalam menggunakan ponsel ketika di sekolah, dengan cara menitipkan ponsel itu ke BK atau wali kelas

Wawancara dengan siswi kelas VIII diperoleh informasi bahwa hampir semua siswi kelas VIII itu memiliki akun facebook. Tetapi kadang sebagian dari mereka rajin mengakses facebook dan sebagian lain tidak. Biasanya Indriana mengakses facebook ketika ada kejadian menarik baru kemudian membuat status di facebook. Dia juga pernah dichating orang tak dikenal ketika sedang online. Sedangkan Yulia lebih sering mengakses facebook pada waktu istirahat sekolah via ponsel.

45

Catatan Lapangan 4

Metode pengumpulan Data: Wawancara Hari/Tanggal : Senin, 6 Maret 2017

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen

Sumber Data : DrsAhmad Sefudin, Suliyanti

Galuh Pratiwi Riyanti Ayuningsih Shella Arista

Diskripsi Data:

Informan adalah guru PAI yang mengampu mata pelajaran Aqidah dan Akhlak yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita Dewi, S.Pd .I selaku guru PAI pengampu. Wawancara ini dilakukan di Ruang SMP negeri 1 Bawen dan bertujuan untuk memperoleh data tentang pendapat dan komentar terkait dampak facebook, kejadian-kejadian berkaitan dengan dampak negatif terhadap akhlak siswi dan upaya-upaya yang dilakukan.

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswi kelas VIII Suliyati, Galuh, Riyanti, Shella.Terhadap mereka, peneliti melakukan wawancara dengan tujuan untuk memperoleh data tentang pengalaman-pengalaman selama

46

memiliki akun facebook, durasi dalam membuka facebook dan beberapa informasi tambahan terkait dengan facebook yang dapat menguatkan data yang telah dihimpun peneliti sebelumnya.

Dari wawancara peneliti dengan informan, facebook belum dimanfaatkan dalam pembelajaran Akhlak. Penggunaan facebook oleh guru dan murid di SMP Negeri 1 bawen hanya sebatas berteman jejaring sosial tersebut dan belum pernah menggunakan facebook sebagai sarana pembelajaran. Facebook digunakan sebagai sarana agar terhubung dengan orang-orang yang dikenal oleh informan dan informan tidak begitu memantau keadaan siswi melalui status-statusnya. Meskipun begitu, informan mengatakan bahwa pernah beberapa kali menegur secara langsung salah satu siswa yang memakai facebook di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Manfaatnya belum dimaksimalkan oleh guru PAI dan dampak negatif facebook justru sudah ada yakni bergaul dengan lawan jenis secara bebas, postingan status yang diucapkan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dan postingan foto yang memperlihatkan aurat.

Kemudian wawancara dengan beberapa siswi kelas VIII berkaitan dengan pengalaman penggunaan facebook bahwa mereka pernah ditegur langsung oleh guru ketika pembelajaran berlangsung.Hal tersebut dialami oleh Galuh, sedangkan Shella juga mengakses facebook secara hati-hati.Kalau ada guru lewat, dia langsung menyimpan ponselnya.Menurut Suliyanti bahwa facebook sekarang menjadi teman curhat yang nyaman.Dia bebas mencurhatkan apapun di facebook. Dan di akui juga olehnya bahwa menulis status di facebook mengurangi intensitas

47

ngobrol dengan temannya, karena dengan facebook sudah cukup. Selain itu, kadang kalau di rumah dia kelupaan mengerjakan tugas karna saking asyiknya main facebook. Hal yang sama juga dialami oleh Galuh, dia kadang suka terlena bermain facebook sampai lupa aktifitasnya.

Interprestasi:

Peneguran siswa oleh guru PAI berkaitan dengan penggunaan facebook termasuk dalam kategori upaya kuratif. Sedangkan kelalaian dalam mengerjakan tugas, mengakses facebook ketika pembelajaran yang dilakukan oleh sebagian siswi kelas VIII termasuk dalam dampak perilaku negatif.

48

Catatan Lapangan 5

Metode pengumpulan Data: Observasi Hari/Tanggal : Senin, 13 Maret 2017

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : -

Sumber Data : Jejaring Sosial Facebook Diskripsi Data:

Pukul 08.30 WIB peneliti melakukan observasi di jejaring social facebook.Observasi dimulai dari akun milik Nadya Nur latifa siswi kelas VIII yang diperoleh ketika peneliti melakukan wawancara di SMP Negeri 1 Bawen.Melalui akun tersebut, peneliti melacak akun-akun milik siswi kelas VIII dan mengamati status- status yang muncul. Dalam observasi tersebut, peneliti menemukan dua status milik siswi kelas VIII yaitu “

``Sahabat Tapi Bangsat!!, status tersebut merupakan pengungkapan rasa marah karena persoalan Pertemanan atau Persahabatan .

49

Kemudian peneliti menemukan status yang senada atau bernada

kotor.Yaitu terlihat di dinding facebook akun milik Intan Maharani, Status tersebut berbunyi “Mikir ndue utek rak pikirane Lananagan tok”.Sama dengan status kotor sebelumnya, status tersebut juga hasil dari ungkapan kemarahan.

Interprestasi:

`` Sahabat Tapi Bangsat ``!!,Un malah berkhianat, tetapi kata – kata ungkapan seperti itu merupakan ungkapan rasa kecewa pada teman atau sahabat yang dianggap baik tetapi mengkhianati persahabatan, kata kata seperti itu seharusnya tidak diucapakn oleh seorang pelajar.

`` Mikir ndue utek rak pikirane Lananagan to ``Ungkapan itu diucapakan Intan Maharani karena kesal dan kecewa pada temanya yang sesuka hati, tidak konsisten, berkhianat dan malah lebih memilih pacaran ketimbang persoalan lain, hal ini tidak layak diucapkan siswi yang baru kelas VIII, ungkapan dalam bentuk makian, cacian layaknya orang dewasa.

50 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.Dampak negatif facebook terhadap siswa kelas VIII di SMP Negeri 1 Bawen, diantaranya: Pertama, komunikasi negatif yaitu berupamempublikasikan kata-kata tidak terpuji di facebook, mengupload foto yang tidak pantas dan mengakses facebook tanpa ada pertimbangan yang jelas sebelumnya. Kedua, perilaku negatif yaitu berupa berkurangnya disipin siswa, interaksi social menjadi buruk, dan berkurangnya waktu belajar sekaligus berdampak pada kemalasan siswa.

3. Metode yang dilakukan oleh guru PAI dalam menghadapi dampak negative.facebook adalah melalui upaya prefentif dan kuratif. Upaya prefentif yaitu dengan tujuan untuk mencegah dampak negatif facebook seperti dengan cara menasehati siswa secara langsung dan mengarahkan aktifitas facebook agar menjadi lebih positif bagi siswi kelas VIII. Upaya kuratif dilakukan oleh guru PAI untuk mengurangi dampak negatif facebook yang sudah dilakukan oleh siswi kelas VIII. Upaya kuratif ini jarang dilakukan karena keterbatasan guru dalam mengontrol siswa kelas VIII. Hambatan dalam melakukan upaya

51

upaya tersebut adalah karena faktor pengamatan guru terhadap siswa kelas VIII di luar sekolah sedangan dampak negatif facebook terhadap siswa kelas VIII kebanyakan terjadi di luar sekolah.

B. Saran-saran

Setelah membahas upaya guru PAI dalam menghadapi dampak negatif facebook terhadap Siswa kelas VIII, penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk pembenahan terkait dengan dampak negatif facebook terhadap peserta didik yang masih labil ini. Adapun saran-saran tersebut diajukan kepada :

1. Sekolah

Sebaiknya diadakan pembinaan atau sosialisasi terhadap siswa kelas VIII agar nantinya mereka mengerti bagaimana dampak buruk dari facebook yang secara terus-menerus.Sehingga nantinya, diharapkan para peserta didik kelas VIII dapat menyadari dan mengerti kewajiban atau tugas mereka sebagai pelajar.

2. Guru PAI

a. Sebaiknya guru mata pelajaran Al-Qur’an lebih memaksimalkan penggunaan media yang ada. Hal ini akan sangat membantu ketika siswa mengalami kejenuhan.

b. Guru mata pelajaran Al-Qur’an harusnya mampu mengorganisir kelas dengan lebih baik. Hal ini perlu dilakukan karena jumlah siswa perkelas yang cukup banyak membutuhkan pendekatan baru dalam proses pembelajarannya.

52 3. Siswi

1. Sebaiknya peserta didik kelas VIII dapat menggunakan facebookkonsekuen dengan cara mampu memilah waktu, antara waktu belajar dan waktu menggunakan facebook, agar nantinya tidak menyesal di kemudan hari.

2. Peserta didik hendaknya mampu mengendalikan diri untuk tidak berkata kotor, terlebih di akun facebooknya. Perlu diingat bahwa facebook merupakan salah satu tempat umum yang dapat dikunjungi siapapun. 3. Peserta didik hendaknya lebih menggunakan akun facebook tidak sebagai

hal yang utama untuk menghindari ketergantungan dengan facebook 4. Bagi orang tua

Sebaiknya orangtua selalu mengawasi, menasehati, serta mendampingi anaknya mengenali karakteristik layanan teknologi informasi yang digunakan. Jangan hanya selalu memberikan fasilitas pada anak tanpa adanya pengawasan. Perhatian orangtua sangat dibutuhkan oleh seorang anak.Jangan sampai seorang anak terjerumus hanya karena kurangnya perhatian dari orangtuanya.

Dokumen terkait