• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF JEJARING SOCIAL FACE BOOK TERHADAP SISWI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN 2016 2017

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK NEGATIF JEJARING SOCIAL FACE BOOK TERHADAP SISWI KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAWEN TAHUN AJARAN 2016 2017"

Copied!
67
0
0

Teks penuh

(1)

i

METODE GURU PAI DALAM MENANGGULANGI DAMPAK

NEGATIF JEJARING

SOCIAL FACE BOOK

TERHADAP SISWI

KELAS VIII SMP NEGERI 1 BAWEN

TAHUN AJARAN 2016/ 2017

Diajukan guna memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan ( S.Pd. ) Oleh

AHMAD SYIFAUDIN NIM.11110128

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA

(2)
(3)
(4)
(5)

v MOTTO

اًرْسُي ِرْسُعْلا َعَم َّنِإ

)

)

“Sesungguhnya sesudah ada kesulitan itu ada kemudahan “

(Q.S. Al insyiroh : 6/ 30)

“Kemenangan yang indah dan sukar yang boleh direbut oleh manusia ialah merindukan diri sendiri”

(R. A. Kartini)

“Kebanggaan kita yang terbesar bukanlah tidak pernah gagal, tapi bangkit kembali setiap kali kita jatuh.”

(6)

vi

PERSEMBAHAN

Puji Syukur atas segala nikmat yang telah tercurahkan dari Allah SWT. sehingga saya dapat menyelesaikan Tugas Akhir Skripsi saya, karena tanpa limpahan kasih sayang-Nya semua tak akan bisa terselesaikan.

Terimakasi saya ucapkan kepada keluarga, Ayah (Ahmad Zu’ani), Ibu (Piyati) dan Adik (Khoiriyah) yang selalu mendukung dan menyemangati, terimakasih atas untaian do’a yang tiada henti terucap dan dorongan untuk menyelesaikan Skripsi ini.

(7)

vii

KATA PENGANTAR

ميحرلا نمحرلا للها مسب

Puji syukur senantiasa penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Metode Guru PAI Dalam

Menanggulangi Dampak Negatif Jejaring Sosial Facebook Terhadap Siswi

kelas VIII SMP NEGERI 1 Bawen Tahun Ajaran 2016/2017 ”. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh gelar kesarjanaan S1 Jurusan Pendidikan Agama Islam Institut Agama Islam Negeri

Salatiga.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tanpa bantuan dari berbagai pihak, tidak akan mungkin penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini dengan

lancar. Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M. Pd. selaku Ketua IAIN Salatiga yang telah memberikan ijin untuk melakukan penelitian di SMP N 1 Bawen.

2. Ibu Siti Rukhayati, M.Ag., Selaku ketua Jurusan Pedidikan Agama Islam

IAIN Salatiga.

3. Bapak Imam Mas Arum, S.Pd., M.Pd selaku Dosen Pembimbing yang

(8)

viii

4. Ayahanda Ahmad Zuani, Ibunda Piyati,Kakak Eko Puspita,S.Pd dan adek Khoiriyah tercinta yang telah mencurahkan pengorbanan dan do‟a restu

yang tiada henti bagi keberhasilan studi penulis.

5. Seluruh dosen dan petugas admin Prodi Pendidikan Agama Islam IAIN Salatiga yang telah banyak membantu selama kuliah dan penelitian

berlangsung.

6. SMP N 1 BAWEN , Bapak Hargito, S.Pd, M.Pd selaku Kepala Sekolah, Ibu Eko Puspita Dewi, S.Pd.I, dan Bapak Drs.Ahmad Saefudin Selaku

Guru Pendidikan Agama Islam. Dan semua staf dan guru di SMP N 1 BAWEN yang telah memberikan informasi dan data yang diperlukan

dalam penelitian ini.

7. Semua pihak yang telah membantu baik secara langsung maupun tidak langsung sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih kurang dari sempurna. Oleh karena itu penulis mengharap kritik dan saran yang bersifat membangun dari berbagai pihak

demi kesempurnaan tugas-tugas penulis selanjutnya. Semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan dunia pendidikan pada umumnya.

Amin ya robbal ‟alamin

Salatiga,25 Maret 2017

Penulis

(9)

ix

ABSTRAK

Syifaudin, Ahmad.2017. Metode guru PAI dalam menanggulangi dampak negatif Jejaring social Face book terhadap Siswi SMP Negeri 1 Bawen Tahun

Kata Kunci : Metode,Guru PAI,Dampak negatif ,Facebook

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap akhlak siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Bawen. Penelitian ini memfokuskan pada ( 2 ) upaya yang dilakukan guru PAI dalam menghadapi dampak negatif facebook. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif yang dilakukan di VIII SMP Negeri 1 Bawen. Untuk pengumpulan data digunakan metode wawancara, observasi dan dokumentasi.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa (1) dampak negatif facebook terhadap akhlak siswi kelas VIII di VIII SMP Negeri 1 Bawen ada dua bentuk. Pertama, komunikasi negatif yaitu berupa mempublikasikan kata-kata tidak terpuji di facebook, mengupload foto yang tidak pantas dan mengakses facebook tanpa ada pertimbangan yang jelas sebelumnya. Kedua, perilaku negatif yaitu berupa berkurangnya disiplin siswi,interaksi sosial menjadi buruk, pergaulan terlalu luas dan bebas dan berkurangnya waktu belajar sekaligus berdampak pada kemalasan siswi. Sedangkan upaya yang dilakukan oleh guru PAI dalam menanggulangi dampak negatif facebook adalah melalui upaya preventif dan kuratif.

(10)

x DAFTAR ISI

JUDUL ... i

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI... ii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iii

PENGESAHAN KELULUSAN... iv

MOTTO ... v

PERSEMBAHAN ... vi

KATA PENGANTAR ... vii

ABSTRAK ... ix

DAFTAR ISI ... x

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah... 1

B. Rumusan Masalah... 6

C. Fokus Penelitian ... 6

D. Tujuan Penelitian ... 7

E. Hipotesis Penelitian ... 7

F. Manfaat Penelitian. ... 7

G. Penegasan Istilah... 8

H. Metode Penelitian ... 9

(11)

xi BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Pengertian Metode... 17

B. Hal-hal yang efektif membina akhlak siswa... 18

C. Etika guru... 19

D. Pengertian Facebook... 21

E. Dampak Negatif Facebook.... 21

F. Pengertian Akhlak ... . 24

BAB III GAMBARAN SMP NEGERI 1 BAWEN A. Letak dan Keadaan Geografis... 31

B. Sejarah dan Proses perkembangan... 31

C. Visi, Misi ... 32

D. Stuktur Organisasi... 33

E. Guru dan Karyawan... 33

F. Peserta Didik... 35

G.Sarana Dan Prasarana... 35

H. Gambaran Umum Kelas VIII... 36

BAB IV ANALIS DAN PEMBAHASAN A. Data Facebook siswa... 37

B.Wawancara Dengan Guru PAI... 37

C.Wawancara Dengan Siswi... 38

D. Metode Guru PAI... 39

(12)

xii BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan... 53

B. Saran-saran... 54

C. Kata Penutup... 55

(13)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan berbeda dengan mengajar, pendidikan adalah suatu proses pendewasaan yang dilakukan oleh seorang pendidik kepada peserta didik dengan

memberikan stimulus positif yang mencakup kognitif, afektif dan psikomotorik. Sedangkan pengajaran hanya mencakup kognitif saja artinya pengajaran adalah

suatu proses pentransferan ilmu pengetahuan tanpa membentuk sikap dan kreatifitas peserta didik Pendidikan merupakan sebuah upaya membentuk peserta didik agar mempunyai akhlak mulia. Artinya pendidikan tidak hanya

di bebani tugas mencerdaskan anak didik dari segi kognitif saja, Dalam hal ini beban pendidikan yang berkaitan dengan kecerdasan afektif siswa adalah upaya

membina moral ( akhlak ) peserta didik, Sebagaimana fungsi dan tujuan Pendidikan yang tertuang dalam Undang – undang Nomor : 20 Tahun 2013 Bab II pasal 3 yaitu :“Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan

dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

(14)

2

Selain itu, dalam pendidikan Islam, akhlak mulia diposisikan sebagai tujuan

utamanya. Sebagaimana firman Allah SWT dalam surat Luqman ayat 18

ِتاَواَمَّسلا َقَلَخ

ْلَزْ نَأَو ٍةَّباَد ِّلُك ْنِم اَهيِف َّثَبَو ْمُكِب َديَِتَ ْنَأ َيِساَوَر ِضْرلأا ِفِ ىَقْلَأَو اَهَ نْوَرَ ت ٍدَمَع ِْيَْغِب

ًءاَم ِءاَمَّسلا َنِم اَن

ٍيِرَك ٍجْوَز ِّلُك ْنِم اَهيِف اَنْ تَبْ نَأَف

yang artinya “ Dan janganlah kamu memalingkan mukamu dari manusia (karena

sombong) dan janganlah kamuberjalan di muka bumi dengan angkuh Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang sombong lagi membanggakan diri ( Qs. Luqman, 31: 18 )

Berkaitan dengan hal tersebut,Nuriah( 2007: 160 ) menyatakan munculnya isu kemerosotan martabat manusia (dehumanisasi) yang muncul akhir-akhir ini, dapat

diduga akibat krisis moral. Krisis moral terjadi antara lain akibat tidak imbangnya kemajuan “IPTEK” dan “IMTAQ” di era globalisasi. Dengan demikian, sentuhan

aspek moral atau akhlaq dan budi pekerti menjadi sangat kurang.Demikian pula,

sentuhan agama yang salah satu cabang kecilnya adalah akhlak atau budi pekerti menjadi sangat tipis dan tandus.Padahal roda zaman terus berputar dan berjalan,

budaya terus berkembang, teknologi berlari pesat, dan arus informasi global bagai tidak terbatas dan tidak terbendung lagi. Kenyataan lain yang juga menunjukkan adanya indikator akhlak dan budi pekerti yang gersang adalah banyaknya kasus

pelecehan seksual yang dilakukan oleh anak sekolah di bawah umur, perkelahian antar pelajar, tindak kejahatan mencuri, menodong umumnya pelakunya adalah

(15)

3

Pokok persoalan yang mendasar adalah terletak pada invasi kebudayaan setidaknya nilai-nilai yang terkandung di dalamnya, seperti, materialisme hedonisme, dan lain sebagainya yang sedikit banyak mempengaruhi nilai-nilai yang

berlaku di masyarakat Perubahan tersebut dapat menggeser bahkan menggantikan tata nilai tiap masyarakat, sehingga menimbulkan perubahan sosial ( sosial chage )

Dengan perubahan itu timbul suatu permasalahan-permasalahan baru, utamanya dalam dunia pendidikan akhlak. Selain itu, seiring perkembangan teknologi mulai dari perkembangan komputer itu sendiri mulai dari komputer yang digunakan Abacus

yang ditemukan di Babilonia (Irak) sekitar 5000 tahun yang lalu sebagai alat penghitung manual pertama, baik dilingkup sekolah maupun kalangan pedagang saat

itu. Dimulai dari situ perkembangan komputer hingga sampai sekarang ini dengan bentuk yang makin kompleks sehingga mudah dibawa kemana pun. Selain dari perkembangan komputer itu sendiri, aplikasi yang berhubungan dengan dunia maya

juga ikut ambil bagian.Seperti maraknya muncul jejaring sosial.Sejak diciptakan pada tahun 2004 oleh Mark Zuckerberg, situs jejaring sosial Facebook terus menanjak

popularitasnya.Jumlah pemakainya naik terus dan sekarang sedang menuju ke jumlah setengah miliar orang di seluruh dunia. “Jumlah pengguna memang sangat banyak,

tetapi yang kami pikirkan dari jumlah tersebut adalah bahwa kami baru saja mulai mencapai tujuan kami, yakni menghubungkan setiap orang,” kata Mark Zuckerberg

pada blog-nya. Mark Zuckerberg tidak memperhatikan dampak negatif dari

facebook bagaikan pisau yang bermata dua, di satu sisi memang memiliki dampak positif yang dapat menghubungkan dengan teman, sanak saudara, atau menambah

(16)

4

sisi lain facebook berdampak negatif bagi penggunanya, seperti maraknya penipuan, pencurian anak, pemalsuan identitas dan lain-lain

(http://irfansyamd.blogspot.com/2012/05/pengaruh-facebok-dikalangan-remaja.html,

diakses selasa 7 Februari 2017 pukul 14.00 WIB )

Semua ini kembali lagi bagi penggunanya untuk selalu mengontrol diri

agar jauh dari dampak negatifnya.Diantara banyaknya pengguna facebook, salah satu diantara mereka adalah dari kalangan remaja yang masih berstatus siswa di sekolah. Hal ini menjadi budaya baru bagi gerenasi muda yang cenderung belum bisa

mengontrol diri. Begitu juga para peserta didik di SMP Negeri 1 Bawen Dari uraian di atas, pendidikan akhlak menjadi kebutuhan mendesak yang harus dipenuhi,

dan tentunya pemenuhan tersebut tidak mutlak dibebankan pada institusi atau golongan tertentu saja, akan tetapi menjadi tanggungjawab bersama di semua lini kehidupan keluarga, sekolah, masyarakat, dan pemerintah. Dalam hal ini, sekolah juga

ikut bagian dalam upaya pembinaan akhlak para remaja- remaja yang digempur dengan berbagai macam budaya yang menjerumuskan seperti jejaring sosial

facebook. Artinya sekolah juga mempunyai peran penting dalam mengantisipasi dampak negatif facebook terhadap akhlak peserta didik. Peran tersebut barangkali

(17)

5 terhadap siswi SMP Negeri 1 Bawen.

Bahwa sekolah memiliki harapan besar terhadap guru PAI yang pada dasarnya mengemban amanah untuk membentuk akhlak mulia peserta didik.Penelitian ini

dilakukan di SMP Negeri 1 Bawen yang lokasinya berada di perkotaan dan fasilitas sumber belajarnya telah memadai. Dari wawancara peneliti dengan Waka Urusan

Humas, SMP Negeri 1 Bawen merupakan salah satu satuan pendidikan. Terkait akhlak siswi di SMP Negeri 1 Bawen, sebenarnya dapat dikatakan tidak mengkhawatirkan. Artinya, perilaku siswi atau kenakalan siswi tidak sampai

pada disebut kriminal. Akan tetapi masih ada beberapa siswi yang menunjukan akhlak yang buruk seperti melanggar peraturan sekolah, bergaul dengan lawan jenis

melalui media sosial tanpa batasan yang jelas, dan lain-lain .Dari persoalan tersebut, Metode guru PAI akan memiliki peran penting dalam pencegahan siswa berakhlak buruk yang disebabkan dari dampak negatif penggunaan akun facebook tersebut. Dari

wawancara dengan guru PAI bahwa salah satu upaya yang dilakukan dalam rangka mencegah dampak negatif penggunaan akun facebook adalah memberikan

perhatian penuh terhadap siswa.Barangkali masih perlu dicari rumusan metode yang jelas dalam mengatasi problematika tersebut.Penelitian ini mengambil sampel siswa kelas VIII dengan asumsi bahwa siswi kelas VIII tergolong anak remaja muda yang

membutuhkan pembinaan akhlak, peralihan dari masa kanak – kanak menuju remaja yang intens agar dapat tercegah dari perilaku buruk atau menyimpang untuk masa

yang akan datang.

A. Rumusan Masalah

(18)

6

permasalahan sebagai titik tolak penelitian ini.

1. Apa saja dampak negatif jejaringsosial facebook terhadap akhlak siswi Kelas VIII SMP Negeri 1Bawen?

2. Metodeapa saja yang dilakukan guru PAI (Penidikan Agama Islam) dalam menghadapi dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi kelas

VIII di SMP Negeri 1 Bawen ? B. Fokus Penelitian

1.Penelitian ini difokuskan untuk mengetahui, hal – hal yang dilakukan siswi SMP

Negeri 1 Bawen dijejaring social facebook

2. Dampak dari penggunaan jejaring social facebook terhadap perilaku akhlak

siswi SMP Negeri 1 Bawen

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk mengetahui dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi kelas VIII di SMP Negeri 1 Bawen

2. Untuk mengetahui metode guru PAI dalam menghadapi dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap siswi Kelas VIII di SMP Negeri 1 Bawen

D. Hipotesis Penelitian

Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah Penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat

pernyataan( Sugiyono, 2011: 64 ). Hipotesis adalah dugaan sementara yang mungkin benar atau mungkin salah, dia akan ditolak jika salah satu palsu dan

(19)

7

Dari pendapat diatas penulis menyimpulkan bahwa : Hipotesis adalah dugaan atau kesimpulan sementara terhadap permasalahan penelitian, yang mungkin benar atau mungkin salah, hipotesis ini akan diterima jika benar dan

ditolak jika salah.Hipotesis dalam penelitian ini adalah perlu adanya metode guru PAI untuk menanggulangi dampak negatif jejaring Sosial Facebook

E. Manfaat Penelitian a. Manfaat Teoretis

1) Menambah khazanah pengetahuan dan referensi tentang

problematika pendidikan akhlak di sekolah.

2) Mengembangkan pengetahuan peneliti mengenai solusi atas

permasalahan dampak negatif jejaring sosial facebook terhadap akhlak siswi

b. Manfaat Praktis

Dapat memberikan kontribusi sebagai bahan pertimbangan dalam pelaksanaan Pendidikan akhlak di sekolah, sehingga tujuan pendidikan

dapat tercapai serta pembinaan akhlak di SMP Negeri 1 Bawen dapat terus ditingkatkan.

F. Penegasan Istilah

Untuk menghindari kemungkinan penafsiran yang berbeda dalam penggunaan kata pada judul penelitian ini perlu adanya penjelasan beberapa istilah pokok

ataupun kata- kata yang menjadi variabel penelitian 1. Metode Guru Pendidikan Agama Islam

(20)

8

dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah tertentu demi tercapai nya sebuah tujuan ( Hardjana, 2010: 23 ) Metode Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah segala usaha yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh

guru PAI untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam, yaitu untuk mengembangkan potensi keagamaan siswa menjadi manusia yang baik,

berbudi pekerti.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru PAI dalam membina akhlak siswa-siswinya adalah:

a. Menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa. b. Memelihara pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.

c. Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa

d. Menekankan dan memotivasi siswa agar mampu mengamalkan akhlak

yang baik 2. Facebook

Facebookadalah sebuah situs web jejaring social populer yang diluncurkan pada 4 februari 2004. Face book didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 face book ini memungkinkan para

penggguna dapat menambahkan profile dengan foto, kontak, ataupun informasi personil lainya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan

koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainya

( http:// www.checkfacebook.com,diakses kamis 9 maret 2017 pukul 13.WIB )

(21)

9

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu penelitian yang tidak menggunakan statistik, maksudnya data yang dikumpulkan berupa teks atau kata-kata. Dalam penelitian ini metode yang digunakan adalah sebagai berikut:

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan. Yaitu penelitian yang bertujuan melakukan studi yang mendalam mengenai suatu unit sosial sedemikian rupa, sehingga menghasilkan gambaran yang terorganisir dengan

baik dan lengkap mengenai unit sosial tersebut 1. Metode Penentuan Subjek

Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi latar penelitian Informan adalah orang yang dimanfaatkan untuk memberikan informasi tentang situasi dan kondisi

latar penelitian.Untuk menentukan informan dalam penelitian ini menggunakan teknik berdasarkan tujuan-tujuan tertentu (purposive sampling) Menurut

Nasution sampling yang purposive adalah sampel yang dipilih dengan cermat hingga relevan dengan desain penelitian. Peneliti akan berusaha agar sampel itu terdapat wakil-wakil dari segala lapisan populasi Dengan demikian

diusahakannya agar sampel itu memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi sehingga dapat dianggap cukup representatif. Ciri-ciri apa yang esensial,

strata apa yang harus diwakili, bergantung pada penilaian atau pertimbangan peneliti atau judgment peneliti. Informan dalam penelitian ini dibedakan

(22)

10 a. Informan kunci (keyinforman)

Informan kunci dalam penelitian ini adalah guru PAI. b. Informan pendukung

Informan pendukung dalam penelitian ini terdiri dari :

1) Waka kurikulum dan Kesiswaan

2) Siswi kelas VIII 2. Pengumpulan Data

Beberapa metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini:

a. Wawancara

Metode wawancara adalah cara pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab secara lisan dan bertatap muka dengan siapa saja yang dikehendaki. Lebih lanjut (Sutrisno Hadi) mengatakan bahwa

metode wawancara adalah metode pengumpulan data dengan tanya jawab sepihak yang dikerjakan dengan sistematik dan berlandaskan dengan

tujuan penelitian. Adapun metode wawancara yang digunakan adalah wawancara bebas terpimpin yaitu dengan cara mengajukan beberapa pertanyaan dengan pedoman tetentu yang telah dipersiapkan terlebih

dahulu. Metode ini digunakan untuk memperoleh data dari guru mata pelajaran PAI dan Waka kurikukum, beserta siswa.

b. Observasi

Metode Observasi adalah pengamatan dan pencatatan dengan sistematik fenomena-fenomena yang diselidiki. Metode ini digunakan

(23)

11 Bawen

c. Dokumentasi

Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal atau

variabel yang berupa catatan, transkip, buku, surat, majalah, prasasti, notulen rapat, agenda dan lain-lain ( Arikunto, 2000: 188 ) Metode ini digunakan

untuk memperoleh data berupa segala sesuatu yang ada kaitannya dengan kurikulum, struktur organisasi sekolah, keadaan guru, karyawan, dan administrasi guru.

3. Metode Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data

yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan bahan-bahan lain, sehingga mudah dipahami dan semuanya dapat diinformasikan kepada orang lain. ( Sugiyono,2007: 334 ) Analisis data yang digunakan dalam penelitian ini

adalah analisis data kualitatif seperti yang dikemukakan oleh Miles dan Huberman, yaitu meliputi komponen-komponen kegiatan sebagai berikut:

a. Reduksi data

Reduksi data langkah reduksi data melibatkan beberapa tahap. Tahap pertama, melibatkan langkah-langkah editing, pengelompokan, dan meringkas data.

Pada tahap kedua peneliti menyusun kode-kode dan catatan catatan mengenai berbagai hal, termasuk yang berkenaan dengan aktivitas serta proses-proses sehingga peneliti dapat menemukan tema-tema, kelompok-kelompok dan

(24)

12

temanya, atau mungkin kurang relevan untuk tujuan penelitian sehingga data-data tersebut terpaksa harus diredusir dan tidak termasuk yang akan di analisis.Reduksi data dilakukan untuk memilih antara data-data yang

berkaitan langsung dengan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran PAI dan data yang tidak berkaitan secara langsung sehingga analisis yang disusun

oleh peneliti dapat tepat pada sasaran dan tidak mengembang terlalu jauh dan dapat ditarik suatu kesimpulan.

b. Penyajian data

Penyajian data disini melibatkan langkah-langkah mengorganisasikan data.yakni menjalin kelompok data yang satu dengan kelompok yang lain

sehingga seluruh data yang dianalisis dilibatkan dalam satu kesatuan. dalam hubungan ini data tersaji berupa kelompok - kelompok yang kemudian saling dikaitkan sesuai dengan kerangka teori yang digunakan. Penyajian data dalam

skripsi ini merupakan pengambilan seluruh informasi tentang pelaksanaan pembinaan akhlak yang telah dianalisis oleh peneliti sesuai dengan

kenyataan yang ada dilapangan. c. Penarikan kesimpulan

Penarikan dan pengujian kesimpulan, peneliti pada dasarnya

mengimplementasikan prinsip induktif dengan mempertimbangkan pola-pola data yang ada dan atau kecenderungan dari display data yang telah dibuat.

adakalanya kesimpulan telah tergambar sejak awal, namun kesimpulan peneliti tidak pernah dapat dirumuskan secara memadai tanpa menyelesaikan analisis

(25)

13

mempertajam, atau mungkin merevisi kesimpulan-kesimpulan yang telah dibuat untuk sampai pada kesimpulan final berupa proposisi-proposisi ilmiah mengenai gejala atau realitas yang diteliti. Setelah analisis dilakukan, maka

peneliti dapat menyimpulkan hasil penelitian yang menjawab rumusan masalah yang telah ditetapkan oleh peneliti sebelumnya.

d. Uji Keabsahan Data

Pengambilan data-data melalui tiga tahapan, yaitu pendahuluan, penyaringan, dan melengkapi data yang masih kurang. Dari ketiga tahap

tersebut, untuk pengecekan keabsahan data banyak terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu jika terdapat data yang tidak relevan dan

kurang memadai maka akan diadakan penelitian atau penyaringan data sekali lagi di lapangan, sehingga data tersebut memilki kadar validitas tinggi. Moleong berpendapat bahwa "Dalam penelitian diperlukan suatu teknik

pemeriksaan keabsahan data".Sedangkan untuk memperoleh keabsahan temuan perlu diteliti kreadibilitasnya dengan menggunakan teknik sebagai

berikut:

Presistent Observation (ketekunan pengamatan) yaitu mengadakan observasi secara terus menerus terhadap objek penelitian guna memahami gejala

lebih mendalam terhadap berbagai aktivitas yang sedang berlangsung di lokasi penelitian.

G. Sistematika Penulisan

Sistematika Penulisan di dalam penyusunan skripsi ini dibagi ke dalam tiga

(26)

14

sampul, lembar berlogo, judul, tujuan pembimbing, pengesahan lulusan, pernyataan keaslian tulisan, daftar lampiran.Bagian tengah berisi Pendahuluan sampai penutup dan bagian akhir berisi daftar pustaka, lampiran – lampiran. Pada skripsi ini penulis

menuangkan hasil penelitian dalam lima bab. Pada tiap bab menjelaskan sub-sub bab yang menjelaskan pokok bahasan dari bab yang bersangkutan.

BAB I :Pendahuluan meliputi :latarbelakang masalah, rumusan masalah,tujuan,hipotesis penelitian,manfaat Penelitian , penegasan Istilah, Metodelogi Penelitian serta sistematika Penulisan Skripsi.

Bab II : Kajian Pustaka, meliputi : Metode guru PAI dalam menanggulangi dampak Negatif jejaring social Facebook terhadap siswi SMP

Negeri 1 Bawen Berisi gambaran umum tentang SMP Negeri 1 Bawen. Pembahasan pada bagianini difokuskan pada letak geografis, sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan

peserta didik, dan sarana prasarana yang ada di SMP Negeri 1Bawen.

BAB III : Berisi gambaran umum tentang SMP Negeri 1 Bawen. Pembahasan pada bagian ini difokuskan pada letak geografis, sejarah berdiri, struktur organisasi, keadaan guru, keadaan peserta

didik, dan sarana prasarana yang ada di SMP Negeri 1Bawen. BAB IV : Analisis Data, meliputi : analisis deskripsi, analisis uji dan

pembahasan.

(27)

15 BAB II

KAJIAN PUSTAKA A. Pengertian Metode

Metode adalah cara yang telah dipikirkan secara matang yang dilakukan dengan mengikuti langkah – langkah tertentu demi tercapai nya sebuah tujuan

( Hardjana, 2010: 23 ) Metode Guru Pendidikan Agama Islam (PAI) adalah segala usaha yang bersifat keagamaan yang dilakukan oleh guru PAI untuk mencapai tujuan pendidikan agama Islam, yaitu untuk

mengembangkan potensi keagamaan siswa menjadi manusia yang baik, berbudi pekerti.

Beberapa cara yang dapat dilakukan oleh guru PAI dalam membina akhlak siswa-siswinya adalah:

1. Menanamkan pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.

2. Memelihara pengetahuan tentang akhlak kepada siswa.

3. Meningkatkan atau mengembangkan pengetahuan tentang akhlak kepada

siswa

4. Menekankan dan memotivasi siswa agar mampu mengamalkan akhlak yang baik ( Mubarok, 2011: 20 )

B. Hal – hal yang efektif membina akhlak siswa

Hal- lain yang efektif dilaksanakan dalam rangka membina akhlak siswa, yakni:

(28)

16

Penegakkan disiplin di sekolah merupakan hal yang paling ditakuti di sekolah bagi anak-anak yang kurang disiplin. Sebab dengan adanya disiplin membuat siswa merasa dikontrol, diatur dan lain sebagainya. Sehingga akibat dari

ketidakdisiplinan itu siswa akan mendapatkan hukuman sesuai dengan apa yang ia langgar dari disiplin itu. Misalnya dating terlambat, tidak masuk

sekolah dan lain-lain. b. Ritual keagamaan

Ritual atau sering disebut dengan kegiatan keagamaan yang diadakan dalam

lingkungan sekolah, banyak mendatangkan nilai-nilai positif bagi siswa-siswi itu sendiri dan bagi seluruh keluarga besar sekolah tersebut. Kegiatan

keagamaan memancarkan sinar-sinar keagamaan dan menghidupkan sendi- sendi kehidupan, sebab dengan adanya kegiatan keagamaan, lingkungan akan menjadi damai, tentram dan teratur. Beberapa ritual itu misalnya, mengadakan shalat berjama’ah bagi yang siswa yang sudah dianggap mampu,

membaca Al-Qur’an dan ceramah-ceramah umum, sehingga dari sini guru

dapat menyelipkan pesan-pesan moral kepada siswa, supaya akhlak benar- benar terjaga baik di lingkungan sekolah, keluarga lebih-lebih dalam lingkungan bermasyarakat. ( Zaenal, 2011: 10 )

c. Penugasan/Pengawasan

Guru memiliki keterbatasan waktu dan tempat untuk senantiasa membina

siswa-siswinya. Maka untuk membina siswa secara terus menerus dan membiasakan siswa kearah perbuatan baik, maka perlu adanya penugasan

(29)

17

shalat, menasehati anak agar setiap masuk dan keluar rumah mengucapkan salam, membantu orang tua di rumah dan lain sebagainya.

C. Etika guru

Terdapat beberapa etika yang harus dilakukan oleh seorang guru dalam melaksanakan tugasnya di lingkungan sekolah, di antaranya adalah sebagai

berikut:

1). Guru harus menjadi teladan bagi muridnya.

2). Guru harus meningkatkan kompetensi keilmuannya dengan

senantiasa bermuthalaah.

3) Guru harus memperhatikan murid dengan penuh dedikasi,

mengajarkan dengan baik, mendidik dengan akhlak, serta mendoakan keberhasilan, dan keselamatan murid-muridnya Guru yang terlatih dengan baik akan mempersiapkan empat bidang

kompetensi guru yang efektif dalam mencapai hasil belajar yang diharapkan. Empat kompotensi yang dimaksudkan adalah sebagai

berikut:

1) Memiliki pengetahuan tentang teori belajar dan tingkah laku manusia.

2) Menunjukkan sikap dalam membantu siswa belajar dan memupuk hubungan dengan manusia lain secara tulus.

3) Menguasai mata pelajaran yang diajarkan.

4) Mengontrol ketrampilan teknik mengajar sehingga memudahkan

(30)

18

Dalam pendidikan Islam, pendidik memiliki arti dan peranan sangat penting. Hal ini sesuai dengan Al quran surat Al baqarah ayat 263:

ٌميِلَح ٌِّنَِغ ُهَّللاَو ىًذَأ اَهُعَ بْتَ ي ٍةَقَدَص ْنِم ٌرْ يَخ ٌةَرِفْغَمَو ٌفوُرْعَم ٌلْوَ ق

Yang artinya: Perkataan yang baik dan pemberian maaf lebih baik dari sedekah yang diiringi dengan sesuatu yang menyakitkan (perasaan si penerima).

Allah Maha Kaya lagi Maha Penyantun.

Hal ini disebabkan ia memiliki tanggungjawab dan menentukan arah

pendidikan. Itulah sebabnya Islam sangat menghargai dan menghormati orang-orang yang berilmu pengetahuan dan bertugas sebagai pendidik. Islam mengangkat derajat

mereka dan memuliakannya melebihi orang Islam lainnya yang tiada berilmu dan bukan pendidik.Guru agama adalah penopang perkembangan religiusitas anak, karena itu dituntut untuk memilki karakteristik sebagi berikut :

a. Kepribadian yang mantap (akhlak mulia) seperti jujur, bertanggungjawab, berkomitmen terhadap tugas, disiplin dalam bekerja, kreatif terhadap siswa

b. Menguasai disiplin ilmu dalam bidang studi pendidikan agama Islam. Guru agama memiliki pemahaman yang memadai tentang bidang studi yang diajarkan, minimal materi – materi yang terkandung dalam kurikulum.

c. Memahami ilmu-ilmu lain yang relevan atau menunjang kemampuannya mampu, dalam mengelola proses belajar-mengajar seperti psikologi pendidikan,

bimbingan dan konseling, metodologi pengajaran, administrasi pendidikan, teknik evaluasi dan psikologi agama.

D. Pengertian Facebook

(31)

19

pada 4 februari 2004. Facebook didirikan oleh Mark Zuckerberg, seorang mahasiswa Harvard kelahiran 14 mei 1984 facebook ini memungkinkan para penggguna dapat menambahkan profile dengan foto, kontak, ataupun informasi

personil lainya dan dapat bergabung dalam komunitas untuk melakukan koneksi dan berinteraksi dengan pengguna lainya

(http:// www.checkfacebook.com, diakses kamis 9 maret 2017 pukul 13.WIB ) E.Dampak Negatif Facebook

Menurut M. Yanhar dalam blognya bahwa penggunaan facebook akan

memberikan dampak negatif bagi penggunanya, yaitu: a. Mengganggu Pekerjaan

Banyak karyawan, dosen dan mahasiswa yang curi-curi waktu bermain facebook saat bekerja yang tentunya akan mengurangi hasil kerja dan dapat merugikan dirinya sendiri dan orang lain.

b. Batasan Ranah Pribadi yang Menjadi Kabur

Dalam facebook kita bebas menulis apa saja dan seringkali tanpa sadar kita

menuliskan hal yang seharusnya tidak disampaikan melalui jejaring sosial, maka tak jarang pengguna facebook terkadang tak sadar menuliskan aib dirinya sendiri pada wall facebook nya.

c. Interaksi Sosial Berkurang

Banyak orang memilih menyendiri dirumah atau warnet ketimbang

bergaul dengan teman-teman atau anggota keluarganya.

d. Dapat Menimbulkan Kesalahpahaman Antar Pengguna Facebook

(32)

20

disadari menulis status di wall facebook dan mengomentari status teman adalah sama hal nya seperti obrolan di kehidupan nyata bahkan efeknya mungkin lebih parah karena bahasa tulisan terkadang meimbulkan salah

tafsir yang dapat menimbulkan masalah antar sesama pengguna facebook. e. Penipuan

seperti media online lainnya, facebook juga rentan dimanfaatkan untuk tujuan penipuan sampai kasus pembunuhan.

f.Mengganggu Kesehatan

Facebook membuat orang berlama-lama di duduk depan komputer, padahal duduk berlama-lama didepan komputer sangat mengganggu

kesehatan seperti kekurangan vitamin D yang akibatnya bisa membuat tulang mudah rapuh.

Mencantumkan identitas pribadi secara lengkap seperti nomor telepomn,

alamat rumah dan lain-lain, dapat digunakan orang-orang yang tidak bertanggung jawab dengan tujuan hal-hal negatif.

Selain dampak negatif diatas, ditambahkan oleh Ahmad Taqiyudin bahwa facebook juga memberikan beberapa dampak negatif sebagai berikut:

(33)

21

Lebih banyak waktu kita yang terbuang sia - sia hanya untuk hal yang kurang bermanfaat, apa lagi kalau sudah kecanduan sulit untuk menghentikannya. b. Pemborosan uang. langsung telah berjam-jam tugas itu belum selesai juga.

d. Memicu terjadinya pergaulan bebas tanpa batas.

Di dunia maya, dunia tanpa batas, seseorang bisa menjadi siapa saja dan berbuat apa saja, baik atau buruk ( Irfan, 2013: 25 )

F. Akhlak

Kata akhlak secara etimologis berasal dari bahasa Arab yang mempunyai arti

adat, perangai, atau tabiat.Sedangkan secara terminologis, dapat dikatakan bahwa akhlak merupakan pranata perilaku manusia dalam segala aspek kehidupan.Ibnu Miskawaih mengatakan bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa

yang mendorong untuk melakukan perbuatan tanpa melakukan pemikiran.Sementara Imam Ghazali berpendapat bahwa akhlak adalah sifat yang

tertanam dalam jiwa yang menimbulkan macam-macam perbuatan dengan gamblang dan mudah tanpa memerlukan pemikiran dan pertimbangan.Sedangkan

(34)

22

mampu mendorong secara spontan lahirnya perbuatan-perbuatan yang bernilai baik dari seseorang. Menurut Imam Ghazali arah pendidikan lebih diutamakan pada pendidikan moral dan pembinaan budi pekerti dan penanaman sifat-sifat

keutamaan pada anak didik, sebagaimana rumusannya tentang akhlak sebagai sifat yang mengakar dalam hati yang mendorong munculnya perbuatan

tanpapertimbangan dan pemikiran, sehingga sifat yang seperti itulah yang terwujud menjadi karakter seseorang.

Tugas pendidikan akhlak adalah membantu anak mencapai tahapan perkembangan moral yang tertinggi (kesempurnaan akhlak). Adapun aspek yang

dibutuhkan dalam pendidikan akhlak adalah prinsip penghayatan dan penyadaran (internalisasi), prinsip pembiasaan (conditioning) dan prinsip peniruan (imitation) yang mengarah pada terjadinya keteladanan (modelling),(Muhibbin Syah,

1995 : 7)

Dalam aplikasi pendidikan bahwa ketiga aspek ini memegang

peranan penting bagi upaya pendidikan akhlak. Jika tujuan dari pendidikan akhlak adalah pembentukan akhlak mulia, maka dalam pembentukannya tidak cukup hanya sebatas pemberian pelajaran sebatas materi ajar akhlak tetapi ia

meliputi seluruh proses pendidikan di lingkungan madrasah. Dengan demikian dalam upaya pencapaian tujuan pendidikan akhlak diperlukan adanya upaya

yang terpadu oleh seluruh komponen yang ada di dalam madrasah.

Secara umum akhlak atau perilaku/perbuatan manusia terbagi menjadi

(35)

23

yang buruk/tercela. Adapun inti dari berakhlak tersebut di atas adalah berakhlak baik kepada Allah swt. Karena Allah swt telah menjadikan diri dan lingkungan sekitar dengan lengkap dan sempurna. Mari kita ingat kembali bahwa Allah

swt menciptakan manusia dengan tujuan utama penciptaannya adalah untuk beribadah atau mengabdi, sebagaimana firman Allah swt yang Artinya : “dan aku

tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi kepada-Ku” (QS. al-Dariyat : 56)

a. Hal-hal yang mempengaruhi akhlak

Seseorang mempunyai tingkah laku atau akhlak, karena adanya pengaruh baik secara langsung maupun tidak langsung.Oleh karena itu, di antara faktor yang

mempengaruhi akhlak anak yaitu; factor keturunan atau keluarga dan faktor lingkungan atau pergaulan.aktor keturunan/keluarga merupakan pendidikan yang utama bagi pembentukan akhlak anaknya. Hal-hal yang dilakukan oleh

orang tuanya biasanya anak mengikutinya. Oleh karena itu peran guru sangat mempengaruhi watak dan karakter siswanya. Nabi Muhammad saw juga

menjelaskan bahwa setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci atau fitrah tergantung kedua orang tuanya mau dijadikan Yahudi, Nasrani atau Majusi. Didikan dan bimbingan dalam keluarga secara langsung banyak

memberikan bekas bagi penghuni rumah itu sendiri dalam tindak tanduknya. Faktor yang mempengaruhi akhlak seseorang di samping factor keturunan dan

juga aktor lingkungan, dari faktor kedua ini factor pergaulan/lingkunganlah yang sangat kuat pengaruhnya atau sangat dominan pengaruhnya dalam

(36)

24

bergaul dengan jualan minyak wangi maka akan dapat wanginya dan siapa yang bergaul dengan tukang ikan maka akan terkena amisnya jua. Nabi Muhammad saw menggambarkan bahwa teman itu bagaikan barang

tambalan.Teman itu bagaikan barang tambalan pada pakaianmu, maka lihatlah dengan apa kamu menambalnya, Maksudnya ialah seseorang harus

mampu dengan mempergunakan akalnya di dalam mencari teman yang senantiasa memberikan suatu kebaikan pada kita dalam hidup dan kehidupan. intinya pandai-pandailah mencari teman untuk bergaul karena tak jarang

kepribadian seseorang itu dilihat dari siapa temannya.Hal-hal yang merusak akhlak.

Kalau kita perhatikan bersama sungguh amat banyak sekali hal-hal yang dapat merusak akhlak manusia sehingga tergelincir dalam keterpurukan akhlak. dalam kitab Tahdhib al-Akhlak, Ibnu Miskawaih yang mengatakan bahwa

empat hal yang merusak akhlak diantaranya ialah dorongan shahwat (seksual) yang tak terkendali, kenakalan diri dan jiwa, kesalahan dan kegagalan yang

terlalu diratapi, dan kemurungan dan keterhimpitan. Dari empat hal ini dapat kita uraikan satu persatu, sebagai berikut:

1) Dorongan shahwat (seksual)

Shahwat dapat diartinya selera, nafsu, keinginan, atau kecintaan, dan dalam bahasa Indonesia itu sendiri, tampaknya shahwat sering hanya berarti

nafsu seks.

Sementara itu Ibnu Miskawaih menjelaskan bahwa shahwat mendorong

(37)

25

Dorongan shahwat bisa membuatnya melakukan apa saja Terkait dengan masalah shahwat, banyak ulama’ yang memberikan penjelasan tentang

bahayanya shahwat ini, diantaranya adalah: Al-Kattani mengatakan bahwa

syahwat itu adalah kendali syetan, siapa yang mengambil kendalinya maka dia akan menjadi budaknya. Hal tersebut sebagaimana yang dikutip oleh

al-Qushairy dalam kitabnya Risalah al- Qushairiyah. 2) Kesalahan dan kegagalan yang diratapi

Ibnu Miskawaih menjelaskan tentang kesalahan ini ialah bahwa pelaku

kesalahan tidak bermaksud membahayakan orang lain dan meyebabkan penderitaan orang lain serta tidak menikmatinya, namun sebaliknya dia

melakukan sesuatu kemudian terjadi sesuatu yang lain yang membuat orang lain menderita (tidak sengaja) kemudian ia menyesali hal itu ketika mengetahuinya. Penyesalan sebagai bentuk terlalu meratapi kesalahan dan kegagalan yang

dihadapi oleh seseorang, pada gilirannya akan membuat orang tersebut menjadi sedih, yaitu emosi yang bertolak belakang dengan senang dan gembira, sedih

terjadi manakala seseorang kehilangan orang yang disayangi, sesuatu yang sangat berharga atau gagal mewujudkan urusan yang dianggapnya penting. Ardani,( 2008, 80 )Kesedihan itu merupakan emosi yang membuat keruh. Sebab,

ketika menimbulkan penderitaan pada manusia, kesedihan itu akan membuat keruh kejernihan hidupnya.Dan pada gilirannya, ketika kesedihan itu kian

mendalam merasuk pada diri seseorang, maka akan menyebabkan dia menjadi frustasi, yaitu keadaan dimana satu kebutuhan tidak bisa dipenuhi, tujuan tidak

(38)

26

gagalnya pencapaian suatu tujuan, atau juga suatu keadaan ketegangan yang tak menyenangkan, dipenuhi perasaan dan aktifitas simpatetis yang semakin meninggi yang disebabkan oleh rintangan dan hambatan.

3) Kemurungan dan keterhimpitan

Ibnu Miskawaih dalam hal ini menggunakan kalimat Al-Shaqa’ yang secara

bahasa memiliki arti kesukaran, kesengsaraan, kemalangan dan kesialan Dalam penjelasannya Ibnu Miskawaih menyatakan bahwa kemurungan adalah orang yang tidak melakukan sesuatu tetapi secara tidak langsung menyebabkan orang

lain menderita, seperti orang yang memiliki kuda kemudian kudanya menyepak temannya sampai mati dan dia menyesalinya. Kemurungan akan membawa

seseorang kepada menjauhkan diri dari norma-norma agama, tapi hal ini hanya akan terjadi bagi orang yang tipis imannya. satu misal apabila seseorang sedang terhimpit dengan masalah ekonomi maka ia pun akan murung dan selanjutnya

iapun akan gelap pikiran dan melakukan apa saja untuk mendapatkan yang ia inginkan. Akhlak tercela dianggap sebagai psikopatologi, sebab hal itu

mengakibatkan dosa, baik dosa vertikal maupun dosa horisontal. Dosa merupakan kondisi emosi seseorang yang dirasa tidak tenang setelah melakukan suatu perbuatan, baik perbuatan lahiriyah maupun bathiniyah, Karena itu, tidak

mengherankan apabila pelaku dosa hidupnya merasa sedih, susah, resah, gelisah dan dihantui perbuatannya. Emosi negatif ini apabila terus menerus

(39)

27 BAB III

GAMBARAN SMP NEGERI 1 BAWEN

A. Letak dan Keadaan Geografis

SMP Negeri 1 Bawen berlokasi di Jl. Soekarnao Hatta No 54 Kelurahan

Harjosari, Kecamatan Bawen, lokasinya sangat strategis di jalan utama, sekolah ini dikelilingi oleh Pabrik dan merupakan termasuk kawasan industri

B. Sejarah dan Proses Perkembanganya

Pada awal tahun 1983, di Kelurahan Harjosari Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, sebagian besar masyarakat mendorong putra - putri untuk

menjadi siswa pesantren.karena sekolah umum pada waktu itu lokasinya sangat jauh dari pemukiman warga. Sehingga muncul gagasan dari masyarakat untuk mendirikan sekolah.LKMD desa Harjosari dan perangkat desa menindak lanjuti

gagasan masyarakat untuk mendirikan SMP Negeri di wilayah Bawen dengan mengajukan proposal yang diajukan melalui pemerintah daerah pada waktu itu.

Pengajuan proposal oleh masyarakat mendapat tanggapan yang positip pemerintah Kab Semarang dan pada tahun 1983 dibangun Gedung SMP Negeri 1 Bawen kabupaten Semarang dengan ruang belajar sejumlah 3 ruang dan

jumlah siswa 98 orang. Kepala Sekolah yang pertama berasal dari kota Semarang yang bernama Ny Pudiyanto Munasiyah. Sampai dengan saat ini

sekolah telah berkembang sangat pesat, dan telah mempunyai berbagai macam fasilitas dan prestasi baik berupa prestasi akedemik dan non akademik.

(40)

28

Unggul Dalam Prestasi, Berwawasan IPTEK Berdasarkan IMTAQ Indikator Visi:

1) Unggul dalam peningkatan / pengembangan kurikulum

2) Unggul dalam peningkatan / pengembangan tenaga kependidikan 3) Unggul dalam peningkatan / pengembangan proses

4) Unggul dalam peningkatan / pengembangan fasilitas pendidikan 5) Unggul dalam peningkatan / pengembangan kualitas kelulusan 6) Unggul dalam peningkatan / pengembangan mutu kelembagaan dan

manajemen

7) Unggul dalam pengembangan pembiayaan pendidikan

8) Unggul dalam pengembangan penilaian Misi SMP Negeri 1 Bawen

1. Menyelenggarakan kegiatan – kegiatan secara efektif untuk mewujudkan

peningkatan pengembangan isi ( Kurikulum )

2. Melaksanakan kegiatan – kegiatan untuk menunjang peningkatan kinerja guru

dan karyawan

3. Melaksanakan kegiatan – kegiatan untuk menciptakan dinamika dan kualitas proses pembelajaran pelatihan dan bimbingan

4.Mengupayakan pengadaan, pemanfaatan dan pemeliharaan fasilitas pendidikan secara optimal

5.Melaksanakan kegiatan pencapaian ketuntasan kompetensi kelulusan baik pengetahuan, Ketrampilan, sikap dan Perilaku

(41)

29

7.Mengupayakan pemngembangan pembiayaan untuk mendukung kegiatan persekolahan secara menyeluruh

D. Stuktur Organisasi

Kepala Sekolah : Hargito,S,Pd, M.Pd Waka Urusan Kurikulum : ET. Dewi Ernayati, S.Pd

Waka Urusan Kesiswaan : Ign. Suparjan, S.Pd Waka Urusan Humas : Alif Zamroni, S.Pd Sarana dan Prasarana : Buyung Budi Arena, S.Pd

E. Guru dan Karyawan

Jumlah guru dan Karyawan 53

Tabel 3.1

Daftar Tenaga Guru dan Pendidik SMP Negeri 1 Bawen Tahun 2016/ 2017

No Nama NIP Golongan

1 Hargito, S.Pd, M.Pd 19650612 198501 1 001 IV B

2 Endang Risyanti S.Pd 19570103 198103 2 006 IV A

3 ET. Dewi Ernayati S.Pd 19611126 198202 2 002 IV A

4 Musthofiyatun S,Pd 19580429 198203 2 004 IVA

5 Thm.Murwani Wismiatun,S.Pd 19621020 198303 2 008 IV A

6 Siti Chotimah S.Pd 19631102 198403 2 003 IV A

7 Sriyono, S.Pd 19600207 198403 1 008 IV A

8 Antonius Suko Ediyono 19600424 198403 1 011 IV A

9 Musta'inah S.Pd 19630317 198403 2 005 IV A

(42)

30

11 Noor Hidayati, S.Pd 19621013 198501 2 003 IV A

12 Zulaikhoh Nurfitri 19650130 198601 2 002 IV A

13 Serafica Indriyani S.Pd 19681004 199103 2 008 IV A

14 Ign.Suparjan,S.Pd 19600615 198601 1 004 IV A

15 Sri Haryanti, S.Pd 19590316198403 2 003 IV A

(43)

31

35 Drs.Ahmad Saefudin 19620605 201406 1002 III A

36 Ant Haryadi Sulistyono,S.Pd 19751005 200604 1016 III A

37 Retno Fajarwati,S.Pd 19870114 200902 2004 III A

38 Edi Sujoko,SS,M.Pd 19800817 198602 2 001 III A

39 Lyla Puspita S.Pd GTT

40 Three Sussanty S.Pd GTT

41 Martinus Avin WK GTT

STAF ADMINISTRASI

42 Supriyadi 19610901 198602 1 003 III A

43 Sri Widayati 19620812 198703 2 007 III A

44 Slamet 19620404 198602 1 006 II C

45 Nunung Nur Hidayah PTT

46 Sri Wigati PTT

47 Veronika Wahyu Dyianti PTT

48 Sutopo PTT

49 Tri Widodo PTT

50 Ngatmin PTT

51 Siswanto PTT

52 Cahyantoro PTT

53 Sunyoto PTT

(44)

32 F. Peserta Didik

Jumlah peserta Didik 928 Siswa dalam 27 Rombel

Tabel 3.2

Daftar Peserta Didik SMP Negeri 1 Bawen Tahun 2016/ 2017

No Kelas Jumlah Rombel Jumlah siswa

1. VII 9 332

2. VIII 9 304

3. IX 9 292

Jumlah 27 928

Sumber : Data Peserta didik SMP Negeri 1 Bawen 2016/ 2017

G. Sarana Dan Prasarana a. Ruang Kelas b. Ruang Guru

c. Ruang Tata Usaha d. Ruang Kepala Sekolah

e. Ruang Tata Busana f. 2 Laboratorium IPA

g. Laboratorium Bahasa h. Masjid

i. Lapangan Upacara

(45)

33 H. Gambaran Umum Kelas VIII

Kelas VIII berjumlah 9 rombel terdiri dari 304 Siswa

Daftar Tabel 3.3

Daftar Peserta Didik SMP Negeri 1 Bawen kelas VIII Tahun 2016/ 2017

No Kelas Jumlah

1. VIII A 34

2. VIII B 34

3. VIII C 34

4. VIII D 34

5. VIII E 34

6. VIII F 34

7. VIII G 34

8. VIII H 32

9. VIII I 34

(46)

34 BAB IV

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Data Facebook siswa

Dari seluruh siswa kelas VIII hampir 250 Siswa memilki akun facebook, hal ini

dikarenakan tuntutan kegiatan pembelajaran Teknologi Komputer yang telah diajarkan tetapi dari akun 250 itu hanya sekitar175 yang aktif atau update digunakan siswa, dari hasil wawancara diperoleh fakta bahwa Dari wawancara tersebut

terungkap bahwa secara umum perilaku siswi SMP Negeri 1 Bawen tidak mengkhawatirkan artinya mereka tidak sampai melakukan perbuatan yang sampai

disebut sebagai kriminal. Walaupun begitu, masih ada beberapa siswi yang melanggar peraturan sekolah seperti terlambat masuk sekolah, tidak memakai seragam lengkap, bergaul dengan lawan jenis di media sosial dengan tanpa batasan

yang jelas, mencurahkan segala emosinya pada jejaring sosial tanpa disensor telebih dahulu, dan lain-lain.

B. Wawancara dengan guru

Berkaitan dengan penggunaan akun facebook, rata-rata siswi SMP Negeri 1 bawen memiliki akun dan masih menjadi trend remaja saat ini. Untuk saat

ini terhadap siswi yang mengakses facebook, guru PAI berusaha untuk memberikan perhatian penuh terhadap mereka selama disekolah atau ketika pembelajaran

berlangsung Dari data diatas menunjukan bahwa trend facebook pada peserta didik SMP Negeri 1 Bawen khususnya di kelas VIII cukup menjadi perhatian dan perlu

(47)

35

negatif bagi mereka atau tidak. Dari wawancara awal tersebut, paling tidak ada tiga hal yang dapat dikategorikan sebagai akhlak buruk yaitu melanggar peraturan sekolah minum - minuman keras dan menggunakan narkoba, berbuat asusila dan permasalahan

yang lebih kompleks yang ada pada jejaring sosial yang dimiliki siswi. Hal tersebut kemudian dijadikan oleh peneliti sebagai data awal dalam penelitian ini.

C. Wawancara dengan Siswi

Pada wasil wawancara Peneliti dengan beberapa siswi SMP Negeri 1 Bawen, memperoleh data bahwabanyak siswi yang menggunakan facebook hanya

untuk ungkapan kekecewaan pada seeorang, umpatan dan mengauploud foto – foto pribadi, bermesraan dengan lawan jenis dan hanya sedikit sekali yang menggunakan

akun facebook untuk kegiatan yang sesuai pembelajaran atau info – info penting dalam kegiatan sekolah, melihat permasalah itu, peneliti kemudian menunjukkan hasil observasinya pada guru agama tentang akun – akun facebook siswi tersebut

diantaranya :

Tabel 4.1

Data facebookSiswi SMP Negeri 1 Bawen

No Nama Siswi Isi facebook

1. Nadya Nur Latifa `` sahabat tapi bangsat ``

2 Novita Amelia Mengaploud foto dengan pacar

3 Intan Maharani ``Mikir duwe utek rak pikirane

(48)

36

4. Isfi Khanifa ``Seng durung cap tiga jari sopo``

5. Shilla Maulita `` peluk, aku cium aku``

Sumber: Facebook Siswi SMP Negeri 1 Bawen

Melihat kalimat – kalimat pada akun tersebutmaka guru agama, ketika pembelajaran di

kelas memberikan nasehat mengenai akhlak siswa dalam kehidupan sehari – hari, seperti yang dicontohkan dalam Al quran harus menjaga sikap, ucapan, dan perbuatan Melihat permasalahan siswi SMP Negeri 1 Bawen kelas VIII yang senang marah –

marah dan memaki di dalam jejaring social facebook , bahkan ada siswi yang mengaplaud foto bersama pacarnya,hal merupakan bentuk kemerosotan moral dan

akhlak.

D. Metode Guru PAI

Guru PAI mencoba mengadakan beberapa cara untuk memperbaiki akhlak

siswi SMP Negeri 1 Bawen diantaranya : 1. Mengadakan Kajian

Kajian ini dalam bentuk Halaqoh, setiap hari jumat secara bergilir setiap kelas, kajian yang dibahas fiqih wanita, memberikan gambaran pada sisiwi- siswi

tentang sikap dan akhlak sebagai seorang muslim, setiap siswi wajib hadir , namun hal ini kurang efektif karena kajian ini hanya dilakukan oleh seorang guru agama tanpa ada bantuan dari guru yang lain, lokasi mushola yang kecil

hanya bisa menampung 3 kelas,sehingga setiap siswa hanya dapat mengikuti kajian sebulan sekali.

(49)

37

Sahabat dapat memberikan inspirasi yang sangat luar biasa, maka sudah selayaknya memperbaiki akhlak dengan membaca kisah-kisah tersebut dari mereka kita bisa belajar tentang makna hidup, untuk membangkitkan semangat

membaca maka guru PAI mewajibkan para siswi membuat literasi tentang para sahabat,tetapi hal ini ada kendala karena perpustakaan di SMP Negeri 1 Bawen

hanya memilki sedikit koleksi buku – buku agama.

3. Guru PAI juga mencoba menanamkam akhlak yang baik dengan membaca Asmaul Husna sebelum memulai pembelajaran, tetapi hal ini mendapat kritikan

dari beberapa guru yang beragama lain, mereka menyarankan jika akan membaca asmaul Husna sebaiknya ketika pelajaran Agama Islam saja, karena

(50)

38

Catatan-catatan Lapangan Catatan Lapangan 1

Metode pengumpulan Data: Wawancara

Hari/Tanggal : Kamis, 2 Februari 2017 Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen

Sumber Data : Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Bapak. Alif Zamroni,S.Pd

Diskripsi Data:

Wawancara ini merupakan wawancara pertama yang dilakukan peneliti untuk menelusuri kesesuaian tema yang diangkat dengan kondisi dilapangan. Wawancara

dilakukan terhadap dua informan yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Bapak. Alif Zamroni,S.Pd dan dilakukan di ruang Wakabid Kesiswaan dan Humas.

Dari wawancara tersebut terungkap bahwa secara umum perilaku siswa SMP Negeri 1 Bawen tidak mengkhawatirkan artinya mereka tidak sampai melakukan perbuatan yang sampai disebut sebagai kriminal. Walaupun begitu, masih ada beberapa

siswa yang melanggar peraturan sekolah seperti terlambat masuk sekolah, tidak memakai seragam lengkap, bergaul dengan lawan jenis di media sosial dengan

tanpa batasan yang jelas, mencurahkan segala emosinya pada jejaring sosial tanpa disensor telebih dahulu, dan lain-lain.

(51)

39

Negeri 1 bawen memiliki akun dan masih menjadi trend remaja saat ini. Untuk saat ini terhadap siswa yang mengakses facebook, guru PAI berusaha untuk memberikan perhatian penuh terhadap mereka selama disekolah atau ketika

pembelajaran berlangsung. Interprestasi:

Dari data diatas menunjukan bahwa trend facebook pada peserta didik SMP Negeri 1 Bawen khususnya di kelas VIII cukup menjadi perhatian dan perlu ditelusuri lebih lanjut berkaitan dengan apakah memang facebook memiliki dampak

negatif bagi mereka atau tidak. Dari wawancara awal tersebut, paling tidak ada tiga hal yang dapat dikategorikan sebagai akhlak buruk yaitu melanggar peraturan

(52)

40

Catatan Lapangan 2

Metode pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan Dokumetasi

Hari/Tanggal : Senin, 6 Februari 2017

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen Sumber Data : Bapak Alif Zamroni, S.Pd

Diskripsi Data:

Wawancara kedua yaitu dengan Wakil Kepala Sekolah Bidang kesiswaan Bapak Alif Zamroni, S.Pd. Wawancara yang dilakukan di ruang Wakabid Al-Islam dan Humas ini dilakukan untuk memperoleh informasi letak geografis, keadaan lingkungan sekolah dan sejarah berdiri dan proses perkembangan SMP Negeri 1 Bawen

Dari hasil wawancara tersebut terungkap bahwa SMP Negeri 1 Bawen

adalah lembaga pendidikan formal yang berada dibawah kemendikbud.Sejarah berdirinya Pada awal tahun 1983, di Kelurahan Harjosari Kecamatan Bawen

Kabupaten Semarang, sebagian besar masyarakat mendorong putra - putri untuk menjadi siswa pesantren.karena sekolah umum pada waktu itu lokasinya sangat jauh dari pemukiman warga. Sehingga muncul gagasan dari masyarakat

(53)

41

dengan mengajukan proposal yang diajukan melalui pemerintah daerah pada waktu itu.

Pengajuan proposal oleh masyarakat mendapat tanggapan yang positip pemerintah Kab Semarang dan pada tahun 1983 dibangun Gedung SMP

(54)

42

Catatan Lapangan 3

Metode pengumpulan Data: Wawancara, Observasi dan Dokumetasi Hari/Tanggal : Selasa, 13 Februari 2017

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen

Sumber Data : Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita

Dewi,S.Pd.I selaku guru Agama Islam

Diskripsi Data:

Informan adalah salah seorang guru PAI yang mengampu mata pelajaranPAI yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita Dewi,S.Pd. Wawancara ini dilakukan di Ruang Guru SMP Negeri 1 Bawen dan bertujuan untuk memperoleh data tentang pengetahuan guru PAI seputar facebook, tanggapan atau respon guru PAI terhadap trend facebook bagi anak remaja, dan seputar kebijakan-kebijakan yang diambil.

(55)

43

Dari wawancara tersebut, terungkap bahwa beberapa guru PAI telah memiliki akun facebook yang digunakan untuk menyambung silaturahmi dengan saudara jauh maupun teman lama. Akun miliki guru tersebut juga berteman dengan beberapa siswi kelas VIII. Akan tetapi, akunfacebook tersebut jarang dibuka karena kesibukan sehari-hari yang tidak memungkinkan untuk mengakses facebook setiap hari. Menyikapi trend facebook sekarang, Bapak Ahmad Saefudin berkomentar bahwa tidak semua dampak facebook itu negatif, akan tetapi memang tidak bisa dipungkiri kalau kecenderungan dari dampak facebook adalah negatif. Dan yang paling ditakutkan dari dampak negatif facebook adalah ketika anak-anak tidak selektif memilih teman di facebook, soalnya banyak juga media yang memberitakan tentang diculiknya remaja atau penipuan-penipuan sebab daripada berteman dengan orang tak dikenal difacebook.Sedangkan dalam konteks remaja siswi kelas VIII SMP Negeri 1 Bawen bahwa silahkan memiliki dan mengakses facebook, yang penting mereka tidak melanggar peraturan sekolah. Walaupun begitu, jika ada hal-hal yang melebihi batas, maka kami sebagai guru wajib memberi peringatan kepada mereka dan alhamdulilah selama ini belum ada kasus yang muncul dan mencemaskan di SMP Negeri 1 Bawen berkaitan dengan dampak facebook.

(56)

44

Walaupun begitu kami dan guru PAI juga tetap mengontrol mereka dalam menggunakan ponsel ketika di sekolah, dengan cara menitipkan ponsel itu ke BK atau wali kelas

(57)

45

Catatan Lapangan 4

Metode pengumpulan Data: Wawancara Hari/Tanggal : Senin, 6 Maret 2017

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : SMP Negeri 1 bawen

Sumber Data : DrsAhmad Sefudin, Suliyanti

Galuh Pratiwi Riyanti Ayuningsih Shella Arista

Diskripsi Data:

Informan adalah guru PAI yang mengampu mata pelajaran Aqidah dan Akhlak yaitu Bapak Drs. Ahmad Saefudin dan Ibu Eko Puspita Dewi, S.Pd .I selaku guru

PAI pengampu. Wawancara ini dilakukan di Ruang SMP negeri 1 Bawen dan bertujuan untuk memperoleh data tentang pendapat dan komentar terkait

dampak facebook, kejadian-kejadian berkaitan dengan dampak negatif terhadap akhlak siswi dan upaya-upaya yang dilakukan.

Selain itu, peneliti juga melakukan wawancara terhadap beberapa siswi kelas VIII

(58)

46

memiliki akun facebook, durasi dalam membuka facebook dan beberapa informasi tambahan terkait dengan facebook yang dapat menguatkan data yang telah

dihimpun peneliti sebelumnya.

Dari wawancara peneliti dengan informan, facebook belum dimanfaatkan dalam pembelajaran Akhlak. Penggunaan facebook oleh guru dan murid di SMP Negeri 1 bawen hanya sebatas berteman jejaring sosial tersebut dan belum pernah menggunakan facebook sebagai sarana pembelajaran. Facebook digunakan sebagai sarana agar terhubung dengan orang-orang yang dikenal oleh informan dan informan tidak begitu memantau keadaan siswi melalui status-statusnya. Meskipun begitu, informan mengatakan bahwa pernah beberapa kali menegur secara langsung salah satu siswa yang memakai facebook di dalam kelas saat kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung. Manfaatnya belum dimaksimalkan oleh guru PAI dan dampak negatif facebook justru sudah ada yakni bergaul dengan lawan jenis secara bebas, postingan status yang diucapkan tanpa pertimbangan terlebih dahulu dan postingan foto yang memperlihatkan aurat.

(59)

47

ngobrol dengan temannya, karena dengan facebook sudah cukup. Selain itu, kadang kalau di rumah dia kelupaan mengerjakan tugas karna saking asyiknya main facebook. Hal yang sama juga dialami oleh Galuh, dia kadang suka terlena bermain facebook sampai lupa aktifitasnya.

Interprestasi:

(60)

48

Catatan Lapangan 5

Metode pengumpulan Data: Observasi Hari/Tanggal : Senin, 13 Maret 2017

Jam : 08.30 WIB

Lokasi : -

Sumber Data : Jejaring Sosial Facebook Diskripsi Data:

Pukul 08.30 WIB peneliti melakukan observasi di jejaring social facebook.Observasi dimulai dari akun milik Nadya Nur latifa siswi kelas VIII yang diperoleh ketika peneliti melakukan wawancara di SMP Negeri 1 Bawen.Melalui akun tersebut, peneliti melacak akun-akun milik siswi kelas VIII dan mengamati status- status yang muncul. Dalam observasi tersebut, peneliti menemukan dua status milik siswi kelas VIII yaitu “

(61)

49

Kemudian peneliti menemukan status yang senada atau bernada

kotor.Yaitu terlihat di dinding facebook akun milik Intan Maharani, Status tersebut berbunyi “Mikir ndue utek rak pikirane Lananagan tok”.Sama

dengan status kotor sebelumnya, status tersebut juga hasil dari ungkapan

kemarahan. Interprestasi:

`` Sahabat Tapi Bangsat ``!!,Un malah berkhianat, tetapi kata – kata

ungkapan seperti itu merupakan ungkapan rasa kecewa pada teman atau sahabat yang dianggap baik tetapi mengkhianati persahabatan, kata kata

seperti itu seharusnya tidak diucapakn oleh seorang pelajar.

`` Mikir ndue utek rak pikirane Lananagan to ``Ungkapan itu diucapakan Intan Maharani karena kesal dan kecewa pada temanya yang

sesuka hati, tidak konsisten, berkhianat dan malah lebih memilih pacaran ketimbang persoalan lain, hal ini tidak layak diucapkan siswi yang baru kelas

(62)

50 BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan Pembahasan, penelitian ini dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:

1.Dampak negatif facebook terhadap siswa kelas VIII di SMP Negeri 1

Bawen, diantaranya: Pertama, komunikasi negatif yaitu berupamempublikasikan kata-kata tidak terpuji di facebook, mengupload foto

yang tidak pantas dan mengakses facebook tanpa ada pertimbangan yang jelas sebelumnya. Kedua, perilaku negatif yaitu berupa berkurangnya disipin siswa, interaksi social menjadi buruk, dan berkurangnya waktu belajar

sekaligus berdampak pada kemalasan siswa.

3. Metode yang dilakukan oleh guru PAI dalam menghadapi dampak

negative.facebook adalah melalui upaya prefentif dan kuratif. Upaya prefentif yaitu dengan tujuan untuk mencegah dampak negatif facebook seperti dengan

cara menasehati siswa secara langsung dan mengarahkan aktifitas facebook agar menjadi lebih positif bagi siswi kelas VIII. Upaya kuratif dilakukan oleh guru PAI untuk mengurangi dampak negatif facebook yang sudah dilakukan

(63)

51

upaya tersebut adalah karena faktor pengamatan guru terhadap siswa kelas VIII di luar sekolah sedangan dampak negatif facebook terhadap siswa kelas

VIII kebanyakan terjadi di luar sekolah.

B. Saran-saran

Setelah membahas upaya guru PAI dalam menghadapi dampak negatif facebook terhadap Siswa kelas VIII, penulis ingin mengajukan beberapa saran sebagai bahan pertimbangan untuk pembenahan terkait dengan dampak negatif facebook terhadap peserta didik yang masih labil ini. Adapun saran-saran tersebut diajukan kepada :

1. Sekolah

Sebaiknya diadakan pembinaan atau sosialisasi terhadap siswa kelas VIII agar nantinya mereka mengerti bagaimana dampak buruk dari facebook yang secara terus-menerus.Sehingga nantinya, diharapkan para peserta didik kelas

VIII dapat menyadari dan mengerti kewajiban atau tugas mereka sebagai pelajar.

2. Guru PAI

a. Sebaiknya guru mata pelajaran Al-Qur’an lebih memaksimalkan penggunaan media yang ada. Hal ini akan sangat membantu ketika siswa

mengalami kejenuhan.

b. Guru mata pelajaran Al-Qur’an harusnya mampu mengorganisir kelas dengan

Referensi

Dokumen terkait

Menurut Muhibbin Syah (2004:196), tujuan dari hasil belajar (evaluasi) adalah: (1) Untuk mengetahui tingkat kemampuan yang telah dicapai oleh peserta didik dalam waktu kurun

Terkait dengan konsep keunggulan kompararif yang diperkenalkan oleh Ricardo, dalam konteks pendidikan, suatu lembaga pendidikan harus mempunyai kelebihan-kelebihan,

Alokasi Anggaran Intansi Terkait bersumber

Hasil wawancara dengan kepala bidang Instalasi air Kota Salatiga menyebutkan pemanfaatan air dari Senjoyo digunakan untuk pemerataan kebutuhan air masyarakat

Soewondo Pati dengan Pedagang Kaki Lima Alun – Alun Pati, agar permasalahan yang diteliti lebih terfokus maka dalam penelitian ini peneliti membatasi

Sementara itu, kehomoniman leksem verba taktransitif dalam bahasa Melayu Dialek Jakarta yang mengandung relasi makna homonim dapat di- kelompokan menjadi tiga

Saran, dalam menjaga keberlanjutan program teknologi budidaya udang Vannamei sebagai inovasi pemanfaatan lahan pesisir pantai labu perlu pendampingan yang secara

Kajian ini adalah dibentuk untuk menilai sejauh mana modul ini dapat membantu guru dalam meningkatkan tahap minat, kefahaman, kemahiran dan kekreatifan pelajar dalam mata