• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Kajian

Lokasi kajian dilaksanakan di Rumah Kreatif Balikpapan di Kotamadya Balikpapan. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive), dengan pertimbangan komunitas ini melaksanakan program pengembangan industri kecil dari salah satu program CSR perusahaan migas yang beroperasi di Kalimantan. Pelaksanaan kajian dilakukan selama 3 (tiga) bulan dari bulan Oktober - Desember 2013.

Metode Penarikan Sampel

Jumlah responden yang digunakan dalam penelitian ini berjumlah 30 orang untuk mengetahui tingkat kinerja UKM RKB dan tingkat kepentingan konsumen.

Penentuan responden dilakukan dengan menggunakan metode judgement

sampling, yaitu memilih responden yang paling tepat untuk

mengumpulkan/menjaring informasi yang dibutuhkan. Responden ditentukan berdasarkan anggapan bahwa mereka bisa mewakili karakteristik konsumen yang menggunakan produk dari UKM RKB di Kotamadya Balikpapan.

Sumber Data

Sumber data untuk kajian ini adalah data internal dan data eksternal. Data internal berasal dari UKM RKB yang menggambarkan keadaan kondisi usaha. Data eksternal diperoleh dari perusahaan migas yang memahami jumlah dan jenis bantuan yang diberikan kepada UKM RKB serta tujuan program CSR yang dilakukan.

Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara: (1) kajian kepustakaan. Kajian kepustakaan ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data tertentu berupa hasil kajian/penelitian, buku-buku ilmiah, buletin, brosur dan artikel yang merupakan sumber ilmu pengetahuan yang berhubungan dengan kondisi usaha dan strategi pengembangan usaha kerajinan batik tulis dan daur ulang; (2) kajian lapangan. Kajian lapangan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung pada UKM RKB dalam melaksanakan usahanya. Data dan informasi yang diambil antara lain deskripsi usaha, kegiatan usaha, sejarah singkat usaha, profil pengrajin dan pembiayaan usaha kerajinan batik tulis dan daur ulang.

Dalam membahas masalah, menganalisis kondisi usaha dan visi, misi serta tujuan UKM RKB pada kajian ini dibutuhkan data primer dan data sekunder, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif. Untuk mendapatkan data-data tersebut digunakan teknik pengumpulan data sebagai berikut (Effendi dan Tukiran, 2012): 1. Pengamatan langsung; dengan cara mempelajari berbagai dokumen, profil

2. Wawancara terstruktur adalah wawancara dengan menggunakan daftar pertanyaan yang telah disiapkan sebelumnya. Wawancara dilakukan terhadap:

Pegawai Perusahaan:

a. Community Engagement Specialist; yang mengetahui proses latar

belakang terbentuknya Komunitas Mangrove dan jenis bantuan yang diberikan Perusahaan baik financial maupun technical.

b. Team Manager, yang memahami tujuan pengembangan CSR Perusahaan

dan menyetujui pembentukan Rumah Kreatif Balikpapan.

3. Focus Group Discussion (FGD); teknik dalam mengumpulkan data kualitatif

di mana sekelompok orang berdiskusi dengan pengarahan dari seorang moderator atau fasilitator mengenai suatu topik. Fasilitator memberikan beragam pertanyaan terstruktur. Selanjutnya setiap jawaban dikelompokkan dalam suatu tatanan terstruktur. Selain itu, fasilitator membagi peserta dalam sebuah kelompok kecil dan memberikan tugas untuk membahas suatu persoalan yang sedang dihadapi. Semua informasi yang dikumpulkan dari peserta, selanjutnya dideskripsikan dalam sebuah paparan yang kemudian disepakati secara bersama. Paparan tersebut berupa kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dari sebuah industri kecil. Hal-hal yang biasanya didikusikan mulai dari visi dan misi, profil usaha, sistematika organisasi, proses produksi, pemasaran, perkembangan produk dan laporan keuangan. FGD dilakukan terhadap seluruh anggota UKM RKB (ketua, bendahara dan para pekerja).

4. Kuesioner; untuk mengetahui tingkat kinerja UKM RKB dan tingkat kepentingan konsumen.

5. Studi kepustakaan, memanfaatkan sumber-sumber literatur dan referensi yang berkaitan dengan kajian ini.

Analisis Data

Analisis kualitatif dilakukan dengan melakukan analisis secara deskriptif terhadap kondisi usaha, aspek teknis produksi, pemasaran dan pengembangan usaha kerajinan batik tulis dan daur ulang. Analisis deskriptif dilakukan untuk menggambarkan secara keseluruhan kerajinan batik tulis dan daur ulang termasuk kondisi lingkungan internal dan eksternal yang sedang dialami oleh pengrajin.

Metode Importance Performance Analysis (IPA) digunakan untuk mengukur hubungan antara persepsi konsumen dan prioritas peningkatan kualitas produk/jasa yang dikenal dengan quadran analysis. IPA mempunyai fungsi utama untuk menampilkan informasi berkaitan dengan faktor-faktor yang menurut konsumen sangat mempengaruhi kepuasan dan loyalitas mereka dan faktor-faktor yang perlu ditingkatkan. IPA menggabungkan pengukuran faktor tingkat kepentingan dan tingkat kepuasan dalam dua grafik dimensi yang memudahkan penjelasan data dan mendapatkan usulan praktis.

Gambar 3. Pembagian kuadran IPA

Pada Gambar 3 dapat dijelaskan masing-masing kuadran sebagai berikut: 1. Kuadran Pertama 'Tingkatkan Kinerja', faktor-faktor yang terletak pada

kuadran ini dianggap sangat penting sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang memadai untuk meningkatkan kinerja berbagai faktor tersebut.

2. Kuadran Kedua 'Pertahankan Kinerja', faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap sebagai faktor penunjang bagi kepuasan konsumen sehingga pihak manajemen berkewajiban memastikan mempertahankan prestasi.

3. Kuadran Ketiga 'Prioritas Rendah', faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting oleh konsumen sehingga pihak manajemen tidak perlu memberikan perhatian.

4. Kuadran Keempat 'Cenderung Berlebihan', faktor-faktor yang terletak pada kuadran ini dianggap tidak terlalu penting sehingga pihak manajemen perlu mengalokasikan sumber daya yang terkait dengan faktor-faktor ini kepada faktor-faktor lain yang memiliki prioritas penanganan lebih tinggi.

Prosedur yang dijalankan dengan penggunaan metode IPA: a. Penentuan faktor-faktor yang dianalisis.

b. Penyebaran kuesioner.

c. Menghitung nilai rata-rata tingkat kepuasan dan prioritas penanganan, membuat grafik IPA.

d. Melakukan evaluasi terhadap faktor sesuai dengan kuadran masing-masing. Selanjutnya analisis yang digunakan untuk strategi pengembangan usaha menggunakan model-model dalam analisis SWOT antara lain sebagai berikut (Hubeis dan Najib, 2008):

a. Matriks Evaluasi Faktor Eksternal (EFE) dan Matriks Evaluasi Faktor Internal (EFI)

1. EFE menyangkut lingkungan eksternal; sedangkan EFI menyangkut kondisi internal, pertama-tama membuat list atau daftar faktor-faktor penting eksternal baik yang menjadi peluang (opportunities) maupun

Tingkatkan Kinerja (1) Pertahankan Kinerja (2) (3) Prioritas Rendah (4) Cenderung Berlebihan Rata-rata Rata-rata Tingkat kepuasaan Prioritas penanganan Rendah Rendah Tinggi Tinggi

ancaman (threats) industri dan faktor-faktor internal kekuatan (strength)

dan kelemahan (weakness).

2.Memberikan bobot tingkat kepentingan dari masing-masing faktor tersebut dengan interval nilai 0,0 untuk faktor yang sangat tidak penting sampai 1,0 untuk faktor yang sangat penting. Bobot ini menyatakan seberapa penting setiap faktor tersebut dalam industri itu berada, dengan total seluruh bobot sama dengan 1,0.

3.Masing-masing faktor kemudian diberi rating dengan skala 4 (outstanding) sampai dengan 1 (poor) berdasarkan kondisi usaha yang ada. Peringkat ini menggambarkan seberapa besar faktor efektivitas strategi merespons berbagai faktor eksternal dan internal. Nilai 1, jika perusahaan meresponnya dengan sangat buruk; Nilai 2 jika respon perusahaan sama saja dengan rataan perusahaan lain yang berada dalam industri; Nilai 3, jika respon perusahaan terhadap faktor-faktor eksternal dan internal lebih baik dibandingkan dengan respon perusahaan lainyang ada dalam industri; Nilai 4 diberikan jika respon perusahaan terhadap lingkungan eksternal dan internal sangat baik.

4.Masing-masing bobot dikalikan dengan rating, sehingga diperoleh nilai untuk masing-masing faktor.

5.Nilai masing-masing faktor dijumlahkan untuk memperoleh nilai faktor pembobotan bagi industri yang bersangkutan.

b. Matriks Internal Eksternal (IE)

Selanjutnya total skor terbobot dari faktor-faktor internal dan eksternal dianalisis dengan menggunakan matriks Internal – External (IE) model General Electric (GE), seperti yang disajikan pada Tabel 5. Hasil pada matrik IE dapat digunakan untuk menentukan posisi usaha sehingga diketahui arah strategi yang akan diterapkan. Ada tiga kelompok bentuk strategi dasar, yaitu:

1. Strategi Pertumbuhan (Growth Strategy), kuadran-kuadran ini merupakan kondisi pertumbuhan perusahaan.

2. Strategi Stabilitas (Stability Strategy) adalah bentuk strategi yang diterapkan tanpa harus mengubah arah strategi yang sedang dijalankan. 3. Strategi Penciutan (Retrenchment Strategy) adalah usaha memperkecil

Tabel 3. Matrik Internal Eksternal T O T A L S K O R F A K T O R E K S T E R N A L

TOTAL SKOR FAKTOR INTERNAL

KUAT RATAAN LEMAH

4.0 3.0 2.0 1.0 T ING GI 3.0 Kuadran 1 Growth Kuadran 2 Growth Kuadran 3 Retrenchment M E N E NG AH 2.0 Kuadran 4 Growth Kuadran 5 Growth Kuadran 6 Retrenchment Stability R E ND AH 1.0 Kuadran 7 Growth Kuadran 8 Growth Kuadran 9 Retrenchment c. Matrik SWOT

Matrik ini dapat menggambarkan secara jelas faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) yang ada di UKM RKB, selanjutnya faktor-faktor eksternal (peluang dan ancaman) juga dimunculkan dalam matriks ini guna menghasilkan alternatif strategi pengembangan usaha (Rangkuti, 2013). Matrik SWOT dapat menghasilkan empat kemungkinan alternatif strategik dan selanjutnya dilakukan analisis bauran pemasaran terdiri dari kajian menggenai produk, tempat, harga dan promosi.

Pada Tabel 4 berikut, ada empat alternatif strategi yang dihasilkan dari faktor-faktor kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman. Strategi SO

(strength dan opportunity) menggunakan kekuatan untuk memanfaatkan

peluang, strategi WO (weakness dan opportunity) meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang, strategi ST (strength dan threat) menggunakan kekuatan untuk mengatasi ancaman dan strategi WT

(weakness dan threat) meminimalkan kelemahan dan menghindari ancaman.

Tabel 4. Matrik SWOT INTERNAL EKSTERNAL STRENGTHS (S) Tentukan 5-10 faktor-faktor kekuatan internal WEAKNESS (W) Tentukan 5-10 faktor-faktor kelemahan internal OPPORTUNITIES (O) Tentukan 5-10 faktor-faktor peluang eksternal STRATEGI SO : Ciptakan strategi menggunakan

kekuatan untuk memanfaatkan peluang

STRATEGI WO : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

THREATS (T) Tentukan 5-10 faktor-faktor

ancaman eksternal

STRATEGI ST : Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan untuk

mengatasi ancaman

STRATEGI WT : Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan

d. Matrik QSPM (Quantitative Strategy Planning Matrix)

David et al. (2009) menjelaskan matrik QSPM merupakan alat yang memungkinkan untuk mengevaluasi strategi alternatif secara objektif, berdasarkan faktor-faktor sukses internal dan eksternal yang sudah ada sebelumnya.

Matriks QSPM terdiri dari atas empat komponen, antara lain (i) bobot, yang diberikan sama dengan yang ada pada matriks EFE dan EFI; (ii) nilai daya tarik, (iii) total nilai daya tarik dan (iv) jumlah total nilai daya tarik. Ada enam langkah yang diperlukan untuk mengembangkan matriks QSPM:

6. Mendaftarkan peluang atau ancaman kunci eksternal dan kekuatan dan kelemahan internal perusahaan dalam kolom kiri matriks QSPM.

7. Memberikan bobot untuk setiap faktor eksternal dan internal. Bobot yang sama dengan yang dipakai dalam matriks EFE dan EFI.

8. Memeriksa tahap kedua (pemaduan) matriks dan mengidentifikasi strategi alternatif yang dapat dipertimbangkan perusahaan untuk diimplementasikan.

9. Menetapkan nilai daya tarik yang menunjukkan daya tarik relatif setiap strategi dalam alternatif set tertentu. Nilai daya tarik tersebut adalah 1 = tidak menarik; 2 = agak menarik; 3 = cukup; 4 = amat menarik.

10. Menghitung total nilai daya tarik dengan mengalikan bobot dengan nilai daya tarik.

11. Menghitung jumlah total nilai daya tarik. Jumlah ini mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dalam setiap strategi. Semakin tinggi nilai menunjukkan strategi tersebut semakin baik.

Adapun kerangka kerja kajian analisis kondisi usaha dan strategi pengembangan usaha industri kecil berbasis komunitas dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Kerangka kerja kajian Permasalahan UKM RKB

Analisis kondisi usaha

Identifikasi visi, misi dan tujuan UKM RKB

Analisis kinerja UKM RKB

Analisis lingkungan internal Analisis lingkungan eksternal

Kekuatan dan kelemahan Peluang dan ancaman

Pengolahan dan Analisis Data

Strategi Pengembangan Usaha

Dokumen terkait