• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PENELITIAN

3.2 Metode Kajian

Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Siregar (2016) Penelitian deskriptif bertujuan untuk mendeskripsikan suatu fenomena atau fakta sosial dan alam secara sistematis, dan digunakan untuk menjawab rumusan masalah pertama.

Pendekatan kuantitatif oleh Arikunto (2013) bahwa pendekatan dengan menggunakan angka, mulai dari pengumpulan data, penafsiran terhadap data tersebut, serta penampilan dari hasilnya.

3.2.1 Populasi dan Sampel

Populasi merupakan objek yang mempunyai karakteristik tertentu yang akan diteliti. Sedangkan sampel merupakan bagian dari populasi yang didapat dengan cara tertentu untuk diukur dan diamati karakteristiknya (Nursalam, 2013).

Populasi dalam kajian ini adalah seluruh anggota Kelompok ternak Karya Abadi dusun Sanding binaan KUD Karya Bhakti Ngancar. Berdasarkan data yang diperoleh, jumlah populasi anggota Kelompok ternak Karya Abadi dusun Sanding binaan KUD Karya Bhakti Ngancar sebanyak 39 orang.

Teknik penentuan sampel yang digunakan ialah Non Probability Sampling dengan jenis Purposive Sampling, Non Probability Sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel. Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu dalam Sugiyono, (2016) Alasan meggunakan teknik purposive sampling ini karena sesuai untuk digunakan untuk penelitian kuantitatif, atau penelitian-penelitian yang tidak melakukan generalisasi menurut Sugiyono (2016). Sampel yang digunakan adalah 20 orang dengan kriterian tertentu yaitu 1) Peternak memiliki populasi >2 Sapi perah laktasi; 2) Aktif dalam kelompok ternak.

3.2.2 Metode Pengumpulan Data A. Jenis dan Sumber Data

Data primer dan data sekunder merupakan jenis data yang diperlukan di penelitian ini. Sumber pengambilan data primer didapatkan langsung dari responden dan lapangan melalui observasi lapangan dan hasil wawancara menggunakan instrumen kuesioner yang dibuat. Data sekunder didapatkan secara tidak langsung yaitu melalui perantara berupa Programa Pertanian Kec. Ngancar, data profil desa serta data dari internet sebagai pustaka atau referensi yang sesuai dengan kajian yang dilaksanakan.

B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data didapatkan melalui kuesioner, pengamatan, dan wawancara. Penyebaran kuesioner serta wawancara dilakukan secara semi

25

terstruktur mengenai topik yang dibahas dan memberikan kesempatan bagi responden untuk jujur dan terbuka. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melihat dan menilai kondisi sekitar lingkungan tempat yang akan dilakukan penelitian.

C. Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data adalah pemrosesan hingga menjadi tabel. Pengolahan data kajian meliputi tiga tahapan, yaitu: (1) Editing atau pengecekan data; (2) Coding atau pemberian kode pada tiap data dengan kategori sama; (3) Tabulation atau pembuatan tabel – tabel berisikan data yang telah diberikan kode. Data penelitian dianalisis untuk diambil rata-rata dan standar devisiasi yang kemudian disajikan secara deskriptif kuantitatif. Alat analisis yang digunakan dalam mengolah data penelitian yaitu software Microsoft Excel 2019 dan Statistical Product and Service Solutions (SPSS) 25.

3.2.3 Metode Pengujian CMT

Uji CMT dilakukan untuk mengetahui dampak dari penggunaan larutan antiseptik celup puting dari daun sirih hijau, yaitu dengan mengamati penggunaan larutan antiseptik pada 24 sapi perah mastitis sebelum dan setelah penggunaan.

Penggunaan larutan antiseptik celup puting daun sirih hijau dilaksanakan seteleh pemerahan pada sapi perah ketika pagi dan sore hari. Uji CMT dipilih karena mudah digunakan, cepat, memiliki kepekaan dan kekhasan yang tinggi.

Prosedur pelaksanaan uji CMT diawali dengan mengambil sampel dari susu sapi segar sebanyak 2 ml pada setiap puting, selanjutnya sebanyak 2 ml susu sapi segar diletakkan pada paddle yang disesuaikan dengan posisi masing-masing puting, tambahkan reagen CMT sebanyak 2 ml pada setiap paddle yang telah diisi susu sapi segar. Perbandingan antara volume susu dan reagen CMT adalah 1:1.

Setelah dicampurkan antara susu sapi segar dan reagent CMT, aduk atau goyangkan paddel secara horizontal selama 10 detik.

Berdasarkan uji CMT, California Mastitis Test (CMT) adalah uji yang menggunakan prinsip penambahan reagen serupa dengan detergen pada sampel susu, interpretasi hasil uji CMT diklasifikasikan ke dalam 4 kategori, yaitu negatif, trace, positif 1 (+1), positif 2 (+2) dan positif 3 (+3) (Shearer dan Harris, 2003;

Setiawan et al., 2013). Penilaian dilakukan secara visual dengan mengamati reaksi susu segar setelah diberi reagen CMT, Interpretasi skor CMT dapat dilihat pada tabel 2

Tabel 2. Interpretasi Skor CMT Skor

CMT Deskripsi Jumlah Sel

Somatic Skor N

(Negatif) Tidak terjadi penggumpalan < 200.000 - T (Trace) Sedikit pengentalan dan menghilang

selama 10 detik

200.000 – 500.000

T 1 Pengentalan berbeda, belum terbentuk

gel

500.000 – 1.500.000

+ 2 Mengental dan membentuk gel didasar

cangkir

1.500.000 – 5.000.000

++

3 Terbentuk gel diseluruh sampel >5.000.000 +++

Sumber : Marshall dkk, 1993

3.2.4 Metode Perhitungan Persentase Mastitis

Data yang didapat pada uji CMT akan diakumulasikan dan dihitung untuk mengetahui persentase. Untuk menghitung data dari persentase penyakit mastitis yang ada pada para peternak maka digunakanlah rumus berikut:

𝑃𝑀

𝐽𝑃𝑇 × 100%

Keterangan :

PM = Puting Mastitis

JPT = Jumlah Puting yang di Tes

27

3.2.5 Pemantapan Materi Pembuatan dan Penerapan Larutan Antiseptik Celup Puting berbahan dasar Daun Sirih Hijau (Piper betle L.) Menurut D.

Atam, dkk, (2020) A. Alat

1. Panci 2. Kompor

3. Alat Celup Puting

4. Jerigen atau Botol bekas 5. Pisau

6. Blander 7. Timbangan 8. Saringan 9. Pengaduk

B. Bahan

1. Air bersih 2. Daun Sirih Hijau C. Prosedur Pembuatan

1. Sediakan daun sirih hijau dan air yang mengalir

2. Cuci daun sirih hijau dengan air bersih kemudian angin-anginkan selama 2 jam

3. Potong daun sirih hijau yang telah dikeringkan dengan kasar dan berukuran ≤ 1cm

4. Irisan daun sirih yang kasar dimasukan ke dalam blander untuk dihaluskan dan ditambahkan air mineral dengan perbandingan daun sirih hijau dan air bersih 1 : 2

5. Daun sirih yang sudah halus dimasukkan ke dalam panci untuk dilakukan proses perebusan, perebusan berlangsung selama 30 menit dengan suhu 100oC dan akan menghasilkan larutan dengan konsentrasi 88,61 % 6. Dinginkan air rebusan daun sirih dan lakukan penyaringan

7. Masukkan larutan daun sirih hijau yang telah disaring ke jerigen yang telah disiapkan

8. Untuk menghasilkan larutan dengan konsenstrasi 60% maka perlu mencampurkan 60 ml rebusan daun sirih dengan 30 ml air bersih dan masukan pada botol celup puting atau botol bekas dan tutup rapat.

9. Sedangkan, untuk menghasilkan larutan dengan konsentrasi 50%, maka perlu mencampurkan 50 ml rebusan daun sirih dengan 40 ml air bersih.

D. Cara Penggunaan

1. Setelah sapi diperah, bersihkan puting dan ambing dengan air bersih 2. Celupkan larutan antiseptik daun sirih hijau ke puting ternak selama 10 –

15 detik

3. Lakukan prosedur yang sama kepada setiap puting dari ternak sapi perah setalah pemerahan.

3.2.6 Analisis Data Pemantapan Materi

Analisis data dilakukan secara deskriptif. Analisis deskriptif merupakan suatu metode analisa untuk meringkas dan menggambarkan isi data. Analisis deskriptif dengan parameter yang diamati pada prosedur pembuatan adalah dengan melihat aroma, warna, kepekatan, serta efek penggunaan larutan antiseptik celup puting daun sirih hijau pada susu segar sapi perah melalui uji CMT,

Dokumen terkait