• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Dynamic Voltage Restorer (DVR)

2.4.2. Metode Kompensasi Kedip Tegangan pada DVR

Suatu DVR umumnya diletakkan pada level distribusi, dengan prinsip utama

menyuntikkan tegangan secara seri dengan sumber tegangan pada saat gangguan

terdeteksi pada sistem daya. Beban sensitif yang akan dilindungi terhadap kedip

tegangan yang terjadi akibat gangguan hubung singkat pada jaringan sistem tenaga,

akan dihubungkan dengan DVR [19, 20].

Teknik kendali kompensasi pada suatu DVR adalah mekanisme yang

digunakan untuk memonitor kondisi tegangan yang mengalir pada sistem distribusi.

Apabila terjadi kedip tegangan pada saluran distribusi, tegangan pada beban tetap

dipertahankan sama dengan tegangan sebelum terjadi kedip tegangan. Pada umumnya

kedip tegangan berhubungan dengan pergeseran fasa disertai dengan perubahan besar

tegangan. Oleh karena itu teknik kendali yang digunakan harus dapat

mengkompensasi perubahan besar tegangan, pergeseran fasa dan bentuk gelombang,

tetapi tergantung terhadap koneksi beban yang dihubungkan dengan saluran distribusi

tersebut. Pada dasarnya jenis beban sangat mempengaruhi strategi kompensasi yang

dipakai. Sebagai contoh, pada beban linier hanya dibutuhkan kompensasi besar

tegangan, karena beban linier tidak sensitif terhadap pergeseran fasa.

Rangkaian pada sistem daya sederhana yang menggunakan DVR ditunjukkan

Gambar 2.17 Sistem Daya Dengan DVR [21]

Pada keadaan normal, tegangan sumber (Vs) diidentifikasi sebagai tegangan

pre-sag (Vpre-sag). Pada saat DVR tidak menyuntikkan tegangan pada sistem, maka

tegangan beban Vload akan sama dengan VS. Pada saat terjadi kedip tegangan, besar

dan sudut fasa sumber tegangan dapat mengalami perubahan (Vsag). Pada kondisi

tersebut, maka DVR akan bekerja dengan menyuntikkan tegangan sebesar VDVR.

Apabila kedip tegangan yang terjadi telah dikompensasi, maka tegangan selama

terjadi kedip akan sama dengan tegangan sebelum terjadi kedip (Vsag = Vpresag

a. Kompensasi Pre-Sag

).

Kompensasi dilakukan dengan menyuntikkan daya aktif dan daya reaktif. Tergantung

tingkat kompensasi yang dibutuhkan oleh beban, terdapat tiga jenis metode

kompensasi yaitu : kompensasi pre-sag, kompensasi in-phase dan teknik optimasi

energi [18].

Strategi kompensasi ini direkomendasikan pada beban-beban non linier yang

sensitif, membutuhkan kompensasi terhadap besaran tegangan dan sudut fasa

tegangan. Pada teknik kompensasi ini, DVR akan mencatu perbedaan yang terjadi

fasa kepada nilai sebelum terjadi kedip tegangan, seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2.18

Gambar 2.18 Teknik kompensasi Pre-Sag [21]

Dimana : VDVR =

V

tegangan yang disuntikkan DVR

Sag

V

= besar kedip tegangan

pre-sag = tegangan beban sebelum gangguan = 1 pu

Iload

δ = δ

= arus beban

L = sudut antara arus beban IL dengan tegangan beban VL

δ

S = sudut antara arus beban IL dengan kedip tegangan V

Pada kondisi normal, tegangan sistem (V

Sag

pre sag) akan sama dengan tegangan

beban (V Load) dimana keduanya mempunyai nilai sebesar 1 pu dengan sudut fasa

sebesar nol. Selama terjadi kedip tegangan, maka tegangan sistem akan berkurang

dengan nilai yang lebih kecil dari nilai VS . Pengurangan nilai tegangan ini akan

tegangan dan akan menyuntikkan tegangan kompensasi VDVR

Pada Gambar 2.18 daya semu dari DVR adalah [22]:

untuk mengembalikan

kembali nilai besar tegangan dan sudut fasa.

1��� = � . V1DVR

1��� = ��.��2+ 2− 2����cos (��− ��) ...….... (2.11)

...………... (2.10)

dan daya aktif DVR adalah :

1��� = �(�cos�− �cos� ) ....……...…... (2.12) Besaran dari VDVR

1��� = ��2+ 2− 2�cos (�− �) ..…... (2.13)

dapat dihitung dengan persamaan :

dan sudut fasa pada VDVR

�1��� = ���tan sin �

��cos �−�� ...……..……...…... (2.14)

adalah sebesar :

b. Teknik Kompensasi In-Phase

Pada metode kompensasi ini hanya besaran tegangan yang dikompensasi.

Tegangan yang dikompensasi sefasa dengan kedip tegangan dan hanya besar

tegangan yang dikompensasi. Oleh karena itu pada teknik kompensasi ini, tegangan

yang disuntikkan DVR dapat diminimalkan. Teknik kompensasi ini sangat cocok

untuk beban-beban linier karena tidak membutuhkan kompensasi terhadap sudut fasa.

Lebih lanjut teknik kompensasi ini dapat dilihat seperti yang ditunjukkan pada

Gambar 2.19.

Pada Gambar 2.19 tersebut, dapat dilihat bahwa tidak terdapat perbedaan fasa

mendapatkan nilai ������� sebesar 1 pu.

Gambar 2.19 Teknik kompensasi In-Phase [21]

Daya semu dan daya aktif DVR adalah [22]

2��� = �.�2��� ...……... (2.15)

2��� = ����cos� = � (�− � ) cos� ....…... (2.16)

Besaran dan sudut fasa VDVR

2��� = �− �…………...…..…... (2.17) adalah

2��� = � ...…………... (2.18)

c. Teknik kompensasi Optimasi Energi

Pada teknik kompensasi optimasi energi ini pemakaian daya aktif diminimalkan

atau dibuat sama dengan nol, dengan cara menyuntikkan tegangan yang dibutuhkan

DVR dengan besar sudut fasa 90o terhadap arus beban. Metode ini dapat mengurangi

konsumsi energi yang tersimpan pada DC link dengan cara menyuntikkan daya

menyuntikkan energi akan meningkat apabila kapasitas penyimpanan energi

meningkat juga. Namun pada teknik ini tegangan yang disuntikkan akan lebih besar

daripada teknik kompensasi in-phase. Oleh karena itu dibutuhkan transformator

penyuntik dengan rating yang lebih tinggi.

Pada Gambar 2.20 dibawah ini dapat dilihat bahwa ���� mempunyai sudut fasa

900 terhadap arus beban. Bila dianalisa maka ���� dengan metode

ini ternyata lebih besar jika dibandingkan dengan ���� dengan metode lain.

Gambar 2.20 Teknik kompensasi optimasi energi [21]

Dari ketiga metode tersebut mempunyai tujuan utama supaya tegangan beban dikompensasi sama dengan tegangan nominal.

|�����| =�������

Arus dan daya pada steady state yang diserap oleh beban tidak berubah, sehingga:

|�����| =�������

|�����| =�������

|�����| =�������

dan tegangan DVR (VDVR

Pada Gambar 2.21 ditunjukkan aliran daya aktif dan reaktif pada sistem,

strategi pengendalian tergantung dari jenis beban dan respon beban terhadap

perubahan tegangan. Beberapa beban sangat sensitif terhadap pergeseran fasa dan

pergeseran fasa tersebut harus dihilangkan pada teknik pengendalian DVR. ) yang harus disuntikkan kepada sistem.

Gambar 2.21 Aliran daya aktif dan reaktif pada sistem dengan DVR [21]

Dokumen terkait