• Tidak ada hasil yang ditemukan

Hasil Simulasi Tegangan Setelah Terjadi Gangguan Satu Fasa Ke Tanah Menggunakan DVR (Dynamic Voltage Restorer) Berbasis Pengendali

HASIL SIMULASI DAN PEMBAHASAN

4.4. Hasil Simulasi Tegangan Setelah Terjadi Gangguan Satu Fasa Ke Tanah Menggunakan DVR (Dynamic Voltage Restorer) Berbasis Pengendali

Logika Fuzzy

Seperti yang telah dikatakan sebelumnya bahwa rangkaian Dynamic Voltage

Restorer terdiri atas regulator tegangan, PWM generator, PWM IGBT inverter dan

LC Filter. Tegangan beban hasil pengukuran diperoleh dari V2, dan akan menjadi

sinyal masukan pada regulator tegangan. Kemudian sinyal tersebut akan

dikonversikan dari tegangan AC menjadi DC. Hasil perbandingan dari referensi

sinyal tersebut akan dimasukkan ke Pengontrol Logika Fuzzy. Slanjutnya dari proses

tersebut akan masuk ke PWM generator guna membangkitkan sinyal inverter.

Struktur tersebut dapat digambarkan dalam simulasi dari regulator tegangan sebagai

berikut :

a. Filter Dynamic Voltage Restorer Tiga Fasa

Dynamic Voltage Restorer mempunyai inverter sebagai komponen utamanya.

Gelombang keluaran dari inverter ini pada umumnya merupakan non-sinusoidal dan

mengandung harmonisa. Pengurangan harmonisa dapat dilakukan dengan menambah

filter aktif atau filter pasif. Pada percobaan ini dilakukan dengan menambahkan filter

pasif yang terdiri dari RC dan LC, gunanya agar menjaga tingkat harmonisa yang

dihasilkan DVR masih merupakan batas yang diizinkan. Pada penelitian ini nilai

masing-masing komponen R = 0.2 ohm, L = 1 mH dan C = 10 µF.

b. Pengujian Filter Pasif DVR Tiga Fasa

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui besar THD tegangan sebelum filter,

besar THD setelah melewati filter dan besar THD tegangan setelah melewati

transformator injeksi. Pengujian dilakukan pada beban sensitif 10 kW dengan Vdc

sebesar 120 volt, dari hasil pengujian diperoleh bahwa tegangan keluaran inverternya

Gambar 4.30. FFT Analisis tegangan keluaran inverter sebelum filter pasif

Setelah melewati filter pasif, diperoleh THD tegangan mengalami penurunan yaitu

sebesar 10.99 %, seperti yang ditunjukkan oleh Gambar 4.31 berikut :

0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07

-50 0 50

FFT window: 3 of 6.5 cycles of selected signal

Time (s) 0 5 10 15 20 0 2 4 6 8 10 Harmonic order Fundamental (50Hz) = 62.23 , THD= 61.82% M ag ( % of F undam ent al )

Gambar 4.31 FFT Analisis tegangan keluaran inverter setelah filter pasif

c. Pengujian Gangguan Pada Jaringan 1. Beban 2.5 kW

Pada pengujian ini, gangguan disimulasikan adalah gangguan satu fasa ke tanah,

dengan resistansi gangguan 1.8 ohm dan waktu terjadi gangguan di mulai dari 0.0167

detik, dengan beban sensitif yang bervariasi. Untuk melindungi, maka DVR yang

akan diuji menggunakan tegangan DC pada beban maksimum 10 kW dan Vdc 160

volt.

0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 -20

0 20

FFT window: 3 of 6.5 cycles of selected signal

Time (s) 0 5 10 15 20 0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Harmonic order Fundamental (50Hz) = 20.21 , THD= 10.99% M ag ( % of F undam ent al )

Gambar 4.32. Tegangan sumber dan tegangan beban sensitif dengan DVR berbasis pengendali logika fuzzy untuk beban 2.5 kW dengan Vdc = 90 volt

Pada Gambar 4.32 tegangan sumber yang mengalami kedip tegangan sebesar 0.2 pu

dan tegangan pada beban sensitif setelah dipasang DVR dengan besar tegangan DC

90 volt. Pada gambar 4.32 tersebut terlihat pada saat terjadi kedip tegangan sebesar

0.2 pu maka DVR akan memperbaiki tegangan beban sensitif sehingga dapat pulih

menjadi 1 pu, dengan cara menyuntikkan tegangan pada fasa-a yang mengalami

penurunan tegangan.

Tegangan injeksi ini diperoleh dari tegangan yang dihasilkan oleh inverter,

dimana inverter ini dipicu oleh SPWM dengan frekuensi sebesar 5 KHz. Berikut

Gambar 4.33. Tegangan keluaran inverter untuk daya 2.5 kW

Dengan besar tegangan DC inverter, diperoleh tegangan puncak keluaran sebesar 69

volt AC. Tegangan inverter tersebut setelah diukur nlai RMS diperoleh nilai puncak

sebesar 35 volt. Tegangan keluaran inverter tersebut selanjutnya akan melewati filter

pasif sehingga akan diperoleh tegangan suntik seperti pada Gambar 4.34. Hasil

tegangan suntik tersebut akan menuju transformator injeksi dengan perbandingan 1:5.

Setelah itu akan diperoleh tegangan keluaran yang berada pada 1 pu, dengan THDv

sebesar 1.23 % seperti pada Gambar 4.35 berikut :

Gambar 4.35. FFT Analisis gelombang keluaran transformator penyuntik

0.02 0.04 0.06 0.08 0.1 0.12 -0.5

0 0.5

FFT window: 6 of 6.5 cycles of selected signal

Time (s) 0 5 10 15 20 0 0.5 1 1.5 Harmonic order Fundamental (50Hz) = 0.9494 , THD= 1.23% M ag ( % of F undam ent al )

Selanjutnya langkah – langkah ini dilakukan juga untuk beban sensitif 5 kW, 7.5 kW

dan 10 kW.

2. Beban 5 kW

Gambar 4.36. Tegangan Sumber dan tegangan beban sensitif pada beban 5 kW dengan Vdc = 160 volt

Gambar 4.37. Tegangan keluaran inverter pada beban 5 kW

Gambar 4.39. FFT Analisis gelombang keluaran transformator penyuntik 0.01 0.02 0.03 0.04 0.05 0.06 0.07 0.08 0.09 0.1 -0.4 -0.2 0 0.2 0.4

FFT window: 5 of 6.5 cycles of selected signal

Time (s) 0 5 10 15 20 0 1 2 3 4 Harmonic order Fundamental (50Hz) = 0.4694 , THD= 2.80% M ag ( % of F undam ent al )

3. Beban 7.5 kW

Gambar 4.40. Tegangan Sumber dan Tegangan Beban Sensitif pada beban 7.5 kW dengan Vdc = 160

Gambar 4.42. Tegangan suntik untuk beban 7.5 kW

4. Beban 10 kW

Gambar 4.44 Tegangan Sumber dan tegangan beban sensitif untuk beban 10 kW dengan Vdc = 160 volt

Gambar 4.46. Tegangan suntik pada beban 10 kW

Waktu yang diperlukan untuk mengembalikan tegangan pada kondisi semula setelah

terdeteksi terjadinya kedip tegangan 0.1 ms, seperti yang ditunjukkan oleh gambar

berikut ini :

Gambar 4.48. Waktu pemulihan terhadap terjadinya kedip tegangan

Setelah terdeteksi adanya kedip tegangan oleh DVR dimulai dari 0.0166 detik, pada

saat tersebut DVR akan langsung menyuntikkan tegangan dan tegangan akan kembali

normal pada 0.0168 detik. Hasil pengukuran untuk beban bervariasi dengan besar

Tabel 4.2. Hasil Pengukuran DVR pada sistem dengan Pengendali Logika Fuzzy Daya Beban (watt) Vsumber tanpa DVR (pu) Vout Inverter (RMS)

Vbeban sensitif (pu) Tegangan Suntik fasa-a (volt) THDv Tegangan Beban (%) Va Vb Vc Va Vb Vc 2500 0.8 1 1 69 1 1 1 35 1.23 5000 0.8 1 1 115 1 1 1 37 2.8 7500 0.8 1 1 120 1 1 1 50 1.05 10000 0.8 1 1 122 1 1 1 57 1.06

BAB 5 KESIMPULAN

Dari hasil simulasi pada Penggunaan DVR (Dynamic Voltage Restorer)

berbasis Pengendali logika fuzzy untuk Gangguan satu fasa ke tanah dapat

disimpulkan sebagai berikut :

1. DVR berbasis pengendali logika fuzzy dapat memulihkan tegangan beban

sensitif yang dilindungi terhadap kedip tegangan akibat gangguan hubung

singkat satu fasa, mendekati nilai nominal (1 pu) dalam waktu 0.001 detik

2. Besar tegangan yang disuntikkan oleh DVR yang menggunakan pengendali

logika fuzzy lebih kecil dari pada DVR yang tidak menggunakan, misalnya

untuk beban 2500 Watt besar tegangan suntik Vinj pada DVR tanpa

pengendali logika fuzzy (Tabel 4.1 = 23,2 volt) lebih kecil dari pada DVR

yang memakai pengendali logika fuzzy (Tabel 4.2 = 35 volt).

3. Nilai THDv akan diperbaiki pada DVR yang menggunakan pengendali logika

fuzzy dari pada DVR tanpa pengendali logika fuzzy, misalnya dapat dilihat

hasil Tabel 4.1 dan Tabel 4.2, untuk beban 2500 Watt; ditunjukkan THDv

Dokumen terkait