• Tidak ada hasil yang ditemukan

TINJAUAN PUSTAKA

2.5. Dynamic Voltage Restorer (DVR)

2.5.1. Struktur Dasar Dynamic Voltage Restorer

Fungsi dasar DVR adalah mendeteksi terjadinya kedip tegangan yang terjadi

pada saluran sistem daya, kemudian menyuntikkan tegangan untuk mengkompensasi

kedip tegangan yang terjadi. Oleh karena itu DVR ditempatkan dekat dengan beban

sensitif yang dilindungi.

DVR mempunyai power circuit dan control circuit [17],[18]. Control circuit

atau rangkaian kendali berfungsi untuk mengatur parameter-parameter dari sinyal

kendali yang harus disuntikkan oleh DVR pada sistem antara lain : besar tegangan,

frekuensi, pergeseran fasa dan lain-lain. Berdasarkan sinyal kendali yang diperoleh

dari control circuit maka dihasilkan tegangan yang akan disuntikkan pada power

circuit.

DVR bekerja tergantung dari tipe gangguan atau suatu kejadian yang terjadi di

penyimpan energi DC dan kemudian dirubah menjadi tegangan AC oleh Voltage

Source Inverter (VSI). Pada kebanyakan waktu kerja DVR melakukan “nothing to

do” yang berarti DVR tidak menyuntikkan suatu tegangan apapun kecuali hanya

memonitoring tegangan bus.

DVR dirangkai seri dengan sistem distribusi. DVR umumnya mempunyai unit

penyimpan energi capacitor DC, inverter VSI, filter low pass dan transformator

penyuntik tegangan.

Pada Gambar 2.9 berikut ini ditunjukkan komponen-komponen dasar DVR:

Gambar 2.9. Struktur Dasar Sistem DVR[19]

Fungsi masing-masing komponen DVR adalah sebagai berikut:

a. Unit Penyimpanan Energi DC

Unit penyimpan energi dc berfungsi untuk menyediakan kebutuhan daya aktif

selama terjadi kompensasi oleh DVR. Perangkat penyimpan energi DC adalah

kapasitor DC, baterai, penyimpan magnetik super dan flywheels. Rating kapasitor DC

Ukuran kapasitor harus dipilih sedemikian rupa, sehingga selama kedip diharapkan

magnitude maksimum dan durasi, tegangan beban dijaga pada nilai ratingnya dan

tegangan DC tidak berkurang dibawah nilai minimum yang dipilih.

Besar energi yang tersimpan dalam kapasitor, dihitung dengan memakai

Persamaan (2.7) dan (2.8) dibawah ini:

Estorage = ½ CDCV2DC ... P (2.7) series = (1- Vpcc /Vrs) Pload ... Dimana: V (2.8) DC V

= tegangan kapasitor DC link

rs

V

= rating tegangan pasokan

pcc

C

= tegangan fasa selama kedip

DC

P

= kapasitansi kapasitor DC link

series

P

= daya suntik tiga fasa

load

b. Voltage Source Inverter (VSI)

= daya beban tiga fasa

Voltage Source Inverter (VSI) atau sederhananya inverter, adalah sistem

perangkat elektronika daya yang dan sekaligus membangkitkan tegangan kompensasi

yang akan disuntikkan DVR kedalam sistem untuk mengurangi kedip tegangan yang

terjadi dalam bentuk sinusoidal (AC) dengan besar, frekuensi dan sudut fasa yang

satu fasa yang dibangun dari jembatan penuh Insulated Gate Bipolar Transistor

(IGBT) satu fasa dan dimodulasi dengan metode Sinusoidal Pulse Width Modulation

(SPWM) yang dipakai sebagai strategi switching VSI. SPWM merupakan teknik

penyulutan gate switch IGBT pada inverter yang digunakan untuk mengendalikan

indeks modulasi, oleh sebab itu akan mengendalikan tegangan keluaran inverter.

Dalam generator SPWM, sinyal referensi sinusoidal yang frekuensinya sama

dengan frekuensi tegangan sumber (50 Hz) akan dibandingkan dengan sinyal

pembawa segitiga yang frekuensinya lebih tinggi. Bila besar (magnitude) sinyal

referensi sinusoidal lebih besar dari sinyal pembawa segitiga maka swicth S3 dan S4

akan ditrigger dan pada setengah siklus yang lain switch S1 dan S2 ditrigger.

Gambar 2.10. Rangkaian ekivalen inverter satu fasa [14]

Dalam tipe inverter SPWM ini, lebar pulsa divariasikan mengikuti pola

gelombang sinusoidal dan harmonik orde rendah dieliminasi. Inverter SPWM

mempunyai kecepatan switching yang cepat dan operasi yang kuat. Inverter SPWM

akan mengendalikan indeks modulasi, oleh sebab itu akan mengendalikan tegangan

Prinsip kerja pembangkitan sinyal keluaran SPWM satu fasa adalah mengatur

lebar pulsa mengikuti pola gelombang sinusoidal. Frekuensi sinyal referensi

menentukan frekuensi keluaran inverter. Untuk mengetahui rasio modulasi frekuensi

dari pembangkitan SPWM dapat dihitung dengan Persamaan:

Mf

Dimana : ���� = frekuensi sinyal referensi sinusoidal

= ��� ����

��� = frekuensi sinyal pembawa segitiga

Dan besar tegangan keluaran inverter SPWM adalah∶

... (2.9)

Gelombang Sinyal

Pembawa Segitiga Referensi Sinusoidal

Gambar 2.11 Pembangkitan tegangan keluaran sinusoidal inverter SPWM

satu fasa [19]

Besar sinyal referensi sinusoidal menentukan indeks modulasi sinyal

genarator PWM yang tergantung kepada sinyal error. Besar sinyal referensi

yang menyetel besar sesuai dengan besar sinyal error dan sebab itu mengenda likan

indeks modulasi.

Bentuk tegangan keluaran inverter SPWM satu fasa ditunjukkan pada

Gambar 2.12 berikut.

Gambar 2.12 Bentuk tegangan keluaran inverter SPWM satu fasa [19]

c. Inverter SPWM tiga fasa

DVR dapat juga menggunakan satu unit inverter tiga fasa yang dibangun dari

jembatan penuh IGBT tiga fasa dan dimodulasi SPWM untuk melindungi beban

sensitif terhadap kedip tegangan sebagai akibat gangguan hubung singkat, seperti

ditunjukkan Gambar 2.13 berikut.

Gambar 2.13 Rangkaian inverter tiga fasa [20]

AC tiga fasa pada terminal keluaran inverter. Switching inverter dapat dilakukan

pada konduksi 120o atau 180o. Konduksi 180o

Pada konduksi 180

mempunyai penggunaan switch yang

lebih baik dan metode ini yang diusulkan pada penelitian ini.

o

terdapat enam mode operasi per-siklus dengan durasi

setiap mode adalah 60o yang diidentifikasi dengan urutan switching 123, 234, 345,

456, 561 dan 612 [20]. Pada Gambar 2.14 dan 2.15 ditunjukkan mode konduksi 180o

dan bentuk gelombang keluaran inverter pada mode konduksi 180o.

Gambar 2.15 Bentuk gelombang keluaran inverter pada konduksi 180o [20]

d. Unit Filter Pasif Low Pass

Fiter low pass terdiri dari induktor dan kapasitor, yang dapat diletakkan pada

sisi tegangan rendah transformator penyuntik atau pada sisi tegangan tinggi

transformator penyuntik tegangan. Dengan menempatkan filter pada sisi inverter atau

sisi tegangan rendah transformator penyuntik, harmonisa yang terjadi dan yang

bersumber dari VSI dapat dicegah masuk kedalam transformator penyuntik.

e. Unit Transformator Penyuntik Tegangan

Fungsi dasarnya adalah untuk menaikkan pasokan tegangan AC yang dihasilkan

oleh VSI menjadi tegangan yang dibutuhkan beban. Kedalaman kedip tegangan

maksimum yang dapat dikompensasi menjadi suatu batasan untuk menentukan rating

Apabila arus pada jaringan lebih besar dari arus pada DVR, maka suatu switch

by pass akan aktif untuk mencegah arus dengan nilai yang lebih besar mengalir

melalui DVR. Switch by pass diletakkan diantara inverter dengan transformator

penyuntik tegangan seperti pada Gambar 2.16

Gambar 2.16. Switch by pass pada DVR [21]

Suatu DVR dapat bekerja pada beberapa kondisi yaitu :

a. Keadaan Normal.

Apabila unit penyimpanan energi DC terisi penuh, DVR akan bekerja pada

keadaan stand by. Pada kondisi stand by DVR tidak menyuntikkan tegangan

pada jaringan.

b. Keadaan terjadi kedip tegangan.

DVR akan memasok daya aktif dari penyimpan energi, dan daya reaktif yang

dibutuhkan untuk kompensasi tegangan.

c. Keadaan terjadi gangguan pada saluran distribusi.

mengalir pada rangkaian DVR, akibatnya dapat merusak komponen-komponen

DVR yang peka. Untuk melindungi peralatan yang sensitif tersebut dipasang

switch by pass pada DVR.

Dokumen terkait