• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Kontrasepsi

Dalam dokumen Universitas Sumatera Utara (Halaman 45-53)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.5 Keluarga Berencana (KB)

2.5.5 Metode Kontrasepsi

Kontrasepsi yaitu obat/alat untuk mencegah terjadinya konsepsi (kehamilan) atau pencegahan menempelnya sel telur yang telah dibuahi ke dinding rahim (BKKBN, 2011). Menurut Sulistyawati (2012), metode-metode dalam kontrasepsi terbagi menjadi 3 macam, yaitu kontrasepsi dengan metode sederhana, modern, dan operasi (kontrasepsi mantap).

1. Kontrasepsi dengan Metode Sederhana Kontrasepsi Alamiah

a. Metode Kalender atau Pantang Berkala

Metode ini menggunakan prinsip pantang berkala, yaitu tidak melakukan persetubuhan selama masa subur istri. Untuk menentukan masa subur istri, digunakan 3 patokan, yaitu: (1) ovulasi terjadi 14±2 hari sebelum haid yang akan datang, (2) sperma dapat hidup dan membuahi selama 48 jam setelah ejakulasi, (3) ovum dapat hidup 24 jam setelah ovulasi.

Jadi apabila konsepsi ingin dicegah, koitus harus dihindari sekurang-kurangnya selama 3 hari (72 jam), yaitu 48 jam sebelum ovulasi dan 24 jam sesudah ovulasi. Secara kasar masa subur istri dapat diperhitungkan dengan menghitung masa subur sekitar pertengahan siklus menstruasi dengan interval 28 hari.

b. Metode Suhu Basal

Suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai tubuh selama masa istirahat atau dalam keadaan istirahat (tidur). Menjelang ovulasi, suhu basal tubuh akan turun dan kurang lebih 24 jam setelah ovulasi suhu basal akan naik lagi sampai lebih tinggi daripada suhu sebelum ovulasi. Fenomena ini dapat digunakan untuk menentukan waktu ovulasi. Suhu basal dicatat dengan teliti setiap hari.

Pengukuran suhu basal dilakukan pada pagi hari segera setelah bangun tidur dan sebelum melakukan aktivitas lainnya, hal ini dikarenakan pada waktu-waktu tersebut, tubuh masih dalam keadaan stabil. Suhu basal tubuh diukur dengan termometer yang digunakan di mulut, vagina, atau melalui dubur.

c. Metode Lendir Serviks

Metode lendir serviks adalah metode kontrasepsi alamiah dengan cara mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari. Metode ini didasari pada pengenalan terhadap perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur. Selama masa siklus, seorang wanita akan diajarkan tentang cara mengenali perubahan karakteristik lendir serviks dan pola sensasi di vulva (kebasahan, perasaan banyak cairan, atau kering). Perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi merupakan pengaruh hormon estrogen. Pola yang tidak subur dapat dideteksi baik pada fase praovulasi maupun pascaovulasi dalam siklus menstruasi.

d. Metode Simtotermal

Metode simtotermal merupakan metode keluarga berencana alamiah yang mengidentifikasi masa subur dari siklus menstruasi wanita. Metode ini mengkombinasikan metode suhu basal dan metode lendir serviks. Suhu basal adalah suhu terendah yang dicapai tubuh selama masa istirahat atau dalam keadaan istirahat, sedangkan metode lendir serviks adalah mengamati kualitas dan kuantitas lendir serviks setiap hari

e. Senggama Terputus

Senggama terputus merupakan salah satu metode kontrasepsi sederhana yang alamiah. Nama lain dari metode ini adalah metode coitus interuptus.

Senggama terputus adalah metode dengan cara kerja alat kelamin pria (penis)

dikeluarkan sebelum ejakulasi sehingga sperma tidak masuk ke dalam vagina dan kehamilan dapat dicegah.

Mekanis/Barier a. Kondom pria

Kondom pria memiliki mekanisme kerja untuk menghalangi masuknya sperma ke dalam vagina, sehingga pembuahan dapat dicegah. Pada dasarnya ada 2 jenis kondom, yaitu kondom kulit dan kondom karet. Kondom kulit dibuat dari usus domba, sedangkan kondom karet lebih elastis dan murah sehingga lebih banyak digunakan. Kondom pria biasanya berbahan karet (lateks), poliuretan (plastik), atau bahan sejenis yang kuat, tipis, dan elastis.

Benda tersebut bekerja dengan cara ditarik menutupi penis yang sedang ereksi untuk menampung semen selama ejakulasi dan mencegah sperma masuk ke dalam vagina.

b. Barier intravagina

Menurut Pinem (2009), metode barier intravagina merupakan metode untuk menghalangi masuknya spermatozoa ke dalam traktus genitalia interna wanita dan mematikan spermatozoa oleh spermisidnya. Ada berbagai macam metode barier intravagina, di antaranya adalah diafragma, spons, dan kondom wanita.

- Diafragma adalah kap berbentuk bulat, cembung, terbuat dari lateks (karet) yang dimasukkan ke dalam vagina sebelum koitus menutupi serviks.

Diafragma bekerja dengan cara menahan sperma agar tidak mendapatkan

akses mencari saluran alat reproduksi bagian atas (rahim dan saluran telur) dan sebagai alat tempat spermisida.

- Kap serviks yaitu alat yang hanya menutupi serviks saja. Dibandingkan dengan diafragma, kap serviks lebih dalam atau lebih tinggi kubahnya tetapi diameternya lebih kecil, umumnya lebih kaku, dan menutupi serviks karena hisapan, bukan karena pegas. Pada zaman sekarang, kap serviks terbuat dari karet.

- Spons atau sponge merupakan benda berbentuk bantal, satu sisi dari spons berbentuk cekung yang dimaksudkan untuk menutupi serviks dan mengurangi kemungkinan perubahan letak spons selama senggama. Sisi lainnya mempunyai tali untuk mempermudah pengeluarannya.

- Kondom wanita merupakan kombinasi antara diafragma dan kondom, alat ini terdiri dari dua cincin polyurethane yang lentur berbentuk diafragma yang terdapat pada masing-masing ujung dari suatu selubung lunak polyurethane yang longgar. Sebelum dipasang, biasanya ditambahkan spermisida pada alatnya.

Kimiawi Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non-oksinol) yang digunakan untuk menonaktifkan atau membunuh sperma di dalam vagina sebelum spermatozoa bergerak ke dalam saluran reproduksi dalam. Spermisida dikemas dalam bentuk aerosol (busa), tablet vaginal, supositoria, atau dissolvable film dan krim.

2. Kontrasepsi dengan Metode Modern a. Kontrasepsi Oral Pil

Pil adalah metode kontrasepsi yang mengandung hormon steroid. Pil bekerja dengan cara menahan ovulasi, mencegah implantasi, mengentalkan lendir serviks sehingga sulit dilalui sperma, dan menganggu pergerakan tuba sehingga transportasi telur dengan sendirinya akan terganggu pula. Pil yang digunakan ada 2 macam, yaitu pil kombinasi dan pil mini. Pil kombinasi mengandung hormon steroid estrogen dan progesteron sintetik dan pil mini mengandung progesteron sintetik saja.

b. Kontrasepsi Suntik/Injeksi

Kontrasepsi suntik bulanan merupakan metode suntikan dengan jalan penyuntikan secara intramuskular (injeksi ke dalam otot tubuh) sebagai usaha pencegahan kehamilan berupa hormon progesteron dan estrogen pada wanita usia subur. Kontrasepsi jenis suntik bekerja dengan cara mencegah ovulasi, mengentalkan lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma, menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi, dan menghambat transportasi gamet oleh saluran telur.

Pada saat ini, hanya ada 2 jenis suntikan yang banyak dipakai dan mengandung hormon progesteron. Jenis-jenis kontrasepsi suntikan tersebut yaitu depo medroksin progesteron asetat (DMPA) yang diberikan setiap 3 bulan dengan cara disuntik intramuskular (di daerah bokong). Depo noretisteron enantat (depo noristerat) yang diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik intramuskular.

c. Kontrasepsi Implan

Kontrasepsi implan adalah kontrasepsi yang diinsersikan tepat di bawah kulit. Kontrasepsi ini bekerja dengan cara mengentalkan lendir, mengganggu proses pembentukan endometrium sehingga sulit terjadi implantasi, mengurangi transportasi sperma, dan menekan ovulasi. Implan terdiri atas 3 jenis, yaitu norplant, implanon, dan jadena dan indoplant.

- Norplant, terdiri dari 6 batang silastik lembut berongga yang diisi dengan 36 mg levonorgestrel dengan lama kerja 5 tahun.

- Implanon, terdiri dari 1 batang putih lentur yang diisi dengan 68 mg 3-keto-desogestrel dan lama kerjanya 3 tahun.

- Jadena dan indoplant, terdiri dari 2 batang yang diisi dengan 75 mg levonorgestrel dengan lama kerja 3 tahun.

d. Alat Kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) atau Intra-Uterine Devices (IUD) IUD merupakan alat kontrasepsi yang paling banyak digunakan, karena dianggap sangat efektif dalam mencegah kehamilan dan memiliki manfaat yang relatif banyak dibanding alat kontrasepsi lainnya, di antaranya tidak mengganggu saat koitus, dapat digunakan sampai menopause dan dapat subur kembali setelah IUD dikeluarkan dari rahim.

Jenis IUD yang dipakai di Indonesia secara umum terdiri atas 3 jenis, yaitu:

- IUD Copper T, terbentuk dari rangka plastik yang lentur dan tembaga yang berada pada kedua lengan IUD dan batang IUD.

- IUD Nova T, terbentuk dari rangka plastik dan tembaga. Pada ujung dari

lengan IUD, bentuknya agak melengkung tanpa ada tembaga, tembaga hanya ada pada batang IUD.

- IUD Mirena, terbentuk dari rangka plastik yang dikelilingi oleh siliner pelepas hormon levonolgestrel (hormon progesteron) sehingga IUD ini dapat dipakai oleh ibu menyusui karena tidak menghambat ASI (Mulyani dan Rinawati, 2013).

3. Kontrasepsi dengan Metode Operasi/Kontrasepsi Mantap Tubektomi (Metode Operasi Wanita)

Tubektomi pada wanita adalah setiap tindakan pemotongan yang dilakukan pada kedua saluran indung telur wanita, sehingga sel telur tidak bisa memasuki rahim untuk dibuahi. Tubektomi dapat mengakibatkan orang yang bersangkutan tidak akan mendapat keturunan lagi. Kontrasepsi ini hanya digunakan untuk jangka panjang, walaupun kadang-kadang masih dapat dipulihkan kembali seperti semula, namun tingkat fertilitasnya tidak akan kembali seperti sedia kala.

Vasektomi (Metode Operasi Pria)

Vasektomi merupakan kontrasepsi mantap atau metode operasi pria, dengan jalan memotong vas deferens sehingga saat ejakulasi tidak terdapat spermatozoa dalam cairan sperma. Setelah menjalani vasektomi tidak segera akan steril, tetapi memerlukan sekitar 12 kali ejakulasi, baru sama sekali bebas dari spermatozoa. Oleh karena itu, diperlukan penggunaan kondom selama 12 kali sehingga bebas untuk melakukan hubungan seks (Manuaba dkk, 2009).

Dalam dokumen Universitas Sumatera Utara (Halaman 45-53)

Dokumen terkait