• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Ornitologi Bidang Zoologi Pusat Penelitian Biologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia di Cibinong. Penelitian ini dilaksanakan selama enam bulan yaitu dari bulan Mei 2010 sampai Oktober 2010.

Materi Burung Air

Penelitian ini menggunakan 168 spesimen burung dewasa dari suku Laridae. Subspesies yang diamati adalah Anous minutus worcesteri (camar angguk hitam) yang terdiri atas tujuh spesimen (lima ekor jantan dan dua ekor betina); Anous stolidus pileatus (camar angguk coklat) terdiri atas sembilan spesimen (lima ekor jantan dan empat ekor betina); Chlidonias hybrida javanica (dara laut kumis) terdiri atas 14 spesimen (sembilan ekor jantan dan lima ekor betina); Sterna albifrons sinensis (dara laut kecil) terdiri atas 13 spesimen (lima ekor jantan dan delapan ekor betina); Sterna anaethetus anaethetus (dara laut batu) terdiri atas 18 spesimen (11 ekor jantan dan tujuh ekor betina); Sterna bergii cristatus (dara laut jambul) terdiri atas 54 spesimen (24 ekor jantan dan 30 ekor betina); Sterna fuscata nubilosa (dara laut sayap hitam) terdiri atas 17 spesimen (tujuh ekor jantan dan 10 ekor betina); dan

Sterna sumatrana sumatrana (dara laut tengkuk hitam) terdiri atas 36 spesimen (16 ekor jantan dan 20 ekor betina). Sterna fuscata nubilosa, Sterna albifrons sinensis,

Sterna bergii cristatus, Sterna sumatrana sumatrana, dan Sterna anaethetus anaethetus digolongkan dalam marga Sterna. Anous stolidus pileatus, dan Anous minutus worcesteri digolongkan dalam marga Anous; sedangkan Chlidonias hybrida javanica digolongkan dalam marga Chlidonias.

Peralatan

Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat ukur berupa jangka sorong, lembar data, alat tulis, dan kamera digital. Perangkat lunak Mega 4.1 Beta (Molecular Evolutionary Genetics Analysis) digunakan untuk menyajikan dendogram jarak minimum ketidakserupaan morfometrik D2 Mahalanobis. Perangkat lunak MINITAB® Release 14.12.0 digunakan untuk membantu mengolah data.

17 Peubah yang Diamati

Peubah yang diamati dalam penelitian ini adalah bagian kepala dan paruh. Bagian paruh yang diukur meliputi panjang, lebar, dan tinggi; sedangkan bagian kepala yang diukur meliputi lebar dan panjang.

Prosedur

Pengamatan dilakukan pada ukuran-ukuran linear pada kepala, yang meliputi panjang paruh (X1), lebar paruh (X2), tinggi paruh (X3), lebar kepala (X4) dan panjang kepala (X5). Ukuran-ukuran linear kepala yang diamati disajikan pada Gambar 9. Prosedur pengamatan yang dilakukan adalah sebagai berikut.

1. Panjang paruh (cm) : pengukuran dilakukan dari pangkal paruh hingga ujung paruh.

2. Lebar paruh (cm) : pengukuran dilakukan dari bagian pangkal paruh bagian atas hingga pangkal paruh bagian bawah.

3. Tinggi paruh (cm) : pengukuran dilakukan dari bagian pangkal paruh bagian atas hingga pangkal paruh bagian bawah secara vertikal. 4. Lebar kepala (cm) : pengukuran dilakukan pada daerah belakang mata pada

bagian tengkorak.

5. Panjang kepala (cm) : pengukuran dilakukan dari bagian tengah tulang teng-korak kepala hingga bagian bawah paruh.

Keterangan: X1 = panjang paruh (cm); X2 = lebar paruh (cm); X3 = tinggi paruh (cm); X4 = lebar kepala (cm); X5 = panjang kepala (cm)

Gambar 9. Bagan Kepala Burung Dara Laut yang Diamati X5 X4

X3 X2

18 Rancangan Statistik

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif meliputi rataan, simpangan baku, dan koefisien keragaman yang dihitung berdasarkan rumus Standsfield (1983), sebagai berikut:

Keterangan: : nilai rataan

: jumlah seluruh sampel pengamatan : data ke-i

Keterangan:

: simpangan baku : data ke-i

: rataan data pengamatan

: jumlah seluruh sampel pengamatan

Keterangan:

: koefisien keragaman (%) : simpangan baku

: rataan data pengamatan Statistik T2-Hotelling

Uji statistik T2-Hotelling digunakan untuk membandingkan peubah-peubah antara setiap dua spesies dari delapan spesies burung air yang diamati. Statistik T2 -Hotelling yang digunakan berdasarkan rumus Gaspersz (1992), sebagai berikut:

: vektor rataan peubah-peubah dari spesies ke-1 sama dengan spesies ke-2

19 : vektor rataan peubah-peubah dari spesies ke-1 berbeda dengan

spesies ke-2

Uji hipotesis yang dianjurkan menurut Gaspersz (1992) adalah sebagai berikut:

Selanjutnya besaran:

Akan berdistribusi F dengan derajat bebas V1 = p, dan V2 = n1 + n2– p – 1 Keterangan:

: nilai T2-Hotelling

: nilai hitung T2-Hotelling

: jumlah data pengamatan pada spesies ke-1 : jumlah pengamatan pada spesies ke-2 : vektor rataan peubah-peubah spesies ke-1 : vektor rataan peubah-peubah spesies ke-2 : matriks gabungan spesies ke-1 dan spesies ke-2 : invers matiks gabungan (invers dari matriks SG)

p : jumlah peubah yang diukur

Jarak Minimum Ketidakserupaan Morfometrik D2 Mahalanobis

Jarak Minimum ketidakserupaan morfometrik D2 Mahalanobis digunakan untuk membentuk diagram pohon (dendogram) berdasarkan pengamatan ukuran-ukuran kepala burung dara laut. Jarak Minimum ketidakserupaan morfometrik D2 Mahalanobis dihitung berdasarkan Nei (1987), sebagai berikut:

Keterangan:

: nilai statistik Mahalanobis sebagai ukuran jarak kuadrat Mahalanobis ketidakserupaan morfometrik antara dua spesies yang diamati

: matriks gabungan spesies ke-1 dan spesies ke-2 : invers matrik gabungan (invers dari matriks SG)

20 : vektor nilai rataan peubah-peubah acak dari spesies ke-1

: vektor nilai rataan peubah-peubah acak dari spesies ke-2 Penyajian Dendogram

Penyajian dendogram dilakukan berdasarkan nilai jarak minimum ketidakserupaan morfometrik D2 Mahalanobis dari ukuran-ukuran linear kepala burung setelah diakarkan. Pengelompokan spesies burung dara laut dilakukan berdasarkan percabangan dendogram menggunakan metode Unweighted Pair Group Method with Arithmetic (UPGMA) dengan asumsi bahwa laju evolusi antar subspesies adalah sama.

Analisis Komponen Utama

Analisis Komponen Utama (AKU) yang digunakan dalam pengolahan data ini berguna untuk membuat kerumunan data spesies burung yang telah diamati berdasarkan skor ukuran dan bentuk. Skor ukuran dan skor bentuk kepala masing-masing diperoleh berdasarkan persamaan ukuran dan persamaan bentuk kepala. Persamaan ukuran dan bentuk kepala diturunkan berdasarkan matriks kovarian. AKU yang digunakan berdasarkan Gaspersz (1992). Persamaan ukuran diperoleh berdasarkan model statistik sebagai berikut:

Keterangan: : skor ukuran : panjang paruh : lebar paruh : tinggi paruh : lebar kepala : tinggi kepala

Persamaan bentuk diperoleh berdasarkan model statistik sebagai berikut:

Keterangan:

: skor bentuk : panjang paruh : lebar paruh : tinggi paruh

21 : lebar kepala

: tinggi kepala

Sumbu X mewakili skor ukuran yang merupakan skor komponen utama pertama dan sumbu Y mewakili skor bentuk yang merupakan skor komponen utama kedua (Nishida et al., 1980). Korelasi antara ukuran dan bentuk tubuh burung diperoleh dari perkalian antara vektor eigen dan akar dari nilai eigen masing-masing dan dibagi dengan simpangan baku dari masing-masing peubah (Gaspersz, 1992). Rumus yang digunakan adalah sebagai berikut:

Keterangan:

: koefisien korelasi peubah ke-i (1, 2, 3,..., i) dan skor ke-j (1,2) : vektor eigen peubah ke-i (1, 2, 3,..., i) dan komponen ke-j (1,2) : nilai eigen (akar ciri) pada komponen ke-j (1,2)

: simpangan baku peubah ke-i (1, 2, 3,..., i) Diagram Kerumunan

Diagram kerumunan dibuat berdasarkan skor ukuran dan skor bentuk yang diperoleh dari persamaan ukuran dan persamaan bentuk. Ukuran disetarakan dengan sumbu X dan bentuk disetarakan dengan sumbu Y. Setiap plot pada diagram kerumunan mencerminkan skor ukuran dan skor bentuk pada setiap data individu. Pengerumunan dilakukan berdasarkan spesies yang diamati. Persamaan dan perbedaan ukuran dan bentuk dapat dilihat berdasarkan kerumunan data masing-masing spesies pada diagram kerumunan.

Dokumen terkait