• Tidak ada hasil yang ditemukan

Randi Gunawan Alumnus PWD SPs USU

METODE Lokasi

Secara administrasi lokasi pekerjaan

Kecamatan Bandar Khalifah Kabupaten Serdang Bedagai, Propinsi Sumatera Utara (seperti terlihat dalam Gambar 1).

Daerah proyek dapat dicapai melalui jalan darat dari Medan ke Lokasi Proyek sejauh ± 93 km dari kota Medan, dengan kondisi jalan aspal cukup bagus dan ada sebagian jalan yang rusak dari Kecamatan Bandar Khalifah ke lokasi proyek ,di mana rute yang dapat ditempuh adalah sebagai berikut:

• Medan – Tebing Tinggi: ± 85 km • Tebing Tinggi-Lokasi Proyek: ± 8 km

Secara Geografis lokasi proyek terletak pada posisi 30 20’00”- 30 29’00” LU ~ 990

10’00” - 990 15’00” BT.

Lokasi Pro\yek

Randi Gunawan: Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik...

Teknik Pengumpulan Data

Data sekunder lainnya dihimpun dari instansi terkait seperti: (1) Dinas Pengairan Propinsi Sumatera Utara, (2) Dinas Pekerjaan Umum Propinsi Kabupaten/Kota, (3) Kantor Statistik Propinsi/Kabupaten/Kota, (4) Bappeda, (5) BMG, (6) Penelitian terdahulu dan instansi lainnya.

Jenis dan Sumber Data

Penelitian ini mengunakan data sekunder. Data sekunder terkait dengan pemanfaatan air Sungai Bah Bolon untuk pertanian, domestik, perkotaan, industri yang bersumber dari Dinas Pekerjaan Umum Propinsi/Kabupaten/Kota, Kantor Statistik Propinsi/Kabupaten/Kota, Bappeda, BMG, dan instansi lainnya.

HASIL

Usulan Pola Tanam

Realisasi Proyek ini dimaksudkan untuk mewujudkan fasilitas jaringan irigasi yang mampu memberikan penjatahan air secara terus menerus dan tepat guna serta tepat waktu sehingga dapat mengoptimalkan tataguna lahan di areal rencana. Selain itu, dengan adanya studi ini akan dapat memperluas areal persawahan yang ada di samping juga akan meningkatkan intensitas tanam. Di mana dengan demikian, diharapkan manfaat yang akan diperoleh masyarakat/ petani setempat terutama dari sektor pertanian akan dapat meningkat.

Sehubungan dengan usaha meningkatkan intensitas tanam dan memperluas lahan siap olah, maka pola tanam rencana yang diusulkan adalah Padi-Padi-Palawija serta intensitas pengembangan 300% dengan persentase 160% untuk padi dan 140% untuk palawija dengan besaran kebutuhan air irigasi (NFR) sebesar 1,09 lt/det/Ha.

Usulan Budidaya Padi Sawah

Pelaksanaan kegiatan pertanian pada saat ini dilakukan secara manual, di mana sistem bertani tersebut terlihat tidak akan dapat dirubah dalam jangka pendek. Sedangkan inovasi yang diharapkan dari adanya Studi adalah meliputi intensitas tanam, pemakaian pupuk, pemberantasan hama dan pemanfaatan air yang efektif dan efisien. Untuk merealisasikan tujuan tersebut, maka dipandang perlu mengaplikasikan

pedoman operasi dan pemeliharaan yang ada serta mengikuti petunjuk dan bimbingan Petugas Penyuluh Lapangan (PPL) setempat.

Dengan selesainya Studi diusahakan melakukan pembinaan dan penyuluhan bagi petugas (PPL). Usaha pembinaan tersebut antara lain:

1.

Cara bertani yang baik dengan memanfaatkan teknologi, sarana dan prasarana yang tersedia atau dapat disediakan.

2.

Perlunya dukungan KUD untuk memenuhi kebutuhan kegiatan pertanian serta pemasaran hasil produksi.

3.

Perlunya para petani untuk memeliharan jaringan irigasi yang telah dibangun.

4.

Kesadaran kepada setiap para petani

terhadap peraturan yang dikeluarkan oleh pemerintah dalam masalah kegiatan pertanian.

Untuk berhasilnya tujuan studi, penyebaran informasi untuk perbaikan usaha tani bagi para petani akan dapat manfaat langsung dari studi perlu dilakukan sedini mungkin. Untuk tujuan ini agar dibuat pilot proyek pelatihan para petani di sekitar lokasi studi di bawah bimbingan BPP Pertanian.

Estimasi Hasil Produksi

Hasil panen yang yang akan datang diharapkan akan meningkat mengingat mengikuti laju pertumbuhan Kabupaten Serdang Bedagai.

Setelah Studi selesai, hasil pertanian akan meningkat karena tersedianya air sesuai dengan kebutuhan dan berlangsungnya penyuluhan pertanian. Diharapkan hasil produksi pertanian dengan adanya proyek berkisar antara 4 s.d. 5 ton/ha.

Intensitas Tanam, Pola Tanam, dan Produksi Tanam

Intensitas tanam padi yang dapat dicapai akibat adanya proyek ini adalah sebesar 160%, palawija sebesar 140% Intensitas tanam ini dapat ditingkatkan hingga mencapai 300% dengan cara mengoptimalkan dan menerapkan pola rotasi atau giliran pemakaian air pada saat masa tanam 2 dan 3. Dengan terjadinya peningkatan intensitas tanam, diharapkan juga terjadi peningkatan produksi tanam.

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

Analisis Pendapatan Petani

Masyarakat petani merupakan pelaku utama dalam menghadapi dampak dari proyek ini, baik dampak yang bersifat positif maupun yang negatif. Salah satu dampak positif yang ada adalah dampak ekonomi terhadap peningkatan pendapatan petani di lingkungan proyek tersebut. Ini mengakibatkan kelayakan proyek dari sektor ekonomi sangat ditentukan seberapa besar dampak proyek tesebut terhadap peningkatan pendapatan petani dibandingkan kondisi sekarang dengan kondisi yang akan datang.

Harga satuan dalam analisis pendapatan petani ditentukan sebagai berikut:

Æ Harga satuan dari beras, kedelai, dan pupuk didasarkan pada World Bank Commodity Orice Forrecast May 1996 dengan MUV Index 1990-1997=1.2182.

Æ Nilai Tukar 1 US dollar = Rp. 10.000 (Tahun 2005).

Æ Beras dan kedelai dihitung dengan harga rata-rata import dan export party.

Berdasarkan hasil analisis pendapatan petani pada tabel di bawah ini diperkirakan pendapatan petani untuk padi per satuan hektar pada kondisi pengembangan tanpa proyek sebesar Rp. 1.376.809,-. Angka ini mengalami peningkatan pada kondisi pengembangan dengan proyek, yakni sebesar Rp. 5.565.138,-. Untuk palawija per satuan hektar pada kondisi pengembangan tanpa proyek sebesar Rp. 898.205,-. Angka ini mengalami peningkatan pada kondisi pengembangan dengan proyek, yakni sebesar Rp. 2.083.829.

Tabel 1. Harga Ekonomi Gabah ( Harga tetap 1993) pada Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

Randi Gunawan: Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik... Tabel 2. Harga Ekonomi Palawija (Harga Tetap 1996) pada Daerah IrigasiPaya

Lombang/Langau/Bajayu

Sumber: World Bank Commodity Orice Forrecast May 1996.

Tabel 3. Harga Ekonomi Pupuk (Harga Tetap 1996) pada Daerah IrigasiPaya Lombang/Langau/Bajayu

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

Tabel 4. Analisa Usaha Tani Padi per Hektar Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

Tabel 5. Analisa Usaha Tani Palawija per Hektar Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

Biaya Proyek

Komponen Proyek

Perkiraan harga satuan dengan harga standar tahun 2005 untuk Kabupaten Deli Serdang/Serdang Bedagai dan volume dari pada bangunan diperoleh dari perhitungan hasil perencanaan, meliputi:

1.

Pekerjaan bendung dan pelengkapnya.

2.

Saluran primer dan sekunder.

3.

Saluran tersier.

4.

Saluran pembuang.

5.

Bangunan pelengkap.

6.

Dan lain-lain.

Harga-harga satuan dari masing-masing volume pekerjaan tersebut dihitung dengan harga-harga berdasarkan letak dan karekteristik proyek. Pekerjaan-pekerjaan persiapan di dalamnya mencakup mobilisasi dan demobilisasi.

Randi Gunawan: Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik...

Perkiraan Biaya

Dalam pelaksanaan konstruksi, seluruh komponen proyek yang diusulkan dapat dilaksanakan dalam 10(sepuluh) tahun anggaran. Total biaya konstruksi dari komponen proyek yang ada, diperkirakan sebesar Rp. 182.033.908.821,04,-. Secara rinci biaya konstruksi masing-masing komponen proyek yang ada disajikan pada Tabel 6.

Jadwal pembiayaan proyek diusulkan dibagi sesuai dengan jadwal pelaksanaan proyek yang diusulkan. Namun jadwal pembiayaan proyek ini direncanakan selama 10 (sepuluh) tahun anggaran.

Asumsi-asumsi dasar dalam merencanakan jadwal pembiayaan proyek adalah:

Æ Faktor konversi finansial-ekonomi untuk konstruksi sebesar 0,90.

Æ Dalam perhitungan biaya-biaya ekonomi, keuntungan kontraktor sebesar 10% tidak dimasukkan sehingga nilai konversinya sama dengan 0.

Æ Pajak sebesar 10% hanya masuk dalam biaya finansial saja dan tidak termasuk dalam biaya ekonomi sehingga nilai konversinya = 0.

Berdasarkan perhitungan terlihat jumlah total pembiayaan proyek selama 10 (sepuluh) tahun anggaran berdasarkan nilai ekonomi adalah sebesar Rp. 189.224.248.219,- sedangkan berdasarkan nilai finansial adalah sebesar Rp. 264.813.828.857,-. Adapun rencana penjadwalan pembiayaan pekerjaan dapat dilihat Tabel 7.

Tabel 6. Biaya Konstruksi Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

No. Jenis Kegiatan Jumlah

Harga

Rp.

I. Pekerjaan Persiapan 288.080.919,78

II. Pekerjaan konstruksi bendung dan 23.162.480.673,88

Bangunan pelengkapnya 22.936.506.796,27

III. Pekerjaan jaringan utama dan tersier

- Pengambilan Sebelah Kiri 50.951.294.464,28

- Pengambilan Sebelah Kanan 82.745.895.466,82

IV. Fasilitas umum 1.949.650.500,00

Sub Total ( I + II + III + IV)

182.033.908.821,04 PPn 10% 18.203.390.882,10 Jumlah 200.237.299.703,14 Dibulatkan 200.237.299.700,00 Terbilang

Dua Ratus Milyar Dua Ratus Tiga Puluh Tujuh Juta Dua Ratus Sembilan Puluh Sembilan Ribu

Tujuh ratus Rupiah

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007 Tab el 7 . Rencana Jad w al Pembiayaa n Sumbe r: H as il A na lis is , 20 07

Randi Gunawan: Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik...

Analisis Ekonomi

Analisa ekonomi yang dilakukan meliputi perhitungan IRR, BCR, dan NPV. Untuk analisis ini didasarkan pada asumsi sebagai berikut:

• Discount rate sebesar 10%.

• Usia guna proyek adalah selama 50 tahun.

• Lama konstruksi adalah 10 tahun.

• Pengembangan lahan secara optimal diperkirakan sesudah 10 tahun, sehingga dalam jangka waktu tersebut benefit meningkat secara linier.

• 1 US$ = Rp 10.000,-

• Bunga Bank berkisar 12,50%.

Berdasarkan asumsi tersebut maka dibuat suatu cashflow seperti pada Tabel 9. Dari hasil perhitungan tersebut didapat hasil sebagai berikut:

NPV = Rp. 88.553.686.470 ,- BCR = 1,80

IRR = 17,69%

Dari Tabel 8, maka dapat diketahui bahwa rencana pengembagan irigasi Paya

Lombang/Langau/Bajayu mempunyai nilai

ekonomis yang baik untuk saat ini.

Tabel 8. Analisis Ekonomi Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

Tabel 9. Analisis Sensitivitas Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu (COST NAIK 20% BENEFIT TETAP)

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

Selanjutnya dilakukan analisis sensitivitas untuk mengetahui kelayakan ekonomisnya jika terjadi perubahan biaya maupun benefitnya. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan sebesar 20%. Hasil dari perhitungan analisis sensitivitas adalah sebagai sebagai berikut:

• Cost naik 20% dan benefit tetap: NPV = Rp. 68.802.543.037,-

BCR = 1,53

IRR = 15,96%

Untuk analisis sensitivitas dengan mengetahui kelayakan ekonomisnya jika terjadi perubahan biaya maupun benefitnya. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan sebesar 20%. Hasil dari perhitungan analisis sensitivitas adalah sebagai sebagai berikut:

• Cost tetap dan Benefit turun 20%:

NPV = Rp.48.675.965.057,-

BCR = 1,44

IRR = 15,43%

Untuk analisis sensitivitas dengan mengetahui kelayakan ekonomisnya jika terjadi perubahan biaya maupun benefitnya. Analisis sensitivitas dilakukan terhadap perubahan sebesar 20%. Hasil dari perhitungan analisis sensitivitas adalah sebagai sebagai berikut:

• Cost naik 20% dan Benefit turun 20%: NPV = Rp 28.924.821.624 ,-

BCR = 1,22

Randi Gunawan: Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik... Tabel 10. Analisis Sensitivitas Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau

(COST TETAP BENEFIT TURUN 20%)

WAHANA HIJAU Jurnal Perencanaan & Pengembangan Wilayah, Vol.3, No.1, Agustus 2007

Tabel 11. Analisis Sensitivitas Daerah Irigasi Paya Lombang/Langau/Bajayu (COST NAIK 20% BENEFIT TURUN 20%)

Sumber: Hasil Analisis, 2007.

KESIMPULAN

Berdasarkan berbagai uraian di atas dan pengkajian analisis dapat disimpulkan beberapa hal sebagai berikut:

1.

Dari segi teknis rencana pengembangan irigasi layak untuk dikembangkan lebih lanjut.

2.

Dari segi ekonomis kelayakan rencana pengembangan pertanian saat ini adalah baik, hal ini ditunjukkan dengan besarnya EIRR (17,69%).

3.

Dari segi sosial, rencana pengembangan irigasi memang dibutuhkan mengingat areal pertanian yang ada saat ini belum optimal pemanfaatannya.

SARAN

1. Disarankan tingkatkan koordinasi bersama antar instansi terkait lainnya dalam melestarikan pengembangan irigasi.

2. Lakukan rehabilitasi dan modernisasi sarana dan prasarana pengairan.

3. Disarankan keikutsertaan swasta dalam pengembangan sumber daya air kerena mempunyai keandalan dalam penyediaan modal, menguasai manajemen dan teknologi ssuai dengan tuntutan zaman, walaupun pihak swasta tentu menginginkan kepastian hukum dan jaminan.

Randi Gunawan: Analisis Kelayakan Ekonomi Teknik...

Dokumen terkait