• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan Mei hingga September 2008. Lokasi penelitian bertempat di Laboratorium Ilmu Nutrisi Unggas dan Laboratorium Biokimia, Fisiologi, dan Metabolisme Nutrisi, Bagian Metabolisme dan Biosintesis Ternak Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi Ternak

Penelitian ini menggunakan 20 ekor ayam broiler berumur ± 6 minggu dengan rataan bobot badan 1,6 kg per ekor. Sebanyak 4 ekor ayam broiler, digunakan untuk mengukur energi endogenous.

Kandang dan Perlengkapan

Kandang yang digunakan selama penelitian adalah kandang metabolis berukuran 52 x 25 x 45 cm sebanyak 20 buah. Masing-masing kandang terdiri dari 1 ayam broiler. Kandang ini dilengkapi dengan tempat air minum serta penampung ekskreta. Peralatan lain yang digunakan antara lain alat pencekok, H2SO4 0,01N,

sendok, oven,freezer, penyemprot, timbanganweighing scale(DC-03) kapasitas 5kg, timbangan digitalDigi Teraoka 100 g, kantong plastik tahan panas, loyang, mortar, tissu dan pinset.

Bahan pakan

Bahan pakan yang digunakan adalah bugkil biji jarak yang diolah dengan berbagai cara, yaitu diekstraksi menggunakan metanol, difermentasi dengan Rhizopus oryzaeserta difermentasi denganTricodherma viride. Selain itu, digunakan pula bungkil biji jarak pagar tanpa pengolahan sebagai perlakuan kontrol.

Rancangan Perlakuan

Bahan pakan perlakuan yang diberikan pada ayam broiler adalah sebagai berikut:

P0 : Bungkil biji jarak pagar tanpa pengolahan P1 : Bungkil biji jarak pagar yang diekstraksi metanol

23 P2 : Bungkil biji jarak pagar yang difermentasi denganRhizopus oryzae

P3 : Bungkil biji jarak pagar yang difermentasi denganTricodherma viride Peubah yang diamati

1. Kecernaan Bahan Kering

Kecernaan bahan kering yaitu selisih konsumsi bahan kering dengan ekskresi bahan kering melalui ekskreta.

Kecernaan Bahan Kering (g) = konsumsi BK– Ekskresi BK

Kecernaan Bahan Kering (%) =konsumsi BK– Ekskresi BK x 100% Konsumsi BK

2. Retensi Nitrogen

Retensi Nitrogen yaitu selisih antara konsumsi nitrogen dengan ekskresi nitrogen melalui ekskreta setelah dikoreksi dengan nilai ekskresi nitrogen endogenous.

Retensi Nitrogen (g) = Konsumsi N– (Ekskresi N– N endogenous)

Retensi Nitrogen (%) =Konsumsi N– (Ekskresi N– N endogenous) x 100% Konsumsi N

Ekskresi Nitrogen (g) = Jumlah ekskreta x Kandungan N ekskreta

Konsumsi Nirogen (g) = Konsumsi Pakan(g) x Kandungan N pakan (%) 3. Energi Metabolis (kkal/kg)

Energi metabolis adalah selisih antara jumlah konsumsi energi bruto pakan perlakuan dengan energi bruto yang hilang melalui ekskreta.

a. Energi Metabolis Semu (EMS) (kkal/kg) EMS =(EB x X)– (Ebe x Y) x 1000

X

b. Energi Metabolis Semu terkoreksi Nitrogen (EMSn) (kkal/kg) EMS =(EB x X)– [(Ebe x Y) + 8,22 x RN)] x 1000

X Keterangan:

EB : Energi bruto bahan pakan (kkal/kg) EBe : Energi bruto ekskreta (kkal/kg)

X : Konsumsi ransum (g)

Y : Berat ekskreta ayam yang diberi ransum perlakuan (g) RN : Retensi Nitrogen (g)

24 8,22 : Nilai yang terkoreksi sebagai asam urat (kkal/kg) (Sibbald, 1980) 4. Absorpsi semu Kalsium

Absorpsi semu kalsium merupakan selisih dari konsumsi kalsium dengan ekskresi kalsium

Absorpsi semu kalsium =konsumsi Ca– ekskresi Ca x 100% Konsumsi Ca

5. Absorpsi semu Fosfor

Absorpsi semu fosfor merupakan selisih dari konsumsi fosfor dengan ekskresi fosfor

Absorpsi semu fosfor =konsumsi P– ekskresi P x 100% Konsumsi P

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang terdiri atas 4 perlakuan dan 4 ulangan dengan teknik pemberian pakan secara paksa (force feeding) sebanyak 30 g/ekor. Air minum diberikan ad libtum. Setiap ulangan terdiri dari satu ekor ayam broiler. Model matematik yang digunakan adalah sebagai berikut:

Yij = µ + δi + εij Keterangan:

Yij : Nilai respon dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j µ : Pengaruh umum atau rataan umum atau nilai rata-rata δi : Pengaruh dari perlakuan ke-i

εij : Galat atau eror percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

Data yang diperoleh dianalisis menggunakan sidik ragam (ANOVA), bila terdapat perbedaan nyata dilanjutkan dengan uji Duncan (Steel dan Torrie, 1995).

Prosedur

Ekstraksi Bungkil Biji Jarak Pagar dengan metanol

Bungkil biji jarak pagar sebanyak 2 kg dimasukan dalam tabung shaker dan ditambah dengan metanol sebanyak 8 liter (bungkil biji jarak pagar : metanol 1 : 4) kemudian digoyang dalam shakerbath selama 24 jam. Residu dan filtrat yang dihasilkan pada proses shaker, dipisahkan dengan menggunakan kain saring. Residu

25 bungkil biji jarak pagar diekstraksi dengan metanol dan digoyang dalam shakerbath kembali selama 24 jam untuk memaksimalkan ekstraksi lemak dan racun larut lemak. Setelah itu, residu dikeringkan dalam oven pada suhu 60oC hingga kering, kemudian dianalisis.

Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar denganRhizopus oryzae

Alur fermentasi bungkil biji jarak pagar dapat dilihat pada Gambar 11.

Gambar 11. Alur Fermentasi BBJP denganRhizopus oryzae

Bungkil biji jarak ditimbang sebanyak 300 g, kemudian ditambah dengan aquades sebanyak 493 ml sehingga kadar airnya mencapai 66%. Fermentasi bungkil biji jarak pagar dengan Rhizopus oryzae dilakukan secara aerob. Bungkil biji jarak dimasukkan dalam plastik tahan panas dua lapis, kemudian dilakukan pemanasan dengan autoclave selama 15 menit dengan suhu 121 oC. Setelah itu, bungkil dibiarkan hingga dingin. Bungkil biji jarak kemudian diletakan pada nampan dan ditambah dengan starter Rhizopus oryzae sebanyak 2 sendok makan (setara dengan 14 g). Penambahan starter harus dilakukan dengan steril yaitu didekatkan pada api agar tidak terjadi kontaminasi yang menyebabkan tumbuhnya mikroorganisme lain pada bungkil biji jarak tersebut. Starter dicampur secara merata, kemudian nampan ditutup dengan plastic wrap dan disimpan ditempat yang telah disterilkan dengan alkohol 70 % pada suhu ruang dan diinkubasi selama 3-4 hari. Pada 24 jam pertama, plastic wrap dilubangi dengan jarum yang telah disterilisasi dan dilakukan dengan steril. Bungkil biji jarak terfermentasi Rhizopus oryzae yang telah dipanen,

26 dikeringkan dalan oven pada suhu 60oC selama 48 jam kemudian digiling hingga halus.

Fermentasi Bungkil Biji Jarak Pagar denganTrichoderma viride

Fermentasi bungkil biji jarak pagar denganTrichoderma viride menggunakan inokulum sehingga dilakukan perbanyakan kultur Trichoderma viride. Perbanyakan inokulum dilakukan dengan penambahan air steril pada kultur kemudian diulaskan pada media yang telah disiapkan dengan menggunakan ose, sebanyak 3-5 ulasan. Perbanyakan inokulum ini harus dilakukan dalam kondisi steril baik alat, bahan, maupun pelaksana. Kultur yang diperbanyak siap dipanen setelah 7-10 hari diinkubasi.

Gambar 12. Alur Fermentasi BBJP denganTrichoderma viride

Fermentasi bungkil biji jarak pagar dengan Trichoderma viride dilakukan secara aerob. Fermentasi bungkil biji jarak dengan Trichoderma viride dilakukan dalam skala kecil. Bungkil biji jarak ditimbang sebanyak 150 g, kemudian diletakan pada plastik tahan panas dan dilakukan pemanasan dengan autoclave selama 15 menit suhu 121oC. Bungkil biji jarak didinginkan dan diletakkan pada nampan kecil, kemudian ditambah dengan kultur yang telah dicampur dengan 8 ml air steril agar bungkil mencapai kadar air 57 %. Penambahan inokulum Trichoderma viride dilakukan dengan steril. Nampan kemudian dilapisi dengan wrap dan ditusuk-tusuk dengan jarum dalam jumlah sedikit serta diberi penutup nampan lagi. Bungkil biji jarak fermentasi Trichoderma viride kemudian diletakan pada tempat steril dan dipanen setelah 4-5 hari. Pada 24 jam pertama, plastic wrap ditusuk-tusuk dengan jarum kembali. Bungkil biji jarak fermentasi Trichoderma viride yang telah dipanen

27 kemudian dieringkan dalam oven selama 48 jam dengan suhu 60 oC dan digiling hingga halus.

Pembuatan Media Agar

Media agar digunakan sebagai tempat perbanyakan inokulum, yang dibuat dari ekstrak tauge, agar-agar dan gula. Sebanyak 200 g tauge ditambahkan dengan 1 liter air aquades kemudian didihkan dan dijaga agar air tetap 1 liter. Ekstrak tauge sebanyak 1 liter didinginkan, kemudian diambil 150 ml dan ditambahkan dengan gula 4 gram dan agar 3 gram. Larutan tersebut dimasukkan dalam labu erlenmeyer dan dipanaskan dalam air sambil diaduk agar tidak menggumpal. Larutan media agar dimasukkan dalam tabung hungate, kemudian ditutup dengan kapas dan alumunium foil. Media tersebut kemudian diautoclave selama 15 menit pada suhu 121oC. Tabung yang berisi media, setelah diautoclave didinginkan pada posisi miring. Uji Biologis

Penentuan energi metabolis menggunakan metode Sibbald (1980) dengan pemberian pakan secara paksa (Force Feeding). Ayam berumur 6 minggu diberi pakan komersial selama 2 hari sebagai pakan adaptasi untuk menetralisir pakan sebelumnya dan mengembalikan bobot badan akibat stress, kemudian ditimbang. Setelah melalui masa adapatasi, ayam dipuasakan selama 24 jam, setelah itu ayam ditimbang. Bahan pakan perlakuan diberikan secara paksa sebanyak masing-masing 30 gram dengan cara dicekok dan dibantu dengan corong. Corong dimasukkan hingga tembolok, bahan pakan dimasukkan sedikit demi sedikit. Ayam dimasukkan pada kandang metabolis dan diberikan air minum ad libitum. Ekskreta dikoleksi setelah 24 jam, setiap ± 2 jam ekskreta disemprot dengan larutan H2SO4 0,01 N

(encer). Sebelum pengambilan ekskreta, ayam ditimbang kembali.

Ekskreta yang terkumpul disimpan dalamfreezer selama ± 24 jam, kemudian dithawing (dicairkankan kembali hingga kondisi seperti semula). Ekskreta yang telah cair, kemudian dikeringkan dalam oven dengan suhu 60˚C selama ± 24 jam. Setelah itu, dihaluskan dan dipisahkan dari bulu yang tercampur pada ekskreta. Pengukuran energi bruto ekskreta menggunakan bomb kalorimeter sedangkan pengukuran mineral kalsium dan fosfor menggunakan metode AOAC (1990).

28 Berikut merupakan langkah-langkah pengukuran energi metabolis bungkil biji jarak.

Ayam Broiler (umur ± 6 minggu)

Adaptasi (± 2 hari)

Pemuasan (± 24 jam)

Force Feeding (30 gram/ekor)

Koleksi ekskreta (setelah 24 jam)

- Dibekukan ± 24 jam - Thawing

- Oven 60˚C hingga kering - Penggilingan

- Penyortiran bulu Analisis

Bahan Kering Energi Bruto Protein Kalsium Fosfor

Energi metabolis semu

Nitrogen

Kecernaan Bahan Kering Retensi Nitrogen Absorpsi Kalsium

Absorpsi Fosfor Gambar 13. Alur Metode Uji Biologis Bungkil Biji Jarak (Sibbald, 1976)

Dokumen terkait