• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini berlangsung pada bulan Februari sampai Juni 2006 di Laboratorium Lapang Nutrisi Ternak Unggas, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Analisa lemak darah dilaksanakan di Laboratorium Terpadu, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor. Pengkoleksian telur cacing Ascaridia galli dilaksanakan di Laboratorium Helmintologi, Fakultas Kedokteran Hewan, Institut Pertanian Bogor.

Materi Ternak

Penelitian ini menggunakan 100 ekor DOC (Day Old Chick) ayam kampung yang diinfeksi cacing Ascaridia galli dengan dosis 2.500 telur pada umur 7 minggu, kemudian diambil sebanyak 35 ekor untuk dianalisis darahnya. Pengambilan darah dilakukan dalam tiga tahap yaitu sebelum penginfeksian (ayam umur 6 minggu), saat terinfeksi (ayam umur 9 minggu), dan setelah pemberian bawang putih (ayam umur 11 minggu).

Kandang dan Peralatan

Penelitian ini menggunakan kandang sistem litter yang disekat dengan pen berukuran 60 x 60 x 60 cm sebanyak 20 buah. Kandang dilengkapi dengan tempat makan, tempat air minum, dan lampu pijar 60 watt. Bahan litter yang digunakan adalah sekam padi setebal 1 cm untuk menampung ekskreta ayam. Peralatan lain yang dipakai adalah timbangan untuk menimbang bobot badan ayam, tirai plastik, termometer untuk mengukur suhu lingkungan, sapu, kawat untuk menggantungkan tempat minum, plastik untuk ransum.

Ransum

Ransum grower dengan energi 2.900 dan protein 20% diberikan untuk ayam umur 5-9 minggu. Umur 10-11 minggu ayam diberi ransum grower (P1), ransum grower + 2 % piperazine sitrat (P2) dan ransum grower + bubuk bawang putih sesuai dengan perlakuan (P3, P4, P5). Tahapan pemberian ransum dapat diterangkan dalam

17 Tabel 3. Susunan ransum ayam kampung dan hasil analisis ransum ayam kampung umur 5-12 minggu dapat dilihat pada Tabel 4 dan Tabel 6.

Tabel 3. Tahapan Pemberian Ransum Selama Pemeliharaan Ransum

Umur Ayam

P1 P2 P3 P4 P5

5-9 minggu Grower Grower Grower Grower Grower

10-11 minggu Grower Grower +

2% piperazine sitrat Grower + 2,5% bawang putih Grower + 5% bawang putih Grower + 7,5% bawang putih

Tabel 4. Susunan Ransum Ayam Kampung

Jumlah (%) Bahan makanan Umur 5-12 Minggu (grower) Jagung 58,55 Dedak padi 6 Pollard 6 Tepung ikan* 5 Bungkil kedelai 21 Minyak kelapa 1 DCP 0,55 CaCO3 1,4 Premix** 0,5 Total 100

*) Kandungan protein kasar tepung ikan : 55% **) Komposisi premix dapat dilihat dalam Tabel 5.

18 Tabel 5. Komposisi Premix

Premix Setiap 1 kg mengandung : Vitamin A 4.000.000 IU Vitamin D3 800.000 IU Vitamin E 4.500 mg Vitamin K3 450 mg Vitamin B1 450 mg Vitamin B2 1.350 mg Vitamin B6 480 mg Vitamin B12 6 mg Ca-d pantothenate 2.400 mg Folid Acid 270 mg Nicotinic Acid 7.200 mg Choline Chloride 28.000 mg DL-Methionine 28.000 mg L-Lysine 50.000 mg Ferros 8.500 mg Copper 700 mg Manganese 18.500 mg Zinc 14.000 mg Cobalt 50 mg Iodine 70 mg Selenium 35 mg Antiox. Carrier add 1 mg Sumber : PT. Mensana Aneka Hewan

Tabel 6. Kandungan Zat Nutrisi Ransum Ayam Kampung *) Komposisi Kandungan Zat Nutrisi

Umur 5-12 Minggu (grower) Bahan Kering (%) 85,66 Protein Kasar (%) 20,87 Serat Kasar (%) 4,26 Lemak Kasar (%) 4,64 Beta-N (%) 49,58 Abu (%) 6,31 Ca (%) 1,44 P Total (%) 0,68 NaCl (%) 0,08

Energi Bruto (kkal/kg) 3.906

*Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (2006)

19 Pembuatan Bubuk Bawang Putih

Bawang putih yang digunakan dalam penelitian ini adalah bawang putih impor yang biasa dijual di pasar. Proses pembuatan bubuk bawang putih dimulai dari pemisahan siung menjadi siung tunggal, bawang putih tunggal dikupas kulitnya. Setelah itu bawang putih diiris tipis (2-3 mm) kemudian diangin-anginkan sebentar. Bawang putih yang telah diiris tipis, dikeringkan dalam oven pada suhu 60 0C selama 10 jam. Kemudian bawang putih ditimbang dan dihaluskan. Bawang putih yang telah dihaluskan diayak dengan menggunakan ayakan 40 mesh. Proses pembuatan bubuk bawang putih bisa dilihat dalam Gambar 5.

Bubuk bawang putih diambil sampelnya untuk dinalisis kandungan zat nutrisinya. Hasil analisa laboratorium bubuk bawang putih dalam Tabel 7.

Bawang putih

Pemisahan siung menjadi siung tunggal

Pengupasan kulit

Pengirisan tipis (2-3 mm)

Pengovenan pada suhu 60 0 C selama 10 jam

Penghalusan

Pengayakan (40 mesh)

Bubuk bawang putih

20 Tabel 7. Kandungan Zat Nutrisi Bubuk Bawang Putih*)

Kandungan Zat Nutrisi Komposisi

Bahan Kering (%) 83,09 Protein Kasar (%) 16,78 Serat Kasar (%) 0,42 Lemak Kasar (%) 4,11 Beta-N (%) 58,61 Abu (%) 3,17 Ca (%) 0,26 P Total (%) 0,38 NaCl (%) 0,07

Energi Bruto (kkal/kg) 3.344

*Keterangan : Hasil Analisis Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor (2006)

Obat-obatan dan Vaksinasi

Obat-obatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Vita Stress, Vita Chick, Vaksin ND untuk mencegah penyakit tetelo dan Vaksin Gumboro. Vita Chick dan Vita Stress digunakan sebagai suplemen vitamin. Vaksin ND I diberikan pada ayam berumur tiga hari melalui tetes mata dan vaksin ND II diberikan pada waktu ayam berumur tiga minggu melalui air minum. Vaksin gumboro diberikan pada ayam berumur 10 hari. Ayam dipuasakan terlebih dahulu dari air minum selama 2 jam, kemudian diberikan vaksin yang telah dilarutkan dalam air minum.

Rancangan Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam percobaan ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 5 perlakuan dan 3 ulangan. Model matematika dalam rancangan percobaan ini adalah :

Yij = μ + αi + εij Keterangan :

Yij : nilai respon dari perlakuan ke –j µ : nilai rataan umum

αi : pengaruh perlakuan ke -i

εij : galat percobaan pada perlakuan ke –j

i : perlakuaan terhadap bubuk bawang putih (1, 2, 3, 4, 5) j : ulangan (1, 2, 3, 4)

21 Data yang diperoleh dianalisis dengan sidik ragam (ANOVA), jika terdapat perbedaan yang nyata maka dilakukan Uji Lanjut Duncan (Steel dan Torrie, 1993). Perlakuan

Perlakuan yaitu penambahan dosis piperazine sitrat dan bawang putih ke dalam ransum grower untuk diberikan pada ayam umur 10-11 minggu setelah ayam diinfeksi cacing Ascaridia galli mulai umur 7-9 minggu. Perlakuan tersebut yaitu : P1 = Ransum grower (kontrol)

P2 = Ransum grower yang ditambahkan 2% piperazine sitrat dalam ransum P3 = Ransum grower yang ditambahkan 2,5 % bubuk bawang putih dalam ransum P4 = Ransum grower yang ditambahkan 5,0 % bubuk bawang putih dalam ransum P5 = Ransum grower yang ditambahkan 7,5 % bubuk bawang putih dalam ransum Pengambilan Darah

Pengambilan darah dilakukan dalam tiga tahap, yaitu sebelum penginfeksian (ayam umur 6 minggu), saat infeksi (ayam umur 9 minggu), dan setelah pemberian bawang putih (ayam umur 11 minggu). Sebelum pengambilan darah, ayam dipuasakan selama dua jam. Masing-masing ulangan diambil 1 ekor untuk diambil darahnya. Darah diambil dari vena jugularis yang terdapat di bagian leher sebanyak

1 ml dengan shyringe ukuran 3 ml. Darah yang diperoleh disentrifuse dengan

kecepatan 3500 rpm kurang lebih 10 menit. Supernatan berupa serum diambil dengan pipet steril dan ditempatkan pada wadah kecil dan siap untuk dianalisis. Waktu pengambilan darah selama penelitian disajikan pada Tabel 8.

Tabel 8. Waktu Pengambilan Darah

Waktu pelaksanaan Pengambilan Darah

Umur Ayam Kampung Pemberian Ransum

Sebelum infeksi 6 minggu Grower

Saat infeksi 9 minggu Grower

Setelah pemberian bawang putih

11 minggu Ransum perlakuan

22 Peubah yang Diamati

1. Kolesterol Total

Disiapkan tabung blanko berisi 10μ

l

aquades dan 1.000 μ

l

reagen kit, tabung standar berisi 10 μ

l

standar kolesterol dan 1.000 μ

l

reagen kit, tabung sample berisi 10 μ

l

serum reagen kit dan 1.000 μ

l

reagen kit. Campuran kemudian dihomogenkan, diinkubasi pada suhu 20 – 25oC selama 10 menit. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang Hg 546 nm dalam waktu satu jam.

Kolesterol total (mg/dl) = absorban sampel x konsentrasi standar (mg/dl) absorban standar

2. HDL (High Density Lipoprotein)

Sebanyak 500 μ

l

serum ditambah dengan 1.000 μ

l

presipitasi, dicampur sampai homogen, kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu kamar. Sentrifuse selama 10 menit dengan 3.500 putaran permenit. Supernatan dipersiapkan dari endapan dalam waktu dua jam setelah sentrifugase. Sebanyak 100 μ

l

supernatan ditambah 100 μ

l

reagent CHOD-PAP dicampur, diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250 C. Absorbansi dibaca dalam waktu satu jam pada panjang gelombang Hg 546 nm. Untuk blanko reagent dibuat dari 100 μ

l

air suling ditambah dengan 1.000 μ

l

reagent CHOD-PAP dan standar terbuat dari 100 μ

l

standar kolesterol ditambah dengan 1.000 μ

l

reagent CHOD-PAP.

Kolesterol-HDL (mg/dl) = absorban sampel x konsentrasi standar (mg/dl) absorban standar

3. LDL (Low Density Lipoprotein)

Sebanyak 100 μ

l

serum ditambah dengan 1.000 μ

l

presipitasi, dicampur

sampai homogen, kemudian didiamkan selama 10 menit pada suhu 15-250C.

Sentrifuse selama 15 menit dengan 3.500 putaran permenit. Supernatan dipersiapkan dari endapan dalam waktu dua jam setelah sentrifugase. Sebanyak 50 μ

l

supernatan ditambah 100 μ

l

reagent kit dicampur, diinkubasi selama 10 menit pada suhu 20-250C. Absorbansi dibaca dalam waktu satu jam pada panjang gelombang Hg 546 nm. Untuk blanko reagent dibuat dari 50 μ

l

air suling ditambah dengan 1.000 μ

l

reagent

23 kit dan standar terbuat dari 50 μ

l

standar kolesterol ditambah dengan 1.000 μ

l

reagent kit.

Kolesterol-LDL (mg/dl) = absorban sampel x konsentrasi standar (mg/dl) absorban standar

4. Trigliserida

Disiapkan tabung blanko berisi 10μ

l

aquades dan 1.000 μ

l

reagen kit, tabung standar berisi 10 μ

l

standar trigliserida dan 1.000 μ

l

reagen kit, tabung sample berisi 10 μ

l

serum dan 1.000 μ

l

reagen kit. Campuran kemudian dihomogenkan, diinkubasi pada suhu 20 – 25oC selama 10 menit. Absorbansi dibaca pada panjang gelombang Hg 546 nm dalam waktu satu jam.

Trigliserida (mg/dl) = absorban sampel x konsentrasi standar (mg/dl) absorban standar

Prosedur Persiapan Kandang

Persiapan kandang dilakukan tiga minggu sebelum pemeliharaan. Persiapan kandang meliputi pemasangan kawat penyekat antar pen, lampu, serta tirai plastik. Setelah pemasangan selesai dilakukan pengapuran, didiamkan selama dua hari, kemudian dilaksanakan fumigasi untuk menanggulangi terserangnya penyakit bagi ayam. Penambahan sekam ke dalam tiap pen dilakukan dua hari setelah fumigasi. Tempat pakan dan minum digantung di atas sekam agar tidak cepat kotor.

Pemeliharaan

Ayam yang digunakan adalah DOC ayam kampung sebanyak 100 ekor. Pada awal penelitian dilakukan penimbangan bobot badan. Setelah selesai ditimbang, ayam diberi air minum yang telah dilarutkan gula untuk mengembalikan kondisi tubuh ayam seperti semula. Pakan dan air minum diberikan ad libitum. Perhitungan konsumsi pakan serta penimbangan bobot badan dilakukan setiap minggu. Vaksinasi ND dan gumboro dilakukan melalui air minum, sebelum dan sesudah vaksinasi diberikan vitamin anti stress. Penginfeksian telur infektif cacing Ascaridia galli dilakukan pada saat ayam berumur 7 minggu. Penambahan bubuk bawang putih ke

24 dalam ransum dilakukan 3 minggu setelah penginfeksian yaitu selama 2 minggu atau pada saat ayam berumur 10-11 minggu.

Penyediaan Telur Infektif

Telur infektif yang digunakan untuk menginfeksi hewan percobaan pada penelitian ini diperoleh dari hasil pupukan telur cacing Ascaridia galli yang diisolasi dari uterus cacing betina dewasa. Cacing dewasa diperoleh dari usus ayam yang terinfeksi cacing Ascaridia galli. Telur infektif yang diperoleh kemudian diinkubasi dalam cawan petri berisi aquabidest steril selama 10-14 hari sampai terbentuk telur infektif. Penggunaan telur infektif yang diperoleh dari hasil pupukan, sebelumnya dihitung terlebih dahulu untuk menentukan dosis yang akan diinfeksikan. Dosis telur infektif yang digunakan adalah 2.500 telur/ekor. Telur cacing yang telah siap diinfeksikan pada ayam disimpan pada tabung ependouf sesuai dengan dosis.

Pemeriksaan Kecacingan Prainfeksi

Pemeriksaan kecacingan pada ternak dilakukan 1-2 hari sebelum penginfeksian untuk memastikan bahwa ternak tersebut tidak terinfeksi cacing. Feses ayam diambil sebagai sampel kecacingan pada ternak yang kemudian diperiksa pada larutan pengapung. Larutan pengapung terdiri dari campuran 400 gram garam dan 500 gram gula yang dilarutkan pada 1 liter air. Campuran garam, gula dan air dimasak sampai mendidih dan semua tercampur dan menjadi larutan jenuh dengan berat jenis 1,280. Dua gram tinja dilarutkan kedalam 58 ml larutan pengapung yang kemudian disaring dan dihomogenkan kembali. Larutan tersebut diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat telur cacing. Telur cacing Ascaridia galli bisa dilihat pada Gambar 6.

25 Penginfeksian Telur Infektif

Penginfeksian dilakukan pada saat ayam berumur 7 minggu, selama 3 minggu. Telur infektif diberikan melalui oral atau mulut dengan menggunakan spoit yang dihubungkan dengan sonde. Dosis yang digunakan untuk menginfeksi hewan percobaan adalah 2.500 telur dalam 1 ml aquadest. Untuk menjamin semua telur masuk ke dalam oesophagus kemudian dilakukan pembilasan dengan aquadest sebanyak 1 ml.

Pemberian Bubuk Bawang Putih

Pemberian bubuk bawang putih dilakukan saat ayam berumur 10 minggu hingga berumur 11 minggu. Bubuk bawang putih diberikan pada ternak selama 2 minggu untuk melihat pengaruh antelmintikanya. Penambahan bubuk bawang putih ke dalam ransum ayam kampung disesuaikan dengan dosis perlakuan.

Dokumen terkait