• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2005 sampai dengan Januari 2006. Penelitian dilaksanakan di Kandang Unggas Laladon dan Laboratorium ITP (Ilmu dan Teknologi Pakan), Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor.

Materi Ternak dan Ransum

Ternak yang digunakan dalam penelitian adalah ayam broiler strain Cobb 500 sebanyak 120 ekor. Ayam broiler tersebut dipelihara dari umur satu hari sampai umur 35 hari.

Ransum yang digunakan adalah ransum komersial tanpa antibiotik berupa ransum broiler AS 101 yang diproduksi PT Sierad Produce Tbk dengan kandungan protein kasar sebesar 23,21% dan kandungan energi bruto sebesar 4.284 Kkal/kg. Komposisi kimia ransum perlakuan dapat dilihat pada Tabel 2.

Kandang, Perlengkapan dan Vaksin

Kandang yang digunakan adalah kandang dengan sistem litter yang beralaskan sekam padi dengan ukuran 1 x 0,93 m2 sebanyak 15 petak. Setiap petak kandang dilengkapi dengan tempat ransum, air minum dan lampu pijar 60 watt sebagai pemanas. Perlengkapan yang digunakan adalah timbangan digital, karung, plastik ransum dan perlengkapan untuk pengolahan karkas terdiri dari pisau, pinset, gunting operasi dan timbangan digital yang berfungsi untuk mengetahui bobot dari parameter yang diukur. Sanitasi dilakukan terhadap peralatan seperti tempat ransum dan tempat air minum serta dilakukan penggantian alas kandang (sekam) tiap minggu. Vaksin diberikan tiga kali selama perlakuan. Vaksin ND I diberikan pada waktu ternak berumur 3 hari yang diberikan melalui tetes mata. Vaksin gumboro diberikan pada waktu ternak berumur 7 hari secara oral. Vaksin ND II diberikan pada waktu ternak berumur 3 minggu (21 hari) yang diberikan secara oral.

15 Tabel 2. Komposisi Kimia Ransum Perlakuan

Ransum Perlakuan Zat Makanan R0 R1 R2 Bahan Kering (%) 86,75 67,53 48,30 Abu (%) 7,27 (8,38) 2) 5,47 (8,10) 3,67 (7,59) Protein Kasar (%) 23,21 (26,75) 17,93 (26,55) 12,65 (26,19) Serat Kasar (%) 1,91 (2,20) 1,45 (2,15) 0,99 (2,05) Lemak Kasar (%) 1,56 (1,79) 1,51 (2,24) 1,47 (3,04) Beta-N (%) 52,80 (60,86) 41,16 (60,95) 29,52 (61,12) Ca (%) 0,74 (0,85) 0,61 (0,90) 0,48 (0,99) P (%) 0,82 (0,95) 0,63 (0,93) 0,44 (0,91) NaCl (%) 0,25 (0,29) 0,19 (0,28) 0,13 (0,27) Energi Bruto (kkal/kg) 4.824 (4.938,2) 3.315,5 (4.909,7) 2.347 (4.859,21)

1)

Hasil analisa Labolatorium Ilmu dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan IPB (2006)

2)

Angka dalam kurung adalah berdasarkan bahan kering Keterangan : R0: Ransum komersial tanpa fermentasi

R1: Ransum campuran dengan rasio 50 % ransum komersial : 50 % ransum komersial yang dibuat silase (50% silase ransum komersial)

R2: Ransum komersial yang dibuat silase (100 % silase ransum komersial) Rancangan

Perlakuan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 3 taraf perlakuan yaitu :

R0: Ransum komersial tanpa fermentasi

R1: Ransum campuran dengan rasio 50 % ransum komersial : 50 % ransum komersial yang dibuat silase (50% silase ransum komersial)

R2: Ransum komersial yang dibuat silase (100 % silase ransum komersial) Perlakuan terdiri atas 5 ulangan dimana setiap ulangan terdiri dari 8 ekor ayam. Model Percobaan

Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL) searah dengan tiga taraf perlakuan. Masing-masing taraf perlakuan terdiri atas lima ulangan. Model matematik menurut Matjik dan Sumertajaya (2002) adalah sebagai berikut :

16

Yij = µ + τ + εij

Yij = Pengamatan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

µ

= Rataan umum

τ = Pengaruh pemberian silase ransum komersial ke-i (i = 1, 2, 3) = µ i - µ

εij = pengaruh acak pada perlakuan ke-i ulangan ke-j ( j = 1, 2, 3, 4, 5) Peubah yang diamati

Peubah yang diamati pada penelitian ini adalah persentase karkas, persentase lemak abdomen, persentase saluran pencernaan dan persentase organ dalam yang diperoleh dengan cara sebagai berikut :

1. Bobot hidup (gram)

Bobot hidup (gram) diperoleh dari hasil penimbangan ayam sebelum dipotong dan setelah dipuasakan.

2. Persentase bobot karkas (%)

Persentase bobot karkas diperoleh dengan membandingkan bobot ayam tanpa bulu, darah, kepala, leher, kaki dan organ dalam (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%.

3. Persentase bobot lemak abdomen (%)

Persentase bobot lemak abdomen diperoleh dengan membandingkan bobot lemak abdomen (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%.

4. Persentase bobot hati (%)

Persentase bobot hati diperoleh dengan membandingkan bobot hati (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%.

5. Persentase bobot jantung (%)

Persentase bobot jantung diperoleh dengan membandingkan bobot jantung (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%.

6. Persentase bobot limpa (%)

Persentase bobot limpa diperoleh dengan membandingkan bobot limpa (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%.

7. Persentase bobot rempela (%)

Persentase bobot rempela diperoleh dengan membandingkan bobot rempela (gram) tanpa isi dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%.

17 8. Persentase bobot usus halus (%)

Persentase bobot usus halus diperoleh dengan membandingkan bobot usus tanpa isi (kosong) (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%. 9. Ketebalan usus halus (g/cm)

Ketebalan usus halus diperoleh dengan membandingkan bobot usus halus (gram) dengan panjang usus halus (cm).

10. Persentase bobot usus buntu (seka) (%)

Persentase bobot usus buntu (seka) diperoleh dengan membandingkan bobot usus buntu (seka) tanpa isi (kosong) (gram) dengan bobot hidup (gram) dikalikan 100%.

Analisa Data

Analisa data yang diperoleh diuji sidik ragamnya dengan ANOVA. Sebelum dilakukan analisis, data persentase yang nilainya terletak antara 0 dan 20 atau 80 dan 100, ditransformasi terlebih dahulu ke dalam arcsin x . Untuk mengetahui perbedaan rataan perlakuan satu dengan yang lainnya dilakukan uji kontras ortogonal (Matjik dan Sumertajaya, 2002).

Prosedur Pembuatan ransum silase

Ransum dan larutan starter diaduk sampai homogen. Setelah tercampur bahan dimasukkan ke kemasan plastik kedap udara dan disimpan dalam silo, dipadatkan dan ditutup rapat untuk mendapatkan suasana anaerob selama 3 minggu. Starter yang digunakan yaitu Lactobacillus plantarum (104-105 CFU/gram). Pembuatan silase ransum untuk setiap 100 kg memerlukan bahan starter sebanyak 2 gram yang telah terlarut dalam air sebanyak 76 liter (Gambar 4).

Persiapan kandang

Kandang yang digunakan terlebih dahulu disucihamakan dengan cara membersihkan kandang menggunakan desinfektan berupa pembersih lantai yang mengandung desinfektan. Kemudian dilakukan pengapuran pada seluruh dinding maupun lantai kandang serta penyemprotan formalin pada sekam dengan tujuan untuk menghambat dan membunuh pertumbuhan bibit penyakit. Tempat ransum dan air minum dibersihkan dengan air yang mengandung desinfektan.

18

Gambar 4. Diagram proses pembuatan silase Pelaksanaan pemeliharaan

Anak ayam (DOC) yang digunakan sebanyak 120 ekor, dibagi secara acak dan ditempatkan ke dalam 15 kandang perlakuan sehingga tiap kandang terdiri dari 8 ekor. Masing-masing kandang diberi salah satu dari 3 perlakuan ransum yaitu, R0 (ransum komersial tanpa fermentasi), R1 (50% silase ransum komersial), R3 (100 % silase ransum komersial). Pemberian silase ransum diberikan sejak umur satu minggu sampai umur lima minggu. Ransum dan air minum perlakuan diberikan ad libitum. Pada akhir masa pemeliharaan pengambilan sampel dilakukan pada masing-masing ulangan sebanyak 25% (dua ekor) berdasarkan rataan bobot hidup ayam broiler betina terdekat. Ayam dipuasakan selama 12 jam sebelum dipotong, kemudian ditimbang untuk memperoleh bobot hidup. Ayam yang telah dipotong sebanyak 30 ekor dicelupkan ke dalam air bersuhu 70 0C selama 39 detik untuk mempermudah dalam pencabutan bulu.

Ransum (100 kg)

Campuran Ransum

Silase

+ Larutan Starter (Lactobacillus plantarum) 104-105 CFU/gram sebanyak 76 liter (dihomogenkan)

Masukkan dalam plastik kedap udara (an-aerob) ± 3 minggu

19 Ayam yang telah dibului diproses lebih lanjut menjadi karkas dengan memisahkan kepala, leher, shank dan jeroan. Karkas tersebut ditimbang dan dihitung persentasenya. Organ dalam dan saluran pencernaan dipisahkan untuk dilakukan penimbangan. Saluran pencernaan dibersihkan dari lemak, kemudian ditimbang lalu diukur panjang saluran pencernaan. Setelah itu, saluran pencernaan tersebut dihitung persentasenya terhadap bobot hidup. Organ dalam yang terdiri dari hati, rempela dan jantung dibersihkan dari lemak yang menempel kemudian ditimbang bobotnya dan dihitung persentasenya terhadap bobot hidup.

Dokumen terkait