• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan bulan Juli 2005 sampai dengan bulan Maret 2006 di Laboratorium Nutrisi Unggas dan Laboratorium Ilmu dan Teknologi Pakan. Pemeliharaan ayam dilakukan pada bulan Februari 2006 bertempat di Laboratorium Lapang Nutrisi Unggas.

Materi Ternak

Penelitian ini menggunakan 200 ekor ayam broiler strain Ross umur 1 hari (DOC) yang diperoleh dari PT. Silga Perkasa. Ayam-ayam tersebut dipelihara selama 6 minggu.

Ransum

Ransum yang digunakan pada penelitian ini adalah ransum komersil yang mempunyai kandungan protein kasar minimal 21%, konsentrat Gold Coin 803 (K803), dan silase campuran ikan asin dan daun singkong. Ransum Gold Coin 803 (K803) terdiri dari bungkil kedelai, tepung daging, DCP, dan premix.

Ransum komersil diberikan dalam bentuk crumble pada periode starter (0-2 minggu), kemudian pada periode 2-4 minggu diberikan ransum komersil yang dicampur dengan serbuk gergaji 25%. Setelah itu, pada periode finisher (4-6 minggu) diberikan ransum finisher yang terdiri dari konsentrat Gold Coin 803 (K803) yang dicampur silase dan jagung giling. Ransum finisher ini berbentuk mash. Ransum finisher diberikan dengan cara mencampur 60% jagung dengan 40, 30, 20, 10, 0% K803 dan 0, 10, 20, 30, 40% silase. Konsumsi pakan diukur tiap minggu. Pakan diberikan ad libitum. Desain ransum, kandungan nutrisi ransum komersil dan komposisi ransum perlakuan umur 4-6 minggu dapat dilihat pada Tabel 2, 3 dan 4.

Tabel 2. Desain Ransum Selama Penelitian

Perlakuan Umur (minggu)

0-2 2-4 4-6 P0 RK RK + 25% SG 60% JK+40% BC+0% Silase P1 RK RK + 25% SG 60% JK+30% BC+10% Silase P2 RK RK + 25% SG 60% JK+20% BC+20% Silase P3 RK RK + 25% SG 60% JK+10% BC+30% Silase P4 RK RK + 25% SG 60% JK+0% BC+40% Silase

Tabel 3. Kandungan Nutrisi Ransum Komersil yang Digunakan dalam Penelitian

Zat Makanan %

Protein Min 21,0

Serat kasar Max 5,0

Lemak Min 5,0

Air Max 12,0

Abu Max 8,0

Kalsium 0,9 – 1,2

Phospor 0,7 – 1,0

Tabel 4. Komposisi Ransum Perlakuan Umur 4-6 minggu

Bahan makanan Kadar (%)

Ransum Basal (K803): Bungkil Kedelai 80 Tepung Daging 15 DCP 3,75 Top Mix 1,25 Total 100

Silase Campuran Ikan Asin dan Daun Singkong:

Tepung Ikan Asin 46

Tepung Daun Singkong 49

DCP 3,75

Top Mix 1,25

Total 100

Jagung Kuning 60

Kandang dan Perlengkapan

Ayam dipelihara dalam kandang bertingkat yang berukuran 1 x 0,5 x 0,5 m. Kandang ini berjumlah 20 buah. Setiap kandang diisi 10 ekor ayam. Setiap kandang juga dilengkapi dengan tempat pakan dan air minum serta dipasang bola lampu 40 watt. Pemasangan bola lampu ini berfungsi sebagai induk buatan dan penerangan dimalam hari. Lantai penampung kandang dialasi koran yang diganti setiap tiga hari sekali.

Vaksinasi

Vaksin yang diberikan pada penelitian ini adalah vaksin ND (Newcastle Desease). Vaksin ND diberikan 2 kali yaitu vaksin ND 1 yang diberikan pada saat ayam berumur 3 hari melalui tetes mata dan vaksin ND Killed yang diberikan pada umur 12 hari melalui suntikan.

Metode Prosedur

Pemberian ransum starter komersil dimulai sejak ayam datang sampai umur 2 minggu. Pada umur 2-4 minggu ayam broiler diberikan serbuk gergaji sebanyak 25%. Untuk periode realimentasi (umur 4-6 minggu) semua kelompok ayam broiler diberikan ransum perlakuan ad libitum. Pengukuran konsumsi pakan dilakukan tiap minggu. Penimbangan dilakukan tiap minggu untuk mengetahui data pertambahan bobot badan.

Pembuatan Tepung Daun Singkong

Daun singkong segar dikeringkan dibawah sinar matahari selama 3 hari, setelah kering daun singkong tersebut digiling untuk mendapatkan tepung daun singkong. Daun singkong segar mengandung ± 20% sehingga setiap 1 kg daun singkong segar menghasilkan 0,2 kg tepung daun singkong.

Pembuatan Silase

Silase dibuat dengan cara merendam ikan asin dalam air yang ditempatkan pada drum bekas bahan kimia berukuran 220 liter. Perbandingan antara ikan asin dan air adalah 1:3 (kg : vol). Kemudian campuran ini dibiarkan selama satu malam. Setelah itu pada keesokan harinya air dibuang. Selanjutnya ikan asin basah yang diperoleh dikeringkan dan digiling menjadi bentuk tepung. Kemudian sebanyak 46% tepung ikan asin dicampurkan dengan 49% tepung daun singkong; 3,75% DCP dan 1,25% premix. Setelah homogen ransum tersebut kemudian ditambahkan air yang berisi mikroba isi perut bekicot (2 bekicot dalam 6 liter air) dengan perbandingan 1 : 1 Campuran tersebut kemudian dimasukkan dalam plastik dan ditutup untuk memperoleh kondisi anaerob.

Rancangan Percobaan

Rancangan percobaan yang digunakan adalah Rancangan Acak Lengkap (RAL), dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan, masing-masing ulangan terdiri dari 10 ekor ayam broiler.

Model matematika yang digunakan untuk analisa statistik (Steel dan Torrie, 1991): Yij = μ + τi + εij

Keterangan :

Yij = Nilai respon dari perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

μ = Pengaruh umum atau Rataan Umum

τi = Pengaruh dari perlakuan ke-i

εij = Galat percobaan pada perlakuan ke-i dan ulangan ke-j

i = Perlakuan

j = Ulangan

Perlakuan

Perlakuan yang diberikan pada periode 4-6 minggu adalah: P0 = 60% JK + 40% BC (K803) + 0% Silase (SIA+TDS) P1 = 60% JK + 30% BC (K803) + 10% Silase (SIA+TDS) P2 =60% JK + 20% BC (K803) + 20% Silase (SIA+TDS) P3 =60% JK + 10% BC (K803) + 30% Silase (SIA+TDS) P4 =60% JK + 0% BC (K803) + 40% Silase (SIA+TDS) Keterangan : JK = Jagung BC = Ransum Basal (K803)

SIA+TDS = Silase Campuran Ikan Asin dan Tepung Daun Singkong

Peubah yang diamati

Peubah yang diamati meliputi: 1. Performan ayam, terdiri dari:

a) Pertambahan Bobot Badan (g/ekor/minggu) b) Konsumsi Ransum (g/ekor/minggu)

c) Konsumsi Energi Metabolis (kkal/ekor) yang dihitung berdasarkan jumlah konsumsi ransum tiap hari dikalikan dengan energi metabolis ransum.

d) Konsumsi Protein (gram/ekor) yang dihitung berdasarkan jumlah ransum tiap hari dikalikan dengan kandungan protein ransum.

e) Konversi Ransum yang dihitung berdasarkan konsumsi ransum (gram/ekor/hari) dibagi Pertambahan Bobot badan

f) Efisiensi penggunaan zat makanan (energi dan protein) yang dihitung berdasarkan jumlah konsumsi energi metabolis dan protein dibagi dengan pertambahan bobot badan

g) Mortalitas 2. Kecernaan

Metode yang digunakan untuk mengukur kecernaan adalah metode indikator internal yaitu pengambilan feses secara acak selama tiga hari terakhir pemeliharaan. Rumus yang digunakan : 1 - [abu ransum] x 100%

[ abu feses ] Tahapan Percobaan

Persiapan Kandang. Sebelum digunakan, kandang dibersihkan dengan cara menyapu dan mencucinya dengan air bersih, kemudian dilakukan pengapuran. Tempat pakan dan air minum serta perlengkapan kandang lainnya juga dibersihkan dan disucihamakan. Ayam broiler dipelihara dalam kandang kawat dan dibagi menjadi 20 petak. Pembagian ayam dilakukan secara acak dan setiap kandang mendapatkan perlakuan ransum yang acak pula. Sebelum DOC dimasukkan ke kandang, tempat pakan dan minum serta bola lampu sudah dipersiapkan.

Persiapan Ransum. Ransum yang digunakan pada periode 2-4 minggu adalah ransum awal komersil yang ditambah serbuk gergaji 25%. Sebelum dilakukan pencampuran, serbuk gergaji diayak dan dikeringkan terlebih dahulu. Ransum yang digunakan pada periode 4-6 minggu adalah pencampuran antara jagung giling dengan ransum basal (K803) dan silase campuran ikan asin dan daun singkong. Campuan tersebut diaduk secara merata sesuai dengan perlakuannya masing-masing.

Penanganan Anak Ayam. Untuk memulihkan kondisi DOC akibat stres pengangkutan, DOC diberi air minum yang dicampur gula pasir sebagai sumber energi. Cara pembuatannya adalah 1 kg gula pasir dimasak dalam 1 liter air sampai mendidih, kemudian didinginkan, setelah dingin larutan gula tersebut diberikan pada DOC, kemudian DOC ditimbang untuk mendapatkan bobot awal. Sebagai penerangan dan penghangat tubuh untuk DOC digunakan bola lampu 40 watt untuk setiap kandang yang sudah dinyalakan 12 jam sebelum DOC tiba.

Pemeliharaan Ayam. Untuk anak ayam sampai umur sepuluh hari, ransum perlakuan diberikan dengan menggunakan tempat ransum berbentuk nampan. Setelah itu digunakan tempat ransum yang terbuat dari bonet sampai akhir (umur 6 minggu) penelitian. Ransum dan air minum diberikan ad libitum. Anti stres diberikan 2 hari sebelum dan sesudah penimbangan serta vaksinasi. Kotoran ayam dan koran diganti setiap 3 hari sekali untuk menghindari bau amoniak yang dapat mencemari kandang sehingga sanitasi kandang terganggu.

Vaksinasi. Vaksin ND diberikan dua kali selama pemeliharaan yaitu pada umur 3 hari melalui tetes mata dan umur 12 hari melelui suntikan. Cara melakukan vaksinasi ND melalui tetes mata adalah vaksin dilarutkan dalam pelarut kemudian satu persatu (0,05 ml) anak ayam dipegang dengan tangan kiri kemudian vaksin diteteskan pada salah satu mata. Anak ayam dilepas setelah vaksin terserap semua. Vaksin ND Killed dosis 500 ekor dilarutkan dalam 500 ml aquades, kemudian disuntikkan melalui bagian dada dengan dosis 1 ml untuk tiap ekor ayam.

Dokumen terkait