• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

2. Metode Mengajar

Mengajar merupakan istilah kunci yang hampir tidak pernah lepas dari pembahasan mengenai pendidikan. Mengajar merupakan suatu upaya yang dilakukan guru agar siswa belajar. Metode merupakan salah satu penunjang utama berhasil atau tidak seorang guru dalam mengajar . Di samping kecakapan dan ketrampilan mengajar, guru juga harus memiliki dan menguasai metode-metode mengajar yang tepat untuk topik-topik pelajaran yang diajarkannya agar hasil belajar dapat tercapai sebagaimana yang diharapkan. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia: "Metode adalah cara-cara yang tersusun dan teratur untuk mencapai tujuan khususnya dalam hal ilmu pengetahuan". (Sulchan Yasyin,1997: 335). Syaiful Sagala (2009: 168) berpendapat bahwa "Metode adalah cara yang digunakan oleh guru dalam mengorganisasikan kelas pada umumnya atau dalam menyajikan bahan pelajaran pada khususnya". Mengenai metode, Wina Sanjaya (2009: 147) berpendapat bahwa ”Metode adalah cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah disusun dalam kegiatan nyata agar tujuan yang sudah disusun tercapai secara optimal”. Sedangkan Mulyani Sumantri et al (2001: 114) mengungkapkan bahwa “Metode merupakan cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses belajar dan tercapainya prestasi belajar yang memuaskan”.

commit to user

Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa metode mengajar adalah cara yang teratur berdasarkan pendekatan tertentu yang digunakan guru untuk melaksanakan strategi saat penyampaian materi pelajaran guna mencapai tujuan pengajaran yang optimal. Dalam pengajaran secara umum ada beberapa metode mengajar antara lain: metode ceramah, metode demonstrasi, metode eksperimen dan lain-lain. Dalam hal ini akan dibahas lebih lanjut tentang metode mengajar yaitu metode demonstrasi dan metode diskusi.

a. Metode Demonstrasi

Wina Sanjaya (2009: 152) berpendapat bahwa "Metode demonstrasi

adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan

mempertunjukkan kepada siswa tentang suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekadar tiruan". Menurut Syaiful Sagala (2009: 210), “Metode demonstrasi adalah pertunjukan tentang proses terjadinya suatu peristiwa atau benda sampai pada penampilan tingkah laku yang dicontohkan agar dapat diketahui dan dipahami oleh peserta didik secara nyata atau tiruannya”. Sedangkan Mulyani Sumantri et al (2001: 133) menyatakan bahwa:

Metode demonstrasi diartikan sebagai cara penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi atau benda tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang memahami atau ahli dalam topik bahasan yang harus didemonstrasikan.

Metode demonstrasi biasanya berkenaan dengan tindakan-tindakan atau prosedur yang harus dilakukan, misalnya proses mengatur sesuatu, melakukan, dan menggunakan komponen-komponen yang akan membentuk sesuatu, ataupun membandingkan suatu cara dengan cara lain dan mengetahui atau melihat kebenaran sesuatu. Dalam penggunaan metode demonstrasi disertai kelebihan dan kekurangan penggunaan metode ini.

Tujuan penggunaan metode demonstrasi adalah

1) Mengajarkan suatu proses atau prosedur yang harus dimiliki peserta didik atau dikuasai peserta didik

commit to user

3) Mengembangkan kemampuan pengamatan pandangan dan penglihatan para peserta didik secara bersama-sama.

Adapun kelebihan dari metode demonstrasi yaitu :

1) Membuat pelajaran jadi lebih jelas dan lebih kongkrit dan menghindari verbalisme.

2) Memudahkan peserta didik memahami bahan pelajaran 3) Proses pengajaran akan lebih menarik.

4) Merangsang peserta didik untuk lebih aktif mengamati dan dapat mencobanya sendiri.

5) Dapat disajikan bahan pelajaran yang tidak dapat dilakukan dengan menggunakan metode yang lain.

Sedangkan kelemahan dari metode demostrasi yaitu : 1) Memerlukan waktu yang banyak.

2) Memerlukan kematangan dalam perancangan atau persiapan. 3) Memerlukan ketrampilan guru secara khusus.

4) Keterbatasan dalam sumber belajar, alat pelajaran, situasi yang harus dikondisikan, dan waktu untuk mendemonstrasikan sesuatu

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam menggunakan metode demonstrasi adalah: persiapan demonstrasi dan pelaksanaan demonstrasi.

1) Tahap persiapan.

Di dalam persiapan ada beberapa hal yang harus dilakukan, yaitu :

a) Mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua siswa dapat melihat dengan jelas apa yang didemonstrasikan.

b) Merumuskan tujuan yang harus dicapai oleh siswa setelah proses demonstrasi berakhir.

c) Mengemukakan tugas-tugas yang harus dilakukan oleh siswa.

d) Mempersiapkan garis besar langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

e) Melakukan uji coba demonstrasi, yang meliputi segala peralatan yang diperlukan.

commit to user 2) Pelaksanaan demonstrasi

Tahap pelaksanaan demonstrasi meliputi :

a) Memulai demonstrasi dengan kegiatan-kegiatan yang merangsang siswa. b) Menciptakan suasana yang menyejukkan dengan menghindari suasana

yang menegangkan.

c) Meyakinkan bahwa semua siswa mengikuti jalannya demonstrasi dengan memperhatikan reaksi seluruh siswa.

d) Memberikan kesempatan kepada siswa untuk secara aktif memikirkan lebih lanjut sesuai dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi. 3) Langkah mengakhiri demonstrasi

Setelah demonstrasi selesai, proses pembelajaran perlu diakhiri dengan: a) Mengevaluasi bersama tentang jalannya proses demonstrasi.

b) Memberikan tugas-tugas tertentu kepada siswa.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode demostrasi merupakan cara mengajar di mana seorang guru memperlihatkan suatu proses atau gejala kepada siswa dengan menggunakan alat bantu agar ilmu pengetahuan yang diberikan oleh pengajar dapat segera dipahami oleh siswa dan dapat memberikan gambaran kepada siswa tentang konsep yang dipelajari melalui peragaan yang dilakukan guru di kelas. Dengan begitu siswa akan lebih memahami konsep yang telah didapatkan bersama dengan guru melalui demonstrasi.

b. Metode Diskusi

Diskusi ialah percakapan ilmiah yang responsif berisikan pertukaran pendapat yang dijalin dengan pertanyaan-pertanyaan problematis pemunculan ide-ide dan pengujian ide-ide ataupun pendapat dilakukan oleh beberapa orang yang tergabung dalam kelompok itu yang diarahkan untuk memperoleh pemecahan masalahnya dan untuk mencari kebenaran. (Syaiful Sagala, 2009 : 208).

Diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Wina Sanjaya (2009: 154) yang menyatakan bahwa ”Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode diskusi adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab

commit to user

pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan”.

Mulyani Sumantri et al (2001: 124) berpendapat bahwa "Metode diskusi diartikan sebagai siasat penyampaian bahan pengajaran yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis”. Dalam hal ini, guru, siswa, dan atau kelompok siswa memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.

Metode diskusi bertujuan untuk :

1) Melatih siswa mengembangkan kemampuan bertanya, berkomunikasi, menafsirkan dan menyimpulkan bahasan.

2) Melatih dan membentuk kestabilan sosial-emosional.

3) Mengembangkan kemampuan berfikir sendiri dalam memecahkan masalah sehingga tumbuh konsep diri yang lebih positif.

4) Mengembangkan keberhasilan siswa dalam menemukan pendapat. 6) Melatih siswa berani berpendapat tentang suatu masalah.

Dalam penelitian ini juga menggunakan metode diskusi, yang mempunyai kelebihan maupun kelemahan. Kelebihan dari metode diskusi yaitu: 1) Dapat mendorong partisipasi siswa secara aktif, baik sebagai partisipan,

penanya, penyanggah, maupun sebagai ketua atau moderator diskusi. 2) Menimbulkan kreativitas dalam ide, pendapat, gagasan, prakarsa, ataupun

terobosan-terobosan baru dalam pemecahan masalah.

3) Menumbuhkan kemampuan berpikir kritis, dan partisipasi demokratis. 4) Melatih kestabilan emosi dengan menghargai dan menerima pendapat orang

lain dan tidak memaksakan pendapat sendiri sehingga tercipta kondisi memberi dan menerima.

5) Keputusan yang dihasilkan kelompok akan lebih baik dari pada yang dihasilkan sendiri.

Sedangkan kelemahan dari metode diskusi adalah

1) Sulit menemukan topik masalah yang sesuai dengan tingkat berfikir siswa dan yang memiliki relevansi dengan lingkungan.

commit to user 2) Memerlukan waktu yang tidak terbatas

3) Pembicaraan atau pembahasan sering meluas dan mengambang. 4) Didominasi oleh orang-orang tertentu yang biasanya aktif.

5) Memerlukan alat yang fleksibel untuk membentuk tempat yang sesuai. 6) Kadang tidak membuat penyelesaian yang tuntas walaupun kesimpulan telah

disepakati namun dalam implementasinya sangat sulit dilaksanakan.

7) Perbedaan pendapat dapat mengundang reaksi di luar kelas bahkan dapat menimbulkan bentrokan fisik.

Agar penggunaan diskusi berjalan dengan efektif, maka perlu dilakukan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Langkah persiapan.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam persiapan diskusi di antaranya : a) Merumuskan tujuan yang ingin dicapai.

b) Menentukan jenis diskusi yang dapat dilaksanakan sesuai tujuan yang ingin dicapai.

c) Menetapkan masalah yang akan dibahas.

d) Mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan dengan teknis pelaksanaan diskusi.

2) Pelaksanaan diskusi

Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan diskusi adalah : a) Memeriksa segala persiapan yang dianggap dapat mempengaruhi

kelancaran diskusi.

b) Memberikan pengarahan sebelum pelaksanaan diskusi.

c) Melaksanakan diskusi sesuai aturan main yang telah ditetapkan.

d) Memberikan kesempatan yang sama kepada peserta diskusi untuk mengeluarkan gagasan dan ide-idenya.

e) Mengendalikan pembicaraan pada pokok persoalan yang sedang dibahas. 3) Menutup diskusi

Akhir dari proses pembelajaran dengan menggunakan diskusi hendaklah dilakukan hal-hal sebagai berikut:

commit to user

a) Membuat pokok-pokok pembahasan sebagai kesimpulan sesuai dengan hasil diskusi.

b) Mereview jalannya diskusi dengan meminta pendapat dari seluruh peserta sebagai umpan balik untuk perbaikan selanjutnya.

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa metode diskusi merupakan cara mengajar dimana lebih bersifat bertukar pengalaman atau pendapat untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama-sama.

c. Evaluasi Hasil Belajar

Untuk menyediakan informasi tentang baik atau buruknya proses dan hasil kegiatan pembelajaran, maka seorang guru harus menyelenggarakan evaluasi. Kegiatan evaluasi yang dilakukan guru mencakup evaluasi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Evaluasi pembelajaran merupakan proses sistematis untuk memperoleh informasi tentang keefektian proses pembelajaran dalam membantu siswa mencapai tujuan pengajaran secara optimal. Sedangkan evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan untuk menentukan nilai belajar siswa melalui penilaian hasil belajar. Dari kegiatan evaluasi hasil belajar kita dapat mengetahui tingkat kekeberhasilan yang dicapai oleh siswa setelah mengikuti suatu kegiatan pembelajaran, dimana tingkat keberhasilan tersebut ditandai dengan skala nilai berupa angka atau huruf. Apabila tujuan utama kegiatan evaluasi hasil belajar ini sudah terealisasi, maka hasilnya dapat difungsikan dan ditujukan untuk berbagai keperluan.

Hasil dari kegiatan evaluasi hasil belajar pada akhirnya difungsikan dan ditujukan untuk keperluan diagnostik dan pengembangan, seleksi, kenaikan kelas, dan penempatan.

Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. … . Penilaian ini berfungsi sebagai: (1) Alat untuk mengetahui tercapai tidaknya tujuan instruksional. Dengan fungsi ini maka penilaian harus mengacu kepada rumusan-rumusan tujuan instruksional. (2) Umpan balik pada perbaikan proses belajar-mengajar. Perbaikan mungkin dilakukan dalam hal tujuan instruksional, kegiatan belajar siswa, strategi mengajar guru, dll. (3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada para orang tuanya. Dalam laporan tersebut dikemukakan kemampuan dan kecakapan

commit to user

belajar siswa dalam bidang studi dalam bentuk nilai-nilai prestasi yang dicapainya.

(Nana Sudjana, 2008: 3-4)

Evaluasi hasil belajar merupakan suatu proses yang sistematis. Agar proses evaluasi hasil belajar dapat dilaksanakan oleh seorang guru atau penilai, maka ada beberapa tahapan atau langkah kegiatan yang perlu dilaksanakan oleh seorang penilai. Tahapan prosedur evaluasi hasil belajar yang perlu dilalui seseorang penilai meliputi: persiapan, penyusunan alat ukur (tes), pelaksanaan pengukuran, pengolahan hasil pengukuran, penafsiran hasil pengukuran, pelaporan dan penggunaan hasil evaluasi. Ditinjau dari segi kegunaan untuk mengukur siswa, maka dibedakan atas adanya 3 macam tes yaitu tes diagnostik, tes formatif dan tes sumatif. Suharsimi Arikunto (2002: 33-40) menyatakan bahwa:

Tes diagnostik adalah tes yang digunakan untuk mengetahui kelemahan-kelemahan siswa, sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan-kelemahan-kelemahan tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat. Tes diagnostik dapat dilakukan pada awal belajar, sedang belajar atau akhir belajar. Tes formatif merupakan tes yang dilaksanakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti program tertentu. Manfaat tes formatif tersebut adalah sebagai penguatan, perbaikan dan diagnosis. Sedangkan tes sumatif adalah tes yang dilaksanakan setelah program yang lebih besar berakhir. Manfaat dari tes sumatif adalah untuk menentukan nilai dan mengukur ketercapaian program.

Pendapat yang sama juga diungkapkan oleh Nana Sudjana (2008: 5), yang menyatakan bahwa:

Dilihat dari fungsinya, jenis penilaian ada beberapa macam yaitu penilain formatif, penilain sumatif, penilaian diagnostik, penilai selektif, penilaian penempatan. Penilaian formatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir program mengajar untuk melihat keberhasilan proses belajar-mengajar itu sendiri. Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program, yaitu akhir catur wulan, akhir semester, dan akhir tahun. Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk melihat kelemahan-kelemahan siswa serta faktor penyebabnya. Penilaian selektif adalah penilaian yang bertujuan untuk keperluan seleksi, misalnya ujian saringan masuk ke lembaga pendidikan tertentu. Penilaian penempatan adalah penilaian yang ditujukan untuk mengetahui ketrampilan prasyarat yang diperlukan bagi suatu program belajar dan penguasaan belajar seperti yang diprogramkan sebelum memulai kegiatan belajar untuk program itu.

commit to user

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa pada prinsipnya evaluasi hasil belajar merupakan kegiatan berencana dan berkesinambungan. Evaluasi hasil belajar merupakan usaha mengukur pencapaian tujuan kegiatan belajar yang mencerminkan perubahan tingkah laku, kecakapan dan status siswa dalam menelaah pelajaran dalam jangka waktu tertentu. Untuk mengetahui tinggi rendahnya prestasi belajar siswa digunakan suatu alat evaluasi, yaitu berupa tes buatan guru bidang studi masing-masing.

Dokumen terkait