BAB III PAPARAN DATA DAN TEMUAN PENELITIAN
B. Kurikulum Perguruan Islam Pondok Tremas
2. Metode – Metode dalam Proses Belajar Mengajar
Kegiatan belajar mengajar yang melahirkan interaksi unsur-unsur manusiawi adalah sebagai suatu proses dalam rangka mencapai tujuan pengajaran. Guru dengan sadar berusaha mengatur lingkungan belajar agar bergairah bagi anak didik. Dengan seperangkat teori dan pengalamannya guru gunakan untuk, bagaimana mempersiapkan program pengajaran dengan baik dan sistematis.
Dalam penggunaan metode terkadang guru harus menyesuaikan dengan kondisi dan suasana kelas. Jumlah anak mempengaruhi penggunaan metode. Adapun metode pengajaran yang diterapkan di Pondok Tremas secara umum meliputi 4 metode, yaitu :
a. Metode ceramah
Metode ceramah adalah penuturan bahan pelajaran secara lisan. Metode ini tidak senantiasa jelek bila penggunaanya betul- betul disiapkan dengan baik, didukung dengan alat dan media, serta memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang
memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat two way traffic sebab pada saat yang sama terjadi dialog antara guru dan siswa. Guru bertanya siswa menjawab atau siswa bertanya guru menjawab.
c. Metode Resitasi (tugas belajar)
Tugas atau resitasi tidak sama dengan pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, sekolah, perpustakaan, dan di tempat lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif belajar baik secara individual maupun secara kelompok.
Selain metode umum di atas, pengajaran yang digunakan di Pondok Tremas ini adalah sebagaimana pengajaran yang ada di pondok pesantren lain, yaitu meliputi sebagai berikut :
a. Metode Wetonan
Pelaksanaan metode ini dengan cara seorang kyai duduk dilingkari santri-santri lainnya, kemudian kyai terebut membaca tertentu dan kemudian santri mendengar dan menyimak bacaan kyai tersebut.
b. Metode Sorogan
Dalam metode ini santri mengajukan sebuah kitab kepada kyai untuk dibaca dihadapan ustadz/ustadzah. Dan kalau dalam membaca dan memahami kitab tersebut terdapat kesalahan, maka santri akan langsung ditegur dan dibenarkan oleh kyai tersebut. c. Sistem Takhasus
Suatu metode dimana santri mengikuti pelajaran dengan sistem kelas. Mulai dari kelas persiapan hingga kelas musyawarah. d. Bahtsul Masail
Sistem bahtsul masail ini hampir sama dengan metode diskusi, hanya saja dikalangan pondok pesantren pada umumnya lebih dikenal dengan sebutan tersebut, yaitu suatu sistem pendidikan dengan jalan mendiskusikan bahan-bahan pelajaran
atau permasalahan yang ada hubungannya dengan hukum agama (fiqh).
e. Takror
Takror mempunyai arti mengulang, maksudnya mengulangi hasil-hasil pelajran yang telah diperolehnya didalam kelas sehingga apa yang diterimanya dapat diingat, difahami, dan dihafalkan. Selain itu untuk melatih para santri untuk menerangkan atau menyampaikan apa yang sudah diterimannya di dalam kelas pada teman-temannya.
3. Pengembangan kurikulum a. Pelaksanaan kurikulum
Kurikulum yang sudah diputuskan Majlis Ma‟arif perlu
dikembangkan sebagai upaya penyempurnaan pendidikan agar lentur sehingga mudah dilaksanakan oleh semua pelaksana pendidikan. Maka tujuan pengembangan kurikulum ialah
menyatukan pada motivasi belajar anak didik untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan dapat memajukan identitas pesantren dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya.
Kurikulum madrasah sebagai program pengajaran menggunakan kurikulum mandiri yang ditetapkan oleh Majlis
Ma‟arif dengan program tambahan yang merupakan
pengembangan dari kurikulum yang difokuskan pada persoalan keagamaan.
Pelaksanaan kurikulum ini dapat dilakukan dengan cara mengintegrasikan program, tafaqquh fiddin (menghayati dan mengamalkan ajaran Islam), menciptakan lingkungan pesantren dalam suasana kondusif sebagai masyarakat belajar yang mengamalkan ajaran agamanya, mengembangkan praktek amaliah agama di dalam masyarakat.
Salah satu program yang digunakan dalam melaksanakan kurikulum di Pondok Tremas yaitu dengan menambahkan kegiatan-kegiatan organisasi santri. Pondok Tremas mengembangkan berbagai program kegiatan santri wajib dan pilihan sesuai dengan minat santri seperti pada tabel ini:
Potensi bakat dan minat Jenis Kegiatan Keterangan Sosial 1. Pramuka 2. Muhadloroh 3. Dziba‟iyyah wal Khithobiyah 4. Perpustakaan 5. PHBI Wajib Individu / kelompok 1. J a m ‟ i Pilihan
y a t u l Q u r o ‟ w a l h u f a d z 2. a r n i s i e 3. u b b u n
N a b i 4. a l i g r a f i Olah raga 1. e p a k b o l a 2. o l a v o l y Pilihan
3. e l a d i r i 4. u l u t a n g k i s 5. e n i s m e j a 6. a k r
o w
Dalam kepengurusan organisasi tersebut diayahi oleh para santri sesuai dengan tingkatan kelas masing-masing di bawah bimbingan pembina dan pembimbing organisasi masing-masing. Dari semua organisasi yang ada di Pondok Tremas itu tidak lepas dari naungan pimpinan pesantren dan kepala madrasah.
b. Artikulasi dan hambatan
Artikulasi
Persoalan yang ada sekarang adalah bagaimana
mengembangkan dan meningkatkan mutu sistim pendidikan agara dapat membantu peningkatan sumber daya manusia yang
berkualitas sehingga mampu membantu terciptanya peningkatan kualitas masyarakat. Perguruan Islam Pondok Pesantren yang berciri khas Islam dan keagamaannya yang kental, harus siap dan mampu melakukan pengembangan sistem dan pola baru dalam penyelenggaraan pendidikan untuk menyempurnakan
kekurangannya sekaligus menjembatani tuntutan dan tantangan baru melalui tiga misi Islami, populis dan berwawasan peningkatan mutu.
Hal ini merupakan konsekuensi logis dari semakin
harapan tercapainya tujuan pendidikan masyarakat yang semakin kritis menanggapi mutu pendidikan. Penyelenggaraan dan
pengelolaan pendidikan adalah pengaturan profesional terhadap segala sesuatu yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan teknis kependidikan dan manajemen sekolah guna mencapai keberhasilan pendidikan.
Perguruan Islam Pondok Tremas sebagai lembaga pendidikan yang notabennya salaf tidak menutup diri akan kemajuan ilmu teknologi sehingga dasar pengembangannya diadaptasikan pada pendidikan yang akomodatif dengan tuntunan zaman tanpa menafikan tradisi klasik yang masih relevan. Hal ini
tidak lepas dari prinsip “ Al Muhafadhoh „Alal Qodimish Shohih
Wal Akhdzu Bil Jadidil Ashlah” ( Mempertahankan metodologi klasik yang masih relevan dan mengadopsi metodologi modern yang produktif ) (wawancara dengan KH.Luqman Harist,tgl 2-2- 2015).
Prinsip di atas dijadikan sebagai landasan pengembangan pendidikan dalam civitas akademika Pondok Tremas yang ditandai membudayakan metodologi modern dalam konsep pembelajran yang meningkatkan kualitas santri yang tetap berpegang teguh pada etiket akhlaqul karimah pada seluruh lembaga pendidikan yanag ada di bawah naungan Pondok Tremas.
Pelaksanaan sistim pendidikan di PIP Tremas adalah partisipasi semua elemen masyarakat namun penerapan sistim pendidikan ini mengalami hambatan pada pengembangan kurikulum. Salah satunya adalah terletak pada kitab baru yang mungkin sudah tidak dicetak lagi menjadi suatu hambatan / kendala bagi Pondok Tremas dalam mengembangkan kurikulumnya.
Suatu lembaga pendidikan yang menjadi penunjang kemajuannya adalah sarana dan prasarana yang memadai. Tanpa sarana yang memadai, suatu lembaga pendidikan tidak akan berjalan dengan lancar, tetapi bukan berarti lembaga pendidikan tidak dapat berjalan. Selain hambatan di atas yang ada di Pondok Tremas dalam mengembangkan kurikulumnya dalam
mengimbangi dengan lembaga pendidikan di luar adalah sarana dan prasarananya yang masih terbatas (wawancara dengan Bpk Drs. Agus Salim,tgl 3-2-2015).
c. Bentuk-bentuk pengembangan Kurikulum
1. Kegiatan Tatap Muka
Dalam kegiatan tatap muka ini mencakup kegiatan intra dan ekstra kurikuler. Kegiatan intra kurikuler adalah kegiatan belajar-mengajar pada jam pelajaran terjadwal yang waktunya telah ditentukan dalam struktur program kurikulum sedangkan ekstra kurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran terjadwal yang bertujuan untuk memperluas pengetahuan dan pengembangan bakat santri.
2. Kegiatan Keagamaan
Keberadaan asrama di lingkungan Pondok Tremas untuk santri sangat urgen dan strategis sebagai pembinaan
kepribadian santri. Karena itu Pondok Tremas lebih tepat kita sebut sebagai Pondok Pesantren Klasik (Khalaf). Semua kegiatan keagamaan itu sebagian besar menjadi aktifitas para santri di asrama. Adapun kegiatan yang dilaksanakan oleh para santri sebagai berikut :
1) Pengajian Kitab
Kegiatan pengajian kitab merupakan ciri khusus penyelenggaraan pendidikan Pondok Pesantren.
Pengajian kitab tidak dibatasi dengan kitab-kitab kuning (klasik) tetapi juga kitab-kitab modern yang langsung maupun tidak langsung menambah wawasan,
kedalaman tentang ajaran Islam yang pada umumnya berbahasa Arab.
2) Ibadah dan ketrampilan Agama
Kegiatan ini dilaksanakan pada pagi, siang dan malam hari sehabis shalat shubuh, ashar, maghrib atau isya
sebelum atau setelah pengajian kitab. Kegiatan ini meliputi bidang ibadah membaca Al-Quran dan ceramah agama.
3) Manasik Haji
Manasik haji yang dilakukan ada dua bentuk. Pertama manasik haji yang dilakukan oleh santri Madrasah Aliyah. Pelaksanaan kegiatan manasik haji ini hanya setahun sekali dan dipilih waktunya yang tepat sehingga tidak menggangu kegiatan lain dan biasannya
disesuaikan pada bulan-bulan haji.
4) Khatmul Qur‟an
Kegiatan Khatmul Qur‟an ini khusus bagi santri tahfidz
Al-Qur‟an. Pelaksanaannya di masjid dan waktunya
pada hari libur yaitu setiap hari jum‟at pagi.
5) Peringatan Hari-Hari Besar Islam
Dalam pelaksanaanya lebih menekankan pada isi dan hikmah yang terkandung di dalam peringatan hari besar agama Islam tersebut. Bentuk kegiatanya antara lain:
peringatan idul adha, maulid nabi, isra‟mi‟roj, nuzul qur‟an, dll.
C. Kebutuhan Masyarakat
Perkembangan zaman yang semakin meningkat, tentu saja banyak
dan ukhrowi. Sehingga masyarakat dalam memenuhi kebutuhannya menuntut para santri untuk bisa memberikan sumbangan – sumbangan yang bisa membantu mereka untuk memenuhi kebutuhannya berupa kebutuhan ukhrowinya yaitu tentang pendidikan Islam. Sehubungan dengan hal itu Pondok Tremas yang memiliki jumlah santri begitu banyak mampu memberi peluang kepada masyarakat untuk melakukan pendidikan dan kerjasama membentuk kemitraan guna memenuhi kebutuhan-
kebutuhan tersebut.
Harapan masyarakat dari segala kegiatan ialah mempersiapkan para santri agar mereka menjadi manusia yang tidak asing dari kehidupan masyarakat. Dan secara aktif dan konstruktif mendorong masyarakat untuk selalu melakukan kerja-kerja pembebasan dari segala keburukan moral, penindasan politik, pemiskinan ilmu pengetahuan dan bahkan dari pemiskinan ekonomi. Pada tataran ini ternyata pesantren berfungsi sebagai pelaku pengembangan masyarakat yang menyebarkan informasi ajaran tentang universitas Islam yang berwatak pluralis baik dalam dimensi kepercayaan, budaya maupun kondisi sosial masyarakat.
Sebagai lembaga pendidikan Islam, masyarakat menginginkan tidak hanya berorientasi pada keunggulan intelektual dan pemahaman keagamaan secara kaffah, sesuai dengan harapan masyarakat Perguruan Islam Pondok Tremas senantiasa harus memperhatikan secara sungguh- sungguh upaya pengembangan terhadap seni dan budaya berupa kerajian
batu akik kaligrafi, drum band, seni-musik, beladiri, dan olah raga, dan kegiatan kemasyarakatan (wawancara dengan Bapak Multazam Syurur ).
Dengan demikian, pondok mengesankan telah membantu dalam memenuhi kebutuhannya, Baik kebutuhan duniawi dan kebutuhan ukhrowi. Pada dasarnya masyarakat sekitar itu hanya membutuhkan sebagian dari apa yang menjadi kurikulumnya pondok. Seperti contoh karena Pondok itu sebagai lembaga pendidikan Islam tentunya hal yang paling dirasakan masyarakat adalah tentang keagamaan seperti masalah fiqih yang masyarakat benar- benar tidak mengerti hal tersebut (wawancara dengan masyarakat : Bapak Multazam Syurur).
D. Hubungan Perguruan Islam Pondok Tremas dengan Masyarakat
Perguruan Islam Pondok Tremas memiliki potensi dan pengaruh yang cukup besar terhadap masyarakat, terutama masyarakat yuang berada di daerah Pacitan dan sekitarnya. Untuk keberadaan Pondok Tremas hendaknya dapat berfungsi sebagai agen reformasi pembangunan
masyarakat sekitarnya. Demikian pula masyarakat sekitar pondok dapat pula dijadikan mitra kerja dan pilar pengaman bagi pelestarian pondok.
Seperti yang penulis ketahui Pondok Tremas merupakan suatu lembaga pendidikan sosial yang diakui dan dinyatakan sebagai lembaga pendidikan asli dan has Indonesia. Sejak beberapa tahun terakhir ini pondok pesantren mendapat perhatian khusus karena mempunyai
umum, hal itu merupakan potensi yang dapat dikembangkan dalam usaha memajukan masyarakat di daerah pedesaan, dimana mayoritas pondok pesantren di Indonesia berada di daerah pedesaan.
Pembangunan masyarakat melalui pondok pesantren adalah cita- cita besar mesti tahap demi tahap diwujudkan dalam kegiatan para santri sehari-hari. Dengan melihat kenyataan tersebut maka Pondok Tremas juga menjadi salah satu wadah dari berbagai macam latihan kegiatan
keterampilan dan pembinaan kepada masyarakat, karena selain mendidik dan mengarahkan para santri menjadi manusia seutuhnya yaitu manusia yang tahu dunia karena hidup dan manusia yang tak lupa akhirat, yang hidup akan mati, selain itu juga mendidik santri agar bisa menjadi motor untuk meningkatkan hubungan dengan masyarakat tidak perlu adanya jarak yang memisahkan antara Pondok Tremas dengan perubahan masyarakat sekitar (wawancara dengan KH. Muhammad Habib, SH).
Dengan keadaan yang semacam inilah Pondok Tremas didalam melaksanakan program pendidikannya mempunyai hubungan yang dapat mempengaruhi dan sekaligus memberikan motifasi pembinaan pendidikan agama kepada masyarakat sekitar. Adapun faktor-faktor pengaruh Pondok Tremas terhadap pendidikan agama di masyarakat sekitar pada khusunya dan masyarakat umum pada umumnya tersebut antara lain adalah :
Pondok Tremas adalah lembaga pendidikan dakwah serta sosial kemasyarakatan yang memberikan warna dan ciri khas bagi kehidupan masyarakat sekitar dimana Pondok Tremas itu berada. Sebagai suatu lembaga pendidikan dakwah, maka Pondok Tremas berfungsi untuk terus melakukan pesan-pesan berupa pengetahuan yang dapat
meningkatkan daya nalar, keterampilan dan sikap untuk lebih kreatif dan produktif. Sedangkan sebagai lembaga pendidikan sosisal
kemasyarakatan, Pondok Tremas lebih banyak berfungsi sebagai suatu faktor pengatur pola hubungan antar, warga di tengah-tengah
masyarakat.
Dengan hubungan yang baik dan pengaruhnya yang sangat besar, maka sistem pendidikan agama pada masyarakat sekitarpun mengikuti sistem Pondok Tremas. Hal ini tidak mustahil karena pengaruh
alumninya banyak berkiprah mengemban amanat membangun masyarakatnya, terutama dalam bidang pendidikan. Sehingga hal itu menjadikan di sekitar Pondok Tremas banyak beberapa tempat pendidikan agama non formal dengan bermacam-macam kegiatan.
Salah satu kegiatan dari kurikulum Pondok Tremas adalah adanya dakwah bil hal. Kegiatan ini, santri khusunya kelas 3 Aliyah
Mu‟adalah di wajibkan untuk terjun kemasyarakat secara langsung
selama bulan romadhan yang ditempatkan di mushola-mushola dan masjid-masjid di seluruh kabupaten Pacitan dan kabupaten lain yang membutuhkan. Di dalam kegitan dakwah bil hal ini para santri
memang ditugaskan oleh Pondok untuk mengajarkan khususnya pengajaran agama.
Dengan adanya dakwah bil hal ini para masyarakat memberikan antusias baik dan sangat mengharap selalu dengan adanya program pembelajaran ini. Dengan adanya program ini, dari pihak Pondok mengharap para santri bisa menularkan ilmunya dan dapat
memberikan asumsi sesuai dengan kebutuhan masyarakat. Biasanya para santri di minta untuk menjadi imam, mengisi kultum selama bulan romadlon. Selain itu para santri juga ikut serta dalam kegiatan
kemasyarakatan, misalnya kegiatan gotong royong, bertani, dll sesuai dengan kebutuhan masyarakat setempat.
Selain dakwah bil hal, para santri kelas III Aliyah Mu‟adalah untuk
mengajar TPA di madrasah-madrasah pendidikan Al-Qur‟an yang ada di sekitar Pondok Tremas. Kegiatan ini bertujuan untuk selain
mengamalkan ilmu yang sudah didapatkan, agar ada kerjasama dengan para masyarakat sekitar. Karena tanpa masyarakat Pondok juga tidak akan berkembang sampai sejauh ini.
2. Pengaruh dari berbagi kegiatan pondok dan organisasi daerah Mayoritas lembaga pendidikan yang mempunyai ciri-ciri
keswastaan memang beraneka ragam kwalitas dan kemampuan sumber daya manusianya. Sekarang ini banyak lembaga pendidikan pondok pesantren yang selain berorientasi kepada pendidikan formal juga
memberikan pendidikan non formal yang terbentuk organisasi- organisasi dan kegiatan ekstra kurikuler.
Kegiatan tersebut dikembangkan di Pondok Tremas bertujuan untuk menyalurkan dan mengembangkan bakat serta profesi para santri dengan memberi bekal kepada mereka sebagai modal untuk berani maju dan ikut serta dalam membangun masyarakat lingkungannya terutama didalam membawa ,isi dakwah Islamiyah yang menjadi tanggung jawab santri. Diantara kegiatan ekstrakulikuler yanga ada di Pondok tremas yang berpengaruh positif terhadap kegiatan di
lingkungan masyarakat sekitar adalah : a. Kegiatan olah raga
Didalam kegiatan ini para masyarakat benar-benar ikut merasakan, karena di dalam organisasi santri ini memang di buka untuk umum ( masyarakat ). Biasanya dalam kegiatan ini juga di lakukan suatu perlombaan / turnamen yang di ikuti oleh seluruh wilayah yang ada di kabupaten Pacitan. Dalam organisasi ini para masyarakat memang antusias terhadap semua kegiatan yang ada di Pondok Tremas ini ( wawancara dengan Ustdz. Joko Margiono, S.Th.I ).
b. Kegiatan pramuka
Dalam kegiatan kepramukaan di Pondok Tremas, banyak sekali kegiatan sosial yang berhubungan langsung dengan
tempat tertentu yang mana kebetulan tempat itui dijadikan temapat kemah oleh para santri. Sehingga para masyarakatdan para santri mempunyai hubungan yang baik dan dapat diterima oleh
masyarakat. Dari kegiatan ini para masyarakat mendapat banyak manfaat karena dengan adanya bakti sosial, bazaar sembako itu meringakan masyarakat.
c. UKMS ( Usaha Kesehatan Masyarakat dan Santri )
UKMS / poliklinik yang ada di Pondok Tremas ini tidak hanya melayani para santri tetapi juga melayani masyarakat umum. Selain pelayanan kesehatan di UKMS ini juga melayani konsultasi kesehatan bagi masyarakat umum. Oleh karena itu masyarakat benar-benar merasakan dengan adanya suatu program yang bermanfaat bagi para santri pada khususnya dan masyarakat pada umumnya. Bahkan dalam pengobatan baik para santri maupun masyarakat, tidak dikenai biaya.
d. Kesenian
Di dalam organisasoi keseniaan ini juga tidak hanya
melibatkan para santri tetapi juga masyarakat umum. Dan biasanya para masyarakat juga ikut serta dalam setiap perlombaan yang ada di pondok. Salah satu jenis kesenian yang di ikuti oleh masyarakat adalah band religi. Untuk kesenian yang sifatnya tradisional biasanya para masyarakat meminta tolong untuk mengisi hiburan
ketika ada hajatan. Dari sini tentu sudah dapat di lihat bahwa Pondok Tremas memang dipercaya kepada masyarakat sekitar. Selain adanya kegiatan-kegiatan tersebut, di Pondok Tremas juga sering mengadakan pelatihan-pelatihan yang sifatnya umum, dalam artinya untuk pelatihan-pelatiahan tersebut tidak hanya di khususkan oleh para santri tetapi juga masyarakat umum. Adapun pelatihan yang ada di Pondok Tremas antara lain :
a. Pembinaan dan pelatihan Tilawatil Qur‟an
Pembinaan Tilawatil Qur‟an ini adalah salah satu dari
bentuk kurikulum yang ada di Pondok Tremas yang memang ini merupakan program tahuan. Dalam artian untuk
pelaksanaan kegiatan ini di diadakan setiap satu tahun sekali. Untuk pengelolaan kegiatan ini di panitiai oleh organisasi santri
Jam‟iyatul Quro‟ Wal Hufadz. Di dalam pelatihan ini memang
di buka untuk masyarakat umum, mulai dari anak-anak tingkat SD, SMP, SMA, bahkan masyarakat umum. Kegiatan ini diadakan dengan tujuan agar para santri selain dapat
mengembangkan potensi/ bakat, agar para santri mempunyai bekal untuk di bawa terjun kemasyarakat karena di masyarakat hal semacam ini sering di butuhkan terutama pada orang yang mempunyai hajatan.
Dalam pendidikan dan pelatihan komputer ini adalah salah satu kurikulum dari Pondok Tremas yang memang di
persiapkan untuk para santri dan masyarakat umum. Dalam program ini dibuat perkelas sesuai dengan tingkatan para peserta. Kegiatan ini dikembangkan di Pondok Tremas dengan tujuan agar para santri dan para masyarakat benar-benar mempunyai bekal yang sesuai dengan tuntutan zaman yang selalu menggunakan alat-alat teknologi. Dalam pelatihan komputer ini Pondok tremas bekerjasama dengan Qualcom. c. Pembinaan dan Penataran Calon Guru TPA
Pembinaan dan Penataran Calon Guru TPA ini di buka untuk masyarakat umum. Akan tetapi para santri juga di wajibkan ikut dengan tujuan agar para santri benar-benar siap apabila di rumah masing-masing di suruh menjadi penganjar TPA.
d. Sarasehan antar sekolah
Sarasehan ini di adakan memang untuk para snatri dan para siswa sekolah umum. Karena biasannya sarasehan ini
mengambil tema yang berhubungan dengan karakteristik anak- anak sekolah. Yaitu dengan tujuan para siswa benar-benar siap dalam mengahadapi tuntutan zaman.
Dalam pelatihan ini dari pihak pondok mempunyai kerjasama dengan masyarakat, karena dalam pelatihan ini banyak mengampil subyek dari masyarakat. Dalam kegiatan ini pondok dan masyarakat berharap menjadi sosok penulis yang hebat.
Selaian pelatihan-pelatihan yang di sebutkan diatas, masih banyak pelatihan-pelatihan yang pernah di adakan oleh pondok Tremas. Dalam kegiatan pelatihan ini masyarakat benar-benar bisa merasakan hasil dari pelatihan itu sendiri dan benar-benar antusias dalam
mengikutinya baiak menjadi peserta maupun kepanitiaanya. 3. Pengaruh dari pergaulan sehari-hari
Salah satu faktor yang menjadi sebab pendidikan di Pondok Tremas kepada masyarakat sekitar adalah sikap para santri dan pengurus yang tidak lepas dari pergaulan yang bersifat islami, yaitu dengan menghargai kepada sesamanya, tidak membedakan si kaya dan si miskin, ramah tamah serta bersifat kekeluargaan.
Di samping itu juga ada kerjasama antara pondok dengan masyarakat dalam setiap memperingati hari-hari besar agama islam.
misalnya kerjasama dalam kepanitiaan nuzulul qur‟an, takbir keliling
di hari raya idul adha. Hubungan Pondok Tremas dengan masyarakat sekitar yang begitu terbuka, secara tidak langsung sudah memasukkan sebagian komponen-komponen yang sedang di kembangkan di Pondok Tremas. Sehingga para masyarakat bertambah semangat dalam
memikirkan pendidikan anaknya dan bekerja sama dalam merintis