• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE METODE METODE PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN PENELITIAN

METODEMETODEMETODE PENELITIANPENELITIANPENELITIANPENELITIAN

Metode penelitian ini adalah eksperimental. Penelitian meliputi penyiapan sampel, pembuatan ekstrak, formulasi sediaan, pemeriksaan mutu fisik sediaan, uji iritasi, uji kesukaan (hedonic test), dan uji stabilitas terhadap variasi sediaan yang dibuat.

Penelitian ini dilakukan di laboratorium penelitian, laboatorium teknologi sediaan I dan II, Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara.

3333.1.1.1.1 AlatAlatAlatAlat dandandandan BahanBahanBahanBahan 3333.1.1.1.1.1.1.1.1 AlatAlatAlatAlat

Alat-alat yang digunakan antara lain: alat-alat gelas laboratorium, cawan penguap, freeze dryer, kaca objek, kertas saring, lumpang dan alu porselen, neraca analitis, oven, rotary evaporator, penangas air, batang pengaduk, alumunium foil, pipet tetes, kertas perkamen, gunting, tissue, Ayakan (mesh 60, 100) spatula, sudip, cawan petri, alat pencetak, strong cobb(Copley), dan wadah pewarna pipi.

3333.1.2.1.2.1.2.1.2 BahanBahanBahanBahan

Bahan tumbuhan yang digunakan dalam penelitian ini adalah bunga belimbing wuluh segar (Averrhoa bilimbiL.). Bahan kimia yang digunakan antara lain: etanol 96%, asam sitrat 2%, natrium metabisulfit 0,1%, kaolin, zink stearat, talk, zat warna, parfum, dasar salep lanolin, isoprofil miristat, Nutrien Agar,aquadest.

3333.2.2.2.2 PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan dandandandan PengolahanPengolahanPengolahanPengolahan SampelSampelSampelSampel 3333.2.1.2.1.2.1.2.1 PengumpulanPengumpulanPengumpulanPengumpulan ssssampelampelampelampel

Pengumpulan sampel dilakukan secara purposif yaitu tanpa membandingkan dengan daerah lain. Sampel yang digunakan adalah bunga belimbing wuluh segar berwarna merah ungu yang terdapat di desa Lampaseh Krueng, Kecamatan Montasik, Kabupaten Aceh Besar, Nanggroe Aceh Darussalam.

3.2.2 3.2.2

3.2.23.2.2 DeterminasiDeterminasiDeterminasiDeterminasi tumbuhantumbuhantumbuhantumbuhan

Determinasi tumbuhan dilakukan di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) di Jalan raya Jakarta-Bogor Km.48 Cibinong 16911, Indonesia. Hasil identifikasi dapat dilihat pada lampiran I.

3333.2..2..2..2.3333 PengolahanPengolahanPengolahanPengolahan ssssampelampelampelampel

Bunga belimbing wuluh segar berwarna merah yang telah dikumpulkan, disortasi, lalu ditimbang sebanyak 500 g dicuci dengan air bersih, ditiriskan, lalu bunga belimbing wuluh segar dihaluskan dengan menggunakan lumpang dan alu porselen.

3333.3.3.3.3 PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan EkstrakEkstrak BungaEkstrakEkstrakBungaBungaBunga BelimbingBelimbingBelimbingBelimbing wuluhwuluhwuluhwuluh

Sebanyak 500 gram bunga belimbing wuluh yang telah dihaluskan dimaserasi dengan 500 ml etanol 96% yang telah dicampurkan dengan 2% asam sitrat dan 0,1% natrium metabisulfit. Ditutup dan dibiarkan selama satu malam terlindung dari cahaya sambil sering diaduk, disaring dengan kertas saring, filtrat ditampung. Kemudian ampas dimaserasi kembali dengan etanol 96% sebanyak

500 ml etanol 96% (dicampurkan dengan 2% asam sitrat dan 0,1% natrium metabisulfit), disaring dengan kertas saring (Inayati dan Nurlela, 2011). Hasil yang diperoleh dicampur dengan filtrat pertama lalu diuapkan dengan bantuan alat rotary evaporator pada suhu ± 48°C sampai pelarut tidak menguap lagi dan diperoleh hasil sebanyak 300 mlekstrak cair, kemudian dikeringkan dengan freeze dryer pada suhu -40°C selama ± 2 hari sehingga didapatkan ekstrak kental bunga belimbing wuluh sebanyak 41, 62 g yang berwarna merah tua.

3.4 3.4

3.43.4 PembuatanPembuatanPembuatanPembuatan FormulaFormulaFormulaFormula PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi dengandengandengandengan EkstrakEkstrakEkstrakEkstrak BungaBungaBungaBunga Belimbing

BelimbingBelimbingBelimbing WuluhWuluhWuluhWuluh SebagaiSebagaiSebagaiSebagai PewarnaPewarna dalamPewarnaPewarnadalamdalamdalam BerbagaiBerbagaiBerbagaiBerbagai Konsentrasi.Konsentrasi.Konsentrasi.Konsentrasi. 3.4.1

3.4.1

3.4.13.4.1 FormulaFormulaFormulaFormula

Formula dasar yang dipilih dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Takeo Mitsui, New Cosmetic Science (1998)

R/ Talk 80 Kaolin 9 Zinc miristat 5 Pigmen 3 Parafin Liq. 3 Parfum secukupnya Pengawet secukupnya 3.4.2 3.4.2

3.4.23.4.2 ModifikasiModifikasiModifikasiModifikasi formulaformulaformulaformula

Dalam penelitian ini, dilakukan orientasi terhadap formula di atas untuk mendapatkan hasil yang sesuai. Dan penelitian ini menggunakan zat warna ekstrakbunga belimbing wuluh yang di buat dalam formulasi sediaan pewarna pipi dengan variasi konsentrasi.

Dalam formulasi ini, zink miristat dapat menyebabkan warna semakin gelap sehingga diganti dengan zink stearat. Dari hasil orientasi parafin Liquidum tidak dapat digunakan sebaagai pengikat karena memberikan hasil sediaan yang rapuh. Sehingga bahan pengikat diganti menjadi isopropyl miristat dan lanolin yang mengacu pada Formularium Kosmetika Indonesia (1985). Pengawet yang digunakan adalah nipagin. Sehingga formulasi sediaan pewarna pipi dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: R/ Kaolin 4,5 Zink stearat 2,5 Zat warna x Nipagin 0,05 Isopropyl miristat 0,75 Lanolin 0,75 Parfum secukupnya Talkum ad 50

x merupakan konsentrasi zat warna dari ekstrak bunga belimbing wuluh.

Berdasarkan hasil orientasi terhadap penggunaan pewarna ekstrak bunga belimbing wuluh pada sediaan pewarna pipi diperoleh hasil bahwa pada konsentrasi 5% sediaan telah memberikan warna merah jambu saat dipoleskan pada kulit punggung tangan. Sehingga orientasi dilanjutkan dengan menggunakan konsentrasi 7,5; 10; 12,5 dan 15%. Namun pada

konsentrasi 12,5 dan 15% warna tidak keluar sehingga warna sediaan tidak menempel saat dipoleskan pada kulit punggung tangan. Oleh karena itu variasi konsentrasi ekstrak bunga belimbing wuluh yang digunakan pada penelitian ini diubah menjadi 2, 4, 6, 8 dan 10% dengan warna sediaan merah jambu, merah muda kecoklatan dan merah maron karena warna yang dihasilkan sesuai untuk pembuatan sediaan pewarna pipi. Sebagai blanko juga dibuat sediaan pewarna pipi tanpa menggunakan ekstrak belimbing wuluh. Berikut ini merupakan hasil modifikasi sediaan pewarna pipi dari ekstrak bunga belimbing wuluh dapat dilihat pada Tabel 3.1

Tabel Tabel

TabelTabel 3.13.13.13.1 Modifikasi formula sediaan pewarna pipi dari ekstrak bunga belimbing wuluh Komposisi Sediaan 1 2 3 4 5 6 Kaolin 4,5 4,5 4,5 4,5 4,5 45 Zink stearat 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 2,5 Zat warna 0 1 2 3 4 5 Nipagin 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05 0,05

Parfum 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes 3 tetes Isopropyl

miristate 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75

Lanolin 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75 0,75

Talkum 41,45 40,45 39,45 38,45 37,45 36,45

Keterangan:

Sediaan 1 : Formula tanpa ekstrak belimbing wuluh

Sediaan 2 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 2% Sediaan 3 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 4%

Sediaan 4 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 6% Sediaan 5 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 8% Sediaan 6 : Formula dengan konsetrasi ekstrak belimbing wuluh 10%

3333.4..4..4..4.3333 ProsedurProsedurProsedurProsedur ppppembuatanembuatanembuatanembuatan pewarnapewarnapewarnapewarna pipipipipipipipi

Masing-masing bahan serbuk seperti kaolin, dan zink stearat dihaluskan di dalam lumpang, kemudian ekstrak bunga belimbing wuluh digerus didalam lumpang yang lain dan tambahkan talkum sedikit demi sedikit gerus hingga homogen dan dicampurkan kedalam campuran di atas gerus lagi hingga homogen. Tambahkan zat pengikat isopropil miristat dan lanolin yang sebelumnya telah dipanaskan terlebih dahulu sampai mencair, dan digerus campurannya hingga diperoleh massa yang homogen, kemudian ditambahkan nipagin dan parfum lalu diayak dengan pengayak mesh 60 dan dikeringkan di dalam lemari pengering selama 20 menit, kemudian diayak dengan pengayak mesh 100. Dikempa dengan menggunakan pencetak diameter 1,5 cm.

3.5 3.5

3.53.5 PemeriksaanPemeriksaanPemeriksaanPemeriksaan MutuMutuMutuMutu FisikFisikFisikFisik PewarnaPewarnaPewarnaPewarna PipiPipiPipiPipi

Pemeriksaan mutu fisik dilakukan terhadap masing-masing sediaan pewarna pipi. Pemeriksaan mutu fisik sediaan meliputi: pemeriksaan dispersi warna (homogenitas), uji ppoles, uji kekerasan, uji keretakan, dan stabilitas sediaan yang mencakup pengamatan terhadap perubahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan.

3.5.1 3.5.1

Dispersi warna diuji dengan menyebarkan serbuk pada permukaan kertas berwarna putih dan tidak boleh ada warna yang tercoreng atau tidak merata (Butler, 2000).

3.5.2 3.5.2

3.5.23.5.2 UjiUjiUjiUji polespolespolespoles

Uji ppoles dilakukan terhadap sediaan masing-masing formula dengan cara dipoleskan lima kali pada punggung telapak tangan dan diamati warnanya (Keithler, 1956).

3.5.3 3.5.3

3.5.33.5.3 UjiUjiUjiUji tekanan/tekanan/tekanan/tekanan/ kekerasankekerasankekerasankekerasan

Sediaan yang di buat di uji kekerasannya dengan cara mengukur dengan alat coopley. Sediaan diletakkan diantara anvil dan punch, tekan knob sampai sediaan menjadi retak atau pecah, kemudian dibaca bilangan yang menunjukkan kekerasan pada layar (Soekemi, dkk., 1987).

3.5.4 3.5.4

3.5.43.5.4 UjiUjiUjiUji keretakankeretakankeretakankeretakan

Pewarna pipi dijatuhkan pada permukaan kayu beberapa kali pada ketinggian 8-10 inci. jika cake yang dihasilkan tidak rusak, mengindikasikan bahwa kekompakannya lulus uji dan dapat disimpan tanpa menghasilkan hal-hal yang tidak memuaskan (Butler, 2000).

3.5.5 3.5.5

3.5.53.5.5 UjiUjiUjiUji cemarancemarancemarancemaran mikrobamikrobamikrobamikroba

Ditimbang sampel 1 g ke dalam alumunium foil. Sampel dimasukkan ke dalam labu ukur 10 ml lalu diencerkan dengan aquades sampai 10 ml sehingga diperoleh pengenceran 1:10, dan dikocok hingga larut. Dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan, yaitu 1:100 dan 1:1000. Pipet 1 ml dari tiap pengenceran ke dalam cawan petri steril dengan

menggunakan pipet yang berbeda dan steril untuk tiap pngenceran. Tiap cawan petri dituangkan 5 ml media Nutrien Agar yang telah dicairkan pada suhu kurang lebih 45oC. Cawan petri digoyangkan hingga sampel tercampur rata dengan perbenihan. Kemudian dibiarkan hingga campuran dalam cawan petri membeku. Cawan petri dengan posisi terbalik dimasukkan ke lemari inkubator pada suhu 35oC selama 24 jam. Dicatat pertumbuhan koloni pada masing-masing cawan setelah 24 jam. Hitung ALT (angka lempeng total) dalam koloni/g sampel dengan mengalikan jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang sesuai (Saifuddin, dkk., 2011).

3.6 3.6

3.63.6 UjiUjiUjiUji IritasiIritasiIritasiIritasi dandandandan UjiUji KesukaanUjiUjiKesukaanKesukaanKesukaan ((((HedonicHedonicHedonicHedonic TestTestTestTest))))

3.6.1 3.6.1

3.6.13.6.1 UjiUjiUjiUji iritasiiritasiiritasiiritasi

Uji iritasi dilakukan dengan cara mengpoleskan sediaan uji pada kulit normal panel manusia untuk mengetahui apakah sediaan tersebut dapat menimbulkan iritasi pada kulit atau tidak.

Teknik yang digunakan pada uji iritasi ini adalah uji tempel terbuka (Open Test) pada lengan bawah bagian dalam terhadap 10 orang panelis yang bersedia dan mengisi surat pernyataan. Uji tempel terbuka dilakukan dengan mengpoleskan sediaan yang dibuat pada lokasi lekatan dengan luas tertentu (2,5 x 2,5 cm), dibiarkan terbuka dan diamati apa yang terjadi. Uji ini dilakukan sebanyak 3 kali sehari selama dua hari berturut-turut (Tranggono dan Latifah, 2007). Reaksi yang diamati adalah terjadinya eritema dan edema.

1. Tidak ada reaksi 0

2. Eritema +

3. Eritema dan papula ++

4. Eritema, papula dan vesikula +++

5. Edema dan vesikula ++++

Kriteria panelis uji iritasi (Ditjen POM, 1985): 1. Wanita

2. Usia antara 20-30 tahun

3. Berbadan sehat jasmani dan rohani 4. Tidak memiliki riwayat penyakit alergi

5. Menyatakan kesediaannya dijadikan panelis uji iritasi 3.6.2

3.6.2

3.6.23.6.2 UjiUjiUjiUji kesukaankesukaankesukaankesukaan ((((HedonicHedonicHedonicHedonic TestTestTestTest))))

Uji kesukaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat kesukaan panelis terhadap sediaan yang dibuat. Jumlah panel uji kesukaaan makin besar semakin baik. Sebaiknya jumlah itu melebihi 20 orang panelis dengan cara setiap panelis memberikan penilaian terhdap masing-masing pewarna pipi berdasarkan teksturnya.

Kriteria Panelis:

1. Memiliki kepekaan yang tinggi.

2. Panelis yang digunakan adalah panelis yang tidak terlatih yang diambil secara acak.

4. Tidak dalam keadaan tertekan

5. Mempunyai pengetahuan dan pengalaman tentang penilaian organoleptik. Setiap panelis diminta untu mengoleskan sediaan pewarna pipi yang dibuat dengan berbagai konsentrasi ekstrak bunga belimbing wuluh pada kulit punggung tangannya. Kemudian menuliskan angka 5 bila sangat suka, 4 bila suka, 3 bila cukup suka, 2 bila kurang suka dan 1 bila tidak suka. Paremeter pengamatan pada uji kesukaan adalah kemudahan pengpolesan sediaan pewarna pipi, homogenitas dan intensitas warna pewarna pipi saat dipoleskan pada kulit punggung tangan.

3.7 3.7

3.73.7 UjiUjiUjiUji stabilitasstabilitasstabilitasstabilitas

Pengamatan yang dilakukan meliputi adanya perbahan bentuk, warna, dan bau dari sediaan perona pipi yang dilakukan terhadap masing-masing sediaan selama penyimpanan pada suhu kamar. Waktu penyimpanan umumnya sekitar sembilan puluh hari (National Health Surveillance Agency, 2005).

BAB BAB BAB BAB IVIVIVIV

Dokumen terkait