• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III METODE PELAKSANAAN

3.3 Metode Pelaksanaan

Pengambilan data yang dilakukan secara: 3.3.1 Langsung

Melakukan wawancara, observasi, dan dokumentasi langsung pada tempat home industri inti cassava.

3.3.2 Tidak langsung Studi pustaka

Adalah mencari dan mempelajari pustaka mengenai permasalahan- permasalahan yang berkaitan dengan pelaksanaan praktek quality control. 3.3.3 Pengujian produk

Pengujian secara mikrobiologis pada produk lembaran nata de cassava dan jenis uji yang dilakukan adalah uji Angka Lempeng Total (ALT). Uji lain yang dilakukan adalah uji keadaan, bahan asing, pengukuran ketebalan nata dan serat makanan.

1. Keadaan

Syarat mutu keadaan nata sesuai dengan SNI No 01-4317- 1996 (Syarat Mutu Nata Dalam Kemasan) dan cara pengujian keadaan sesuai dengan SNI 01-2891-1992, Cara Uji Makanan dan Minuman,

commit to user

butir 1.2 uji dilakukan pada produk siap dikonsumsi. Uji keadaan meliputi bau nata, warna nata, tekstur nata.

2. Bahan asing

Syarat mutu bahan asing nata sesuai dengan SNI No 01-4317- 1996 (Syarat Mutu Nata Dalam Kemasan) dan cara pengujian bahan- bahan asing sesuai dengan SNI 01-2891-1992, Cara Uji Makanan dan Minuman, butir 1.3. Pengujian dilakukan dengan cara memeriksa sampel apakah mengandung bahan-bahan lain yang tidak sesuai. Contoh bahan yang tidak sesuai seperti terdapat rambut, kerikil atau bahan lain yang seharusnya tidak terdapat dalam produk jadi.

3. Uji angka lempeng total menurut (Badan Pengawasan Obat dan Makanan, 2006). Kelebihan menggunakan metode Total Plate Count (TPC) adalah dapat mengetahui jumlah mikroba dan mengetahui adanya mikroba jenis lain yang terdapat dalam contoh.

a. Peralatan yang digunakan adalah inkubator (binder), autoclaf (GEA model YX280B), alat gelas (pyrex) antara lain Erlenmeyer 500 ml, tabung reaksi dan cawan petri, pipet ukur 1ml (iwaki), pipet ukur 25ml (iwaki), propipet (glasfirn.ni.num), Vortex (heidolp), hot plate stirer (Maspion), pengaduk,

b. Bahan yang digunakan adalah aquadest dan Plate Count Agar (PCA)

c. Cara uji Angka Lempeng Total (ALT)

1. Sampel ditimbang 1 gram kantong stomacher steril. Sampel ditambahkan 99 ml aquadest steril secara aseptis dan dihomogenkan dengan stomacher selama 30 detik sehingga diperoleh suspensi dengan pengenceran 10-1.

2. Lima tabung reaksi disiapkan masing-masing berisi 9 ml air steril. Hasil dari homogenisasi pada penyiapan sampel yang merupakan pengenceran 10-1 dipipet sebanyak 1 ml kedalam cawan petri PCA pertama. Selanjutnya sampel dihomogenkan hingga diperoleh pengenceran 10-2 dan selanjutnya hingga

commit to user

   

diperoleh pengenceran 10-6 atau sesuai dengan pengenceran yang diperlukan.

3. Setiap pengenceran dipipet 1 ml kedalam cawan petri duplo. Dituang kedalam cawan petri segera digoyang dan diputar membentuk angka 8 hingga suspensi tersebar merata. Setelah media memadat, cawan diinkubasi pada suhu 350C-370C selama 24-48 jam dengan posisi terbalik.

4. Cawan diamati dan dihitung jumlah koloni yang tumbuh. Cara perhitungan jumlah koloni adalah:

1. Dipilih cawan petri dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni antara 25-250. Jumlah koloni rata-rata dari kedua cawan (duplo) dihitung kemudian dikalikan dengan faktor pengencernya. Hasil dinyatakan sebagai angka lempeng total dalam tiap gram atau tiap ml sampel.

2. Disalah satu cawan petri menunjukkan jumlah koloni kurang dari 25 atau lebih dari 250 koloni, dihitung jumlah rata-rata koloni kemudian dikalikan dengan faktor pengencernya. Hasil dinyatakan sebagai angka lempeng total dalam tiap gram atau tiap ml sampel dengan menuliskan bahwa jumlah koloni (<25). 3. Jika terdapat cawan-cawan dari dua tingkat pengenceran yang

berurutan menunjukan jumlah koloni antara 25-250, maka dihitung jumlah koloni dari masing-masing tingkat pengenceran kemudian dikalikan dengan faktor pengencerannya. Apabila hasil perhitungan pada tingkat yang lebih tinggi diperoleh jumlah koloni rata-rata lebih besar dua kali jumlah koloni rata-rata pengenceran dibawahnya maka angka lempeng total dipilih dari tingkat pengenceran yang lebih rendah (misal pada pengenceran 10-2 jumlah koloni rata-rata 140, pada pengenceran 10-3 jumlah koloni rata-rata 32, maka dipilih jumlah koloni 140x10-2CFU). Bila hasil perhitungan pada tingkat pengenceran lebih tinggi diperoleh jumlah koloni

commit to user

rata-rata kurang dari dua kali jumlah rata-rata pada pengenceran dibawahnya, maka angka lempeng total dihitung dari rata-rata jumlah koloni kedua tingkat pengenceran tersebut (misal pada 10-2 jumlah koloni rata-rata 240, pada pengenceran 10-3 jumlah koloni rata-rata 410), maka angka lempeng total adalah : 2 410 240+ x 102 = 325x102

4. Bila tidak satupun koloni dalam cawan maka angka lempeng total dinyatakan sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengenceran terendah.

5. Jika seluruh cawan menunjukan jumlah koloni lebih dari 250, dipilih cawan dari tingkat pengenceran tertinggi kemudian dibagi menjadi beberapa sektor (2,4 atau 8) dan dihitung jumlah koloni dikalikan jumlah sektor kemudian dihitung rata- rata dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor pengenceran.

6. Jumlah koloni rata-rata dari 1/8 bagan cawan lebih dari 200, maka angka lempeng total dinyatakan lebih besar dari 200x8 dikalikan faktor pengenceran.

7. Perhitungan dan pencatatan hasil angka lempeng total hanya ditulis dalam dua angka. Angka berikutnya dibulatkan kebawah bila kurang dari 5 dan dibulatkan keatas apabila lebih dari 5.

0,1 ml kedalam 10 ml media PCA Sebagai contoh :

52,3 x 103 dibulatkan menjadi 52 x 104 kol/g 83,6 x 103 dibulatkan menjadi 84 x 103 kol/g

8. Jika dijumpai koloni “Spreader” meliputi seperempat sampai setengah bagian cawan, maka dihitung koloni yang tumbuh diluar spreader. Jika 75% dari seluruh cawan mempunyai koloni “Spreader” dengan keadaan seperti di atas, maka dicatat

commit to user

   

sebagai “Spreader”. Untuk keadaan ini harus dicari penyebabnya dan diperbaiki cara kerjanya (pengujian diulang). 9. Jika dijumpai koloni “Spreader” tipe rantai, maka satu deret

koloni yang terpisah sebagai satu koloni, dan bila dalam kelompok “Spreader” terdiri dari beberapa rantai, maka tiap rantai dihitung sebagai satu koloni.

4. Serat makanan (AOAC, volume 46, 1963) a. Prinsip

Ekstraksi dengan larutan detergen untuk memisahkan serat makanan dari bahan lain.

b. Pereaksi yang digunakan adalah 1. Larutan detergen netral :

Kedalam 1 liter air suling ditambahkan 30 gram natrium lauril sulfat, 18,61 gram EDTA, 4,56 gram Na hydrogen fosfat anhidrat, 10 ml etoksi etanol, 6,81 gram natrium borat

2. Naphtalen dekahidrat 2 gram 3. Aseton p.a.

4. Natrium sulfit 0,5 gram

c. Peralatan yang digunakan adalah Erlenmeyer asah 500 ml (pyrex), Pemanas listrik, Refluks, Cawankaca masir G2, Oven (memert). d. Prosedur untuk analisis serat makanan dan diagram alir uji serat

makanan dapat dilihat pada Gambar 3.1 menurut (AOAC, volume 46, 1963).

a. Timbang 2-3 gram cuplikan dalam pinggan porselen, keringkan di oven 105°C selama 3 jam.

b. Dinginkan dalam eksikator, kemudian timbang (W) gram. c. Pindahkan cuplikan yang telah kering kedalam erlenmeyer

asah 500 ml dengan bantuan pelarut detergen 100 ml yang ditambahkan sedikit demi sedikit, 1-2 gram Naptalen dekahidrat dan 0,5 gram natrium sulfit.

commit to user

e. Saring dengan kaca masin G2 yang telah diketahui bobotnya (W1) dengan bantuan pompa vacum.

f. Bilas dengan air panas, terakhir dengan aseton. g. Keringkan pada suhu 100°C selama 8 jam. h. Dinginkan dan timbang (W2)

i. Hitung kandungan serat makanan dari contoh atas dasar bahan kering.

e. Perhitungan

Kandungan serat makanan dalam contoh dinyatakan sebagai persen bobot, dihitung sampai dua desimal dengan menggunakan rumus :

W2 - W1

Serat makanan (%) = --- x 100 W

Keterangan:

W1 = bobot kaca masir kosong (g) W2 = bobot setelah pengeringan (g) W = bobot contoh (g)

commit to user

   

Gambar 3.1 Diagram Alir Proses Uji Serat Makanan Dinginkan dalam eksikator (W)  

2-3 gram cuplikan

Refluks selama 60 menit (hati-hati) 

Saring dengan kaca masin G2 yang telah diketahui bobotnya (W1) dengan bantuan pompa vacum 

Bilas dengan aseton

Keringkan pada suhu 100°C selama 8 jam

Dinginkan (W2)

keringkan di oven 105°C selama 3 jam

kandungan serat makanan

Pindahkan cuplikan yang telah kering kedalam erlenmeyer 500 ml dengan bantuan pelarut detergen 100 ml 

1-2 gram Naptalen dekahidrat dan 0,5 gramnatrium sulfit 

commit to user

28 

Dokumen terkait