• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen

Dalam dokumen Laporan Kuliah Praktek (Halaman 75-104)

PELAKSANAAN PEKERJAAN

E. Sumber Bahan (Material)

4.2.12. Metode Pelaksanaan Perkerasan Beton Semen

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 76

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan Utama yang diperlukan : - Ready Mix K-350

- Besi Beton (Dowel & Tie Bar) - Curing Compunt

- Sealant

- Geotextile (penutup/curing) - Plastik (bila diperlukan)

Alat Utama yang diperlukan : - Concrete Paver

- Bekisting (Plat Foam Work) - Bar Bander dan Bar Cutter - Concrete Vibrator

- Concrete Cutter

- Peralatan Bantu (Perkakas tukang batu). - Generator Set

4. Beton yang digunakan berupa Beton Ready Mix K-350 yang didatangkan dari Batching Plan sekitar lokasi pekerjaan.

5. Besi Dowel, Tie Bar dan Bekisting dipasang sesuai dengan dimensi, elevasi dan alinyemen rencana.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 77 Gambar 4.87. Besi dowel, tie bar dan bekisting.

Gambar 4.88. Besi dowel, tie bar dan bekisting.

6. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan pengecekan kekentalan beton dengan menggunakan Slump Test, kemudian diambil sample beton untuk dilakukan pengujian kuat uji balok dengan Compressive Strength Test.

a. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan Pengujian Kekentalan dengan menggunakan Slump Test.

Gambar 4.89. Slump test.

b. Setelah dilakukan Slump Test diambil sample untuk dilakukan pengujian kuat tekan beton. Sample diambil dalam UJI BALOK.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 78 Gambar 4.90. Sample beton balok.

7. Setelah slump sesuai dengan spesifikasi, dilanjutkan pengecoran. Pengecoran dilakukan dengan cara menuangkan beton secara langsung dari Truck Mixer ke lokasi pekerjaan kemudian dihampar dan diratakan dengan menggunakan Slip Form Concrete Paver. Pemadatan dilakukan menggunakan Concrete Vibrator.

8. Setelah Beton mulai agak mengeras, dilakukan pekerjaan Grooving (alur kasar) secara manual.

9. Kemudian dilakukan perlindungan dengan cara menyemprotkan Curing Compount diatas permukaan beton.

10. Setelah beton cukup keras, segera dilakukan Cutter sedalam 5 cm dengan lebar celah kurang lebih 0.5 cm dan kemudian diisi dengan menggunakan Sealant.

11. Selama beton dalam masa perawatan yaitu dalam kurun 28 hari, beton tidak boleh dilalui oleh kendaraan dan dijaga dengan cara memasang rambu penghalang.

12. Request for Inspection

Setelah pekerjaan Perkerasan Beton Semen dan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for Inspection.

Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk menentukan

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 79

apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan rencana atau masih diperlukan adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi :

- Tebal Perkerasan Beton Semen - Lebar Perkerasan Beton Semen - Panjang Perkerasan Beton Semen - Kerapihan secara visual

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan pekerjaan selanjutnya.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 80 Gambar 4.92. Ilustrasi konstruksi bekisting pekerjaan perkerasan

beton non-slipform.

Gambar 4.93. Grooving, curing, pembongkaran bekisting, cutting, dan joint sealant.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 81 Gambar 4.94. Urutan pekerjaan grooving dan perawatan beton –

rigid pavement.

Gambar 4.95. Urutan pekerjaan pembuatan celah dan joint sealant.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 82 4.2.13. Metode Pelaksanaan Baja Tulangan BJ 39 Ulir

Gambar 4.96. Flow chart pelaksanaan baja tulangan.

1. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up data.

2. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan yang dibutuhkan : - Baja Tulangan BJ 39 Ulir. - Kawat Bendra

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 83

Peralatan Utama yang dibutuhkan : - Bar Cutter

Gambar 4.97. Bar cutter.

- Bar Bender

Gambar 4.98. Bar bender.

- GENSET

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 84

3. Fabrikasi

Fabrikasi yang dilakukan adalah proses pemotongan dan pembengkokan sesuai dengan diameter, ukuran dan bentuk sesuai dengan rencana pemasangan pembesian.

Pemotongan dilakukan dengan menggunakan Bar Cutter (Gambar 1.100. Bar cutter).

Pembengkokan dilakukan dengan menggunakan Bar Bender(Gambar 1.101. Bar bender).

4. Install/perakitan

Install/perakitan dilakukan secara manual oleh Tukang Besi yang berpengalaman yang dibantu oleh pekerja. Grup pekerja diketuai oleh Mandor. Ikatan antar baja tulangan dilakukan dengan menggunakan kawat bendrat. Diameter, bentuk dan jarak pemasangan dilakukan sesuai dengan gambar kerja yang telah disetujui oleh Konsultan Pengawas dan Direksi. Alat bantu yang digunakan adalah berupa tang penjepit (catut/kakatua).

5. Request for Inspection

Setelah pekerjaan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk menentukan apakah pelaksanaan pekerjaan pemasangan Baja Tulangan sudah sesuai dengan rencana atau masih diperlukan adanya penyempurnaan. Pemeriksaan meliputi :

- Diameter yang dipasang. - Bentuk

- Jarak pemasangan - Kerapihan secara visual.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 85 4.2.14. Metode Pengadaan + Angkutan baja Struktur

Gambar 4.100. Flow chart metode pengadaan + angkutan baja struktur.

Semua proses pengadaan baja profil, fabrikasi, pencelupan galvenis dan angkutan, dilakukan oleh supplier / fabrikan yang telah diajukan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 86 4.2.15. Metode Pengadaan + Angkutan Steel Deck

Gambar 4.101. Flow chart metode pengadaan + angkutan steel deck.

Semua proses pengadaan baja plat, fabrikasi, pencelupan galvenis dan angkutan, dilakukan oleh supplier / fabrikan yang telah diajukan dan disetujui oleh direksi pekerjaan.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 87 4.2.16. Metode Pemasangan Baja Struktur

Gambar 4.102. Flow chart pemasangan baja struktur.

Mengingat lokasi pekerjaan berada pada lembah yang cukup dalam dan sulit untuk dilakukan pemasangan dengan menggunakan crane, maka pemasangan dilakukan secara manual dengan system perancah.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 88 4.2.17. Metode Pemancangan Tiang Pancang Baja Diameter 600 tebal 12 mm

Gambar 4.103. Flow chart metode pemancangan tiang pancang baja diameter 600 tebal 12mm

1. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up data.

2. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan yang dibutuhkan:

- Tiang Pancang Baja Dia. 600, t = 12 mm - Kawat Las

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 89

Peralatan Utama yang Dibutuhkan : a. Hydrolic Plie Driver

Gambar 4.104. Hydrolic plie driver.

b. Service Crane

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 90

c. Welding Set

Gambar 4.106. Welding Set.

3. Langsir Tiang mendekati alat pancang.

Langsiran tiang pancang baja untuk didekatkan pada alat pancang dilakukan dengan menggunakan service crane.

4. Pemancangan

Pemancangan dilakukan dengan menggunakan Alat pancang jenis Hydraulic Pile Driver.

5. Penyambungan

Bila kedalaman tiang pancang melebihi panjang tiang yang tersedia, maka perlu dilakukan penyambungan hingga kedalaman tiang yang dipancang mencapai kedalaman yang disyaratkan. Penyambungan dilakukan dengan menggunakan alat las listrik. Cara pengelasan mengikuti standar pengelasan untuk pekerjaan baja sesuai dengan ketentuan yang berlaku dalam spesifikasi.

6. Pemotongan

Pemotongan tiang dilakukan dengan menggunakan alat las gas (blender). Pemotongan dilakukan secara rata dan rapi.

7. Request for Inspection

Setelah pekerjaan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 91

Pengawas dan Direksi untuk menentukan apakah pelaksanaan pekerjaan pemasangan Baja Tulangan sudah sesuai dengan rencana atau masih diperlukan adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi : - Diameter yang dipasang. - Tebal

- Jarak pemasangan

- Kelurusan/kemiringan sesuai rencana - Kerapihan secara visual.

Gambar 4.107. Metode pemancangan tiang pancang baja diameter 600 tebal 12 mm.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 92 4.2.18. Metode Pemancangan Cerucuk

Gambar 4.108. Flow chart metode pemancangan cerucuk.

1. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up data.

2. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan yang dibutuhkan : - Cerucuk, L = 4 m

Peralatan yang dibutuhkan : a. Excavator (untuk menekan) b. Alat Bantu (gergaji)

c. Langsir Cerucuk mendekati alat pancang (excavator).

Langsiran cerucuk dilakukan secara manual dengan menggunakan Truck kecil atau mobil pick up.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 93

3. Langsir Cerucuk mendekati alat pancang (excavator).

Langsiran cerucuk dilakukan secara manual dengan menggunakan Truck kecil atau mobil pick up.

4. Pemancangan cerucuk

Pemancangan dilakukan dengan menggunakan Alat pancang jenis Hydraulic Pile Driver (Gambar 1.107. Hydrolic Pemancangan cerucuk plie driver).

5. Pemotongan

Pemotongan cerucuk dilakukan dengan menggunakan gergaji. Pemotongan dilakukan apabila cerucuk telah ditanam dan mencapai tanah keras dan ujung atas melebih elevasi batas pemasangan.

6. Request for Inspection

Setelah pekerjaan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk menentukan apakah pelaksanaan pekerjaan pemasangan Cerucuk sudah sesuai dengan rencana atau masih diperlukan adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi : - Diameter cerucuk - Jarak Cerucuk - Kerapihan.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 94 4.2.19. Metode Pemasangan Rangka Baja (Pelengkung)

Gambar 4.109. Pekerjaan pemasangan perancah.

Gambar 4.110. Pemasangan perancah sesuai hasil pengukuran sebelumnya.

• Pasang Perancah sesuai hasil pengukuran

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 95 Gambar 4.111. Pemasangan batang tegak dan stopper kayu

Gambar 4.112. Pemasangan rangka pelengkung segmen 1. Batang Tegak

Batang Tegak

• Pasang atang tegak pertama pada posisinya.

• Pasang Stopper kayu pada bagian bawah batang tegak

pertama.

• Pasang rangka pelngkung

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 96 Gambar 4.113. Pemasangan rangka pelengkung segmen 2.

Gambar 4.114. Pemasangan segmen rangka pelengkung 3 (menumpu pada temporary pilar 1) .

• Lanjutkan pemasangan dengan pasang

segmen 2

Lanjutkan pemasangan dengan pasang segmen 3 dan menumpu temporary Pilar 1

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 97 Gambar 4.115. Pemasangan segmen rangka pelengkung 4.

Gambar 4.116. Pemasangan segmen rangka pelengkung 5.

• Lanjutkn pemasangan dengan pasang segmen 4

• Lakukan pengukuran rangka, dan lakukan penyesuaian elevasi dengan

Jack bila diperlukan

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 98 Gambar 4.117. Pemasangan segmen rangka pelengkung 6.

Gambar 4.118. Pemasangan segmen rangka pelengkung 6 (menumpu pada temporary pilar 2).

• Lanjutkan pemsangan dengan pasang

segmen 6

• Lanjutkan pemasangan dengan pasag segmen 7 dan menumpu

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 99 Gambar 4.119. Pemasangan segmen rangka pelengkung 8.

Gambar 4.120. Pemasangan segmen rangka pelengkung 9.

• Lanjutkan pemasangan dengan

pasang segme 8

• Lanjutkan pemasangan dengan pasang segmen 9

• Lakukan pengukuran rangka, dan lakukan penyesuaian elevasi dengan

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 100

• Pasang profil penggantung (hanger)

• Secara bersamaan, pasang juga balok utama (tie Beam) dan balo

transversal

Gambar 4.121. Pemasangan segmen rangka pelengkung 10 (segmen terakhir).

Gambar 4.122. Pemasangan profil hanger, tie eam, dan balik transversal.

- La jutka pe asa ga de ga pasa ga seg e

- Lakukan pengukuran rangka, dan lakukan penyesuaian elevasi dengan jack agar pemasangan segmen terakhir terpasang sempurna.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 101 Gambar 4.123. Finishing jembatan.

Gambar 4.124. Pekerjaan pemasangan jembatan selesai.

• Setelah semua komponen jembatan terpasang, dilakukan ulang elevasi

jembatan

• Bila pengukuran telah sesuai dengan yang direncanakan, maka setelah it

dilakukan pengencangan baut 100%

• Pengecoran lantai dilakukan dengan perancah masih terpasang.

• Lakukan pengukuran rangka, dan lakukan penyesuaian camber jembatan

dengan menyesuaikan panjang hanger.

• Lepas Perancah.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 102 4.2.20. Metode Pelaksanaan Lantai Kerja (K-125)

Gambar 4.125. Flow chart metode pelaksanaan lantai kerja (K-125).

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi bersama di lapangan. 2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna mendapatkan

persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi. Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan, peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan Utama yang diperlukan - Ready Mix K-125

- Bekisting (balok kayu) Alat Utama yang diperlukan :

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 103

4. Beton yang digunakan berupa Beton Ready Mix K-125 yang didatangkan dari Batching Plan sekitar lokasi pekerjaan. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan pengecekan kekentalan beton dengan menggunakan Slump Test, kemudian diambil sample beton untuk dilakukan pengujian kuat tekan beton dengan Compressive Strength Test.

a. Sebelum dilakukan pengecoran terlebih dahulu dilakukan Pengujian Kekentalan dengan menggunakan Slump Test.

Gambar 4.126. Slump Test.

b. Setelah dilakukan Slump Test diambil sample untuk dilakukan pengujian kuat tekan beton. Sample diambil dalam bentuk silinder.

Gambar 4.127. Beton silinder.

5. Request for Inspection

Setelah pekerjaan Lantai Kerja selsai dan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk menentukan apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan rencana atau masih diperlukan adanya penyempurnaan.

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 104

Pemeriksaan meliputi : - Tebal Lantai Kerja - Panjang Lantai Kerja - Lebar Lebar Lantai Kerja - Kerataan Lantai Kerja - Kerapihan secara visual

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan pekerjaan selanjutnya yaitu Pekerjaan Pembesian Konstruksi Abutment atau Pilar.

Dalam dokumen Laporan Kuliah Praktek (Halaman 75-104)

Dokumen terkait