• Tidak ada hasil yang ditemukan

Laporan Kuliah Praktek

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Laporan Kuliah Praktek"

Copied!
119
0
0

Teks penuh

(1)

Pembangunan Jalan Tembus Kamojang 1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Proyek konstruksi jalan raya pada umumnya berkembang dengan

baik. Banyak pembangunan jalan baru yang sedang dilaksanakan di

berbagai tempat, termasuk di daerah dimana kita berada. Dalam proyek

konstruksi, produktivitas merupakan faktor kunci terhadap kesuksesan

proyek tersebut. Agar proyek konstruksi tersebut dapat berjalan dengan

lancar dan mempunyai anggaran biaya yang kompetitif, maka diperlukan

ketelitian dalam perhitungan anggaran biayanya. Dalam perhitungan

anggaran biaya sebuah proyek konstruksi memiliki 3 unsur penting, yaitu

material, peralatan,dan upah pekerja. Material dan peralatan merupakan

unsur yang lebih mudah diperhitungkan, karena mempunyai standar

harga tersendiri, tetapi mengenai upah pekerja lebih sulit diperhitungkan,

karena sangat bervariatif dan tidak ada kepastian harga.

Jalan raya ialah jalan utama yang menghubungkan satu kawasan

dengan kawasan yang lain. Biasanya jalan besar ini mempunyai ciri-ciri

digunakan untuk kendaraan bermotor, digunakan oleh masyarakat umum,

dibiayai oleh perusahaan negara, penggunaannya diatur oleh

undang-undang pengangkutan.

Tujuan pembangunan jalan raya pada umumnya dimaksudkan

sebagai prasarana diantaranya agar kendaraan angkutan dapat

mengangkut penumpang atau barang langsung ke tempat tujuan dan

kota-kota yang dilalui atau yang dituju serta agar biaya angkut dan biaya

bongkat muat barang maupun penumpang dapat ditekan. (Suparmoko,

Edisi Pertama, Ekonomi Publik Untuk Keuangan dan Pembangunan

Daerah, hal 144)

Setiap tujuan suatu pembangunan selalu memiliki dampak positif dan

(2)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 2

mana dapat menimbulkan dampak negatif berupa kemacetan lalu lintas

apabila pembangunan jalan raya tersebut tidak memperhatikan

kebutuhan kota, seperti yang kebanyakan terjadi di kota-kota yaitu

seringnya terjadi kemacetan lalu lintas. Kemacetan lalu lintas yang timbul

ini dapat berakibat terhadap kenaikan biaya angkutan dan biaya

perjalanan pun akan semakin meningkat bahkan juga akan memberikan

dampak buruk bagi lingkungan yaitu pencemaran udara yang mana hal

ini akan mengganggu kesehatan masyarakat, maka dengan turunnya

tingkat kesehatan masyarakat maka hal ini juga akan dapat berakibat

menurunkan produktivitas kerja masyarakat.

Sedangkan dampak positif dari pembangunan jalan raya ini adalah

membantu melancarkan kegiatan distribusi ekonomi seperti dibidang

industri dan perdagangan yang mengarah kearah yang lebih luas lagi.

Jalan raya dapat meningkatkan kegiatan ekonomi di suatu tempat

karena menolong orang untuk pergi atau mengirim barang lebih cepat ke

suatu tujuan. Dengan adanya jalan raya, komoditi dapat mengalir ke

pasar setempat dan hasil ekonomi dari suatu tempat dapat dijual kepada

pasaran di luar wilayah itu. Selain itu, jalan raya juga mengembangkan

ekonomi lalu lintas di sepanjang lintasannya. Contohnya seperti proyek

pembangunan jalan tembus kamojang yang belum lama ini dilaksanakan

dimaksudkan untuk mempermudah dan mempersingkat jarak antara

kabupaten Garut dan Kabupaten Bandung dalam proses kegiatan

perekonomian.

PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk. Selaku pemenang tender proyek

pembangunan jalan tembus Kamojang diharapkan dapat menyelesaikan

proyek tersebut dengan baik. Melalui kegiatan proyek tersebut,

mahasiswa teknik sipil bisa mengikuti Kerja Praktek (KP) di proyek

tersebut. Melihat kesempatan tersebut, penulis antusias untuk mengikuti

(3)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 3

Kami berharap dengan kegiatan yang kami laksanakan di lembaga

tersebut akan menambah wawasan kami mengenai bangunan jalan dan

jembatan.

Pembangunan Jalan di Kabupaten Bandung, yaitu ”Pembangunan Jalan Tembus Kamojang” khususnya di Kecamatan Ibun mempunyai

peranan yang sangat penting khususnya untuk pengembangan wilayah

dan menjadi penunjang dalam pengembangan transportasi jalan strategis

daerah di wilayah Jawa Barat. Untuk tahapan pembangunan jalan

sebelum pelaksanaan konstruksi diperlukan suatu perencanaan yang

matang berupa Detail Engineering Desain (DED) sehinga tahapan

pelaksanaan konstruksi hasilnya akan optimal.

1.2 Maksud dan Tujuan

Maksud dan tujuan dari dilakukannya kerja praktek di Proyek

Pembangunan Jalan Tembus Kamojang adalah sebagai berikut :

1. Kerja Praktek merupakan salah satu mata kuliah wajib yang harus

diikuti setiap mahasiswa jurusan teknik sipil Universitas

Langlangbuana.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan memahami secara langsung

bagaimana proses pelaksanaan proyek konstruksi jalan.

3. Memberikan wawasan lebih kepada mahasiswa tentang bagaimana

perencanaan dan pelaksanaan konstruksi jalan yang benar dengan

turut terjun langsung ke lapangan.

4. Agar mahasiswa dapat mengaplikasikan langsung ilmu – ilmu yang telah di dapat dibangku perkuliahan sekaligus belajar beradaptasi di

lingkungan kerja yang sebenarnya.

1.3 Metoda Pelaksanaan Kerja Praktek

Metode yang mendukung dalam penyusunan laporan kerja praktek ini

(4)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 4

1. Wawancara

Metode ini dilakukan dengan cara mengajukan pertanyaan yang

berhubungan dengan proses pengerjaan untuk memperoleh data

dan pengetahuan dalam perencanaan proyek.

2. Tinjauan Pustaka

Dengan mencoba memahami litelatur dan buku panduan yang

berhubungan dengan kegiatan perencanaan jalan dan jembatan.

Pustaka yang digunakan untuk membandingkan kenyataan yang

terjadi di proyek mengenai teori konstruksi jalan dan jembatan,

serta dokumen yang diperoleh dari kontraktor.

3. Survei Lapangan

Survei lapangan dilakukan untuk mengumpulkan informasi

langsung dari proyek tempat kerja praktek, yang berguna sebagai

bahan pembanding dari tijauan pustaka selama 4 bulan dari Bulan

Februari sampai dengan Bulan Mei.

4. Studi Dokumen proyek

Dokumen proyek sangat membantu dalam melakukan

perbandingan antara perencanaan dengan pelaksanaan proyek.

Mengenai pelaksanaan dan hal-hal yang terlihat di proyek,

ditanyakan dan didiskusikan secara langsung pada pembimbing di

lapangan.

1.4 Ruang Lingkup Penulisan

Penelitian ini perlu dibatasi agar dapat dilakukan secara efektif dan

tidak menyimpang dari tujuan penelitian. Adapun lingkup penelitian ini

terbatas pada :

a. Survei lapangan

(5)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 5

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Pengertian Jalan

Jalan adalah. prasarana transportasi darat yang meliputi segal bagian

jalan, termasuk bangunan pelengkap dan perlengkapannya yang

diperuntukkan bagi lalu lintas, yang berada pada permukaan tanah, di atas

permukaan tanah, di bawah permukaan tanah dan/atau air, serta di atas

permukaan air, kecuali jalan kereta api, jalan lori, dan jalan kabel

(Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006). Jalan raya adalah jalur -

jalur tanah di atas permukaan bumi yang dibuat oleh manusia dengan

bentuk, ukuran - ukuran dan jenis konstruksinya sehingga dapat digunakan

untuk menyalurkan lalu lintas orang, hewan dan kendaraan yang

mengangkut barang dari suatu tempat ke tempat lainnya dengan mudah

dan cepat (Clarkson H.Oglesby,1999).

Untuk perencanaan jalan raya yang baik, bentuk geometriknya harus

ditetapkan sedemikian rupa sehingga jalan yang bersangkutan dapat

memberikan pelayanan yang optimal kepada lalu lintas sesuai dengan

fungsinya, sebab tujuan akhir dari perencanaan geometrik ini adalah

menghasilkan infrastruktur yang aman, efisiensi pelayanan arus lalu lintas

dan memaksimalkan ratio tingkat penggunaan biaya juga memberikan rasa

aman dan nyaman kepada pengguna jalan.

2.2. Perencanaan Pembangunan Jalan

Dalam rangka mendukung perencanaan kota pengembangan jalan

merupakan salah satu prioritas utama di samping perencanaan yang lain

yaitu arahan penggunaan/peruntukkan lahan, arah pengembangan kota

(6)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 6

karena itu pengembangan jalan perkotaan tersebut perlu diselaraskan

dengan rencana tata ruang kota. Untuk maksud tersebut upaya yang dapat

dilakukan antara lain adalah penataan sistem jaringan jalan, penataan

fungsi dan pelayanan jalan, penetapan persyaratan teknis masing-masing

jalan.

Ruang lingkup pengembangan dan perencanaan jalan meliputi seluruh

prasarana jalan dan jembatan umum yang dapat dilalui oleh kendaraan

yang terdapat di seluruh wilayah administratif tetapi dalam RUTRK yang

tercantum hanyalah jalan-jalan utama seperti jalan arteri. Penanganan

jalan kota diarahkan agar tercipta kondisi pelayanan lalu lintas yang tertib,

teratur, aman dan memberi kenyamanan bagi

penggunaan jasa prasarana dan sarana jalan tersebut. Kusumantoro

(1994) menyatakan bahwa untuk menghindari masalah penyediaan sarana

dan prasarana transportasi di Jerman dilakukan dengan meningkatkan

kapasitas jalan melalui manajemen lalu lintas serta memanfaatkan

angkutan umum massal. Angkutan massal ini berupa modal yang mampu

memberikan kapasitas yang besar bagi penggunaan angkutan umum.

Untuk menumbuhkan perekonomian di negara berkembang salah satu

faktor yang paling penting adalah meningkatkan aksesibilitas masyarakat di

dalam wilayah melalui jaringan transportasi. Dengan aksesibilitas

transportasi di dalam wilayah atau kota maka kelompok masyarakat di

dalam wilayah atau kota tersebut akan mudah dan cepat melakukan

aktivitasnya (Taafe, 1986). Salah satu dampak pengembangan sub pusat

kegiatan perkotaan dengan strategi peningkatan aksesibilitas jalan raya

seringkali mengabaikan perkotaan dengan strategi peningkatan

aksesibilitas jalan raya seringkali mengabaikan aspek jarak. Penempatan

sub pusat kegiatan yang terlalu jauh dengan pusat utama dengan

mengabaikan faktor pertumbuhan kegiatan yang sangat pesat, pada

akhirnya justru menjadikan kawasan kota menjadi membesar tanpa

diimbangi oleh adanya pengembangan prasarana transportasi yang

(7)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 7 2.3. Klasifikasi Jalan

2.3.1 Klasifikasi jalan berdasarkan fungsi/peranan :

Sesuai undang-undang tentang jalan, No.13 tahun 1980 dan

peraturan pemerintah No.26 tahun 1985, sistim jaringan jalan Indonesia

dapat dibedakan atas sistem jaringan jalan primerdan sistem jaringan jalan

sekunder.

a. Sistim jaringan primer adalah sistim jaringan jalan dengan peranan

pelayanan jasa distribusi untuk pengembangan semua wilayah ditingkat

nasional dengan semua simpul jasa distribusi yang kemudian berwujud

kota. Ini berarti sistim jaringan jalan primer menghubungkan

simpul-simpul jasa distribusi sebagai berikut :

1. Dalam suatu wilayah pengembangan menghubungkan secara

menerus kota jenjang kesatu (ibu kota propinsi), kota jenjang kedua

(ibu kota kabupaten, kotamadya), kota jenjang ketiga (kacamatan),

dan kota jenjang dibawahnya sampai ke persil.

2. Menghubungkan kota jenjang kesatu dengan kota jenjang kesatu

antar Satuan Wilayah Pengembangan.

b. Sistim jaringan jalan sekunder adalah sistim jaringan jalan dengan

peranan pelayanan jasa distribusi untuk masyarakat dalam kota, ini

berarti sistim jaringan jalan, ini berarti sistim jaringan jalan sekunder

disusun mengikuti ketentuan tata ruang kota yang menghubungkan

kawasan yang mempunyai fungsi primer. Adapun klasifikasi jalan

berdasarkan fungsinya dibedakan atas beberapa jalan,sebagai contoh

jalan kolektor primer, adalah jalan yang menghubungkan kota jenjang

kedua dengan kota jenjang kedua atau menghubungkan kota jenjang

kedua dengan kota jenjang ketiga.

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh jalan kolektor primer adalah:

1. kecepatan rencana > 40 km/jam

2. lebar badan jalan > 7 m

3. kapasitas jalan lebih besar atau sama dengan volume lalu lintas

(8)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 8

4. jalan kolektor primer tidak terputus walaupun memasuki daerah

kota.

5. jalan masuk dibatasi sehingga kecepatan rencana dan kapasitas

jalan tidak terganggu.

6. indeks permukaan tidak kurang dari dua.

2.3.2 Klasifikasi jalan berdasarkan wewenang pembinaan

Jaringan jalan dikelompokkan menurut wewenang pembinaan,

terdiri dari :

a. Jalan Nasional

Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan nasional,

yakni

jalan yang tidak dominan terhadap pengembangan ekonomi, tapi juga

mempunyai peranan menjamin kesatuan dan keutuhan nasional,

melayani daerah-daerah yang rawan dan lain-lain.

b. Jalan Propinsi

Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan Propinsi,

yakni jalan yang biarpun tidak dominan terhadap kepentingan

ekonomi, tapi mempunyai peranan tertentu dalam menjamin

terselenggaranya pemerintah yang baik dalam Pemerintahan Daerah

Tingkat I dan terpenuhinya kebutuhan-kebutuhan sosial lainnya.

c. Jalan Kabupaten

Jalan yang mempunyai nilai strategis terhadap kepentingan Kabupate,

yakni jalan yang walaupun tidak dominan terhadap

pengembanganekonomi, tapi mempunyai peranan tertentu dalam

menjamin terselenggaranya pemerintah dalamPemerintah Daerah.

d. Jalan Kotmadya

Jaringan jalan sekunder di dalam Kotamadya.

e. Jalan Desa

Jaringan jalan sekunder didalam desa yang merupakan hasil swadaya

masyarakat, baik yang ada di dalam desa maupun di dalam

kelurahan.

(9)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 9

Jalan yang dibangun dan dipelihara oleh Instansi/Badan

Hukum/Perorangan untuk melayani kepentingan masing-masing.

2.4 Bagian Jalan

2.4.1 Daerah manfaat jalan (DAMAJA)

Menurut UU.13/1980 Tentang Jalan dan PP26/85 Tentang Jalan

menyebutkan bahwa Damaja adalah suatu ruang sepanjang jalan, yang

dibatasi oleh lebar, tinggi dan kedalaman ruang bebas tertentu yang

dimanfaatkan untuk konstruksi jalan, yang terdiri dari badan jalan, saluran

tepi jalan, dan ambang pengamannya.

2.4.2 Daerah Milik Jalan (DAMIJA)

Daerah Milik Jalan (DAMIJA) ataudisebut juga ROW (Right of Way),

meliputi Damaja dan sejalur tanah tertentu, dibatasi oleh patok tanda

batas Damija.

2.4.3 Daerah Pengawasan Jalan (DAWASJA)

Daerah sejalur tanah, yang terletak diruang Damija, yang

penggunaannya diawasi oleh pembina jalan, dengan maksud agar tidak

mengganggu pandangan pengemudi dan bangunan konstruksi jalan.

(10)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 10 2.5. Pengembangan Wilayah

Wilayah merupakan unit geografis dengan batas-batas tertentu di

mana bagian-bagiannya saling bergantung satu sama lain secara

fungsional. Secara umum pusat inti berfungsi antara lain: (a) tempat

pemusatan pemukiman penduduk, (b) pemusatan industri, (c) tempat

pemasaran bahan-bahan mentah, dan (d) tempat pemusatan

sarana-sarana pelayanan. Daerah bagian belakang (hinterland) berfungsi sebagai

tempat proses produksi bahan mentah dan sebagai tempat pemasaran

produk-produk industri.

Pengembangan wilayah dapat diartikan sebagai pelaksanaan

pembangunan nasional di suatu wilayah yang disesuaikan dengan

kemampuan fisik dan sosial wilayah serta menghormati

perundang-undangan yang berlaku. Untuk wilayah pedesaan yang selalu identik

dengan petani dan kemiskinan maka dibutuhkan pembangunan di sektor

pertanian. Pembangunan pertanian yang berhasil adalah jika terjadi

pertumbuhan produksi pertanian yang tertinggi sekaligus terjadi

perubahan masyarakat tani dari yang kurang baik menjadi lebih baik

(Soekartawi, 1994).

Sama halnya dengan proyek pembangunan jalan tembus Kamojang

yang direncanakan menjadi jalur alternative antara kabupaten Garut dan

Bandung dimana memang keadaan infrastruktur disana masih sangat

kurang terutama jalan yang layak. Kondisi medan yang berat sehingga

sangat dibutuhkan sekali prasaranan jalan yang memadai sehingga

memberikan keamanan dan kenyamanan pada pengguna jalan. Kegiatan

perekonomian seperti pendistribusian barang dan jasa pun akan lebih

cepat dan secara langsung daerah yang terlintasi jalur tersebut akan

(11)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 11

BAB III

DATA UMUM PROYEK

3.1 Hubungan Antara Owner, Kontraktor dan Konsultan

Dalam pelaksanaan pembangunan proyek secara umum terdapat

beberapa unsur yang saling bekerja sama serta mempunyai tugas dan

tanggung jawabnya masing-masing :

1. Pemberi tugas

2. Konsultan perencana dan konsultan pengawas

3. Kontraktor

Masing-masing unsur harus mengetahui, menyadari dan

melaksanakan apa yang menjadi kewajiban, tanggung jawab dan haknya.

Oleh sebab itu sebelum proyek ini dimulai telah diatur uraian pekerjaan

masing-masing dan hubungan kerja diantara unsur-unsur tersebut.

Hubungan kerja antara ketiga unsur tersebut adalah sebagai berikut.

Gambar 3.1. Skema hubungan kerja.

3.2 Data Proyek Pembangunan Jalan Tembus Kamojang

Secara garis besar data proyek yang dijadikan tempat kerja praktek ini

adalah pekerjaan galian dan timbunan, pemasangan tiang pancang untuk

(12)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 12

jembatan, dan perkerasan jalan pada pembangunan Pembangunan Jalan

Tembus Kamojang sebagai berikut :

Jenis pekerjaan : Pembangunan Jalan Tembus Kamojang

Lokasi : Kec. Ibun – Kabupaten Bandung

Waktu pelaksanaan :375 (Tiga Ratus Tujuh Puluh Lima) Hari

Kalender.

Waktu pemeliharaan :365 (Tiga Ratus Enam Puluh Lima) Hari

Kalender.

Sumber dana :Gabungan APBN dan ABPD TA 2014.

Fungsi : Untuk menghindari jalan yang terjal dan

menanjak, sebab jalur sebelumnya tidak dapat

digunakan secara penuh, mengingat jalur yang

ada melewati daerah pusat kota, pasar,

pemukiman penduduk dengan kondisi jalan

yang sangat sempit dan padat serta sangat

terjal.

Kerja : Senin s/d minggu, jam 08.00 s/d 17.00 WIB

Pemilik Proyek : DINAS BINA MARGA

KABUPATEN BANDUNG

Konsultan : PT. INDOCONCULT CITRA MANDIRI

Kontraktor : PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk.

3.3 Penjelasan Proyek Pembangunan Jalan Tembus Kamojang

Proyek yang dijadikan tempat kerja praktek ini ialah Pembangunan

Jalan Tembus Kamojang, yaitu proyek untuk kebutuhan transportasi darat.

Adapun pekerjaan yang dilakukan di proyek terdiri dari pekerjaan :

1. Survey pendahuluan (pengukuran lapangan, topografi, dan penyelidikan

mekanika tanah)

(13)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 13

3. Pelaksanaan lapis pondasi agregat

4. Pelaksanaan lapis perekat

5. Pelaksanaan laston lapis aus (AC-WC)

6. Pelaksanaan penyiapan badan jalan

7. Pelaksanaan lapis pondasi bawah beton kurus

8. Pelaksanaan perkerasan beton semen

9. Pelaksanaan pemancangan tiang pancang baja

10. Pemasangan rangka baja

11. Pelaksanaan lantai kerja

12. Pelaksanaan pekerjaan beton

13. Pelaksanaan pekerjaan pasangan batu

14. Pelaksanaan pekerjaan geogrid dan geotextile

15. Pelaksanaan kerja pipa drainase, deck drain dan raling

Mengingat keterbatasan waktu serta kondisi saat mengikuti kerja

praktek dilapangan maka dari semua pekerjaan tersebut hanya mengikuti

pekerjaan mobilisasi material-material, galian dan timbunan, dan

pemasangan tiang pancang. Namun, selain mahasisiwa mengetahui

jenis-jenis pekerjaan struktur yang berhubungan dengan pembangunan jalan dan

jembatan di dalam kerja praktek ini juga mahasiswa dapat mengetahui

aspek-aspek lain yang secara tidak non-teknis yang dibutuhkan dan

bagaimana alur pekerjaan konstruksi pada saat pekerjaan konstruksi

dilakukan. Di bawah ini adalah beberapa hal yang dibutuhkan untuk

kelancaran pembangunan suatu proyek diantaranya :

a. Syarat-syarat administrasi proyek

b. Peraturan teknis pembangunan.

c. Penjelasan gambar dan RKS.

d. Persiapan dilapangan.

e. Jadwal pelaksanaan.

f. Susunan personil dilapangan.

g. Keamanan proyek.

h. Laporan pelaksanaan harian/mingguan/bulanan.

(14)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 14 a. Syarat-syarat administrasi proyek

Syarat administrasi lapangan merupakan bagian rangkaian kegiatan

kerja sama manusia untuk mencapai tujuan, ini berarti bahwa fenomena

kegiatan kerja sama sebagai objek kelancaran pekerjaan proyek

Pembangunan Jalan Tembus Kamojang. Administrasi hampir dijumpai

dalam setiap aspek kehidupan manusia, perkembangan teknologi dan

ilmu pengetahuan menuntut akan efisiensi dan efektifitas kerja, tuntutan

akan komplesitas manusia, keterbatasan sumberdaya mendorong

manusia dan organisasi untuk melakukan kerja sama dalam berbagai

faktor kegiatan. Dunia harus berkembang, masyarakat harus maju, namun

perkembangannya dalam berbagai aspek yang paling mendasar dalam

kehidupan manusia tidak dapat pernah terselesaikan dengan tuntas dan

memuaskan, sehingga untuk menyelesaikan masalah yang dihadapi

setiap orang, organisasi dan bangsa melakukan kerja sama dapat

dianalisis dan dipecahkan melalui pembuatan admnistrasi. Jadi dalam hal

menyelesaikan setiap pekerjaan perlu adanya syarat-syarat administrasi

yang diterapkan dilapangan, demi kelancaran dalam pelaksanaan

pekerjaan.

b. Peraturan teknis pembangunan.

Peraturan teknik pembangunan merupakan standarisasi khusus yang

mengatur pelaksanaan pembangunan, seperti peraturan bahan, alat-alat

maupun peraturan administrasi yang membatasi dan mengoreksi setiap

pengawasan yang dilakukan oleh direksi/pengawas proyek.

c. Penjelasan gambar dan RKS.

Pemborong wajib meneliti semua gambar kerja dan RKS (Rencana

Kerja Syarat), termasuk pekerjaan tambahan yang tercantum dalam berita

acara penjelasan. Perlu di perhitungkan apabila terjadi ketidaksesuaian

antara gambar dan RKS atau apabila gambar tidak sesuai dengan

gambar-gambar lain, maka gambar yang mempunyai skala lebih besar

(15)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 15

Apabila perbedaan-perbedaan ini menimbulkan keraguan sehingga

dalam pelaksanaan dapat menimbulkan kesalahan, pemborong wajib

menanyakan hal ini kepada pihak pengawas/perencana dan mengikuti

keputusannya.

d. Persiapan dilapangan.

Pelaksana harus membuat bangsal dengan bahan-bahan sederhana

seperti : lantai semen, dinding papan, triplek atau asbes dengan

pintu-pintu yang dapat dikunci dengan baik. Bangsal atau direksi keet biasanya

dilengkapi dengan fasilitas :

1. Salah satu meja direksi keet berukuran 1 x 2.5 meter

2. tujuh buah meja berukuran 0.6 x 1 meter

3. Rak tempat penyimpanan helm, rompi, dan sepatu proyek

4. Satu buah kotak P3K

5. Satu pompa air, toilet dan dapur kecil, tempat ibadah berukuran

kecil.

6. Papan tempat penempelan gambar atau pengumuman.

Pemanfaatan direksi keet ini ditentukan oleh kondisi proyek,

pembongkaran direksi keet menjadi tanggung jawab pelaksana.

e. Jadwal pelaksanaan.

Jadwal pelaksanaan pekerjaan dilapangan, pelaksana wajib membuat

rencana pelaksanaan secara terperinci seperti bar chart dan networking

planning. Rencana kerja harus sudah mendapat persetujuan terlebih

dahulu selambat-lambatnya 7 hari kerja dan hasil persetujuan diserahkan

kepada pimpinan proyek. Pelaksana wajib membuat salinan rencana kerja

yang telah di syahkan rangkap dua kepada pihak perencana atau ditempel

di direksi keet. Hal ini selalu di ikuti oleh grafik kemajuan pekerjaan

(prestasi kerja). Pihak perencana akan menilai prestasi kepada pihak

(16)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 16 f. Susunan personil dilapangan.

Pelaksana atau pemborong menunjuk seseorang kuasanya di

lapangan yang disebut pelaksana harian, yang cakap untuk memimpin

dan bertanggung jawab penuh terhadap pelaksana pekerjaan di lapangan.

Penetapan ini harus berdasarkan surat pengangkatan resmi atau

pihak perencana yang ditunjukan kepada pihak pimpinan proyek dan

pihak perencana serta pihak pengelola teknik proyek. Bila dikemudian

hari, pelaksana dirasa kurang mampu dalam melaksanakan tugasnya

maka pihak perencana memberi tahu secara tertulis untuk mengganti

pelaksana harian tersebut.

Setelah dikeluarkan surat pemberitahuan yang selambat-lambatnya 7

hari, dari pihak pelaksana harus sudah menunjuk pelaksana harian yang

baru atau pihak pelaksana sendiri sebagai penanggung jawab harian yang

akan dipimpin pelaksanaannya.

g. Keamanan proyek.

Pelaksana berkewajiban melaksanakan keamanan terhadap

barang-barang milik proyek, pihak perencana atau pihak ketiga yang ada di

lapangan baik terhadap pencurian atau pengrusakan barang maka

pelaksana harus membuat pagar pengaman yang terbuat dari kayu

ataupun bahan lainnya. Bila ada kehilangan atau pengrusakan

barang-barang milik proyek makan akan menjadi tanggung jawab pihak

pelaksana.

h. Laporan pelaksanaan harian/mingguan/bulanan.

Pihak pelaksana diwajibkan membuat laporan harian, mingguan dan

bulanan mengenai segala hal yang menyangkut pelaksanaan pekerjaan,

baik teknik ataupun administrasi. Laporan di tandatangani oleh pimpinan

dan pengawas teknik, pimpinan dan pengawas dari pihak perencana serta

pihak pelaksan harian atau site manajer dari pihak pelaksana atau

(17)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 17 i. Jaminan keselamatan kerja.

Dalam pelaksanaan pekerjaan di lapangan, pelaksana diwajibkan

menyediakan peralatan medis minimal kotak P3K yang selalu siap dipakai,

jika terjadi suatu kecelakaan pada pekerja dilapangan, dan jika terjadi

musibah yang termasuk dalam kategori berat maka pelaksana harus

segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan melaporkannya

kepada pimpinan proyek.

Pihak pelaksana wajib menyediakan fasillitas air bersih yang cukup,

serta memenuhi syarat kesehatan. Segala hal yang menyangkut dalam

masalah jaminan dan keselamatan kerja wajib diberikan oleh pihak

pelaksana sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3.4 Struktur Organisasi Proyek Pembangunan Jalan Tembus Kamojang

Agar pelaksanaan pembangunan suatu proyek berjalan dengan baik

dan lancar sesuai dengan jadwal yang ada maka perlu adanya suatu

pemberian tugas yang jelas yang disebut Struktur organisasi.

Dengan membuat struktur organisasi yang benar akan sangat

membantu kelancaran bekerja, karena dari struktur organisasi ini

masing-masing bagian dapat mengetahui tugas dan tanggung jawabnya serta

mengetahui bagaimana hubungan antar bagian. Berikut ini akan di

perlihatkan struktur organisasi lapangan pada pekerjaan pembangunan

Jalan Tembus Kamojang. PT. ADHI KARYA (Persero) Tbk.selaku kontraktor

(18)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 18 3.5 Uraian Tugas dan Tanggung Jawab Penyedia Jasa

1. Kepala Proyek

a. Melaksanakan Koordinasi horizontal dan vertikal (intern maupun

ekstern)

b. Mengkoordinasikan penyusunan program jangka pendek.

c. Mengkoordinasikan program pelaksanaan pekerjaan dan

keuangan.

d. Melaksanakan ikatan kontrak pekerjaan jasa konstruksi dan

pengadaan bahan material.

e. Mengkoordinasikan pengawasan dan pengendalian pelaksanaan

pekerjaan yang dilaksanakan oleh subkontraktor, maupun yang

dilaksanakan sendiri, baik kualitas, kuantitas maupun waktu

pelaksanaannya.

f. Mengkoordinasikan Pembinaan Sumber Daya Manusia (SDM),

keuangan, kehumasan, dan kerumah tanggaan Proyek.

2. Kepala Komersial Teknik

a. Melaksanakan perencanaan teknik untuk pekerjaan pekerjaan

yang akan dilaksanakan, termasuk membuat laporan ekstern

maupun intern beserta perubahannya.

b. Mengkoordinasikan pekerjaan dilapangan dengan spesifikasi

teknik yang ada.

c. Mengkoordinasikan kondisi lapangan baik penyelidikan test

bahan desain gambar pelaksanaan pekerjaan.

d. Menyelenggarakan pengujian bahan material, mutu beton,

penyelidikan tanah dan lain lain.

e. Menyelenggarakan perhitungan mutual check volume pekerjaan

untuk menunjang pelaksanaan pekerjaan.

f. Menyelenggarakan pekerjaan survey hingga menjadi detail

(19)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 19 3. Engineering

Melaksanakan koordinasi bersama pelaksana, surveyor, QA/QC

untuk memonitoring masalah keteknikan/konstruksi sipil dan membuat

laporan laporan teknik proyek.

4. Surveyor

Melakukan Pengukuran terhadap lokasi dan seluruh pekerjaaan

yang dilaksanakan dan koordinasi dengan teknik, pelaksana membuat

laporan perhitungan volume pada proyek dan gambar detail konstruksi.

5. Komersial

Melakukan monitoring pekerjaan lapangan dan koordinasi dengan

teknik, pelaksana, pengadaan dan keuangan, mengenai perkembangan

pengeluaran dan pemasukan pembiayaan proyek yang ada sehingga

dapat dievaluasi oleh tim untuk langkah langkah selanjutnya hingga

penyelesaian proyek.

6. Pengadaan

Koordinasi dengan komersial, teknik, pelaksana, dan keuangan

untuk mengadakan seluruh bahan material, alat untuk keperluan

pelaksanaan pekerjaan proyek.

7. QA dan QC

Koordinasi dengan komersial, teknik, pelaksana, dalam

memonitoring bahan material apakah sesuai dengan spesifikasi teknis

dan membuat verifikasi data-data bahan material, pengukuran dan lain

lain.

8. Pelaksana Utama

a. Mengumpulkan data pelaksanaan pekerjaan sebagai masukan

untuk pengawasan pelaksanaan pekerjaan guna menjaga

kelancaran jalannya pelaksanaan pekerjaan fisik/ konstruksi sipil.

b. Melakukan monitoring pekerjaan-pekerjaan pekerjaan fisik /

(20)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 20

c. Koordinasi dengan teknik komersial untuk membantu

mengevaluasi pelaksanaan pekerjaan fisik/konstruksi sipil yang

telah selesai dikerjakan.

d. Membantu melaksanakan tugas pengelolaan peralatan yang

dipergunakan untuk melaksanakan pekerjaan proyek.

e. Mengawasi pelaksanaan mobilisasi peralatan yang dipergunakan

untuk melaksanakan pekerjaan fisik/konstruksi sipil.

9. Pelaksana

Koordinasi dengan komersial, teknik, keuangan dalam

memonitoring Pelaksanaan pekerjaan di lapangan, serta melaporkan

pekembangan terbaru yang ada di lapangan.

10. Kepala Keuangan dan Administrasi

a. Membuat laporan inter dan ekstern pada proyek dan melakukan

penagihan pada Direksi sampai penagihan terpenuhi dengan

koordinasi dengan teknik komersial.

b. Menyelenggarakan verifikasi atas semua dokumen pembayaran

dan lampiran-lampirannya.

c. Menyelenggarakan pembukuan atas semua transaksi sesuai

dengan pedoman akutansi yang berlaku.

d. Menyusun Laporan Keuangan dan neraca proyek.

11. Kasir

Melakukan Transaksi keuangan proyek secara langsung, terhadap

subkon, pekerja, peralatan, bahan material dan lain-lain.

Mengkoordinasi serta memverifikasi semua jenis pembayaran yang

dilakukan dengan Kepala Keuangan.

12. Akutansi dan Keuangan

Membuat laporan keuangan yang telah didapat dari verifikasi kasir

dan selanjutnya dapat dievaluasi serta menjadi sebuah laporan

(21)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 21 13. Personalia

Memanajerial semua pegawai yang bekerja pada proyek, baik

mengenai kewajiban dan hak-hak pegawai, serta mengontrol

perkembangan perbaikan SDM yang ada pada Proyek.

14. Umum

Memenuhi segala keperluan kepegawaian baik materi maupun fisik

untuk keperluan pegawai yang bekerja di proyek.

15. Gudang

a. Memonitoring semua bahan, alat, material yang ada diproyek

agar tetap terjaga dan aman dari segala gangguan yang dapat

merusak kualitas dan kuantitas dari bahan material itu sendiri.

b. Koordinasi dengan pelaksana dan keuangan untuk verifikasi

bahan material yang ada.

3.6 Rencana Kerja (Time Schedule) ( Terlampir )

Rencana kerja adalah suatu pembagian waktu terperinci yang

disediakan untuk masing-masing bagian pekerjaan, mulai dari pekerjaan

awal sampai pekerjaan akhir.

Rencana kerja tersebut memuat rencana kegiatan dan tahap

pelaksanaan pekerjaan dalam hubungannya dengan batas waktu kegiatan.

Data-data yang diperlihatkan dalam penyusunan rencana kerja:

a. Rencana kerja dan syarat-syarat pelaksanaan serta gambar bestek.

b. Perincian volume dan harga satuan pekerjaan, untuk mengatasi nilai

bobot masing-masing satuan pekerjaan.

c. Keadaan dan situasi lapangan, dapat memberikan gambaran

kemungkinan timbulnya kesulitan selama pelaksanaan pekerjaan.

d. Cuaca selama pelaksanaan, karena akan mempengaruhi waktu

pelaksanaan pekerjaan.

e. Jenis dan bahan yang digunakan, karena sulit kemungkinan diperoleh

atau harus dipesan terlebih dahulu.

(22)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 22 BAB IV

PELAKSANAAN PEKERJAAN

4.1. Rencana Pekerjaan Konstruksi

Gambar 4.1. Peta lokasi pekerjaan.

.

4.2. Metode Pelaksanaan

4.2.1. Pekerjaan dan persiapan struktur

A. Pekerjaan

Pekerjaan Pembangunan Jalan Tembus Kamojang merupakan

pekerjaan pembuatan jalan baru yang terletak pada Kec. Ibun – Kabupaten Bandung. Pekerjaan ini dimaksudkan untuk mengalihkan

jalur pada jalan lama yang sangat curam dan terjal serta sangat

sempit.

Rencana Lokasi BaseCamp danPlan

(23)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 23

Lingkup pekerjaan utama yaitu, yaitu :

I. Pembangunan Jalan Beton dengan lebar badan jalan 11,50 meter,

dengan lebar bahu jalan 1,50 m dan saluran samping 1,60 meter.

Gambar 4.2. Tipikal jalan.

Gambar 4.3. Detail TPT dan saluran.

III. Pembangunan Jembatan Rangka Baja (Plengkung) Lebar 100

(24)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 24 Gambar 4.4. Pembangunan jembatan rangka baja (plengkung)

bentang 100 meter.

Dengan divisi pekerjaan utama berupa :

1. Divisi 1. Pekerjaan Umum

2. Divisi 2. Pekerjaan Drainase

3. Divisi 3. Pekerjaan Tanah

4. Divisi 4. Pekerjaan Pelebaran Perkerasan dan Bahu Jalan

5. Divisi 5. Pekerjaan Perkerasan Berbutir

6. Divisi 6. Perkerasan Aspal

7. Divisi 7. Pekerjaan Struktur

B. Persiapan Pekerjaan

Sebelum pelaksanaan pekerjaan fisik dimulai, terlebih dahulu

dilakukan pekerjaan persiapan. Pekerjaan Persiapan yangdilakukan

adalah meliputi

1. Mobilisasi

a. Pekerjaan mobilisasi yang dilakukan adalah meliputi mobilisasi

seluruh :

- Peralatan yang akan digunakan.

- Mobilisasi seluruh personil yang akan ditempatkan pada proyek.

2. Pembuatan fasilitas kantor

- Pembuatan/Sewa Kantor

- Pembuatan Base Camp

- Pembuatan Barang Kerja

- Pembuatan Gudang

(25)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 25

3. Pengadaan fasilitas laboratorium

- Soil & Aggregate Testing

Compaction Test, CBR Test, Specific Gravity, Atterberg Limits,

Grain Size Analysis, Field Density Test by Sand Cone Methode,

Moisture Content, dan Abrasion of Aggregate by Los Angeles

Machine.

- Bituminous Testing

Marshall Asphalt Test, Extraction Test, Centrifuge / Refflux Method,

Specific Gravity for Coarse Aggregate, Specific Gravity for Fine

Aggregate, Mix Air Void Content(Accurate Method), Core Drill,

Metal Thermometer, Accessories and Tools, Penetration Test,

Softening Point, dan Refusal Density Compactor.

- Concrete Testing

Slump Cone, Cylinder/Cube Mould for Compressive Strength, dan

Beam Mould for Flexural Strength (RIGID)Crushing Machine.

4. Pekerjaan darurat

- Perkuatan Jembatan Lama

- Pemeliharaan Jalan Kerja / Samping

5. Lain – lain

- Komunikasi Lapangan Lengkap

Sebelum dilakukan pekerjaan fisik terlebih dahulu dilakukan

pengujian dan pembuatan Job Mix Formula,yang meliputi :

1. Pengujian Properties Test terhadap seluruh material alam yang

akan digunakan.

2. Pembuatan Job Mix Formula untuk :

- Beton K-125

- Beton K-175

- Beton K-300

- Beton K-350

(26)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 26

- Asphalt Hotmix (AC-WC)

C. Jalan Kerja Yang Digunakan

Gambar 4.5. Jalan kerja.

Mengingat lokasi yang berada pada daerah pegunungan yang sangat

terjal. Dengan kondisi jalan akses menuju lokasi kurang mendukung,

maka penentuan jalan akses kerja yang akan digunakan untuk

mengangkut Peralatan Berat dan Seluruh material sangat perlu untuk

diperhatikan.

Gambar 4.6. Lokasi pekerjaan.

Awal Proyek Lokasi

Re ca Re caLokasi

Jalur angkutan pekerjaan s/d Jembatan (dari arah

Majalaya)

Jalur Utama yangakan digunakan (dari arah

(27)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 27

Jalan Akses yang tersedia ada 2 (dua) arah yaitu :

1. Jalan akses dari arah Majalaya

Jalur ini tidak dapat digunakan secara penuh, mengingat Jalur

yang ada melewati daerah pusat kota, pasar, pemukiman penduduk

dengan kondisi jalanyang sangat sempit dan padat serta sangat

terjal. Jalur ini hanya akan digunakan untuk mengangkut peralatan

ringan dan sebagian kecil material dengan menggunakan armada

kecil.

Gambar 4.7. Jalan akses dari arah Majalaya.

2. Jalan akses dari arah Garut

Jalur ini sangat memungkinkan untuk digunakan secara penuh.

Kondisi jalan yang ada cukup lebar, kondisi baik dan tanjakan tidak

terlalu terjal. Jalur ini yang akan digunakan untuk mengangkut

peralatan berat dan material yang akan digunakan. Namun jalur ini

melintasi area kawasan panas bumi Kamojang, dalam hal ini

sangat perlu dilakukan koordinasi dengan pihak kawasan.

D. Lokasi Fasilitas Kontraktor

Lokasi fasilitas kontraktor direncanakan pada 3 (tiga) tempat, yaitu :

1. Kantor

Direncanakan berada pada daerah atas (arah garut) atau berada

pada kawasan Kamojang.

(28)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 28

Direncanakan berada dekat lokasi pekerjaan

3. Barak Kerja

Barak kerja direncanakan berada pada perkampungan yang

terletak pada sekitar lokasi pekerjaan (Kec. Ibun).

4. Base Camp dan Gudang

Base camp digunakan untuk penunjang produksi , misalnya untuk

fabrikasi besi dan produksi lainnya serta tempat penyimpanan

bahan. Lokasi Base Camp dan Gudang direncanakan berada pada

jalur arah garut (sekitar kawasan Kamojang), namun tidak terlalu

jauh dari lokasi pekerjaan.

E. Sumber Bahan (Material)

Bahan atau material yang akan digunakan terdiri atas 3 (tiga) jenis,

yaitu :

- Bahan/material alam.

Batu Belah, Pasir, Agregat Halus, Agregat Kasar, Agregat

Base, dan material pilihan.

- Bahan/material olahan.

Beton Ready Mix, Kayu Bekisting.

- Barang Fabrikan.

Besi Beton, Kawat Bendrat,Paku, bronjong,multiplex/venolit,

rangka baja, steel plat deck, tiang pancang baja, geotextile dan

sebagainya.

Material yang akan digunakan bersumber dari :

- Bahan/material alam :

Batu belah, pasir pasang, material pilihan: Dari Garut dan

sekitar Majalaya. Agregat :Dari sekitar Bandung (Bale Endah,

Lagadar), Pasir Cor:Dari sekitar Tasik.

- Bahan/material olahan :

Beton Ready Mix:Dukungan PT.ADHI MIX Precast Indonesia

(29)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 29 - Bahan/material Fabrikan :

- Rangka Baja dan Steel Deck : Dari pabrik yang berada

pada wilayah Jabodetabek.

- Tiang Pancang Baja:Dari pabrik yang berada pada wilayah

jabodetabek atau Cilegon.

- Kawat Bronjong : Dari produk Macaferry atau Bevananda

(Jakarta).

- Besi Beton : Dari produk Krakatau Steel.

- Geotextile : Dari suplier Jakarta.

- Paku : Dari lokal pembelian toko material

4.2.2. Metode Pelaksanaan Galian Drainase Selokan Dan Saluran Air

Gambar 4.8. Flow chart pekerjaan galian drainase.

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau

(30)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 30

Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi

bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh peralatan

dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

- Peralatan Utama yang dibutuhkan

1. Excavator

Gambar 4.9. Excavator.

2. Dump truck

(31)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 31

3. Pompa Air

Gambar 4.11. Pompa Air.

4. Alat Ukur

Gambar 4.12. Alat Ukur.

4. Pekerjaan galian drainase dilakukan pada lokasi yang dilakukan

pemasangan pasangan batu mortar atau saluran terbuka. Galian

dilakukan untuk mendapatkan area pemasangan batu mortar atau

penampang untuk saluran air. Galian dilakukan dengan

menggunakan Excavator sesuai profil dan hasil galian langsung

dimuat ke atas Dump Truck untuk dibuang pada disposal

area.Sebelum dilakukan pekerjaan galian, terlebih dahulu

dilakukan pengukuran untuk menentukan elevasi dan batas-batas

galian. Pemberian tanda elevasi atau batas dapat dilakukan

(32)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 32 Gambar 4.13. Alat Ukur.

Excavator menggali tanah sesuai profil dan hasil galian langsung

dimuat ke atas Dump Truck untuk dibuang ke disposal area.

Galian dilakukan hingga mencapai elevasi dan batas-batas yang

telah ditentukan.

.

Gambar 4.14. Galian drainase.

Mengingat kedalaman galian dilakukan cukup dalam dan panjang,

maka bila lokasi memungkinkan akan dibuat sodetan saluran untuk

menghindari genangan yang jaraknya akan diatur sesuai

kebutuhan. Selain itu juga akan dipersiapkan bak kontrol untuk

memudahkan pemompaan bila terjadi hujan.

5. Request for Inspection

Setelah pekerjaan galian drainase, selokan dan saluran air selesai

dan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya,

diajukan Request for Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan

(33)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 33

pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan

Pengawas/Direksi untuk menentukan apakah pelaksanaan

pekerjaan sudah sesuai dengan rencana atau masih diperlukan

adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi :

- Elevasi Galian

- Panjang Galian

- Kerapihan secara visual

- Lebar galian

- Kemiringan galian

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan

pekerjaan selanjutnya yaitu Pasangan Batu Mortar.

Gambar 4.15. Galian drainase. ILUSTRASI PELAKSANAAN GALIAN

DRAINASE :

(34)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 34 4.2.3. Metode Pelaksanaan Galian Biasa

Gambar 4.16. Flow chart pekerjaan galian biasa.

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau

sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop

Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi

bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh peralatan

(35)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 35 - Peralatan Utama yang dibutuhkan :

1. Excavator

Gambar 4.17. Excavator.

2. Dump truck

Gambar 4.18. Dump Truck.

3. Alat Ukur

(36)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 36

4. Pekerjaan galian biasa dimaksudkan untuk

mendapatkan area atau lahan trase jalan yang akan dibangun.

Galian dilakukan sesuai dengan dimensi, elevasi serta

alinyemen rencana konstruksi badan jalan beserta

perlengkapannya seperti bahu jalan dan saluran drainase.

Galian dilakukan dengan menggunakan excavator dan hasil

galian diangkut untuk ditempatkan padadisposal area atau

digunakan sebagai bahan timbunan (material yang memenuhi

syarat sebagai timbunan).

Sebelum dilakukan pekerjaan galian, terlebih dahulu

dilakukan pengukuran untuk menentukan elevasi dan

batas-batas galian. Pemberian tanda elevasi atau batas-batas dapat

dilakukan dengan menggunakan bouwplank atau patok.

Gambar 4.20. Alat Ukur.

Excavator menggali tanah sesuai profil dan hasil galian

langsung dimuat ke atas Dump Truck untuk dibuang ke

disposal area. Galian dilakukan hingga mencapai elevasi dan

batas-batas yang telah ditentukan.

(37)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 37 Gambar 4.21. Galian biasa.

Mengingat kedalaman galian dilakukan cukup dalam dan

panjang, maka bila lokasi memungkinkan akan dibuat sodetan

saluran untuk menghindari genangan yang jaraknya akan diatur

sesuai kebutuhan. Selain itu juga akan dipersiapkan bak kontrol

untuk memudahkan pemompaan bila terjadi hujan.

5. Request for Inspection

Setelah pekerjaan galian biasa selesai dan dinilai cukup

untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request

for Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan

pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan

Pengawas/Direksi untuk menentukan apakah pelaksanaan

pekerjaan sudah sesuai dengan rencana atau masih diperlukan

adanya penyempurnaan.

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan

pekerjaan selanjutnya yaitu konstruksi Pasangan Penahan

Tanah, Saluran Drainase, Agregat KelasB, serta konstruksi

(38)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 38 ILUSTRASI PELAKSANAAN GALIAN BIASA

Gambar 4.22. Galian biasa.

4.2.4. Metode Pelaksanaan Galian Struktur Kedalaman 0-2 meter

Gambar 4.23. Flow chart pekerjaan galian struktur 0-2 meter.

ILUSTRASI

Excavator menggali sesuai dengan profil yang telah ditentukan.Dan memuat hasil galian ke atas Dump Truck untuk ditempatkan pada disposal area.

(39)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 39

Struktur 0-2 meter :

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau

sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop

Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi

bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh peralatan

dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Perlatan utama yang dibutuhkan :

- Excavator

(40)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 40 - Alat Ukur

Gambar 4.25. Alat ukur.

4. Pekerjaan galian biasa dimaksudkan untuk mendapatkan area atau

lahan abutment/pier jembatan yang akan dibangun. Galian dilakukan

sesuai dengan dimensi, elevasi serta alinyemen rencana konstruksi

abutment. Galian dilakukan dengan menggunakan excavator dan hasil

galian diletakkan pada area bebas dekat dengan rencana abutment

yang digali. Hal inidimaksudkan untuk dapat digunakan sebagai

timbunan kembali(backfill). Sisa hasil galian diratakan atau diangkut

keluar.

Sebelum dilakukan pekerjaan galian, terlebih dahulu dilakukan

pengukuran untuk menentukan elevasi dan batas-batas galian.

Pemberian tanda elevasi atau batas dapat dilakukan dengan

(41)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 41 Gambar 4.26. Alat ukur.

Excavator menggali tanah sesuai profil dan hasil galian

langsung ditempat pada area bebas yang tidak mengganggu kegiatan

disekitarnya. Hasil galian digunakan untuk timbunan kembali.

Gambar 4.27. Galian 0-2 meter.

Mengingat kedalaman galian dilakukan cukup dalam, maka bila

lokasi memungkinkan akan dibuat sodetan saluran untuk menghindari

genangan yang jumlahnya akan diatur sesuai kebutuhan.

5. Request for Inspection

Setelah pekerjaan galian struktur selesai dan dinilai cukup

untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for

Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname

(42)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 42

bersama dengan Konsultan Pengawas/Direksi untuk menentukan

apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan rencana atau

masih diperlukan adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi :

- Elevasi galian

- Panjang galian

- Lebar galian

- Kemiringan galian

- Kerapihan galian

- Kerapihan secara visual

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan

(43)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 43 4.2.5. Metode Pelaksanaan Galian Struktur kedalaman 2-4 meter

Gambar 4.28. Flow chart pekerjaan galian struktur 2-4

meter.

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau

sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop

Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi

bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh peralatan

(44)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 44

Peralatan utama yang dibutuhkan :

- Excavator

Gambar 4.29. Excavator.

- Alat Ukur

Gambar 4.30. Alat ukur.

4. Pekerjaan galian biasa dimaksudkan untuk mendapatkan area

atau lahan abutment/pier jembatan yang akan dibangun. Galian

dilakukan sesuai dengan dimensi, elevasi serta alinyemen rencana

(45)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 45

excavator dan hasil galian diletakkan pada area bebas dekat

dengan rencana abutment yang digali. Hal inidimaksudkan untuk

dapat digunakan sebagai timbunan kembali(backfill). Sisa hasil

galian diratakan atau diangkut keluar.

Sebelum dilakukan pekerjaan galian, terlebih dahulu dilakukan

pengukuran untuk menentukan elevasi dan batas-batas galian.

Pemberian tanda elevasi atau batas dapat dilakukan dengan

menggunakan bouwplank atau patok.

Gambar 4.31. Alat ukur.

Excavator menggali tanah sesuai profil dan hasil galian

langsung ditempat pada area bebas yang tidak mengganggu

kegiatan disekitarnya. Hasil galian digunakan untuk timbunan

kembali.

Gambar 4.32. Galian 2-4 meter.

(46)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 46

Mengingat kedalaman galian dilakukan cukup dalam, maka

bila lokasi memungkinkan akan dibuat sodetan saluran untuk

menghindari genangan yang jumlahnya akan diatur sesuai

kebutuhan.

5. Request for Inspection

Setelah pekerjaan galian struktur selesai dan dinilai cukup

untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for

Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname

bersama dengan Konsultan Pengawas/Direksi untuk menentukan

apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan rencana

atau masih diperlukan adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi :

- Elevasi galian

- Panjang galian

- Lebar galian

- Lebar galian

- Kemiringan galian

- Kerapihan secara visual

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada

(47)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 47 4.2.6. Metode Pelaksanaa Timbunan Biasa

Gambar 4.33. Flow chart timbunan biasa.

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau

sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop

Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi

bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan,

peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

(48)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 48 - Tanah Timbun (dari hasil galian yang memenuhi persyaratan

sebagai tanah timbun).

Alat yang diperlukan :

- Bulldozer

Gambar 4.34.Bulldozer.

- Vibro Roller

Gambar 4.35. Vibro roller.

- Water Tank Truck

(49)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 49

4. Tanah Timbun didatangkan dari hasil galian dengan menggunakan

Dump Truck, dihampar denga Bulldozer dan dipadatkan dengan

Vibro Roller. Untuk mendapatkan kadar air optimum disediakan

Water Tank Truck untuk melakukan penyiraman bila diperlukan.

Ketebalan rencana timbunan adalah variable. Pelaksanaan

dilakukan per layer yaitu masing-masing tiap 20 cm tebal padat.

a. Sebelum dihampar tanah timbun diinspeksi terhadap

keseragaman butiran dan kebersihan secara visual.

Gambar 4.37. Tanah timbunan di truck.

b. Tanah Timbun yang telah sesuai ditempatkan secara spot

berselang dengan memperhitungan material mencukupi lebar

dan tebal yang direncanakan sesuai patok-patok batas

hamparan.

(50)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 50

c. Penghamparan dilakukan dengan Bulldozer sesuai patok-patok

batas hamparan dengan telah memperhitungkan faktor gembur

ketebalan.

Gambar 4.39. Penghamparan.

d. .Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller.

Dan untuk mendapatkan kadar air optimum pemadatan

disiapkan Water Tank Truck untuk melakukan penyiraman.

Gambar 4.40. Pemadatan.

5. Setelah proses pemadatan dianggap cukup, kemudian dilakukan

Test Kepadatan dengan menggunakan Sand Cone Test. Proses

dilakukan berulang hingga ketebalan rencana ketebalan (elevasi)

tercapai. Test Kepadatan dilakukan dengan menggunakan Sand

Cone Test. Kepadatan yang disyaratkan adalah 100% kepadatan

(51)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 51 Gambar 4.41. Sand cone test.

6. Request for Inspection

Setelah pekerjaan Timbunan Biasa selesai dan dinilai cukup

untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan Request for

Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan pemeriksaan/opname

bersama dengan Konsultan Pengawas dan Direksi untuk

menentukan apakah pelaksanaan pekerjaan sudah sesuai dengan

rencana atau masih diperlukan adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi :

- Elevasi Timbunan

- Lebar Timbunan

- Panjang Timbunan

- Kemiringan Timbunan

- Kerapihan secara visual

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan

pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan Lapis Pondasi Agregat

Kelas B.

(52)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 52 4.2.7. Metode Pelaksanaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B

Gambar 4.43. Flow chart lapis pondasi agregat kelas B.

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau

sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop

Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi

bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan,

peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan utama yang dibutuhkan :

- Agregat Kelas B

(53)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 53 - Motor Grader

Gambar 4.44. Motor grader.

- Vibro Roller

Gambar 4.45. Vibro Roller.

- Water Tank Truck

Gambar 4.46. Water Tank Truck.

4. Lapis Pondasi Agregat Kelas B didatangkan dari Quarry Produksi

(54)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 54

Grader dan dipadatkan dengan Vibro Roller. Untuk mendapatkan

kadar air optimum disediakan Water Tank Truck untuk melakukan

penyiraman bila diperlukan.

Ketebalan rencana Lapis Pondasi Agregat Kelas B adalah 20 cm.

Pelaksanaan dilakukan dalam 1 (satu) layer yaitu 20 cm tebal

padat.

a. Sebelum dihampar material agregat diinspeksi terhadap

keseragaman dan kebersihan butiran secara visual.

Gambar 4.47. Tanah timbunan di truck.

b. Material yang telah sesuai ditempatkan secara spot berselang

dengan memperhitungan material mencukupi lebar dan tebal

yang direncanakan sesuai patok-patok batas hamparan.

Gambar 4.48. Tanah timbunan selingan.

3.2 Tanah timbunan berselang.

c. Penghamparan dilakukan dengan Motor Grader sesuai

patok-patok batas hamparan dengan telah memperhitungkan faktor

(55)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 55 Gambar 4.49. Penghamparan.

d. Pemadatan dilakukan dengan menggunakan Vibro Roller. Dan

untuk mendapatkan kadar air optimum pemadatan disiapkan

Water Tank Truck untuk melakukan penyiraman.

Gambar 4.50. Pemadatan.

5. Setelah proses pemadatan dianggap cukup, kemudian dilakukan

Test Kepadatan dengan menggunakan Sand Cone Test. Test

Kepadatan dilakukan dengan menggunakan Sand Cone Test.

Kepadatan yang disyaratkan adalah 100% kepadatan kering.

(56)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 56

6. Request for Inspection

Setelah pekerjaan Lapis Pondasi Agregat Kelas B selesai dan

dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya, diajukan

Request for Inspection. Pada kegiatan ini dilakukan

pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan Pengawas dan

Direksi untuk menentukan apakah pelaksanaan pekerjaan sudah

sesuai dengan rencana atau masih diperlukan adanya

penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi :

- Elevasi Lapis Pondasi Agregat Kelas B

- Lebar Lapis Pondasi Agregat Kelas B

- Panjang Lapis Pondasi Agregat Kelas B

- Kemiringan Lapis Pondasi Agregat Kelas B

- Kerapihan Secara Visual

Setelah hasil pekerjaan dinilai cukup, dilanjutkan pada tahapan

pekerjaan selanjutnya yaitu pekerjaan Lapis Bawah Beton Kurus.

Gambar 4.52. Ilustrasi pelaksanaan lapis pondasi agregat kelas

(57)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 57 4.2.8. Metode Pelaksanaan Lapis Perekat

Gambar 4.53. Flow chart pekerjaan lapis perekat.

1. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

2. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan,

peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan yang dibutuhkan :

- Aspal Emulsi Kationik jenis penguapan cepat (CRS-1 atau

(58)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 58

Peralatan Utama :

a. Air Compressor

Gambar 4.54. Air compressor.

b. Asphalt sprayer

Gambar 4.55. Asphalt sprayer.

c. Mobil Penarik/Truck Engkel

Gambar 4.56. Mobil penarik / truck engkel.

d. Paper Test

- Timbangan Terkalibrasi

- Kertas Uji

3. Pembersihan Lokasi Pekerjaan

Pembersihan lokasi pekerjaan dimaksudkan agar lokasi yang

akan dilapis dengan Lapis Perekat (Tack Coat) benar-benar bersih

(59)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 59

perkerasan beraspal diatasnya. Pembersihan dilakukan dengan

menggunakan blower bertekanan tinggi yaitu dengan Air Compressor.

Badan Jalan yang telah discrapping dibersihkan dengan

menggunakan Air Compressor yang ditarik dengan mobil penarik.

Pipa penyemprot dioperasikan oleh pekerja yang berpengalaman.

Gambar 4.57. Pembersihan lokasi pekerjaan.

4. Setelah lahan dibersihkan kemudian dilakukan pelapisan Lapis

Perekat (Tack Coat). Pelapisan menggunakan Asphalt Sprayer yang

ditarik oleh kendaraan penarik. Bahan yang digunakan adalah Aspal

emulsi kationik jenis penguapan cepat (CRS-1 atau CRS-2).

Takaran pemakaian dilakukan sesuai dalam spesifikasi , dengan

ketentuan :

Tabel 4.1. Perkerasan beraspal dan kaku.

Lapisan dibiarkan selama + 24 jam sebelum penghamparan Lapisan

Asphalt Hotmix berikutnya.

5. Paper Test

Untuk menjamin bahwa distribusi Lapis Perekat dan kadar pelapisan

merata serta memenuhi takaran seperti tertera dalam spesifikasi,

dilakukan pengecekan melalui Paper Test setiap 25 meter panjang.

Bila takaran lapisan dinilai kurang maka pada bagian yang kurang

tersebut dilakukan penyemprotan ulang secara merata. Dan bila

pelapisan sudah sesuai dengan spesifikasi, maka pekerjaan dapat

(60)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 60

Paper Test disimpan sebagai arsip untuk digunakan sebagai Back Up

data.

6. Request for Inspection

Setelah pekerjaan dinilai cukup untuk dilanjutkan pada pekerjaan

berikutnya, diajukan Request for Inspection. Pada kegiatan ini

dilakukan pemeriksaan/opname bersama dengan Konsultan

Pengawas untuk menentukan apakah pelaksanaan pekerjaan Lapis

Perekat (Tack Coat) sudah sesuai dengan rencana atau masih

diperlukan adanya penyempurnaan.

Pemeriksaan meliputi :

- Kerataan.

- Kerapihan secara visual.

Setelah pekerjaan dinilai sudah sesuai, dilakukan berita acara yang

akan digunakan sebagai dasar opname hasil pekerjaan. Setelah itu

dapat dilanjutkan pada pekerjaan berikutnya yaitu Overlay Asphalt

Hotmix.

4.2.9. Metode Pelaksanaan Laston Lapis Aus (AC-WC)

(61)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 61

1. Shop drawing dibuat dan dicetak pada kertas ukuran A3 atau

sesuai ukuran yang disetujui Konsultan Pengawas/Direksi. Shop

Drawing dibuat sesuai data dari hasil pengukuran dan investigasi

bersama di lapangan.

2. Request diajukan sebelum pelaksanaan dilapangan guna

mendapatkan persetujuan dari Konsultan Pengawas/Direksi.

Request yang telah disetujui disimpan sebagai arsip untuk back up

data.

3. Setelah request disetujui dilakukan Persiapan seluruh bahan,

peralatan dan tenaga kerja yang dibutuhkan.

Bahan Utama yang diperlukan:

- Agregat Kasar

- Agregat Halus

- Aspal

- Filler

Peralatan Utama yang dibutuhkan:

a. Asphalt Mixing Plant

(62)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 62

b. Bridge Scale/Timbangan

Gambar 4.60. Bridge scale/timbangan.

c. Dump Truck

Gambar 4.61. Dump truck.

d. Asphalt Finisher

(63)

Pembangunan Jalan Tembusa Kamojang 63

e. Tandem Roller

Gambar 4.63. Tandem roller.

f. Pneumatic Tyre Roller

Gambar 4.64. Pneumatic tyre roller.

g. Water Tank Truck

Gambar

Gambar 4.14. Galian drainase.
Gambar 4.23. Flow chart pekerjaan galian struktur 0-2 meter.
Gambar 4.24. Excavator.
Gambar 4.25. Alat ukur.
+7

Referensi

Dokumen terkait

Dengan mengetahui produktivitas masing-masing alat berat untuk pekerjaan galian yaitu excavator dan dump truck , selanjutnya yang akan dilakukan adalah mengaji

Berapakah jumlah alat gali muat (excavator) dan alat angkut (dump truck) yang dibutuhkan pada pekerjaan galian main dam dan main cover dam proyek pembangunan

Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan... Truck sewa,

Biaya pengoperasian alat berat excavator selama pengerjaan galian tanah sebesar Rp 8.005.270 sedangkan untuk penggunaan alat berat Dump truck yang digunakan untuk

1 2 unit Excavator Komatsu PC2000-8 Sudah terkirim ke Proyek Bengalon 2 10 unit Dump Truck Komatsu HD1500-7 Sudah terkirim ke Proyek Bengalon 3 1 unit Excavator Komatsu

excavator dapat ditentukan dengan match factor 1. Cara perhitungannya adalah dengan menghitung aktual jumlah dump truck yang dibutuhkan untuk bekerja masing-masing

Pelaksanaan pekerjaan ini menggunakan alat ( secara mekanik ) yaitu : Wheel Loader mencampur & memuat Agregat ke dalam Dump Truck di Base Camp Dump Truck

ANALISIS PRODUKTIVITAS, BIAYA DAN WAKTU PENGGUNAAN ALAT BERAT EXCAVATOR DAN DUMP TRUCK PADA PEKERJAAN GALIAN TANAH STUDI KASUS : PROYEK PENGGANTIAN JEMBATAN SUNGAI BERANGAS Ida