• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pembelajaran…………………………………………….5 4

BAB IV RELEVANSI KONSEP PENDIDIKAN MENURUT IBNU

B. Relevansi Konsep Pendidikan Karakter Menurut Ibnu Khaldun dengan

7. Metode Pembelajaran…………………………………………….5 4

a. Metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yang pertama yaitu berpikir, yakni aplikasi akal untuk membuat analisa berdasarkan data yang ditangkap indera (pendengaran, penglihatan, penciuman dan perasaan). Dan tingkatan berpikir menurut Ibnu Khaldun yang pertama

yaitu manusia diberi akal agar dapat mengatur tingkah lakunya secara tertib (kesopanan dan tata kramanya), kedua, pikiran dibutuhkan untuk mengatur perilaku dalam pergaulan, pikiran ini kebanyakan berupa apersepsi yang dicapai secara bertahap melalui pengalaman, dan yang

ketiga yaitu pikiran merupakan hal yang melengkapi manusia dengan pengetahuan dan hipotesis mengenai sesuatu yang berada di belakang persepsi indera.

b. Metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yang kedua yaitu

keragu-raguan. Yakni ragu-ragu akan suatu hal. Dalam pencarian ilmunya manusia membutuhkan bantuan orang yang ahli (yang telah mendalami disiplin ilmu tersebut) untuk mempelajari ilmu tersebut.

55

c. Metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yang ketiga yaitu

pembiasaan. Yakni proses belajar dengan cara pengulangan sampai merasa bahwa dirinya paham betul dengan ilmu tersebut. Proses pembelajaran ini bisa kita peroleh dengan orang-orang yang mendalami disiplin ilmu tersebut.

Sedangkan metode pendidikan agama Islam kontemporer adalah pendidikan yang mengedepankan sikap inklusif atau sikap keterbukaan dengan metode, teori, atau sistem yang baru tentang pendidikan agama Islam yang diadaptasi dari sistem pendidikan diluar pendidikan agama Islam (pendidikan umum, atau teori-teori disiplin ilmu lainnya). Sehingga dengan sikap inklusifisme dapat membuat trobosan-trobosan baru dalam sistem pendidikan yang diusung dan disesuaikan dengan perkembangan zaman.

Jadi relevansi metode pengajaran pada masa Ibnu Khaldun yaitu sama-sama menggunakan pikiran untuk mempelajari dan menganalisa sehingga dapat mencapai kemahiran dalam mempelajari suatu ilmu pengetahuan. Bedanya pada masa Ibnu Khaldun hanya terpusat pada Al-Qur‟an dan As-Sunnah sedangkan metode pada zaman sekarang diadaptasi dari sistem pendidikan umum (teori disiplin ilmu lainnya).

56

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Dari serangkaian pembahasan dan beberapa paparan diatas, maka penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Konsep pendidikan perspektif Ibnu Khaldun memiliki tujuan untuk membentuk kepribadian seseorang yang meliputi aspek agama, akhlak, sosial, dan pikiran. kemudian pendidik menurut Ibnu Khaldun adalah seseorang yang berpengetahuan luas, mempunyai kepribadian yang baik, dan profesional, karena selain menjadi pengajar di dalam kelas, pendidik harus bisa menjadi suri tauladan yang baik. Sedangkan peserta didik menurut Ibnu Khaldun adalah manusia yang memiliki akal pikiran yang sedang tumbuh dan berkembang, dan harus diberi bimbingan dan arahan agar menjadi manusia yang baik. Lalu kurikulum yang terdapat pada masa Ibnu Khaldun masih sebatas pada pengetahuan yang dikemukakan oleh guru atau sekolah dalam bentuk mata pelajaran yang terbatas atau dalam bentuk kitab-kitab tradisional tertentu, yang dikaji oleh peserta didik, dan materi yang diajarkannya yaitu ilmu Syari‟at dan ilmu bahasa, logika, hitung, dan filsafat. Dan yang terakhir yaitu metode yang dipakai. Ada tiga metode yang dipakai oleh Ibnu Khaldun diantaranya metode berpikir, yakni aplikasi akal untuk membuat analisa dan sintesa melalui alat indera (pendengaran, penglihatan, penciuman, dan perasaan).

57

mencari dan mempelajari ilmu pengetahuan. Belajar dengan cara pengulangan sampai merasa bahwa dirinya paham betul dengan ilmu tersebut.

2. Relevansi antara konsep pendidikan perspektif Ibnu Khaldun dengan pendidikan Islam kontemporer di Indonesia adalah Ibnu Khaldun memiliki konsep dasar untuk membentuk seseorang agar menjadi lebih baik dalam segi agama, akhlak, dan sosial dengan memberikan pengajaran yang memiliki manfaat dalam hubungannya dengan Allah, dan hubungannya dengan sesama manusia. Materi yang diajarkannya pun bersumber dari Al-Qur‟an dan As-Sunnah. Konsep ini dapat dipakai oleh pendidikan Islam kontemporer yang sudah sangat berbeda konsep pendidikannya. Karena pada masa kontemporer ini pendidikan hanya bersifat ilmiah saja seperti sains dan teknologi sehingga membentuk dikotomi dalam sistem pendidikan. Dikotomi dalam pendidikan menjadikan pemikiran manusia menjadi liberal yang mengakibatkan kecenderungan pemuasan nafsu yang berimbas pada sesuatu yang buruk, dalam pendidikan modern peserta didik disuguhi kisah kekerasan dari televisi. Kurikulum yang digunakan hanya menggunakan sains dan teknologi.

58

B. SARAN-SARAN

Beberapa saran dari penulis ditujukan bagi:

1. Bagi pendidik

Dari pemaparan mengenai nilai-nilai pendidikan karakter perspektif Ibnu Khaldun di atas, diharapkan dapat dijadikan rujukan dalam mengajarkan karakter pada peserta didik sehingga mampu diterapkan dalam lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.

2. Bagi lembaga pendidikan

Lembaga pendidikan merupakan lembaga yang menyediakan fasilitas dimana terdapat interaksi antara pendidik dan peserta didik dalam proses pembelajaran, maka dalam hal ini lembaga pendidikan dituntut agar mampu memberikan pendidikan yang berkualitas termasuk memberikan pendidikan karakter kepada anak didiknya agar memiliki kepribadian yang baik dan sesuai dengan harapan masyarakat karena lembaga sekolah disebut sebagai lembaga pencetak generasi bangsa. 3. Bagi penelitian

Hasil dari analisis nilai-nilai pendidikan karakter perspektif Ibnu Khaldun penulis bisa menerapkan dalam kehidupan bermasyarakat dan mempunyai karakter yang mulia.

59

DAFTAR PUSTAKA

Bakker, Anton. 1990. Metodologi Penelitian Filsafat. Yogyakarta: Kanisius. Damayanti, Deni. 2014. Panduan Implementasi Pendidikan Karakter di Sekolah.

Yogyakarta: Araska.

Departemen Agama RI. 2007. Al-Qur‟an dan Terjemah. Bandung: PT Sygma Examedia Arkanleema.

Drajat, Zakiah. 1995. Pendidikan Islam Dalam Keluarga ilmu Sekolah. Jakarta: Ruhama.

Fitriah, Fajri Rahmatul. 2016. Pendidikan Kontemporer Perspektif Ahmad Dahlan. Skripsi.

Gaffar, Fakri.Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS Pelangi Aksara.

Hisbullah. 2009. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.

Iqbal, Abu Muhammad. 2015. Pemikiran Pendidikan Islam. Yogyakarta: Pustaka

Pelajar.

Koesiemo, Doni A. 2007. Pendidikan Karakter: Startegi Mendidik Anak Zaman Global. Jakarta: Grasindo.

Maunah, Binti. 2009. Ilmu Pendidikan. Yogyakarta: Penerbit TERAS.

Megawangi, Ratna. 2004. Praktis Pembelajaran Pesantren. Yogyakarta: PT. LKS Pelangi Aksara.

Munir. Abdullah. 2010. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Pedagogia.

Raqib, Moh. 2009. Ilmu Pendidikan Islam Pengembangan Pendidikan Integratif di Sekolah, Keluarga, dan Masyarakat. Yogyakarta: PT LKS

Sahertian, Piet. 2008. Konsep Dasar dan Teknik Supervisi Pendidikan dalam Rangka Pengembangan Sumbar Daya Manusia. Jakarta: PT Rineka Cipta. Siregar, Marasudin. 1999. Konsepsi Pendidikan Ibnu Khaldun Suatu Analisa

60

Sudirman. 1989. Ilmu pendidikan. Bandung: Remadja Karya.

Sukardjo dan Komarudin, Ukim. 2009. Landasan Pendidikan Konsep Dan

Aplikasinya. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Thoha, Ahmadie. 1986. Muqaddimah Ibnu Khaldun. Jakarta: Pustaka Firdaus. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem

Pendidikan Nasional. 2004. Jakarta:PT Armas Duta Jaya.

Zainuddin.2008. Paradigma Pendidikan Terpadu. Malang: UIN-Malang Pers.

Zuhairini, dkk. 1995. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Zuhdi, Darmiyati. 2011. Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori Dan

Praktik. Yogyakarta: UNY Pres.

www.arif621.blogspot.co.id, diakses 20 September 2016. www.biografiku.com diakses 20 September 2016.

www.inherent-dikti.net, diakses 20 September 2016.

http://muhsoni-dzaki.blogspot.co.id/, diakses 15 Desember 2016. https://www.repostory.uin-suka.ac.id, diakses 20 September 2016.

https://www.algunturi.blogspot.co.id/2010/01/pendidikan-islam-kontemporer.html di akses pada 15 Januari 2017.

https://www.gadisgigikelinci.blogspot.co.id/pendidikan-islam-kontemporer, diakses 15 Januari 2017.

BIOGRAFI PENULIS

NAMA : ARIYANI NURAHMAWATI

TEMPAT, TANGGAL LAHIR : KAB. SEMARANG, 30 JANUARI 1995

AGAMA : ISLAM

ALAMAT : CLUSTER FONTANIA BLOK N3 NO 24,

METLAND, BEKASI.

Riwayat pendidikan formal

1. Tamatan : RA Al-Muntadlor Ungaran Barat Tahun

2000

2. Tamatan : MI Ma‟arif Lerep Tahun 2006

3. Tamatan : MTs. NU Ungaran Tahun 2009

4. Tamatan : MAN Salatiga Tahun 2012

5. Kuliah Strata Satu (S1) Jurusan Pendidikan Agama Islam

(PAI) dan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan (FTIK) Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga Tahun 2012 sampai sekarang.

DAFTAR NILAI SKK

NAMA : AriyaniNurahmawati

FAKULTAS/JURUSAN : PAI

NIM : 111-12-070

DOSEN PEMBIMBING : H. Agus Ahmad Su‟aidi, M.A.

NO NAMA KEGIATAN PELAKSANAAN STATUS SKOR

1 OPAK STAIN SALATIGA

2012 05-07 September 2012 Peserta 3 2 OPAK JurusanTarbiyah STAIN Salatiga 08-09 September 2012 Peserta 3 3 Entrepreneurship danPerkoperasian 2012 11 September 2012 Peserta 2 4 Achevment Motivation Training 12 September 2012 Peserta 2

5 Library User Education

(PendidikanPemakaiPerpustak aan)

13 September 2012 Peserta 2

6 Hujab Class & Beauty Demo 28 Oktober 2012 Peserta 2

7 PelatihanKaryaTulisIlmiah

(PKTI) HMJ Tarbiyah STAIN Salatiga 16 Maret 2013 Panitia 2 8 Seminar Nasional “AhlussunnahWaljama‟ahdala PerspektifIslam Indonesia 26 Maret 2013 Panitia 8

9 PelatihanStrategiSuksesKuliah 08 Juni 2013 Peserta 2

10 SuratTugasMengajarPramuka MI Ma‟arifLerepTahun 2013/2014 01 Juli 2013 Pembimbi ng 7

11 Seminar Nasional “SosialisasiPancasila, UUD RI 1945, NKRI” 13 Juli 2013 Peserta 8 12 LombaBerhijab (SemangatHMIwati, RefleksiPerjuangan R.A Kartini) 20 April 2014 Peserta 2 13 SuratTugasMengajarPramuka MI Ma‟arifLerepTahun 2014/2015 12 Juli 2014 Pembimbi ng 7

Dokumen terkait