DAFTAR LAMPIRAN
III. METODELOGI PENELITIAN
3.2. Metode Penelitian
3.2.3 Metode Pemilihan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik quota sampling. Qouta
sampling adalah teknik sampling nonprofitabilitas yang berupa judgement
sampling dua tahap. Tahap pertama terdiri dari mengembangkan kategori kendali
atau kuota elemen populasi. Tahap kedua elemen sampel dipilih berdasarkan kemudahan atau judgement (Malhotra, 2005). Populasi dari sampel adalah jumlah mahasiswa strata satu. Populasi mahasiswa S1 IPB per Desember 2011 terlihat pada Tabel 5.
Pertama penentuan jumlah sampel dilakukan berdasarkan rumus Slovin (Umar, 2003), yaitu:
………. (1) Keterangan:
n = jumlah contoh N = jumlah populasi e = nilai kritis yang digunakan 10 persen
Berdasarkan rumus Slovin didapat jumlah responden sebanyak 100 responden.
Tabel 5 . Populasi mahasiswa S1 Institut Pertanian Bogor
Fakultas Laki- laki Perempuan Jumlah
Pertanian 449 716 1165
Kedokteran Hewan 218 295 513
Perikanan dan Ilmu kelautan 437 546 983
Peternakan 236 386 622
Kehutanan 465 583 1048
Teknologi Pertanian 608 580 1188
Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam 771 1092 1863
Ekonomi dan Manajemen 411 972 1383
Ekologi Manusia 195 667 862
Jumlah 3790 5837 9627
Selanjutnya dilakukan pembagian jumlah responden dari setiap fakultas yang ada agar respondennya terwakili.
FAPERTA : FKH : FPIK : FAPET : FAHUTAN : FATETA : FMIPA : FEM : FEMA :
Berdasarkan hasil perhitungan quota sampling, maka didapat jumlah mahasiswa yang akan dijadikan responden untuk tiap fakultas. Perhitungan di atas di rangkum dalam Tabel 6.
Tabel 6. Hasil quota sampling tiap fakultas
Fakultas Jumlah Responden (orang)
Pertanian 12
Kedokteran Hewan 5
Perikanan dan Ilmu kelautan 10
Peternakan 7
Kehutanan 11
Teknologi Pertanian 12
Matematika dan Ilmu pengetahuan Alam 19
Ekonomi dan Manajemen 15
Ekologi Manusia 9
3.2.4 Pengolahan dan Analisis Data
Data yang telah didapat melalui penyebaran kuisioner dan wawancara selanjutnya diolah dengan software agar kesalahan dalam penelitian dapat diminimalisir. Namun sebelum data diolah, alat pengumpul data (kuisioner) diuji dulu validitas dan reliabilitasnya.
1. Uji kesahan (Validitas)
Validitas ukuran yang menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa yang ingin diukur. Selain itu validitas juga dapat diartikan dengan ukuran yang menunjukkan tingkat keabsahan suatu instrumen penelitian. Instrumen dianggap sah (valid) apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan mampu memperoleh data yang tepat dari variabel yang diteliti. Uji validasi digunakan untuk menentukan suatu besaran yang menyatakan bagaimana kuat hubungan suatu variabel dengan variabel lain. Untuk mengukur korelasi antar pertanyaan dengan skor total digunakan korelasi product moment (Umar, 2003)
√[ ∑ ∑ ∑ ∑ ∑ ][ ∑ ∑ ]...………... (2)
Keterangan :
n = jumlah responden x = skor masing-masing pertanyaan y = skor total r = indeks validitas
Bila diperoleh r hitung lebih besar dari r tabel pada tingkat signifikansi ( 0,05 maka pertanyaan pada kuisioner mempunyai validitas konstruk atau terdapat konsistensi internal dalam pernyataan tersebut dan layak digunakan.
Uji validitas dilakukan pada jenis data yang memiliki skala Likert. Atribut dianggap valid ketika nilai > . Penelitian ini menggunakan tingkat sebesar 5 persen. Berdasarkan perhitungan menggunakan korelasi Pearson
product moment diketahui bahwa semua atribut valid karena semua hasil
Tabel 7. Hasil uji validitas atribut
No Atribut Keterangan
1 Produk berkualitas 0.500 Valid
2 Bentuk fashionable 0.442 Valid
3 Banyak varian (bermacam-macam tipe) 0.529 Valid
4 Fasilitas multimedia 0.630 Valid
5 Produk inovatif 0.629 Valid
6 Penggunaan mudah 0.608 Valid
7 Garansi lama 0.688 Valid
8 Harga Kompetitif 0.438 Valid
9 Harga jual kembali stabil 0.709 Valid
10 Kemudahan dalam membeli 0.673 Valid
11 Teknologi canggih 0.451 Valid
12 Kemudahan mendapatkan suku cadang 0.657 Valid 13 Costumer service yang responsive 0.767 Valid 14 Terdapat outlet resmi diberbagai kota 0.700 Valid
2. Uji Keandalan (Reliabilitas)
Reliabilitas adalah suatu nilai yang menunjukkan konsistensi suatu alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap alat pengukur seharusnya memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten (Umar, 2003). Uji reliabilitas alat untuk penelitian kali ini menggunakan metode
Cronbach.
Metode Cronbach digunakan untuk mencari reliabilitas instrument yang skornya merupakan rentangan antara beberapa nilai, misalnya 0-10 atau 0-100 atau bentuk skala 1-3, 1-5, atau 1-7. Rumus ini dapat ditulis sebagai berikut (Umar, 2003):
( ∑ )
………
(3)Keterangan:
= Reliabilitas instrument k = banyak butir pertanyaan = varian total ∑ = jumlah varian butir Jumlah varian butir dicari dulu dengan cara mencari nilai varian tiap butir kemudian jumlahkan, (Umar, 2003) seperti yang dipaparkan berikut ini :
∑ ∑
Keterangan:
n = jumlah responden
X = nilai skor yang dipilih (total nilai dari nomor-nomor butir pertanyaan)
Berdasarkan teknik Crobanch, diketahui bahwa pertanyaan dalam kuisioner reliabel. Hal ini terlihat pada nilai Crobanch’ Alpha sebesar 0.751. Kuisioner dianggap reliabel ketika nilai Crobanch’ Alpha diatas 0.600.
Pengolahan dan analisis data menggunakan software Microsoft Exel 2010,
Minitab 14, dan SPSS 16.0 for Windows. Alat analisis yang digunakan pada penelitian kali ini adalah analisis deskriptif, uji Cochran, analisis Multi
Dimensional Scaling dan regresi logistik.
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskripstif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, objek, suatu sistem pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki (Nazir, 1988).
2. Uji Cochran
Uji Cochran digunakan pada data dengan skala pengukuran nominal atau
untuk informasi dalam bentuk terpisah dua (dikotomi). Maksud uji ini adalah untuk mengetahui perbedaan berbagai perlakuan terhadap subjek yang sama dalam angka skala nominal. Selain itu pengujian ini digunakan untuk mengetahui keberadaan hubungan antara beberapa variabel.
Langkah-langkah dalam uji Cochran (Umar, 2003) adalah sebagai berikut: 1. Hitung statistik Q dengan rumus
∑ ∑ ………. (5) Keterangan:
C = banyaknya variabel (asosiasi) = jumlah baris jawaban “ya” =
jumlah kolom jawaban “ya”
N = total besar3. Multi Dimensional Scaling
Menurut Simamora (2005) MDS merupakan salah satu prosedur yang digunakan untuk memetakan persepsi dan preferensi para responden secara visual dalam peta geometri. Peta geometri yang biasa disebut spatial map atau
perceptual map, merupakan penjabaran berbagai dimensi yang berhubungan. Peta
ini berbentuk dua dimensi, satu pada sumbu horizontal (sumbu X), satu lagi pada sumbu vertikal (sumbu Y). MDS merupakan teknik multivariate dalam golongan
interdependence technique. Dalam pemasaran, umumnya MDS digunakan dalam
memetakan persepsi. Informasi yang diberikan MDS juga dapat dipakai dalam berbagai pemasaran lainnya seperti: pengukuran citra, segmentasi pasar, pengembangan produk baru, menilai efektivitas iklan, analisis harga, keputusan saluran, konstruksi skala sikap.
Hasil dari MDS berupa perceptual map, berupa peta geometris yang menyatakan hubungan atau perbandingan antar merek berdasarkan atribut atau dimensi yang diukur. Baik atau buruknya perceptual map yang dihasilkan dapat dilihat dari nilai RSQ dan stres yang didapat. RSQ adalah indeks korelasi pangakat dua yang menyatakan varians data yang dapat dijelaskan oleh model. Sedangkan stres adalah skor yang menyatakan ketidaktepatan pengukuran (Simamora, 2005).
IV.
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Perusahaan
Nokia Corporation pertama kali beroperasi pada awal tahun 1980 sebagai pemimpin dalam komunikasi mobile di Asia Pasifik. Sejak berdiri Nokia
Corporation telah berhasil memimpin di pasaran, dan bisnis telah berkembang di
semua negara untuk memenuhi kebutuhan pelanggan dan perkembangan industri telekomunikasi di negara tersebut. Kantor regional Nokia (Nokia Treasury Asia) beroperasi di Alexandra Technopark Singapura, yang terdiri dari dari 700 staf pekerja profesional yang menjadi pelopor dalam inovasi teknologi, produk dan solusi bisnis untuk 20 pasar yang berbeda dan semua kantor Nokia di wilayah Asia-Pasifik.
Pusat perbendaharaan regional Nokia (Nokia Treasury Asia) beroperasi di luar Singapura sebagai in-house bank untuk cabang-cabang Nokia di wilayah Asia Pasifik, sedangkan Nokia Research Centre (unit penelitian perusahaan) berkantor di Jepang dan Cina. Nokia juga membuat produk selain tiga fasilitas utama di Masan, Korea, dan Beijing dan Dongguan di Cina.
Mulai bulan Januari 2004, Nokia mengaktifkan struktur organisasi globalnya untuk memperkuat fokus pada pemusatan, pasar mobilitas baru dan perkembangan. Untuk mencari daerah bisnis baru dalam era Mobilitas, selain terus mengembangkan kepemimpinannya dalam komunikasi suara mobile, Nokia mempunyai empat grup bisnis untuk menemukan dinamika unik dari setiap bisnis.
1. Ponsel
Nokia menawarkan bermacam-macam ponsel yang sangat kompetitif untuk segmen pasar yang luas. Nokia mengembangkan ponsel untuk semua standar penting dan segmen pasar di lebih dari 130 negara. Pengembangan ini berbasis pada teknologi WCDMA, GSM, CDMA dan TDMA. Ponsel berfokus pada fitur yang kaya, ponsel yang ditargetkan untuk pasar global. 2. Multimedia
Nokia menghadirkan multimedia mobile untuk pelanggan dalam bentuk perangkat mobile lanjutan dan aplikasi. Produk-produknya mempunyai
fitur dan fungsionalitas seperti imaging, game, musik, media dan bermacam-macam konten menarik, seperti perangkat tambahan mobile dan solusi yang inovatif.
3. Jaringan
Nokia menawarkan infrastruktur jaringan, teknologi dan layanan terkait, berdasarkan pada standar nirkabel utama untuk operator mobile dan service
provider. Berfokus pada teknologi GSM, grup berorientasi kepemimpinan
dalam jaringan radio GSM, EDGE dan WCDMA. Jaringan Nokia telah diinstall pada sebagian besar pasar global yang telah mengadopsi standar ini. Jaringan juga merupakan provider pemimpin dari akses broadband dan jaringan TETRA untuk pengguna profesional dalam keselamatan publik dan sektor keamanan.
4. Solusi Perusahaan
Nokia menyediakan bermacam-macam terminal dan solusi konektivitas
mobile tanpa batas pada arsitektur mobilitas end-to-end, khusus untuk
membantu bisnis dan institusi worldwide meningkatkan performansi mereka melalui mobilitas yang ditingkatkan. Solusi end-to-end
menawarkan bermacam-macam perangkat mobile yang dioptimalkan untuk bisnis pada front end, sampai portfolio gateway yang dioptimalkan untuk bisnis mobile pada back end meliputi: email nirkabel dan internet, mobilitas aplikasi, perlindungan pesan, jaringan privat virtual, firewall, dan perlindungan dari gangguan.
4.2. Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini adalah mahasiswa strata satu Institut Pertanian Bogor (IPB) yang memiliki HP dan pernah memiliki HP Nokia. Penentuan responden dalam penelitian ini didasarkan pada quota sampling
berdasarkan fakultas-fakultas yang terdapat di IPB. Hal ini bertujuan agar responden menyebar secara acak dan dapat mewakili tiap Fakultas.
Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin diketahui bahwa responden didominasi responden perempuan sebanyak 55% dari 100 responden atau sebanyak 55 orang, sedangkan responden laki-laki sebanyak 45 orang atau
45% dari jumlah responden. Hal ini senada dengan populasi mahasiswa strata satu IPB yang lebih di dominasi oleh mahasiswa perempuan sehingga mayoritas responden berjenis kelamin perempuan. Gambar 5 memperlihatkan karakteristik responden tersebut.
Gambar 5. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin
Berdasarkan pengeluaran total per bulan, sebagian besar responden menghabiskan pengeluaran pada rentang Rp 500.000-Rp 1.000.000 sebanyak 76%. Selanjutnya mahasiswa menghabiskan pengeluaran total per bulan sebanyak Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 sebanyak 12% dari total responden yang ada. Hasil pengeluaran per bulan dapat digunakan perusahaan sebagai gambaran karakteristik responden berdasarkan pengeluaran sehingga dapat dijadikan referensi bagi Nokia Corporation pada khususnya. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 6.
Gambar 6. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran total per bulan
Karakteristik selanjutnya berdasarkan pengeluaran dana dalam pembelian HP yang dimilikinya. Pada urutan pertama yaitu 36% responden mengeluarkan biaya sebesar Rp 750.000-Rp 1.500.000 untuk membeli HP. Pada urutan selanjutnya sebanyak 32% mengeluarkan biaya sebesar Rp 1.500.000-Rp 2.250.000 untuk membeli HP. Hasil penelitian ini dapat digunakan Nokia
Jenis Kelamin
Perempuan 55% Laki-laki 45%
Pengeluaran total per bulan
Rp 500.000-Rp 1.000.000 (76%) Rp 1.000.000-Rp 1.500.000 (12%) <Rp 500.000 (8%)
Corporation sebagai acuan agar memproduksi serta menjual produknya bagi kaum muda dengan rentang harga berkisar Rp 750.000-Rp 1.500.000. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 7.
Gambar 7. Karakteristik responden berdasarkan pengeluaran yang
digunakan dalam pembelian Handphone
Hasil penelitian memperlihatkan sebanyak 86% responden menggunakan HP Nokia. Sisanya atau sebesar 14% menggunakan HP merek lain. Hasil ini dapat digunakan sebagai informasi bagi perusahaan bahwa rata-rata kaum muda khususnya mahasiswa menggunakan HP merek Nokia. Hal ini menandakan bahwa mahasiswa termasuk target pasar utama yang patut diperhitungkan bagi Nokia Corporation. Hasil selengkapnya dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8. Karakteristik responden berdasarkan merek Handphone
yang digunakan
Terkadang seseorang tidak hanya menggunakan satu merek HP, pada hasil penelitian banyak pengguna Nokia yang tidak hanya menggunakan HP merek Nokia tetapi menggunakan HP merek lain. Hasil penelitian memperlihatkan sebesar 29% dari 86 orang pengguna Nokia hanya menggunakan Nokia tanpa menggunakan HP merek lainnya. Sedangkan 71% lainnya menggunakan HP merek lain disamping menggunakan Nokia sebagai HPyang digunakannya. Hasil
Pengeluaran untuk membeli HP
Rp 750.000-Rp 1.500.000 (36%) Rp 1.500.000-Rp 2.250.000 (32%) >Rp 2.250.000 (17%) <Rp 750.000 (15%)
HP yang digunakan
Nokia (86%) Blackberry (9%) Samsung (2%) Sony Ericsson (1%) Lainnya (2%)pengukuran tingkat loyalitas responden ini dapat dijadikan bahan masukan bagi perusahaan sehingga dapat menciptakan konsumen yang loyal terhadap produk Nokia. Selengkapnya dilihat pada Gambar 9.
Gambar 9. Loyalitas pengguna Nokia
Hasil penelitian memperlihatkan sebesar 28% pengguna Nokia yang tidak loyal, menggunakan Blackberry sebagai HP merek lain yang mereka gunakan. Sebanyak 28% responden yang tidak loyal menggunakan HP merek Sony Ericsson sebagai HP merek lain yang mereka gunakan. Hasil ini dapat dijadikan informasi bagi perusahaan untuk mengetahui merek pesaing Nokia yang banyak digunakan oleh konsumen. Penggunaan HP merek lain selain menggunakan Nokia dapat dilihat pada Gambar 10.
Gambar 10. Penggunaan handphone lain di samping menggunakan Nokia
4.3. Analisis Brand Image Nokia 4.3.1 Analisis Brand Awareness
Pengukuran tingkat kesadaran yang dilakukan dalam penelitian kali ini meliputi analisis top of mind, analisis brand recall, analisis brand recognition, dan analisis unware brand. Perhitungan mengenai analisis brand awareness
menggunakan analisis deskriptif.
Loyalitas
Tidak Loyal (71%) Loyal (21%)
Handphone yang digunakan disamping
menggunakan Nokia
Blackberry (28%) Sony Ericsson (28%) Samsung (19%) Nexian (5%) LG (4%) Lainnya (8%)Berdasarkan hasil perhitungan jawaban responden mengenai top of mind
di dapat bahwa merek yang menempati urutan pertama dalam puncak pikiran responden adalah Nokia dengan tingkat presentase sebesar 76%. Hal ini dimungkinkan karena Nokia merupakan perusahaan HP yang telah mapan dan memiliki pangsa pasar yang cukup luas di Indonesia sehingga sebanyak 86% responden menggetahui HP merek Nokia. Pada urutan kedua ditempati oleh Blackberry dengan presentase 13%. Selengkapnya dapat dilihat pada Tabel 8
Tabel 8. Hasil perhitungan analisis top of mind
No Merek Jumlah diingat Presentase (%)
1 Nokia 76 76 2 Blackberry 13 13 3 Sony Ericsson 4 4 4 Samsung 4 4 5 Motorola 1 1 6 Apple 1 1 7 K-Touch 1 1 Total 100 100
Berdasarkan perhitungan diketahui bahwa Sony Ericsson menjadi merek yang paling banyak diingat kembali (brand recall) setelah menyebutkan satu merek yang paling diingat. Sony Ericsson menempati urutan pertama dengan presentase sebesar 24 %. Sebelumnya Sony Ericsson menempati urutan ketiga pada perhitungan top of mind. Samsung yang sebelumnya menempati urutan keempat pada perhitungan top of mind, tapi pada perhitungan brand recall
menempati urutan kedua dengan presentase sebesar 22%. Nokia menempati urutan keenam dengan presentase sebesar 7%. Hal ini dikarenakan Nokia telah menempati peringkat pertama pada perhitungan top of mind.
Tabel 9. Hasil perhitungan Brand Recall
No Merek Jumlah diingat Presentase (%)
1 Sony Ericsson 84 24
2 Samsung 78 22
3 Blackberry 60 18
Lanjutan Tabel 9.
No Merek Jumlah diingat Presentase (%)
5 Nexian 31 9
6 Nokia 23 7
7 Motorola 15 4
8 Siemens 13 3
Jumlah 348 100
Analisis ketiga dalam brand awareness adalah brand recognition. Hasil dari perhitungan menunjukkan bahwa semua responden mengetahui dan telah mencantumkan Nokia pada pertanyaan mengenai top of mind dan brand recall.
Hal ini berarti bahwa responden tidak perlu diingatkan kembali tentang Nokia karena semua responden telah mengetahuinya. Hal ini juga berarti bahwa nilai
unaware brand pada Nokia adalah nol karena semua responden telah
mengetahuinya. Dapat disimpulkan pula bahwa Nokia merupakan merek yang terkenal di kalangan responden.
4.3.2 Analisis Brand Association
Penelitian ini menggunakan uji Cochran untuk menganalisis atribut-atribut yang menjadi citra merekNokia. Atribut-atribut yang diuji sebanyak empat belas atribut, yaitu :
1. Produk berkualitas 2. Bentuk fashionable
3. Banyak varian (bermacam-macam tipe) 4. Fasilitas multimedia
5. Produk inovatif 6. Penggunaan mudah 7. Garansi lama 8. Harga kompetitif
9. Harga jual kembali stabil 10.Kemudahan dalam membeli 11.Teknologi canggih
12.Kemudahan dalam mendapatkan suku cadang
13.Costumer service yang responsive
Atribut yang menjadi citra merek ini diperoleh dari analisis Cochran.
Pengujian analisis Cochran dilakukan terus-menerus dengan menghilangkan
atribut kuisioner yang memiliki jawaban “Ya” paling sedikit hingga diperoleh
hasil . Berdasarkan hasil yang terlihat pada Tabel 10, diketahui bahwa atribut yang menjadi citra merek Nokia adalah atribut nomor 1, 6, 10, 14. Dari hasil perhitungan diperoleh atribut yang menjadi citra merek utama dari Nokia adalah:
1. Produk berkualitas 2. Penggunaan mudah
3. Kemudahan dalam membeli
4. Terdapat outlet resmi diberbagai kota
Asosiasi produk yang berkualitas termasuk dalam citra merek Nokia. Nokia memiliki tim khusus profesional yang bertugas untuk memproduksi barang serta memiliki tim Quality Control yang bertugas untuk mempertahankan standar kualitas produk-produk Nokia yang akan di jual dipasaran. Produk Nokia juga memiliki tingkat keawetan yang tinggi. Artinya ponselnya tahan banting sehingga bisa digunakan dalam waktu relatif lama. Menurut Head of Brand Communication
Strategy Nokia Indonesia Triari Senawiran, Nokia memiliki citra merek yang
sangat kuat berkat kualitas yang terjaga. Konsumen tak ragu memilih produk- produk Nokia yang memang sudah teruji keandalannya sehingga hal ini dapat meningkatkan penjualan.
Tabel 10. Hasil perhitungan brand association dengan uji Cochran
Iterasi Atribut df Terima/Tolak Ho 1 Analisis semua atribut 13 109.600 22.026 Tolak Ho 2 Eliminasi No 2, 7, 9 10 80.178 18.307 Tolak Ho 3 Eliminasi No 2, 7, 9, 11, 13 8 49.381 15.507 Tolak Ho 4 Eliminasi No 2, 5, 7, 8, 9, 11, 13 7 38.671 14.067 Tolak Ho
Lanjutan Tabel 10.
Iterasi Atribut df Terima/Tolak Ho 5 Eliminasi No 2, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13 4 10.087 9.488 Tolak Ho 6 Eliminasi No 2, 3, 4, 5, 7, 8, 9, 11, 12, 13 3 5.526 7.815 Terima Ho Asosiasi yang kedua adalah penggunaan yang mudah. Produk-produk H P Nokia memang terkenal userfriendly atau dapat digunakan dengan mudah. Produk Nokia dibuat dengan desain yang menarik, elegan serta mudah digunakan. Keypad yang terdapat pada produk dipilih senyaman mungkin sehingga memudahkan dalam penggunaan produk. Hal ini menjadikan citra merek tersendiri terhadap produk Nokia yang pada akhirnya dapat mempengaruhi konsumen dalam pembelian.
Asosiasi ketiga yang termasuk dalam citra merek Nokia adalah kemudahan dalam membeli. Menurut Head of Brand Communication Strategy
Nokia Indonesia Triari Senawiran, kemudahan dalam membeli didukung dengan layanan pelanggan yang tersebar di berbagai kota di Indonesia. Saat ini Nokia memiliki 38.000 outlet purna jual yang terdiri dari gerai Nokia Store yang dikelola distributor resmi seperti Global Teleshop, dan general store yang berada di pusat penjualan elektronik seperti Mal Mangga Dua, Roxy Mas, dan lainnya. Jumlah itu menjadikan Nokia sebagai brand yang memiliki gerai penjualan dan layanan pelanggan terbanyak. Dengan adanya hal ini maka Nokia dapat dikatakan unggul dalam hal pendistribusian produk sehingga dapat memperoleh konsumen yang lebih banyak dibanding pesaingnya.
Asosiasi keempat yang termasuk dalam citra merek Nokia adalah terdapat outlet resmi diberbagai kota. Dengan baiknya sistem pendistribusian Nokia, maka Nokia melakukan perluasan pasar dengan cara membuka outlet resmi dari Nokia
Corporation untuk memenuhi kebutuhan konsumen dalam pembelian HP di outlet
resmi. Menurut Ari Fadyl, Online Marketing Manager Nokia Indonesia Nokia
Corporation memiliki 51 outlet resmi di seluruh Indonesia. Selain itu dibukanya
outlet resmi Nokia di kota-kota besar juga dapat menarik perhatian konsumen sehingga dapat meningkatkan penjualan yang ada. Hal ini memberikan nilai lebih
bagi Nokia Corporation dimata masyarakat dan dapat meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap perusahaan Nokia.
4.4. Analisis Brand Image Nokia dalam Pasar HP
Analisis ini menggunakan alat analisis Multi Dimensional Scaling (MDS). Data yang digunakan pada MDS ini menggunakan data selang (interval) yang diperoleh dari konversi data ordinal pada kuesioner. Data ordinal yang digunakan menggunakan skala Likert satu sampai lima, arti dari skala tersebut dapat dilihat dalam Tabel 11, berikut :
Tabel 11. Skala Likert
Keterangan Skor Sangat setuju 5
Setuju 4
Cukup setuju 3
Tidak setuju 2
Sangat tidak setuju 1
Data ordinal yang diperoleh dikonversikan dengan bantuan software
Minitab 14. Data hasil konversi tersebut kemudian dirata-ratakan tiap merek
sehingga didapat skor rataan pada Tabel 12.
Tabel 12. Skor rataan untuk MDS
No Atribut Nokia SE Samsung LG BB
1 Produk berkualitas 3.6652 3.6652 3.2681 3.6652 3.2681 2 Bentuk fashionable 3.0627 2.8583 3.6652 3.6652 2.7550 3 Banyak varian (bermacam-
macam tipe) 3.6652 3.4209 3.2681 2.9854 3.4209 4 Fasilitas multimedia 3.6652 3.2681 3.0627 3.6652 3.6652 5 Produk inovatif 3.4209 3.6652 3.2681 3.6652 2.8583 6 Penggunaan mudah 3.6652 3.6652 3.6652 3.1543 3.4209 7 Garansi lama 3.4209 2.9854 3.6652 2.8583 2.9854 8 Harga kompetitif 3.6652 2.8583 3.0627 3.6652 3.0627 9 Harga jual kembali stabil 3.4209 3.2681 3.4209 3.1543 3.4209 10 Kemudahan dalam
membeli
3.4209 3.6652 2.9854 3.2681 3.6652 11 Teknologi canggih 3.6652 3.6652 3.6652 3.2681 3.6652 12 Kemudahan dalam
mendapatkan suku cadang
3.6652 3.6652 3.6652 3.1543 3.4209 13 Customer service yang
responsive
3.2680 2.8043 2.8043 3.2681 3.6652 14 Terdapat outlet resmi
dimana-mana
Selanjutnya data tersebut dianalisis dengan mengunakan analisis MDS. Hasil analisis tersebut berbentuk perceptual map. Perceptual map dibuat dalam dua dimensi karena dengan perceptualmap dapat dilihat citra yang dimiliki oleh Nokia dan siapa pesaing terdekat menggunakan perhitungan jarak Euclidean.
Prinsip jarak Euclidean yaitu semakin kecil jarak Euclidean, semakin dekat jarak setiap objek, maka semakin kuat citra yang dimiliki atau semakin tinggi tingkat persaingan dengan pesaing terdekatnya. Perhitungan jarak Euclidean dapat dilakukan dengan menggunakan rumus:
√ ………..(12) Keterangan: Ed = jarak Euclidean xm = absis merek acuan
xi = absis pesaing ke-I ym = ordinat merek acuan yi = ordinat pesaing ke-i
MDS dapat digunakan untuk melihat atribut-atribut mana saja yang menjadi citra merek. Tapi sebelumnya telah dihitung atribut-atribut yang menjadi citra merek Nokia menggunakan uji Cochran sehingga hasil pada MDS ini hanya melihat citra merek HP ketika dinilai bersamaan dengan pesaingnya pada pasar HP.
Gambar 11 memperlihatkan posisi telepon selular terhadap atribut- atributnya. Gambar tersebut secara visual dapat digunakan untuk menentukan atribut mana yang akan menjadi citra merek HP bila dibandingkan dengan