• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dengan jenis data time series periode 2000-2009 dan diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS) Pusat. Data yang dikumpulkan berupa data Produk Domestik Bruto (PDB) atas dasar harga konstan, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) menurut lapangan atas dasar harga konstan Provinsi Bali, PDRB per kapita dan laju pertumbuhan PDRB Kabupaten Buleleng, Kabupaten Jembrana, Kabupaten Badung, Kabupaten Bangli, Kabupaten Karangasem, Kabupaten Klungkung, Kabupaten Gianyar, Kabupaten Tabanan, Kota Denpasar, dan Provinsi Bali serta data terkait lainnya yang berhubungan dengan penelitian ini. Pengolahan data dilakukan dengan bantuan perangkat lunak software Microsoft Excel.

3.2. Metode Analisis

3.2.1 Metode Tipologi Klassen

Alat analisis Tipologi Klassen digunakan untuk menganalisis posisi dan pola perekonomian kabupaten/kota di Provinsi Bali yang diukur melalui perbandingan tingkat pertumbuhan dan pendapatan per kapita kabupaten/kota terhadap Provinsi Bali sebelum dan sesudah tragedi bom. Tipologi Klassen pada dasarnya membagi daerah berdasarkan dua indikator utama, yaitu pertumbuhan ekonomi daerah dan pendapatan per kapita daerah.

Dengan menentukan rata-rata pertumbuhan ekonomi sebagai sumbu vertikal dan rata-rata pendapatan per kapita sebagai sumbu horizontal, daerah

yang diamati dapat dibagi menjadi empat klasifikasi, yaitu: daerah cepat-maju dan cepat-tumbuh (high growth and high income), daerah maju tapi tertekan (high income but low growth), daerah berkembang cepat (high growth but low income), dan daerah relatif tertinggal (low growth and low income) (Aswandi dan Kuncoro, 2002: 27-45).

Gambar 3.1 Klasifikasi Kabupaten/Kota Menurut Tipologi Klassen.

Pertumbuhan Ekonomi (Sumbu y)

PDRB per kapita (Sumbu x)

Kriteria yang digunakan untuk membagi daerah kabupaten/kota dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: (1) daerah cepat-maju dan cepat tumbuh,

daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih tinggi dibanding rata-rata Provinsi Bali; (2) daerah maju tapi tertekan, daerah yang memiliki pendapatan per kapita lebih tinggi, tetapi tingkat pertumbuhan ekonominya lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Bali; (3)

daerah berkembang cepat adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan tinggi, tetapi tingkat pendapatan per kapita lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Bali; (4) daerah relatif tertinggal adalah daerah yang memiliki tingkat pertumbuhan ekonomi dan pendapatan per kapita yang lebih rendah dibanding rata-rata Provinsi Bali. Dikatakan “tinggi” apabila indikator di suatu kabupaten/kota lebih tinggi dibandingkan rata-rata seluruh kabupaten/kota di

Kuadran III Daerah Berkembang Cepat

Kuadran IV Daerah Relatif Tertinggal

Kuadran I Daerah Cepat Maju dan

Cepat Tumbuh Kuadran II Daerah Maju tapi

Provinsi Bali dan digolongkan “rendah” apabila indikator di suatu kabupaten/kota lebih rendah dibandingkan rata-rata seluruh kabupaten/kota di Provinsi Bali.

3.2.2. Metode Shift Share

Analisis ini digunakan untuk menganalisis pertumbuhan dan pergeseran sektor-sektor perekonomian sebelum dan sesudah tragedi bom yang dibagi dua periode waktu: 2000-2001 (sebelum bom Bali 1); 2003-2004 (sesudah bom Bali 1 atau sebelum bom Bali 2); 2006-2007 (sesudah bom Bali 2); dan 2008-2009. Analisis ini dapat dilakukan pada tingkat kabupaten/kota provinsi maupun nasional. Terdapat enam langkah utama dalam analisis shift share. Keenam langkah tersebut adalah sebagai berikut:

1. Menentukan wilayah yang akan dianalisis.

Wilayah analisis dapat dilakukan di tingkat provinsi, kabupaten, atau kota. Jika wilayah analisis yang dipilih adalah kabupaten atau kota maka wilayah atasnya adalah provinsi atau nasional. Dalam penelitian ini analisis dilakukan di tingkat provinsi (Provinsi Bali) dan wilayah atasnya adalah nasional (Indonesia). 2. Menentukan indikator kegiatan ekonomi dan periode analisis.

Indikator yang umum digunakan adalah pendapatan dan kesempatan kerja. Pendapatan di suatu wilayah dicerminkan oleh nilai PDRB (tingkat kabupaten, kota, atau provinsi) dan PDB (tingkat nasional). Dalam penelitian ini indikator yang digunakan yaitu PDRB Provinsi Bali dan PDB Indonesia.

3. Menentukan sektor ekonomi yang akan dianalisis.

Dalam penelitian ini sektor yang menjadi fokus utama yaitu sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan sektor jasa-jasa.

4. Menghitung perubahan indikator kegiatan ekonomi.

Misal, dalam suatu negara terdapat m wilayah (j = 1,2,3,...,m) dan n sektor ekonomi (i = 1,2,3,...,n).

a. PDB Indonesia dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun dasar analisis.

Yij=

Di mana:

Y i = PDB Indonesia dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun dasar analisis,

Yij = produksi dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada wilayah j pada tahun dasar analisis.

b. PDB Indonesia dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun akhir analisis.

Y’ij = Di mana:

Y’i = PDB Indonesia dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun akhir analisis,

Y’ij = produksi dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada wilayah j pada tahun akhir analisis.

1. PDB Indonesia pada tahun dasar analisis dan tahun akhir analisis dirumuskan sebagai berikut:

a. PDB Indonesia pada tahun dasar analisis

Di mana :

Y.. = PDB Indonesia dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada tahun dasar analisis,

Yij = produksi provinsi dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada wilayah j pada tahun dasar analisis

b. PDB Indonesia pada tahun akhir analisis.

Y’.. =

Di mana :

Y’.. = PDB Indonesia pada tahun akhir analisis,

Y’ij = produksi dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis. 2. Perubahan produksi sektor i pada wilayah j dapat dirumuskan sebagai

berikut.

Δ Yij = Y’ij – Yij Di mana :

Δ Yij = perubahan produksi sektor i pada wilayah j,

Yij = produksi dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis, Y’ij = produksi dari sektor i pada wilayah j pada tahun akhir analisis. 3. Persentase perubahan PDRB adalah sebagai berikut.

% Δ Yij = Y’ij – Yij * 100

5. Menghitung rasio indikator kegiatan ekonomi (Produksi/Kesempatan Kerja). a. Rasio produksi sektor i pada wilayah j (ri)

ri = (Y’ij – Yij) Yij Di mana :

ri = rasio produksi sektor i pada wilayah j

Yij = PDRB Provinsi Bali dari sektor perdagangan, hotel, dan restoran pada wilayah j pada tahun dasar analisis,

Y’ij = produksi dari sektor i pada wilayah j pada tahun akhir analisis. b. Rasio produksi (nasional) sektor i (Ri)

Ri = (Y’i – Yi) Yi Di mana :

Ri = rasio produksi (nasional) sektor i,

Yi = PDB Indonesia dari sektor i pada tahun dasar analisis, Y’i = PDB Indonesia dari sektor i pada tahun akhir analisis. c. Rasio produksi (nasional) (Ra)

Ra = (Y’.. – Y..) Y.. Di mana :

Ra = rasio PDB Indonesia,

Y.. = PDB Indonesia pada tahun dasar analisis, Y’.. = PDB Indonesia pada tahun akhir analisis.

6. Menghitung Komponen Pertumbuhan Wilayah a. Komponen Pertumbuhan Nasional (PN)

PNij = (Ra) Yij Di mana :

PNij = komponen pertumbuhan nasional sektor i untuk wilayah j, Yij = produksi dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis. b. Komponen Pertumbuhan Proporsional (PP)

PPij = (Ri – Ra) Yij Di mana :

PPij = komponen pertumbuhan proporsional sektor i untuk wilayah j, Yij = produksi dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis. c. Komponen Pertumbuhan Pangsa Wilayah (PPW)

PPWij = (ri – Ri) Yij Di mana :

PPWij = komponen pertumbuhan pangsa wilayah sektor i untuk wilayah j, Yij = produksi dari sektor i pada wilayah j pada tahun dasar analisis. Apabila:

PPW ij > 0, maka sektor/wilayah j mempunyai dayasaing yang baik dibandingkan dengan sektor/wilayah lainnya untuk sektor i.

PPW ij < 0, maka sektor/wilayah j tidak dapat bersaing dengan baik dibandingkan dengan sektor/wilayah lainnya.

3.3. Konsep dan Definisi Data 3.3.1 Konsep Data

Analisis pertumbuhan perekonomian daerah dengan menggunakan analisis Tipologi Klassen dan shift share. Analisis Tipologi Klassen dan shift share dapat dipermudah dengan menggunakan software komputer, yaitu program Microsoft Excel Windows Seven. Hasil perhitungan tersebut dapat dijadikan dasar untuk mengidentifikasi atau menganalisa pertumbuhan perekonomian di Provinsi Bali sebelum dan sesudah tragedi bom, baik dari sisi sektoral maupun spasial.

3.3.2. Definisi Operasional

1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) adalah besaran output yang dihasilkan oleh suatu daerah atau keseluruhan nilai tambah yang timbul akibat adanya berbagai aktivitas ekonomi dalam suatu wilayah. Oleh karena itu besaran PDRB sering digunakan sebagai indikator dalam menilai kinerja perekonomian suatu daerah, terutama yang dikaitkan dengan kemampuan suatu daerah dalam mengelola sumber dayanya.

2. PDRB atas dasar harga konstan

PDRB atas dasar harga konstan digunakan untuk melihat pertumbuhan ekonomi. PDRB yang disajikan atas dasar harga konstan akan menggambarkan tingkat pertumbuhan riil perekonomian suatu daerah baik secara agregat maupun sektoral. PDRB atas dasar harga konstan juga bertujuan untuk melihat

kenaikannya/pertumbuhannya tidak dipengaruhi oleh adanya perubahan harga atau inflasi/deflasi.

3. PDRB sektoral

PDRB sektoral adalah sejumlah unit produksi yang dihasilkan oleh suatu daerah dalam jangka waktu tertentu. Unit-unit produksi tersebut dikelompokkan menjadi 9 sektor lapangan usaha, antara lain: (1) sektor pertanian, ((2) sektor pertambangan, (3) sektor

industri pengolahan, (4) sektor listrik, gas dan air, (5) sektor bangunan, (6) sektor perdagangan, (7) sektor pengangkutan dan komunikasi, (8) sektor keuangan,persewaan dan jasa perusahaan dan (9) sektor jasa.

4. Jumlah Penduduk

Banyaknya penduduk yang dihitung berkala di suatu wilayah. Jumlah penduduk digunakan dalam perhitungan PDRB per kapita.

4. PDRB per kapita

PDRB per kapita adalah pembagian dari PDRB dengan jumlah penduduk di suatu wilayah. Besaran ini juga dapat menunjukkan tingkat kesejahteraan masyarakat di wilayah tersebut.

5. Tahun Dasar Analisis dan Tahun Akhir Analisis

Tahun dasar analisis merupakan tahun dasar yang dijadikan patokan untuk menganalisis atau tahun yang dijadikan sebgai titik awal untuk melihat pertumbuhan sektor-sektor perekonomian. Sedangkan tahun akhir analisis merupakan tahun yang dijadikan sebagai akhir waktu analisis.

Dokumen terkait