• Tidak ada hasil yang ditemukan

Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Lokasi penelitian berada di areal Hutan Tanaman Industri PT. Toba Pulp Lestari, Tbk., Sektor Aek Nauli, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara.

Bahan dan Alat

Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yakni data rata - rata diameter dan tinggi tegakan dari keseluruhan kompartemen areal operasional yang merupakan hasil pengukuran berulang pada Petak Ukur Permanan (PUP) yang telah dilakukan oleh pihak PT. TPL., Bahan lain yang digunakan adalah peta kawasan khususnya di sektor Aek Nauli serta software Microsoft Excel dan Curve Expert 1.4.

Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah seperangkat PC (Personal Computer), alat tulis, kalkulator dan kamera digital.

Prosedur Penelitian

Pengumpulan Data

Data Primer

Data primer yang dimaksud adalah gambaran umum lokasi dan tegakan yang disajikan dalam bentuk gambar/foto yang langsung diambil dari lapangan.

Data Sekunder

Data sekunder yang dimaksud adalah data data yang diperoleh dari instansi terkait dalam hal ini adalah PT. TPL., Sektor Aek Nauli. Data ini berupa

xxx

data rata - rata diameter dan tinggi tegakan operasional, data letak geografis, dan peta kawasan.

Perhitungan Volume Tegakan

Perhitungan volume tegakan yang dilakukan adalah volume tegakan untuk tiap kompartemen yang terpilih dengan rumus Simon (2007) sebagai berikut:

V = ¼ π D2

x H x f dimana:

V = volume tegakan D = diameter rata - rata H = tinggi rata - rata

f = angka bentuk 0,42 (TPL, 2013).

Penyusunan Model Pendugaan Pertumbuhan

Model pertumbuhan disusun berdasarkan hubungan antara diameter, tinggi, volume dengan umur tegakan. Beberapa model yang disusun untuk menduga pertumbuhan diameter, tinggi, volume tegakan adalah:

- Model linier : y = a + bx ... (1) - Model polynomial : y = a + bx + cx2 + dx3 ……. (2) - Model logaritma : y = a + b ln(x) ... (3) - Model root : y = ab(1/x) ... (4) - Model eksponensial : y = ae(bx) ... . (5) dimana :

a,b,c,d = koefisien x = umur (tahun)

xxxi

Model pendugaan pertumbuhan yang telah dihasilkan kemudian diuji untuk menentukan model terbaik. Uji ini melihat nilai dari beberapa kriteria seperti:

1. Model pendugaan dapat dikatakan baik jika model tersebut memiliki nilai kesalahan baku (SE) meksimum 25% untuk model dengan satu variabel bebas dan minimum 20% untuk model dengan variabel bebas lebih dari satu. Selain itu, nilai SE yang lebih kecil dari nilai standar deviasi (Stdev) menunujukkan bahwa jumlah data yang digunakan dapat mewakili populasi (Prodan, 1965 dalam marlia, 1999).

2. Nilai koefisien korelasi (r)

Nilai r paling kecil adalah -1 yang menunjukkan korelasi negatif sempurna. Apabila r = 0 artinya, tidak ad korelasi antara variabel bebas dengan variabel terikat, sedangkan nilai r = 1 berarti korelasi positif sempurna (sangat tinggi).

Tabel 1. Kriteria Nilai Koefisien Korelasi Menurut Guilford No Nilai Koefisien Korelasi Kriteria Korelasi

1 < 0,2

korelasi sangat rendah, hubungan hamper tidak berarti

2 0,2 - 0,4 korelasi rendah

3 0,4 - 0,7 korelasi sedang, hubungan cukup penting 4 0,7 - 0,9 korelasi tinggi, hubungan jelas

5 > 0,9

korelasi sangat tinggi, hubungan sangat menyakinkan

Sumber : Dantes (2010).

3. Nilai koefisien determinasi (R2)

Nilai R2 menunjukkan bahwa besarnya variabel bebas terhadap variabel terikat. Model pendugaan terbaik adalah model yang memiliki nilai R2 mendekati 100% (Supranto, 2008).

xxxii

4. Simpangan afregatif (AgD) dan simpangan rata - rata (AvD)

Penentuan model pendugaan terbaik dapat dilihat dari nilai AgD dan AvD. Berdasrkan kriteria Spurr (1952), suatu model dikatakan akurat apabila nilai AvD kurang dari 10% dan AgD tidak lebih dari 15% dan tidak kurang dari -1%. Nilai tersebut dapat dihitung dengan rumus :

AgD =

AvD =

Keterangan : N = jumlah data yang digunakan. Perhitungan Nilai Riap Volume Tegakan

Riap rata - rata berjalan (Current Annual Increment/CAI)

Perhitungan riap rata - rata berjalan volume tegakan berdasarkan rumus Prodan (1968) sebagai berikut:

CAI volume = Vn+1 – Vn (m 3/Ha/ tahun) dimana :

Vn+1 = nilai volume tegakan pada umur ke-n+1 Vn = nilai volume tegakan pada umur ke-n.

Riap rata - rata tahunan (Mean Annual Increment/MAI)

Perhitungan riap rata – rata tahuanan volume tegakan berdasarkan rumus Marsono (1987) sebagai berikut:

MAI volume = (m3/Ha/tahun) dimana:

V = volume tegakan (m3/Ha) T = umur tegakan (tahun).

xxxiii Penentuan Daur Volume Maksimum

Penentuan daur volume maksimum dilakukan dengan cara membuat kurva antara CAI dan MAI (Gambar 1). Perpotongan antara kurva CAI dan MAI tersebut akan menunjukkan pada umur berapa nilai volume tegakan mencapai angka maksimum. Sehingga pada umur tersebut dianggap waktu yang tepat untuk melakukan pemanenan (simon, 2007).

Perhitungan Analisis Kelayakan

Secara umum tahapan analisis kelayakan yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Analisis finansial

Menentukan kelayakan pemanfaatan lahan finansial dengan menggunakan kriteria - kriteria sebagai berikut :

1. Nilai Kini Manfaat Bersih (Net Present Value − NPV/NMB)

NPV diperoleh dengan cara mendiskonto semua biaya (cost) dan manfaat (benefit) pada suku bunga tertentu, kemudian hasil diskonto pendapatan dikurangi dengan hasil diskonto biaya. Secara matematis rumus umum NPV/NMB pada tingkat bunga (i%) selama periode analisis tertentu (n), adalah :

Apabila manfaat bersih yang akan diperoleh pada masa akan datang (Bt - Ct) dinyatakan sebagai nilai akan datang (F), maka secara fungsional rumus di atas dapat ditulis sebagai berikut :

Keterangan :

xxxiv t = periode pembungaan ke-t (0 t −≤ n)

Bt = manfaat pada akhir setiap periode pembungaan ke-t Ct = biaya pada akhir setiap periode pembungaan ke-t N = jumlah periode pembungaan selama periode analisis F = manfaat dan atau biaya yang terjadi pada saat akan datang 2. Rasio Manfaat − Biaya (Benefit − Cost Ratio − BCR/RMB)

BCR diperoleh dengan cara membagi hasil diskonto pendapatan dengan diskonto pengeluaran. Apabila pendapatan disimbolkan dengan M, dan pengeluaran disimbolkan dengan B dan bila didasarkan pada referensi waktu saat ini, maka rumus untuk menentukan nilai BCR secara matematis adalah sebagai berikut :

Bila didasarkan pada referensi nilai rataan tahunan (NRT), maka rumus untuk menentukan nilai BCR secara matematis adalah sebagai berikut :

Keterangan :

i = tingkat pengembalian minimum yang atraktif (TPMA) t = periode pembungaan ke-t (0 ≤ t ≤ n)

M = manfaat pada akhir setiap periode pembungaan ke-t B = biaya pada akhir setiap periode pembungaan ke-t n = jumlah periode pembungaan selama periode analisis

xxxv

IRR adalah tingkat bunga yang diperoleh dari investasi yang belum tertutupi/dikembalikan oleh manfaat (benefit) yang diperoleh dari investasi tersebut atau yang masih tersisa/tertanam dalam investasi hingga seluruh manfaat dapat menutupi investasi tersebut (Nugroho 2005). Jika didasarkan pada nilai kini, maka perhitungan IRR terdapat tiga kemungkinan, yaitu :

1. NKM = NKB

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

2. NKM − NKB = 0 atau NMB = 0

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

3. NKM ÷ NKB = 1

Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

i = tingkat pengembalian minimum yang atraktif (TPMA) t = periode pembungaan ke-t (0 ≤ t ≤ n)

Bt = manfaat pada akhir setiap periode pembungaan ke-t Ct = biaya pada akhir setiap periode pembungaan ke-t n = jumlah periode pembungaan selama periode analisis

Biasanya perhitungan IRR dihitung dengan teknik interpolasi, dengan prosedur sebagai berikut :

1. Dipilih nilai suku bunga i yang dianggap mendekati nilai IRR yang benar, lalu dihitung NPV dari arus pendapatan (benefit) dan biaya (cost)

xxxvi

2. Jika hasil NPV negatif, berarti nilai percobaan i terlalu tinggi, pendapatan yang akan didiskonto terlalu besar sehingga nilai sekarang (present value) biaya melebihi nilai sekarang (present value) pendapatan. Jadi dipilih nilai percobaan i baru yang lebih rendah.

3. Jika sebaliknya, nilai sekarang tersebut positif, dapat diketahui bahwa nilai percobaan i terlalu rendah sehingga dipilih nilai i yang lebih tinggi. Adapun teknik interpolasi jika nilai percobaan pertama untuk suku bunga didiskonto dilambangkan dengan i’ sedangkan percobaan kedua dilambangkan dengan i”. Nilai percobaan pertama untuk NPV positif dilambangkan dengan NPV’ sedangkan NPV negatif dilambangkan dengan NPV” dapat dirumuskan dengan persamaan :

Keterangan :

NPV’ = nilai kini bersih positif NPV” = nilai kini bersih negatif

i’ = tingkat bunga yang menyebabkan NPV positif i” = tingkat bunga yang menyebabkab NPV negatif.

xxxvii

Dokumen terkait