• Tidak ada hasil yang ditemukan

Deskripsi Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari PT.TPL bagian perencanaan yang merupakan data rata - rata diameter dan tinggi dari keseluruhan kompartemen pada areal operasional. Berdasarkan jenis tanaman yang diteliti yakni E. hybrid IND-47 pada estate A dan B yang telah dilakukan pengukuran diameter dan tinggi tahap Pre Harvest Inventory (PHI) dengan tujuan untuk menentukan jumlah kompartemen yang datanya akan digunakan.

Tabel 2. Data Kompartemen dan Umur Tegakan E. hybrid (IND-47) Estate No.Kompaetemen Luas Area (Ha) Tanggal Tanam

Umur (Tahun) A 16 15.8 9/15/2009 3.6 18 12.5 10/15/2009 3.5 34 31.8 10/15/2009 3.5 221 1.7 10/15/2009 3.5 B 15 17.0 2/15/2009 4.0 50 5.8 3/15/2009 4.1 51 16.3 3/15/2009 4.1 57 14.7 3/15/2009 4.1 59 16.8 4/15/2009 4.0 83 29.7 10/15/2009 3.5 86 12.4 10/15/2009 3.5 90 21.2 5/15/2009 4.0 124 11.6 3/15/2009 4.1 Penyusunan data time series tegakan E. hybrid pada komparten yang diatas dalam Tabel 2 menggunakan data rata - rata diameter dan tinggi dari hasil pengukuran berulang mulai dari bulan Januari 2009 sampai bulan April 2013 dengan tahapan pengukuran sebagai berikut:

1. Plantation Monitoring Assesment 6 (PMA6), yakni metode menilai keberhasilan pananaman pada umur 6 bulan.

xxxviii

2. Plantation Monitoring Assesment 12 (PMA12), yakni metode menilai keberhasilan pananaman pada umur 6 bulan.

3. Mid Rotation Inventory (MRI), yakni metode inventarisai tegakan tanaman pada umur 3 atau pertengahan daur (rotasi) tebang untuk mengetahui kualitas dan kuantitas tanaman.

4. Pre Harvest Inventory (PHI), yakni inventarisasi tegakan tanaman sebelum tanaman sebagai dasar penyusunan rencana tahunan dan jangka panjang.

Model Pendugaan Pertumbuhan Tegakan E. hybrid (IND-47)

Model pertumbuhan sangat penting diperlukan untuk mengetahui pertumbuhan dan potensi tegakan tahunan sehingga dapat digunakan sebagai dasar pengambilan keputusan manajemen khususnya penetuan daur tebang. Model pertumbuhan E. hybrid (IND-47) di Hutan Tanaman Industri, Sektor Aek Nauli, Kabupaten Samosir ini menggunakan persamaan model pertumbuhan meliputi model pertumbuhan diameter, tinggi dan volume yang dihubungkan dengan umur tegakan.

Diameter

Model pendugaan diameter yang dilakukan dengan menggunakan data pada Lampiran 1. Secara lengkap hasil pendugaan diameter pada masing - masing model dapat dilihat pada Tabel 4.

Tabel 3. Model Pendugaan Diameter Tegakan E.hybrid (IND 47)

No Bentuk Persamaan SE Stdev r

R2 (%) AgD (%) AvD (%) 1 D = -0.45 + 3.44x 0.99 4.29 0.97 94.09 -0.06 6.41 2 D = -4.07 + 9.07x + -1.65x2 + 0.10x3 0.32 4.38 0.99 98.01 -0.06 -4.96 3 D = 2.78 e (0.40x) 1.78 3.68 0.92 84.64 1.24 7.66 4 D = 4.05+6.18ln (x) 0.42 4.37 0.99 98.01 -0.06 15.40 5 D = 19.53 (0.17)1/x 0.36 4.28 0.99 98.01 0.33 8.00

xxxix

Hasil model pendugaan diameter tegakan E. hybrid (IND-47) pada tabel 3, model pendugaan diameter terbaik adalah model kelima yang merupakan bentuk model root. Standart eror atau simpangan baku yang di dapat dari hasil uji statistik diperoleh untuk variabel diameter sebesar 0.36. Model pendugaan ini memiliki nilai r sebesar 0.99 yang menunjukkan keeratan hubungan antara umur dengan diameter serta nilai R2 (koefisien determinasi) sebesar 98.01% variabel umur tanaman berpengaruh terhadap diameter tanaman dan selebihnya berasal dari faktor lain. Simpangan agregatif (AgD) pada variabel diameter diperoleh sebesar 0.33% dan simpangan relatif (AvD) sebesar 8.00% yang memenuhi kriteria model terbaik menurut Spurr (1952) yang menyatakan bahwa model terbaik jika memiliki nilai AgD lebih kecil 1% dan nilai AvD lebih kecil dari 10%. Sehingga bentuk model yang terbaik untuk menduga nilai diameter tegakan E. hybrid (IND-47) adalah D = 19.53 (0.17)1/x dengan nilai prediksi pertumbuhan diameter sebagai berikut:

Table 4 Nilai Prediksi Diameter Tegakan E.hybrid (IND-47) Umur (Thn) Diameter (cm) ∆H (Hn+1 - Hn) 1 3.39 3.39 2 8.13 4.75 3 10.89 2.76 4 12.60 1.71 5 13.76 1.15 6 14.59 0.83

Keterangan : ∆D = selisih nilai prediksi diameter pada umur ke-n+1 dengan nilai prediksi diameter pada umur ke-n

Hasil prediksi diameter tegakan E. hybrid (IND-47) pada tabel 4, menunjukkan bahwa pada umur 1 - 3 tahun, mengalami pertumbuhan diameter yang cukup tinggi dengan nilai pertambahan dalam rentang 1 tahun masing -

xl

masing sebesar 3.39 cm, 4.75 cm, dan 2.76 cm. Sedangkan pada umur 4 - 6 tahun mengalami penurunan kurang dari 2 cm.

Menurut Iskandar (2004) menyakatan bahwa Diameter tegakan telah memenuhi syarat untuk bahan baku pulp, syarat diameter untuk pabrik pulp minimal 8 cm. PT TPL telah menetapkan batas minimal diameter cabang dan batang pohon untuk bahan baku serpih (chip) sebesar 5 cm. Dengan memperhatikan hal tersebut, maka daur eukaliptus di PT Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli yang tepat adalah 8 tahun.

Seperti juga menurut Daniel, Helms, dan Baker (1987), segera setelah sistem perakaran pohon telah berkembang untuk mengeksploitasi penuh massa tanah yang ada, air yang dipergunakan untuk proses transpirasi pohon - pohon individual cenderung bertambah dan kehilangan air setiap unit dan luas cenderung bertambah karena kecepatan transpirasi cenderung merupakan fungsi air yang tersedia.

Menurut Chapman dan Meyer (1949) bahwa pertumbuhan diameter pohon lebih dipengaruhi oleh kerapatan pohon. Kerapatan pohon akan mempengaruhi besarnya persaingan antar pohon dalam penyerapan unsur hara dalam tanah. Dimana pada umur tersebut, tajuk tanaman sudah mulai melambat dan telah saling bersinggungan yang mengakibatkan intensitas cahaya diterima daun semakin berkurang dan proses fotosintesis juga akan menurun yang mempengaruhi pertumbuhan tanaman.

xli

Gambar 2. Grafik Laju Petumbuhan Diameter Tegakan E.hybrid (IND-47) Hasil Prediksi Model Pendugaan Terpilih

Tinggi

Model pendugaan tinggi yang dilakukan dengan menggunakan pada Lampiran 1. Secara lengkap hasil pendugaan diameter pada masing - masing model dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Model Pendugaan Tinggi Tegakan E.hybrid (IND-47)

No Bentuk Persamaan SE Stdev r

R2 (%) AgD (%) AvD (%) 1 H = -0.66 + 4.87x 1.25 6.08 0.98 96.04 -0.05 3.45 2 H = -4.37 + 10.94x +- 1.98x2 + 0.16x3 1.09 6.13 0.99 98.01 -0.05 -5.05 3 H = 3.69 e(0.41x) 2.34 5.36 0.94 88.36 1.10 6.99 4 H = 4.05 + 6.18ln(x) 0.42 4.37 0.99 98.01 -41.43 18.86 5 H = 28.88 (0.15)1/x 0.93 4.2 0.99 98.01 -0.23 -5.68

Hasil model pendugaan tinggi tegakan E. hybrid (IND-47) pada tabel 5, diperoleh bahwa model pendugaan tinggi terbaik adalah model kelima yang merupakan bentuk model root. Model kedua, keempat dan kelima merupakan model yang memiliki nilai r dan R2 yang sama dan merupakan nilai tertinggi dari kelima model yang disusun, sedangkan model ketiga menunjukkan bahwa nilai r dan R2 lebih kecil dari kelima model tersebut, maka bisa dilihat dari nilai simpangan agregatif (AgD) memiliki nilai 1.10% dan nilai simpangan rata - rata sebesar (AvD) 6.99% menyatakan bahwa model bisa dikatakan akurat dan nilai AvD kurang dari 10% dan AgD tidak lebih dari 1% dan tidak kurang dari -1%.

xlii

Nilai SE dari model ketiga lebih besar dari model yang lain tetapi masih bisa dikatakan nilai r termasuk korelasi sangat tinggi dan hubungan sangat menyakinkan. Sehingga bentuk model yang terbaik untuk menduga nilai tinggi tegakan E. hybrid (IND-47) adalah H = 28.88 (0.15)1/x dengan nilai prediksi pertumbuhan tinggi sebagai berikut:

Tabel 6. Nilai Prediksi Tinggi Tegakan E.hybrid (IND 47)

Umur (Thn) Tinggi (m) ∆H (Hn+1 - Hn) 1 4.26 4.26 2 11.09 6.83 3 15.26 4.17 4 17.90 2.64 5 19.69 1.80 6 20.99 1.30

Keterangan : ∆D = selisih nilai prediksi diameter pada umur ke-n+1 dengan nilai prediksi diameter pada umur ke-n

Hasil prediksi tinggi tegakan E. hybrid (IND-47) pada tabel 6

menunjukkan bahwa pertambahan pertumbuhan tinggi pohon pada umur 1 - 3 tahun mencapai pertambahan pertumbuhan tinggi sebesar 6.83 m pada umur 2 tahun. Hasil penelitian Darwo (1999), dalam kajian riap dan pertumbuhan tanaman HTI, pada tanaman E. hybrid di Sektor Aek Nauli Kabupaten Simalungun, diperoleh bahwa umur 1 - 3 tahun, tanaman ini menunjukkan pertumbuhan tinggi yang cepat. Tahun keempat, pertumbuhan tinggi hanya bertambah sebesar 2.64 m dan semakin menurun pada tahun - tahun berikutnya.

xliii

Gambar 3. Grafik Laju Pertumbuhan Tinggi Tegakan E. hybrid (IND-47) Hasil Prediksi dari Model Pendugaan yang Terpilih

Menurut Chapman dan Meyer (1949), bahwa pertumbuhan tinggi pohon lebih dipengaruhi oleh kualitas tempat tumbuh tanaman. Sementara itu, menurut Daniel dkk (1987), bahwa kualitas tempat tumbuh adalah penjumlahan banyak faktor lingkungan yaitu : kedalaman tanah, tekstur tanah, karakteristik profil, komposisi mineral, kecuraman lereng, arah lereng, iklim mikro, dll. Setiap tempat tumbuh bias mempunyai beberapa kualitas tempat tumbuh yang tergantung pada jenis tanaman.

Volume

Model pendugaan volume yang dilakukan dengan menggunakan pada Lampiran 1. Secara lengkap hasil pendugaan volume pada masing - masing model dapat dilihat pada Tabel 7.

Tabel 7. Model Pendugaan Volume Tegakan E.hybrid (IND 47)

No Bentuk Persamaan SE Stdev r

R2 (%) AgD (%) AvD (%) 1 V = -33.17 + 46.47x 12.8 58.06 0.98 96.04 0.00000001 177.51 2 V = -9.96 + 5.50x + 15.21x2 + -1.56x3 14.04 58.18 0.98 96.04 0.00000001 16.26 3 V = 15.49 e (0.59x) 18.35 52.03 0.96 92.16 1.93 15.52 4 V = 31.82 + 79.22ln(x) 20.04 56.05 0.94 88.36 0.00000001 19.01 5 V = 519.57 (0.01)1/x 11.99 58.13 0.98 96.04 0.09 11.99

xliv

Berdasarkan data pada Tabel 7, Hasil model pendugaan volume menunjukkan bahwa kelima model dapat digunakan untuk menghitung nilai dugaan volume tegakan E. hybrid (IND-47). Jika dilihat dari nilai r dan R2 model pertama, kedua, dan kelima memiliki nilai tertinggi dengan nilai r dan R2 yang sama masing - masing sebesar 0.98 dan 96.04. Nilai simpangan agregatif (AgD) yang terbaik adalah model ketiga yaitu sebesar 1.93, Sedangkan nilai simpangan rata - rata (AvD) yang terbaik adalah model kelima yaitu sebesar 11.99 telah memenuhi kriteria sebagaimana disyaratkan oleh Chapman dan Meyer (1949) dan Husch (1963) yang menyatakan bahwa simpangan agregatif model penduga

pohon sebaiknya tidak lebih dari 1%. Untuk nilai SE model kelima lebih kecil

daripada model keempat, sehingga model pendugaan ini dianggap terbaik dalam menduga nilai volume tegakan E. hybrid (IND-47) dengan bentuk persamaan adalah V = 519.57 (0.01)1/x.

Nilai Riap Volume Tegakan E. hybrid (IND-47)

Perhitungan untuk menetukan nilai riap rata - rata berjalan (CAI) dan nilai riap rata - rata tahunan (MAI) volume tegakan E. hybrid (IND-47). Nilai volume tegakan hasil prediksi menggunakan bentuk model pendugaan yang terpiplih dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Nilai Prediksi Volume serta Nilai CAI dan MAI Tegakan E.hybrid IND 47

Umur (Thn) Volume (m3/Ha)

CAI

(m3/Ha/tahun) MAI (m3/Ha/tahun)

1 4.04 4.04 4.04 2 45.83 41.79 22.92 3 102.96 57.13 34.32 4 154.31 51.36 38.58 5 196.72 42.41 39.34 6 231.29 34.57 38.55

xlv

Hasil perhitungan riap volume tegakan E. hybrid (IND-47) dengan riap

tahunan berjalan (CAI) yang maksimum pada umur 3 tahun sebesar 57.13 m3/Ha/tahun, setelah 3 tahun CAI mulai menurun. Sementara itu, riap rata - rata tahunan (MAI) maksimum volume tegakan adalah pada umur 5 tahun sebesar 39.34 m3/Ha/tahun dan setelah mencapai umur 5 tahun akan mengalami penurunan. Sesuai dengan pernyataan Dephut (1993) yang menyatakan bahwa riap suatu volume suatu tegakan bergantung pada kepadatan (jumlah) pohon yang menyusun tegakan tersebut, jenisnya, dan kesuburan tanahnya. Untuk hutan tanaman, biasanya pertumbuhan diameter mengikuti grafik berbentuk S (sigmoid), oleh karena pada mulanya tumbuh agak lambat kemudian cepat, lalu menurun.

Hal ini menunjukkan bahwa di kawasan hutan tanaman eukaliptus di PT Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli terjadi perbedaan kualitas tempat tumbuh yang menyebabkan potensi tegakan berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Hal ini terjadi juga di tempat lain bahwa riap jenis - jenis eukaliptus sangat beragam tergantung faktor lingkungan dan managemen yang diterapkan.

Hasil penelitian terhadap jenis tanaman E. hybrid di negara lain, yang ditanam di Congo pada tanah miskin hara sampai umur 6 tahun dapat mencapai volume 158 m3/ha dengan riap tahunan 26 m3/ha/tahun (Laclau et al. 2005), sedangkan pada tanah subur produktivitas E. hybrid sangat tinggi dan memiliki riap tahunan rata-rata sebesar 70 m3/ha/tahun (Campinhos 1993).

Hasil penelitian tegakan hibrid E. urograndis di Bahia, Brazil yang ditanam seluas 42.000 ha pada ketinggian 0 - 300 meter dari permukaan laut mempunyai riap rata-rata sekitar 30 m3/ha pada 3 jenis tanah (Oxisol berpasir, Ultisol berpasir dan Ultisol berlempung) dengan curah hujan <1000 mm/tahun.

xlvi

Pada curah hujan antara 1000 - 1200 mm/tahun riap rata-rata tahunan dapat mencapai sekitar 37 m3/ha pada tanah Ultisol berlempung sekitar 34 m3/ha pada tanah Ultisol berpasir dan sekitar 30 m3/ha pada tanah Oxisol berpasir. Pada lahan yang mempunyai curah hujan >1200 mm/tahun riap rata-rata tahunan menjadi sekitar 58 m3/ha pada tanah Ultisol berlempung sekitar 47 m3/ha pada tanah

Ultisol berpasir dan sekitar 38 m3/ha pada tanah Oxisol berpasir (Stape et al. 1997 dalam Fisher dan Binkley 2000).

Menurut Gonçalves et al. (1997) pertumbuhan E. hybrid di Brazil pada tanah Ultisol sangat beragam dengan kisaran riap rata - rata tahunan pada umur 5 tahun sebesar 12 - 48 m3/ha/tahun.

Daur Volume Maksimum tegakan E. hybrid (IND-47)

Daur volume maksimum tegakan ditentukan berdasarkan titik potong antara kurva CAI dengan MAI karena merupakan daur dimana riap volume maksimal dapat dicapai. Kurva hasil perpotongan antara CAI dan MAI tegakan E. hybrid di PT Toba Pulp Lestari dapat dilihat pada Gambar 6 dan 7.

Gambar 4. Grafik CAI dan MAI Volume Tegakan E.hybrid (IND-47)

Daur volume tegakan E. hybrid di sektor Aek Nauli maksimum terjadi pada kisaran umur antara 5,5 tahun dimana pada umur tersebut terjadi

xlvii

perpotongan antara grafik MAI dan CAI. Pada daur volume maksimum terjadi

pada umur 5,5 tahun dengan rata-rata riap volume tahunan sekitar 35,77 m3/ha/tahun sehingga akan didapat volume sebesar 214,88 m3/ha.

Menurut Mindawati (2010), Penentuan daur tebang dilakukan berdasarkan laju pertumbuhan tegakan per satuan waktu yang disebut riap tegakan. Daur optimal tegakan dilihat dari riap pertumbuhan maksimal yang ditentukan berdasarkan telah adanya titik potong antara kurva CAl dengan MAI. Titik perpotongan yang terjadi merupakan daur dimana riap volume maksimal dapat dicapai. Daur volume maksimal E. hybrid dapat dilihat pada Gambar 6. Dari Gambar 6 terlihat bawa perpotongan grafik MAl dan grafik CAl terjadi pada umur 5,5 tahun. Sehubungan dengan itu dapat disimpulkan bahwa daur volume maksimum untuk hutan tanaman E. hybrid adalah 5,5 tahun riap sekitar 35,83 m3/Ha. Pada kenyataannya di lapangan daur yang digunakan pada umur 5 tahun.

Oleh karena itu, daur 5 tahun tidak tepat karena masih terjadi defisit unsur hara dan produktivitas tegakan belum maksimum. Meskipun dari segi teknis

tanaman merupakan jenis yang cocok dikembangkan di daerah tropis (Harwood, 1998; Leksono, 2010) yang dapat dipanen pada umur 6 - 7 tahun

(Harmoko, 2004; Quilho et al ., 2006), dan layak untuk digunakan sebagai bahan baku pulp pada umur 4 - 5 tahun (Sihite, 2008).

Volume E. hybrid lebih tinggi diakibatkan oleh perbedaan kualitas bibit secara genetik karena bibit E. urophylla yang digunakan berasal dari biji, sedangkan bibit E. grandis berasal dari bibit vegetatif dengan klon unggul dimana gen baru lebih efisien dalam proses fisiologi sehingga lebih banyak karbohidrat yang dapat dikonversi ke jaringan tanaman. Menurut Hardiyanto (2009),

xlviii

kontribusi bibit unggul secara genetik pada produktivitas jenis E. grandis di Brazil dapat meningkat sebesar 15 - 20% dan jika benih unggul tersebut dibarengi dengan pemupukan Nitrogen dan pemeliharaan tanaman secara intensif maka kenaikan dapat mencapai 100%.

Menurut Simon (2010) Dari hasil analisis ditetapkan umur indeks untuk tegakan eukaliptus di hutan tanaman PT Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli adalah delapan tahun. Umur 8 tahun merupakan daur volume maksimum tegakan eukaliptus di hutan tanaman PT Toba Pulp Lestari. Hal ini sesuai dengan ketentuan bahwa penetapan umur indeks berdasarkan daur volume maksimum yaitu umur tegakan dimana hasil kayu tahunan mencapai volume yang tertinggi. Umur ini ditunjukkan oleh perpotongan antara kurva riap tahun berjalan (CAI) dengan kurva riap tahunan rata-rata (MAI).

Hal ini menunjukkan bahwa di kawasan hutan tanaman eukaliptus di

PT Toba Pulp Lestari Sektor Aek Nauli terjadi perbedaan kualitas tempat tumbuh yang menyebabkan potensi tegakan berbeda antara satu lokasi dengan lokasi lainnya. Di Brazil, MAI eukaliptus dengan daur tebang 8 - 10 tahun mencapai

18 - 20 m/ha/tahun. Di Kongo dengan daur tebang 7 tahun mencapai

30 m/ha/tahun, di Rwanda pada daur tebang 8 tahun menghasilkan

8,5 m/ha/tahun, di Afrika Selatan dengan daur tebang 8 - 10 tahun mencapai

18 - 20 m /ha/tahun, dan di Burundi pada daur tebang 8 tahun hanya mencapai 1 - 2 m /ha/tahun (FAO, 1993; Nambiar & Brown, 1997).

xlix Analisis Fianansial

Suatu usaha dilaksanakan untuk memperoleh keuntungan benefit yang maksimal. Besar kecilnya keuntungan tersebut tergantung dari produksi yang dihasilkan. Jadi, dalam suatu perencanaan untuk melakukan usaha harus memperhitungkan apakah usaha tersebut mendatangkan atau tidak.

Selain itu, setiap usaha yang dilakukan oleh setiap orang perlu diketahui seberapa besar manfaat yang diperoleh, biaya yang dikeluarkan, berapa keuntungannya, dan kapan investasinya kembali. Hal ini dilakukan untuk mengetahui apakah suatu usaha memiliki kelayakan sebagai suatu usaha. Untuk mengetahui hal tersebut, maka dilakukan dengan analisis finansial.

Analisis finansial merupakan suatu alat ukur mengukur layak atau tidaknya suatu investasi apabila diukur ari aspek keuangan. Pada umumnya, terdapat kriteria dalam menentukan kelayakan suatu usaha yang tergantung kepada kondisi dan kebutuhan yaitu NPV (Net Present value), BCR (Benefit Cost Rasio), dan IRR (Internal Rate of Returns).

Dalam penelitian ini, hasil yang diperoleh memberikan prospek fianansial yang cukup baik. Hal ini terlihat dari berbagai kriteria finansial yaitu NPV, BCR, dan IRR pada tingkat suku bunga yang berlaku sebesar 16%. Untuk menghitung ketiga kriteria tersebut, maka sebelumnya harus diketehui besarnya penerimaan,

pengeluaran, dan pendapatan suatu usaha pada (lampiran 6). Nilai masing - masing kriteria finansial pada tabel .

Net Present Value (NPV)

NPV merupakan selisih antara nilai manfaat dan nilai biaya selama kurun waktu tertentu pada tingkat suku bunga yang ditentukan. Nilai positif NPV dari satu sistem kegiatan investasi menunjukkan bahwa suatu usaha cukup

l

menguntungkan. Nilai NPV pada lokasi HTI PT Toba Pulp Lestari dapat dilihat pada tabel 9.

Tabel 9. Nilai NPV selama 6 tahun pada tingkat suku bunga 16%

No Lokasi NPV (Rp/Ha)

1 Areal HTI Tegakan E.hybrid (Ind-47) 22,127,133 Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa usaha tanaman eukaliptus pada areal HTI dengan tingkat suku bunga 16% menunjukkan nilai yang positif. Dengan nilai hasil yang positif maka, tanaman eukaliptus tersebut layak untuk diusahakan. Pada aeal tanaman eukaliptus memiliki nilai NPV sebesar Rp 13,127,133. Benefit Cost Rasio (BCR)

Benefit Cost Rasio merupakan perbandingan besarnya pendapat dengan pengeluaran dengan tingkat suku bunga yang telah ditentukan selama jangka waktu tertentu, dalam hal ini adalah 6 tahun. Nilai BCR lebih besar dari satu menunjukkan bahwa investasi cukup menguntungkan dapat dilihat pada tabel 10. Tabel 10. Nilai BCR selama 6 tahun padatingkat suku bunga 16%

No Lokasi BCR

1 Areal HTI Tegakan E.hybrid (Ind-47) 1,33

Dari tabel 10 dapat dilihat bahwa usaha eucalyptus pada areal tanaman eukaliptus dengan tingkat suku bunga 16% menunjukkan nilai BCR positif. Dengan kondisi ini, eukaliptus layak untuk dijalankan.

Pada areal HTI tanaman eukaliptus memiliki nilai BCR sebesar 1,07. Ini berarti bahwa manfaat ekonomi investasi adalah 1,07 kali lebih besar dari biaya total pada tingkat suku bunga 16%. Tiap Rp 1 yang di investasikan akan member hasil sebesar Rp 1,07. Begitu juga dengan investasi pada areal HTI tanaman eukaliptus.

li Internal Rate of Return (IRR)

Nilai IRR juga memberikan petunjuk bahwa suatu investasi cukup menguntungkan atau tidak. IRR merupakan parameter yang menunjukkan sejauh mana suatu investasi mampu memberikan keuntungan besar dari tingkat suku bunga. Nilai IRR pada lokasi areal HTI tanaman eukaliptus dapat dilihat pada tabel 11.

Tabel 11. Nilai IRR selama 6 tahun pada tingkat suku bunga 16%

No Lokasi IRR

1 Areal HTI Tegakan E.hybrid (Ind-47) 17

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa kedua lokasi areal HTI tanaman eukaliptus tersebut menunjukkan nilai IRR lebih besar dari nilai suku bunga bank yang berlaku saat ini. Hal ini berarti pengembalian modal investasi selama pengusahaan tanaman eukaliptus layak dijalankan. Jika IRR yang dihasilkan lebih kecil dibandingkan dengan nilai suku bunga 16%, maka usaha HTI tanaman tersebut tidak layak dijalankan karena pengembalian modal invesatasi tidak terjadi atau mengalami kerugian. Nilai IRR merupakan pada tingkat suatu suku bunga (discount rate) berapa keuntungan sekarang menjadi negatif.

Pada areal HTI tanaman eukaliptus memiliki nilai IRR sebesar 17%. Untuk tanaman eukaliptus di areal HTI, nilai NPV positif pada tingkat suku bunga 24%, sehingga hasil IRR adalah 17%. Artinya pada tingkat suku bunga sebesar 17% nilai NPV adalah 0. Tanaman eukaliptus ini layak dijalankan karena nilai IRR lebih besar dari suku bunga yang berlaku yaitu 16%.

lii

Dokumen terkait