• Tidak ada hasil yang ditemukan

4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Peternakan Sapi Perah Kelompok Ternak Sapi Perah KANIA, Desa Tajurhalang, Kecamatan Cijeruk, Kabupaten Bogor. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa Kelompok Ternak Sapi Perah KANIA merupakan salah satu wilayah dengan populasi sapi perah terbesar di Kecamatan Cijeruk. Penelitian di lapang dilakukan selama bulan Maret sampai bulan April 2012.

4.2. Data dan Instrumentasi

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan langsung di perternakan sapi perah tersebut serta wawancara dengan pemilik peternakan dan karyawan setempat dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disediakan.

Selain itu digunakan juga data sekunder yang diperoleh dari buku-buku yang relevan dengan topik yang diteliti. Pengambilan data sekunder diperoleh dari literatur-literatur, baik yang didapat di perpustakaan maupun tempat lain berupa hasil penelitian terdahulu mengenai analisis kelayakan usaha, serta artikel baik dari media cetak (koran dan majalah), maupun media elektronik (internet).

4.3. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data responden dilakukan melalui wawancara dengan instrument kuesioner anggota peternak sapi perah di Kelompok Ternak KANIA. Pengumpulan data dikelompokkan menjadi tiga berdasarkan skala usaha, yaitu usaha skala kecil, usaha skala menengah dan usaha skala besar. Pembagian skala usaha ini berdasarkan pada jumlah kepemilikan sapi perah laktasi. Teknik pengumpulan data berupa wawancara dengan instrument kuesioner dan observasi langsung dengan mengamati kegiatan yang ada di peternakan sapi perah.

106

4.4. Metode Pengolahan Data

Metode pengolahan data yang digunakan adalah analisis deskriptif dan analisis aspek finansial usaha sapi perah meliputi Net Present Value (NPV), Internal Rate Return (IRR), Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio), Payback Periode , Analisis Sensitivitas dan

Sensitivitas(Nilai Pengganti).

4.4.1. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dilakukan untuk mengetahui gambaran mengenai aspek-aspek yang dikaji dalam analisis kelayakan usaha sapi perah pada peternakan rakyat. Aspek-aspek tersebut meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, ekonomi dan lingkungan, serta aspek finansial.

4.4.2. Analisis Aspek Finansial 1) Net Present Value (NPV)

Net Present Value atau manfaat bersih adalah nilai sekarang dari arus pendapatan yang ditimbulkan oleh penanaman investasi. Rumus yang digunakan dalam perhitungan NPV adalah sebagai berikut:

Keterangan :

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke-t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) n = Umur ekonomis proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga (Persen) t = (t= 0,1,2,…n) Tahun

Dalam metode NPV terdapat tiga penilaian investasi, yaitu:

a) NPV > 0, berarti secara finansial usaha layak untuk dilaksakanan karena manfaat yang diperoleh lebih besar dari biaya.

b) NPV < 0, berarti secara finansial usaha tersebut tidak layak untuk dilaksakanan karena manfaat yang diperoleh lebih kecil dari biaya yang dikeluarkan.

c) NPV = 0, berarti secara finansial proyek sulit dilaksanakan karena manfaat yang diperoleh hanya cukup untuk menutupi biaya yang dikeluarkan.

107 Internal Rate Return adalah tingkat rata-rata keuntungan intern tahunan yang dinyatakan dalam satuan persen. Rumus yang digunakan dalam menghitung IRR adalah sebagai berikut : ) (2 1 2 1 1 1 i i NPV NPV NPV i IRR     Keterangan :

NPV1 = NPV yang bernilai positif (Rupiah) NPV2 = NPV yang bernilai negatif (Rupiah)

i1 = Tingkat bunga yang menghasilkan NPV positif (persen) i2 = Tingkat bungayang menghasilkan NPV negatif (persen)

Jika diperoleh nilai IRR lebih besar dari pada tingkat diskonto yang berlaku (discount rate), maka proyek tersebut dinyatakan layak untuk dilaksanakan. Sebaliknya jika nilai IRR lebih kecil dari tingkat suku bunga yang berlaku maka proyek tersebut tidak layak untuk dilaksanakan.

3) Net Benefit Cost Ratio (Net B/C Ratio)

Net B/C menunjukan besarnya tingkat tambahan manfaat pada setiap tambahan biaya sebesar satu rupiah. Proyek layak dilaksanakan apabila nilai B/C ratio lebih dari satu. Rumus yang digunakan dalam menghitung Net B/C adalah sebagai berikut :

Net B/C =

        n t t t n t t t i Bt Ct i Ct Bt 1 1 ) 1 ( ) ( ) 1 ( ) ( --- 0 ) ( 0 ) (     Ct Bt Ct Bt Keterangan :

Net B/C = Nilai Benefit-cost ratio

Bt = Penerimaan yang diperoleh pada tahun ke t (Rupiah) Ct = Biaya yang dikeluarkan pada tahun ke-t (Rupiah) n = Umur ekonomis proyek (Tahun)

i = Tingkat suku bunga (persen)

t = (t= 0,1,2,…n) Tahun

4) Payback Periode

Payback Periode berguna untuk mengetahui berapa lama waktu yang diperlukan untuk menutup kembali pengeluaran investasi dengan menggunakan cashflow. Secara sistematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

P = Jumlah waktu yang diperlukan untuk mengembalikan modal investasi (Tahun) (Bt – Ct)

108

I = Biaya investasi (Rupiah)

A = Benefit bersih tiap tahun (Rupiah)

Semakin kecil angka yang dihasilkan mempunyai arti semakin cepat tingkat pengambilan investasinya, maka usaha tersebut semakin baik untuk diusahakan.

5) Analisis Sensitivitas(Nilai Pengganti).

Analisis dengan metode Sensitivitasdigunakan untuk mengetahui perhitungan maksimum dari perubahan suatu komponen inflow atau outflow yang masih dapat ditolelir agar proyek masih dapat dikatakan layak.

4.5. Asumsi Dasar yang Digunakan

1. Umur proyek adalah delapan tahun berdasarkan pada umur produktif sapi perah yaitu selama delapan tahun.

2. Usaha peternakan sapi perah di Kelompok Ternak KANIA dibagi menjadi tiga berdasarkan skala usaha, yaitu usaha skala kecil, usaha skala menengah dan usaha skala besar. Pembagian skala usaha ini berdasarkan pada jumlah rata-rata kepemilikan sapi perah laktasi, yaitu :

a) Skala kecil, jumlah rata-rata kepemilikan sapi perah laktasi sebanyak tiga ekor. b) Skala menengah, jumlah rata-rata kepemilikan sapi perah laktasi sebanyak 14

ekor.

c) Skala besar, jumlah rata-rata kepemilikan sapi perah laktasi sebanyak 41 ekor. 3. Skenario usaha yang digunakan terdiri dari enam skenario berdasarkan pengguanaan

sumber modal, yaitu :

a) Skenario 1 (satu), terdiri dari peternak usaha skala kecil dengan menggunakan sumber modal sendiri.

b) Skenario 2 (dua), terdiri dari peternak usaha skala menengah dengan menggunakan sumber modal sendiri.

c) Skenario 3 (tiga), terdiri dari peternak usaha skala besar dengan menggunakan sumber modal sendiri.

d) Skenario 4 (empat), terdiri dari peternak usaha skala kecil dengan menggunakan kombinasi 50 persen modal sendiri dan 50 persen modal pinjaman dari Bank. e) Skenario 5 (lima), terdiri dari peternak usaha skala menengah dengan

menggunakan kombinasi 50 persen modal sendiri dan 50 persen modal pinjaman dari Bank.

109 f) Skenario 6 (enam), terdiri dari peternak usaha skala besar dengan menggunakan

kombinasi 50 persen modal sendiri dan 50 persen modal pinjaman dari Bank. Penggunaan 50 persen modal pinjamam dari Bank berdasarkan pada ketentuan maksimal pinjaman untuk usaha dari Bank Bukopin sebesar 50 persen dari biaya investasi.

4. Tingkat suku bunga yang digunakan mengacu pada suku bunga pinjaman Bank Bukopin 14 persen dan deposito sebesar 6,5 persen bulan April 2012

5. Penentuan harga input dan output dalam penelitian ini menggunakan harga bulan Februari-April 2012.

6. Nilai sisa pada akhir umur proyek diasumsikan bernilai nol, kecuali barang-barang yang masih memiliki umur ekonomis.

7. Seluruh hasil produksi susu dijual ke Koperasi dengan harga Rp. 3.015.

8. Asumsi teknis usaha ternak sapi perah dan perhitungan koefisien teknis dapat dilihat pada Lampiran 2 dan Lampiran 3.

9. Besarnya pajak yang digunakan berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia tentang Perpajakan no. 36 tahun 2008 yang sebesar 25 persen untuk UKM.

110

Dokumen terkait