Disain, Tempat dan Waktu
Disain penelitian yang digunakan adalah cross sectional study dimana
data dikumpulkan hanya pada satu periode waktu saja. Penelitian ini
dilaksanakan di Kota Sukabumi, Jawa Barat. Pemilihan tempat dan konsumen
dilakukan secara sengaja (purposive sampling) dengan pertimbangan
kemudahan akses lokasi dan informasi serta kemudahan memperoleh responden. Luasnya cakupan lokasi penelitian ini diambil dengan pertimbangan jumlah penjaja jamu gendong yang tersebar dan mempunyai mobilitas yang cukup tinggi. Adapun waktu pelaksanaannya mulai dari bulan Februari sampai dengan Maret 2008.
Teknik Pemilihan Responden
Populasi penelitian ini adalah konsumen dan produsen jamu gendong yang tersebar di Kota Sukabumi. Pengambilan data dilakukan dengan metode snowball sampling, dimana sampel yang mula-mula jumlahnya kecil, kemudian orang-orang yang menjadi sampel ini memilih responden lain untuk dijadikan sampel lain sehingga jumlah sampel menjadi lebih banyak. Adapun jumlah responden yang diambil adalah 100 orang konsumen dan 15 penjaja jamu gendong.
Jenis dan Sumber Data
Data penelitian terbagi atas dua jenis yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang berasal langsung dari objek penelitian, yang dikumpulkan menggunakan kuisioner yang diberikan secara langsung kepada responden untuk memperoleh informasi. Sedangkan, data sekunder yaitu data keadaan geografi dan peta Kota Sukabumi, serta data tentang jumlah penjaja jamu pada setiap paguyuban. Sumber data sekunder adalah berasal dari
penelusuran pustaka berupa buku penunjang dan searching internet.
Pengumpulan data dikumpulkan dengan metode survey dengan maksud
melakukan penjelasan (confirmatory). Alat pengumpul data yang digunakan
Tabel 1 Variabel, jenis data, dan cara pengumpulan data
No Variabel Jenis data Cara pengumpulan
data 1. Karakteristik penjaja jamu gendong
Jenis kelamin, usia, suku bangsa, asal daerah, status pernikahan, tingkat pendidikan, tingkat pendapatan, lama domisili, alasan domisili, lama berjualan, alasan berjualan,waktu berjualan, bahan baku, dan modal usaha.
Primer Wawancara (kuisioner)
2. Perilaku konsumsi
Jenis jamu, alasan konsumsi, kelompok acuan, frekuensi, waktu konsumsi, dan tingkat pengeluaran/minggu untuk jamu gendong.
Primer Wawancara (kuisioner)
3. Karaktersitik konsumen
Jenis kelamin, usia, suku bangsa, status
pernikahan, tingkat pendidikan, pekerjaan, tingkat pendapatan keluarga/bulan.
Primer Wawancara (kuisioner)
4. Tingkat kepuasan konsumen
(X1) Khasiat jamu gendong; (X2) Warna jamu
gendong; (X3) Aroma jamu gendong; (X4) Rasa
jamu gendong; (X5) Keragaman/variasi jamu
gendong; (X6) Kemudahan memperoleh jamu
gendong; (X7) Harga jamu gendong; (X8)
Kebersihan gelas; (X9) Kebersihan bakul; (X10)
Kebersihan botol; (X11) Kebersihan lap; (X12)
Kebersihan air; (X13) Kandungan bahan-bahan
alami; (X14) Keterampilan penjaja jamu gendong;
(X15) Kecepatan penjaja jamu gendong dalam
melayani konsumen; (X16) Kecepatan penjaja jamu
gendong dalam menanggapi keluhan konsumen; (X17) Kesesuaian pesanan; (X18) Keramahan dan
kesopanan penjaja jamu gendong; (X19) Penampilan
penjaja jamu gendong; (X20) Kemampuan
berkomunikasi penjaja jamu gendong; (X21)
Kebersihan penjaja jamu gendong.
Primer Wawancara (kuisioner)
5. Loyalitas
Switcer buyer, habitual buyer, satisfied buyer, likes the brand, dan commited buyer.
Primer Wawancara (kuisioner) 6. Data wilayah
Data monografi dan peta lokasi Kota Sukabumi. Sekunder
Data monografi dan Buku ”Sukabumi
Dalam Angka Tahun 2007”
Pengolahan dan Analisis Data
Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, koding, skoring, entry
data ke komputer, cleaning data, dan analisis data. Data dianalisis dengan
metode deskriptif dan metode inferensia. Proses pengolahan dan analisis data
menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS versi 13.0 for windows.
Untuk mengidentifikasi karakteristik konsumen dan penjaja jamu gendong digunakan analisis deskriptif. Statistik dasar yang digunakan adalah nilai rata- rata, standar deviasi, quartil, maksimum dan minimum yang digunakan untuk semua data kuantitatif sedangkan data kualitatif menggunakan proporsi. Hasil pengolahan data disajikan dalam bentuk tabulasi frekuensi.
Untuk menganalisis tingkat kepuasan konsumen jamu gendong
digunakan teknik traditional approach analysis dimana konsumen diminta
memberikan penilaian atas masing-masing atribut jamu gendong dengan menggunakan skala likert. Untuk menganalisis atribut-atribut yang mendasari
tingkat kepuasan konsumen digunakan analisis faktor (Principal Component
Analysis). Menurut Simamora 2005, analisis faktor adalah satu metode statistik multivariat yang mencoba menerangkan hubungan antar sejumlah peubah-
peubah yang saling independent antara satu dengan yang lainnya sehingga bisa
dibuat satu atau lebih kumpulan peubah yang lebih sedikit dari jumlah peubah awal. Analisis faktor juga digunakan untuk mengetahui faktor-faktor dominan dalam menjelaskan suatu masalah. Dalam penelitian ini masalah yang ingin diamati adalah kepuasan konsumen dalam mengkonsumsi jamu gendong.
Model analisis komponen utama menurut Malhotra (2005), diacu dalam Uluum (2007) adalah:
Fi =Wi1 X1 +Wi2 X2+ …+ Wi16 X16 Keterangan:
Fi = Skor faktor ke-i, dengan i= 1,2,…,n
Wi= Bobot atau koefisien skor ke-i (diperoleh dari bagian component score coefficient matrix)
X = Variabel yang telah distandardisasi, meliputi 21 atribut
Langkah-langkah dalam analisis faktor yaitu:
1. Menentukan variabel yang diteliti. Variabel-variabel yang diteliti ditentukan sebanyak 21 variabel. Sampel yang digunakan adalah 100 responden.
2. Data hasil penelitian diuji kelayakannya dengan menggunakan Barlett’s dan
dilakukan karena analisis faktor berupaya mengelompokkan sejumlah variabel. Oleh karena itu, seharusnya ada korelasi yang cukup kuat diantara variabel, sehingga akan terjadi pengelompokkan. Jika sebuah variabel berkorelasi lemah dengan variabel lainnya, maka variabel tersebut akan dikeluarkan dari analisis faktor. Selanjutnya untuk melihat variabel-variabel yang layak untuk dibuat analisis faktor maka indikatornya adalah besaran
MSA variabel. Nilai MSA dapat dilihat pada tabel Anti Image Matrix yaitu
angka-angka yang diberi tanda ‘a’ yang membentuk garis diagonal. Satu
variabel yang layak dianalisis jika mempunyai nilai MSA ≥ 0.5 dan variabel
yang mempunyai nilai MSA ≤ 0.5 akan dikeluarkan. Jika masih ada variabel
yang mempunyai nilai MSA ≤ 0.5 maka analisis diulangi lagi. Jika semua
vaiabel sudah mempunyai nilai MSA ≥ 0.5 maka prosedur dapat dilanjutkan.
Melalui analisis faktor akan diperoleh nilai communalities. Semakin tinggi
nilai communalities suatu variabel semakin erat hubungannya dengan faktor
yang terbentuk dan semakin besar pula keragaman variabel tersebut yang dapat dijelaskan oleh faktor yang terbentuk.
3. Menetapkan metode analisis faktor. Metode analisis faktor yang digunakan
dalam penelitian ini adalah analisis komponen utama (principal component
analysis). Metode ini mentransformasikan sebuah himpunan variabel ke dalam sebuah himpunan baru yang berisi variabel majemuk
4. Menentukan jumlah faktor dengan ekstraksi. Ekstraksi merupakan metode untuk mereduksi data dari beberapa variabel menjadi beberapa faktor yang lebih sedikit. Penentuan jumlah faktor yang diperlukan untuk mewakili kedua puluh satu variabel yang akan dianalisis didasarkan pada besarnya
eiganvalue serta persentase total variannya. Faktor yang memiliki nilai
eiganvalue sama atau lebih dari satu yang dipertahankan.
5. Melakukan factoring rotation terhadap faktor yang telah terbentuk. Hasil dari
ekstraksi faktor dari matriks faktor mengidentifikasikan hubungan antar faktor dan variabel individual, namun dalam faktor-faktor tersebut banyak variabel yang berkorelasi sehingga sulit untuk diinterpretasikan. Untuk mentransformasikan ke dalam matriks yang lebih sederhana sehingga mudah diinterpretasikan maka digunakan rotasi matriks faktor dengan
metode Varimax.
6. Menginterpretasikan faktor. Hasil dari proses rotasi ini disajikan pada tabel
pada tabel tersebut, suatu variabel asal dikelompokkan ke dalam suatu komponen utama. Interpertasi faktor dilakukan dengan mengklasifikasikan
variabel yang mempunyai loading terbesar terhadap salah satu faktor.
7. Validasi hasil faktor untuk mengetahui apakah faktor yang terbentuk telah stabil dan bisa untuk menggeneralisasi populasinya. Sampel awal dibagi menjadi dua sama besar. Apabila sampel ganjil, maka satu sampel dihilangkan atau dimasukkan dalam dua bagian sampel tersebut. Kemudian sampel yang sudah dibagi dua dianalisis satu per satu. Apabila hasilnya tidak banyak perbedaan, faktor yang terbentuk dinyatakan baik.
Untuk mengkaji hubungan antara karakteristik responden dengan tingkat
kepuasan digunakan uji Chi square, sedangkan untuk analisis loyalitas
digunakan analisis deskriptif dengan menggambarkan kategori persentase dari
switcher buyer, habitual buyer, likes the brand, satisfied buyer, dan committed buyer. Adapun interval rentang skala yang digunakan untuk memetakan nilai rata-rata untuk kelima tingkatan loyalitas adalah:
Rentang skala yang dihasilkan:
1.00-1.80 = Sangat buruk 3.50-4.20 = Baik 1.90-2.60 = Buruk 4.30-5.00 = Sangat baik 2.70-3.40 = Cukup baik
Sedangkan interval skala untuk indeks loyalitas adalah:
Rentang skala yang dihasilkan:
7-11.8 = Sangat tidak loyal 11.9-16.6 = Tidak loyal 16.7-21.4 = Cukup loyal 21.5-26.2 = Loyal 26.3-31 = Sangat loyal
Definisi Operasional
Jamu adalah minuman yang terbuat dari akar, batang, daun, rimpang tanaman
obat yang mempunyai manfaat untuk kesehatan.
Jamu gendong adalah jamu yang dijajakan dengan cara di gendong dan dibuat sendiri oleh penjaja jamu gendong.
Budaya merupakan segala nilai, pemikiran, simbol yang mempengaruhi perilaku, sikap kepercayaan dan kebiasaan konsumen jamu gendong.
Pembelian adalah suatu keputusan konsumen memilih jamu gendong yang akan dikonsumsinya.
Konsumsi adalah kegiatan memakai atau menggunakan jamu gendong.
Pendapatan adalah imbalan dari pekerjaan yang dilakukan konsumen jamu gendong.
Pendidikan adalah ukuran tinggi rendahnya tingkat pendidikan konsumen jamu gendong yang dinilai melalui lamanya seseorang menempuh pendidikan formal, yang dikelompokkan menjadi SD, SMP, SMA, Akademi, dan Sarjana.
Khasiat adalah manfaat yang didapatkan dari jamu gendong.
Harga adalah biaya yang dikeluarkan konsumen yang membeli jamu gendong.
Keandalan adalah kemampuan penjaja jamu gendong dalam memberikan pelayanan yang memuaskan dan akurat terhadap konsumen.
Ketanggapan adalah daya tanggap penjaja jamu gendong dalam melayani konsumen dengan baik.
Empati adalah kemudahan penjaja jamu gendong dalam membina hubungan dan rasa peduli terhadap konsumen.
Kepuasan adalah penilaian konsumen terhadap apa yang diharapkan dengan membeli dan mengkonsumsi jamu gendong. Skala pengukuran kepuasan yang dilakukan adalah skala likert (diukur dalam 5 point skala sangat tidak puas=1 dan sangat puas=5).
Loyalitas adalah sikap positif dari konsumen jamu yang memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang produk jamu pada saat sekarang atau masa yang akan datang.