• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian asosatif. Menurut Sugiyono (2006:11), penelitian asosiatif merupakan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui hubungann antara dua variabel atau lebih. Adapun variabel-variabel yang dihubungkan dalam penelitian ini adalah variabel-variabel Dividend Payout Ratio (X1) dan variabel Return on Investment (X2), terhadap variabel harga saham (Y)

.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian a. Tempat Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia melaui media internet

dengan situs

b. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan sejak bulan Maret 2014 sampai dengan bulan April 2014.

3.3 Batasan Operasional

Adapun yang menjadi batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Variabel bebas (independent variabel), yang terdiri dari dividend payout ratio (DPR) dan return on investment (ROI).

2. Variabel terikat (dependent variabel), yaitu harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

b. Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari:

1. Data dividend payout ratio (DPR) dan return on investment (ROI) perusahaan properti dan real estate pada tahun 2009-2012.

2. Data harga saham penutupan akhir tahun perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia periode tahun 2009-2012.

3.4 Definisi Operasional Variabel

Mendefinisikan konsep secara operasional adalah “menjelaskan karakteristik dari obyek ke dalam elemen – elemen yang dapat diobservasi yang menyebabkan konsep dapat diukur dan dioperasionalkan ke dalam penelitian” (Erlina, 2011:48). Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel Terikat (Y) adalah variabel yang dipengaruhi dan nilainya tergantung pada variabel lain. Variabel terikat atau dependent variable yang digunakan adalah harga saham masing-masing perusahaan properti dan real estate. Harga saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) tiap akhir tahun. b. Variabel bebas (X) adalah variabel yang dapat mempengaruhi perubahan

negatif dengan variabel dependen. Adapun yang menjadi variabel bebas atau independent variable dari penelitian ini adalah:

1. Dividend Payout Ratio (1)

Dividend payout ratio merupakan adalah rasio yang menunjukkan berapa bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen untuk setiap lembar saham. Secara sistematis DPR dapat dirumuskan sebagai berikut :

DPR = Dividend per Share Earning per Share 2. Return on Investment (2)

Adalah salah satu bentuk dari ratio profitabilitas yang dimaksudkan untuk dapat mengukur kemampuan perusahaan dengan keseluruhan dana yang ditanamkan dalam aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan (Munawir 2007 : 89). Data yang diambil adalah return on investment (ROI) perusahaan properti dan real estate mulai tahun 2009 sampai 2012.

ROI =���� ����� ℎ������ ℎ�����

Tabel 3.1

Definisi Operasional Variabel

Variabel Definisi Operasional Indikator Skala

Dividend payout ratio Return on Investment Harga Saham

rasio yang menunjukkan berapa bagian pendapatan yang dibayarkan sebagai dividen untuk setiap lembar saham. Adalah rasio profitabilitas yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan atas aktiva yang digunakan untuk operasi perusahaan untuk menghasilkan keuntungan.

Harga saham perusahaan properti dan real estate dihitung dari harga saham penutupan

Dividend per share /Earning per share Laba bersih setelah pajak / total aktiva Harga saham penutupan akhir tahun Rasio Rasio Rasio

3.5 Populasi dan Sampel

Populasi adalah kelompok elemen yang lengkap, di mana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek penelitian (Kuncoro, 2009:118). Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan properti dan real estate yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia yang melakukan pembayaran dividen dan menyediakan laporan keuangan selama periode 2009-2012.

Tabel 3.2 Populasi Penelitian

NO KODE NAMA EMITEN

1 APLN Agung Podomoro Land

2 ASRI Alam Sutera Reality Tbk

3 BAPA Bekasi Asri Pemula Tbk

4 BCIP Bumi Citra Permai Tbk

5 BEST Bekasi Fajar Industial Estate Tbk 6 BIPP Bhuawanatala Indah Permai Tbk

7 BKDP Bukit Darmo Property Tbk

8 BKSL Sentul City Tbk

9 BSDE Bumi Serpong Damai Tbk

10 COWL Cowell Development Tbk

Lanjutan Tabel 3.2 Populasi Penelitian

NO KODE NAMA EMITEN

13 CTRS Ciputra Surya Tbk

14 DART Duta Anggada Reality Tbk

15 DILD Intiland Development Tbk

16 DUTI Duta Pertiwi Tbk

17 ELTY Bakrieland Development Tbk

18 EMDE Megapolitan Development Tbk

19 FMII Fortune Mate Indonesia Tbk

20 GAMA Gading Development Tbk

21 GMTD Goa Makassar Tourism Development Tbk

22 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk

23 GWSA Greenwood Sejahtera Tbk

24 JRPT Jaya Real Property Tbk

25 KIJA Kawasan Industri Jababeka Tbk 26 KPIG Global Land and Development Tbk

27 LAMI Lamicitra Nusantara Tbk

28 LCGP Laguna Cipta Griya Tbk

29 LPCK Lippo Cikarang Tbk

30 LPKR Lippo Karawaci Tbk

31 MDLN Modernland Reality Tbk

32 MKPI Metropolitan Kentjana Tbk

33 MTLA Metropolitan Land Tbk

34 MTSM Metro Reality Tbk

35 NIRO Nirvana Development Tbk

36 MORE Indonesia Prima Property Tbk 37 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk

38 PUDP Pudjiati Prestige Tbk

39 PWON Pakuwon Jati Tbk

40 RBMS Rista Bintang Mahkota Sejati Tbk

41 RDTX Roda Vivatex Tbk

42 RODA Pikko Land Development Tbk

43 SMDM Suryamas Dutamakmur Tbk

44 SMRA Summarecon Agung Tbk

Sumber:

Adapun kriteria yang digunakan dalam penentuan sampel pada penelitian ini adalah:

2. Perusahaan Properti dan Real Estate yang melakukan pembayaran dividen dan menyediakan laporan keuangan selama periode tahun 2009 – 2012.

3. Perusahaan Properti dan Real Estate yang mempublikasikan harga saham selama periode tahun 2009 – 2012.

Tabel 3.3 Sampel Penelitian No Kode

Emiten

Nama Perusahaan Terdaftar

1 ASRI Alam Sutera Reality Tbk 18 Desember 2007

2 CTRP Ciputra Property Tbk 7 November 2007

3 GPRA Perdana Gapura Prima Tbk 10 Oktober 2007

4 JRPT Jaya Real Property 29 Juni 1994

5 GMTD Gowa Makassar Tourism Development Tbk 11 Desember 2000

6 PUDP Pudjiati Prestige Tbk 18 November 1994

7 SMRA Summarecon Agung Tbk 7 Mei 1990

8 PLIN Plaza Indonesia Realty Tbk 15 Juni 1992

3.6 Jenis Data

Menurut sumbernya, data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data sekunder adalah “data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data” (Kuncoro, 2009:148). Data sekunder yang digunakan dalam penelitianini adalah data sekunder kuantitatif berupa laporan keuangan yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia.

3.7 Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan keuangan yang dipublikasikan oleh perusahaan melalui Bursa Efek Indonesia.

3.8 Teknik Analisis Data

Metode analisis yang digunakan adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik sebagai berikut:

3.8.1 Metode Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah kegiatan mengumpulkan dan mengelompokkan data mentah untuk kemudian dianalisis dan diinterpretasikan secara objektif (Kuncoro, 2009:192).

3.8.2 Metode Analisis Statistik

Penelitian ini menggunakan analisis statistik yaitu analisis regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh dividend payout ratio dan return on investment terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

Adapun persamaan regresi yang digunakan, yaitu: Yi,t = a + b1X1 + b2X2 + e

Keterangan:

Yi,t = Harga saham perusahaan i pada tahun t a = Konstanta

X1 = Dividend payout Ratio (DPR) X2 = Return on Investment (ROI) b1 = Koefisien regresi variabel X1 b2 = Koefisien regresi variabel X2

3.9 Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, suatu perhitungan statistik disebut signifikan secara statistik apabila nilai uji statistiknya berada dalam daerah kritis (daerah dimana � ditolak). Sebaliknya, disebut tidak signifikan bila uji statistiknya berada dalam daerah dimana � diterima. Model pengujian yang dilakukan adalah uji F dan uji t.

1. Uji Signifikansi Simultan (Uji-F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara bersama-sama atau serempak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a. H0:b1=�2=0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari dividend payout Ratio (DPR) dan return on investment (ROI) terhadap harga saham.

b. Ha: minimal satu �≠0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari Dividend Payout Ratio (DPR) dan return on investment (ROI) terhadap harga saham.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig.F > 0,05 maka H0 diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya, jika nilai sig. F < 0,05 maka Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari variabel bebas terhadap variabel terikat. Pengambilan keputusan juga dapat

dilakukan dengan membandingkan nilai Fhitungdan nilai Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu:

a. H0 diterima jika Fhitung < Ftabel pada α = 5% b. Ha diterima jika Fhitung > Ftabel pada α = 5%

2.Uji Signifikansi Parsial (uji-t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah:

a. Dividend Payout Ratio (DPR)

H0 :b1 = 0, artinya Dividend Payout Ratio (DPR) tidak berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H0 :b1≠0,artinya Dividend Payout Ratio (DPR) berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

b. Return on Investment (ROI)

H0 :b2 = 0, artinya return on investment (ROI) tidak berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

H0 :b2≠0,artinya return on investment (ROI) berpengaruh yang signifikan terhadap harga saham perusahaan properti dan real estate di Bursa Efek Indonesia.

Dengan menggunakan tingkat signifikan (α) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 H0

diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t< 0,05 Ha diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan keputusannya yaitu: 1. H0 diterima jika- ttabel< thitung < ttabel pada α = 5%

2. Ha diterima jika thitung> ttabel dan thitung <ttabel pada α = 5%

3. Koefisien Determinasi (R2)

Koefisien determinasi adalah koefisien nilai yang menunjukkan besarnya variasi variabel terikat (dependent variable) yang dipengaruhi oleh variasi variabel bebas (independent variable). Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi tersebut dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R2 (koefisien determinan mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas). Apabila nilai R2 suatu regresi (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut dan semakin mendekati nol, maka variabel independen secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel dependen. Adjusted R Square ini digunakan untuk melihat berapa besar pengaruh faktor-faktor yang ditimbulkan oleh variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat 3.10 Uji Asumsi Klasik

Sebelum melakukan analisis regresi, agar mendapatkan perkiraan yang efisien dan tidak bias maka dilakukan pengujian asumsi klasik. Adapun syarat

Asumsi Klasik yang harus dipenuhi model regresi berganda sebelum data tersebut dianalisis adalah sebagai berikut:

1. Uji Normalitas

Salah satu uji persyaratan yang harus dipenuhi yaitu uji normalitas data populasi. Hasil uji normalitas yang baik adalah bentuk distribusi normal atau mendekati normal. Jika data berdistribusi normal, titik-titik plotnya harus berada pada suatu garis lurus (Rochaety et.al, 2009:104).

Uji ini juga dilakukan dengan beberapa pendekatan, antara lain: a. Pendekatan Kolmogorv-Smirnov

Alat uji ini digunakan untuk memastikan apakah data di sepanjang garis diagonal berdistribusi normal. Hipotesisnya sebagai berikut:

H0 = data residual berdistribusi normal Ha = data residual tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan tingkat signifikan (�) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) > taraf nyata (α), maka H0 diterima artinya data residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2 tailed) < taraf nyata (α), maka Ha

diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.

b. Pendekatan Histogram

Untuk menguji normalitas data dapat dilihat dengan kurva normal. Kurva normal yaitu kurva yang memiliki ciri-ciri khusus, salah satu diantaranya adalah mean, modus, dan median pada tempat yang sama. Ukuran kemiringan puncak

kurva ke kiri atau ke kanan dikenal dengan nama “kemiringan kurva” atau “kemencengan kurva” (skewness). Kemencengan suatu kurva distribusi data dapat bertanda positif (arah kanan) dan bertanda negatif (arah kiri).

c. Pendekatan Grafik

PP plot akan membentuk plot antara nilai-nilai teoritis (sumbu x) melawan nilai-nilai yang didapat dari sampel (sumbu y). Apabila plot dari keduanya berbentuk linier (didekati garis lurus), maka hal ini merupakan indikasi bahwa residual menyebar normal. Bila pola-pola titik yang terletak selain di ujung-ujung plot masih berbentuk linier, meskipun ujung-ujung plot agak menyimpang dari garis lurus, dapat dikatakan bahwa sebaran data adalah menyebar normal.

2. Uji Heteroskedastisitas

Asumsi heteroskedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heteroskedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatter plot). Analisis pada gambar scatter plot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heteroskedastisitas (Nugroho, 2005:63) jika:

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja.

c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk bola bergelombang melebar kemudian menyempit dan melebar kembali.

d. Penyebaran titik-titik data sebaiknya tidak berpola.

Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glejser, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen.Apabila signifikansi > dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heteroskedastisitas, dan begitu sebaliknya.

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear berganda ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya) (Erlina, 2011:106). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan the Breusch-Godfrey (BG) test. Untuk mendeteksi ada tidaknya autokorelasi maka dilakukan pengujian the Breusch-Godfrey (BG) test dengan ketentuan bila variabel auto (lag) menunjukkan probabilitas signifikan di atas 005 berarti data tidak terkena autokorelasi.

4. Uji Multikolinieritas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresiditemukan adanya korelasi antara veriabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinieritas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinieritas dilakukan dengan melihat toleransi variabel dan Variance Inflation Factor (VIF) dengan membandingkan sebagai berikut:

a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinieritas b. Bila VIF< 5 tidak terdapat masalah multikolinieritas

c. Tolerance < 0,1 maka diduga mempunyai persoalan multikolinieritas d. Tolerance > 0,1 maka tidak terdapat multikolinieritas.

BAB IV

Dokumen terkait