• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODE PENELITIAN

3.1. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Dalam penelitian ini penulis menggunakan variabel dependen (Y)

dan independen (X). variabel dependen di wakili oleh likuiditas saham dan

variabel independen masing – masing di wakili oleh harga saham dan volume

perdagangan.

Likuiditas Saham (Y)

Likuiditas saham merupakan kemudahan untuk membeli dan

menjual efek. Sehingga saham tersebut dapat diperjualbelikan dalam

jangka waktu yang relatif singkat dan akan di minati oleh banyak orang.

Likuiditas saham dalam penelitian ini di ukur dengan menggunakan bid-ask spread dari frekuensi perdagangan saham dalam periode penelitian (window period) yang digunakan untuk mengamati besarnya pengaruh variabel-variabel tersebut adalah selama 11 hari yakni dimulai sejak lima

hari sebelum tanggal pemecahan saham sampai sejak lima hari sesudah

Rumus yang digunakan adalah :

Persentase Spread : ( Pj – Pb )

Pt

(Fatmawati dan Asri,1999 : 100)

Keterangan :

Pj = Harga Jual Saham

Pb = Harga Beli Saham

Pt = Harga Saham (Closing Price)

Harga Saham (X1)

Harga Saham di lantai bursa mencerminkan kekuatan hubungan

yang terjadi antara penawaran dan permintaan terhadap saham. Harga

saham yang digunakan dalam penelitian ini adalah harga saham pada

perusahaan yang melakukan stock split. Satuan pengukuran yang digunakan adalah Rupiah. Sedangkan skala pengukuran variabel yang

digunakan adalah Skala Rasio.

Volume Perdagangan (X2)

Volume perdagangan adalah jumlah saham yang di perdagangan

oleh emiten di lantai bursa. Data volume perdagangan yang digunakan

dalam penelitian ini adalah jumlah saham yang ada di pasar dan yang di

pengukuran yang digunakan adalah jumlah saham yang beredar.

Sedangkan skala pengukuran variabel yang di gunakan adalah Skala

Rasio.

3.2. Teknik Penentuan Sampel

3.2.1. Populasi

Populasi merupakan kelompok subjek/objek yang memiliki ciri-

ciri karakteristik-karakteristik tertentu yang berbeda dengan kelompok

subjek/objek yang lain, dan kelompok tersebut generalisasi dari hasil

penelitian (Sumarsono, 2004 : 44).

Populasi dalam penelitian ini adalah data mengenai harga saham

(X1), volume perdagangan (X2), dan Likuiditas saham (Y), dimana 12 perusahaan Manufaktur yang melakukan pemecahan saham dan masih

tercatat atau listing di Bursa Efek Indonesia pada periode 2008. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah :

1. PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk

2. PT. Davomas Abadi, Tbk

3. PT. Aneka Tambang, Tbk

4. PT. Unilever Indonesia, Tbk

5. PT. Jaya Pari Steel, Tbk

6. PT. AKR Corporindo, Tbk

7. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

9. PT. Goodyear Indonesia, Tbk

10.PT. Kimia Farma, Tbk

11.PT. Aqua Golden Mississippi, Tbk

12.PT. Gudang Garam, Tbk

3.2.2. Sampel

Sampel adalah bagian dari populasi yang mempunyai ciri dan

karakteristik yang sama dengan populasi tersebut (Sumarsono, 2004 : 44).

Berdasarkan populasi data di atas, penentuan sampel di lakukan dengan

teknik Purposive Sampling yaitu menyeleksi responden – responden berdasarkan ciri-ciri atau sifat khusus yang dimiliki oleh sampel

(Sumarsono, 2004 : 52).

Sampel yang akan dijadikan objek penelitian memenuhi kreteria

yang mengacu pada penelitian (Fatmawati dan Asri, 1999) adalah:

1. Melakukan pemecahan saham pada tahun 2008, Namun, tidak

mengeluarkan kebijakan lain seperti stock deviden (deviden

saham), right issue, bonus share (saham bonus), warrant atau

pengumuman perusahaan lainnya.

2. Masih aktif dalam melakukan perdagangan saham.

3. Melakukan even window (periode jendela/peristiwa) yakni selama lima hari sebelum tanggal pemecahan saham dan lima hari setelah

tanggal pemecahan saham. 4. Datanya valid dan lengkap.

Sehingga sampel yang dijadikan objek penelitian yang sesuai dengan

kriteria diatas adalah 7 perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia adalah :

Tabel 3.1 : Daftar Emiten Yang Melakukan Pemecahan Saham Periode 2008

No Nama Perusahaan Tanggal Stock Split

1 PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 27 Juni 2008 2 PT. Aneka Tambang, Tbk 12 Juli 2008 3 PT. Davomas Abadi, Tbk 29 Oktober 2008 4 PT. unilever indonesia, Tbk 3 September 2008 5 PT. AKR. Corporindo, Tbk 27 Juli 2008 6 PT. Jaya pari steel, Tbk 12 Desember 2008 7 PT. Indofood sukses Makmur, Tbk 29 September 2008 Sumber : Bursa Efek Indonesia

3.3. Teknik Pengumpulan Data

3.3.1. Jenis Data

Data yang diperlukan untuk mendukung analisis pengujian

hipotesis adalah data sekunder. Data sekunder adalah data yang di peroleh

suatu organisasi atau perusahaan dalam bentuk yang sudah jadi berupa

publikasi, publikasi disini mempunyai arti sudah di terbitkan dan di

perlihatkan kepada masyarakat umum. Data tersebut yang di sediakan

perusahaan Manufaktur Go Publik di Bursa Efek Indonesia periode 2008.

3.3.2. Sumber Data

Dalam penelitian ini data-data yang di perlukan dan diperoleh dari :

a. Studi Pustaka

Landasan teorities di peroleh dengan cara mempelajari dan

mempunyai hubungan dengan masalah yang di bahas, yang di

gunakan sebagai perbandingan dengan kenyataan.

b. Penelitian Lapangan

Sumber data yang di ambil untuk penelitian ini adalah Harga

Saham, Volume Perdagangan, dan Tingkat Likuiditas Harga

Saham periode 2008 di Bursa Efek Indonesia.

3.3.3. Pengumpulan Data

Karena data yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah data

sekunder, maka prosedur pengumpulan data dilakukan dengan teknik

dokumentasi terhadap catatan perusahaan baik yang disediakan oleh

perusahaan itu sendiri maupun yang ada dalam perpustakaan yang di

publikasikan oleh Bursa Efek Indonesia.

3.4. Uji Normalitas

Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui apakah suatu data

mengikuti sebaran normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data tersebut

mengikuti sebaran normal atau tidak dapat dilakukan dengan berbagai metode

di antaranya adalah Kolmogorov Smirnov. Pedoman dalam mengambil keputusan apakah sebuah dustribusi data mengikuti distribusi normal

(Sumarsono, 2004 : 40) adalah :

a. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) < 5 % maka distribusi

b. Jika nilai signifikan (nilai probabilitasnya) > 5 % maka distribusi

adalah normal

3.5. Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi berganda harus dapat dipenuhi asumsi dasar di bawah

ini :

3.5.1.Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti adanya hubungan linear yang “sempurna” atau

pasti, diantaranya beberapa atau semua variabel yang menjelaskan dari model

regresi (Gujarati, 1995 : 157).

Identifikasi secara statistic ada atau tidaknya multikolinearitas dapat

dilakukan dengan menghitung nilai Variance inflation factor (VIF), yang mempunyai rumus sebagai berikut (Hines dan Montgomery, 1990 : 490) :

VIF = 1

1 - R j 2

VIF menyatakan tingkat “pembekakan” varians. Apabila suatu model regresi

linear memiliki nilai VIF kurang dari 10, hal ini tidak terjadi

multikolinearitas. Pada model regresi yang baik tidak boleh terdapat

3.5.2. Heteroskedastisitas

Heteroskedatisitas artinya adalah varians variabel dalam model

tidak sama (konstan). Diagnosis adanya heteroskedaritas secara kuantitatif

dalam suatu regresi dapat dilakukan dengan melakukan pengujian korelasi

Rank Spearman.

Hal ini dapat diidentifikasi dengan cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas.

Rumus pengujian korelasi Rank Spearman korelasi adalah :

rs = 1 – 6 Σ d i2 N(N2 - 1)

(Algifari, 2000 : 86)

Yang menyatakan bahwa :

di : Selisih ranking standar deviasi (S) dan ranking nilai mutlak error (e).

Nilai e = Y-Y

N : Banyaknya sampel

Jika koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel bebas terhadap residual labih besar dari level of signifikan (0,05) yang berarti dalam hal ini

model regresi tidak terdapat gejala heteroskedastisitas (Algifari, 2000 :

3.5.3. Autokorelasi

Autukorelasi adalah korelasi antara data yang diurutkan

berdasarkan urut waktu (data time series) (Gujarati,1995 : 201). Identifikasi ada tidaknya gejala autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai Durbin Watson (dtes). Berdasarkan jumlah sample dan jumlah variabel independent menetukan nilai dL dan dU berdasarkan table Durbin Watson. Langkah selanjutnya adalah menarik kesimpulan dengan kriteria sebagai berikut :

Nilai d Kesimpulan

d < d < dL Ada autokorelasi positif

dL < d < dU Tidak ada Kesimpulan

dU < d < 4-dL Tidak ada autokorelasi

4-dU < d < 4-dL Tidak ada kesimpulan

4-dL < d < 4 Ada autokorelasi negatif

3.6. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Setelah memperoleh data dari Bursa Efek Indonesia sesuai dengan

tujuan dan hipotesis penelitian yaitu untuk menganalisis pengaruh variabel

X yaitu harga saham, volume perdagangan, terhadap variabel Y yaitu

likuiditas saham. Maka untuk mengetahui kaitan dan pengaruh antar

variabel penelitian maka model analisis yang digunakan adalah Analisis

Regresi Linier Berganda. Model analisis Regresi Linier Berganda dengan dapat dituliskan dengan persamaan sebagai berikut :

Y = a+ β

1

Χ

1

+ β

2

Χ

2

+ u

i

(Gujarati, 1995 : 265)

Keterangan :

Y = Frekuensi perdagangan saham (likuiditas saham)

a

= Konstanta

β

1

β

2

= Koefisien regresi dari tiap-tiap variabel bebas X1 = Harga saham

X2 = Volume perdagangan saham

U1 = Variabel pengganggu

3.6.1. Uji Hipotesis

1. Uji Kesesuaian Model

Untuk menguji cocok atau tidaknya model regresi yang dihasilkan

digunakan uji F dengan prosedur sebagai berikut (Anonim, 2003 : L22) :

Hipotesis

1. H0 : β1 = β2 = 0 (X1 dan X2 tidak berpengaruh terhadap Y) H1j≠ 0 (X1 dan X2 berpengaruh terhadap Y)

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan

derajat bebas [n-k], dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah

3. Dengan F hitung sebesar :

Fhit = R2 / (k-1)

(1 – R2) / (n-k)

Ketentuan pengujian (Sulaiman, 2004 : 81) :

a. Jika tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan ditolak H1

b. Jika tingkat signifikan (p-value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1

diterima.

2. Uji t

Uji t digunakan untuk menguji seberapa besar tingkat pengaruh beberapa

variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Dengan

menggunakan langkah-langkah (Anonim, 2003 : L21) :

Hipotesis

1. H0 : βj = 0

(Variabel bebas X1 dan X2 tidak terdapat pengaruh secara parsial

terhadap Y)

H1j≠ 0

(Variabel bebas X1 dan X2 terdapat pengaruh secara parsial

2. Dalam penelitian ini digunakan tingkat signifikan 0,05 dengan

derajat bebas [n-k], dimana n: jumlah pengamatan, dan k: jumlah

variabel.

3. Dengan nilai t hitung :

thit = bj

Se (bj)

Ketentuan pengujian (Sulaiman, 2004 : 81-82) :

a. Jika tingkat signifikan (p-value) > 0,05 maka H0 diterima dan H1

ditolak

b. Jika tingkat signifikan (p-value) < 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1. Deskripsi Obyek Penelitian

Berdasarkan pada teknik penentuan sampel yang digunakan, maka

jumlah sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 7 perusahaan

manufaktur go publik yang melakukan pemecahan saham dan untuk lebih

jelasnya, berikut ini merupakan gambaran dari masing-masing perusahaan

yang melakukan pemecahan saham yang di jadikan sampel, yaitu :

1. PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk

PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk didirikan pada tanggal 18 Maret

1982, dengan berdasarkan akta Notaris N0. 28 yang dibuat dihadapan

Bambang Sutomo, S.H.

Perseroan bergerak dalam bidang bahan kimia dengan kantor pusat

yang berkedudukan di Jl. Tanjung Pura N0.263, Pontianak-kalimantan barat,

sedangkan lokasi pabrik berada di gedung Sudirman Tower Lantai 12 C, Jl.

Jend. Sudirman Kav. 60, Jakarta. Perseroan memulai kegiatan operasi secara

komersial pada tahun 1990.

2. PT. Aneka Tambang, Tbk

PT. Aneka Tambang, Tbk, merupakan perusahaan terdepan dalam

bidang pertambangan dan pemrosesan mineral di Indonesia. PT. Aneka

milik negara) dengan nama PN Aneka Tambang. Tujuh perusahaan

independent yang merupakan perusahaan milik Negara yang dimerger dalam

Aneka Tambang, adalah PT. Nikel Indonesia, PN Tambang Bauksit Indonesia,

PN Logam Mulia, BPU Perusahaan-perusahaan Tambang Umum Negara,

Proyek Pertambangan Intan Martapura Kalimantan selatan, PN Tambang

Emas Tjikotok dan Proyek Emas Logas, Pekan Baru – Riau.

Pada bulan Mei 1975 berdasarkan keputusan menteri kehakiman

Republik Indonesia status Aneka Tambang diubah dari perusahaan milik

Negara menjadi perusahaan/perseroan terbatas dengan nama PT. Aneka

Tambang (Persero). Selama 30 tahun operasinya Aneka Tambang telah

memberikan suatu pencapaian yang luar biasa. Dari tahun ke tahun perusahaan

telah melakukan perbaikan berkesinambungan mulai dari variasi usaha,

operasi dan pengembangan keuangan, urusan umum dan sumber daya

manusia.

3. PT. Unilever Indonesia, Tbk

PT. Unilever Indonesia, Tbk didirikan pada tanggal 5 Desember

1933 dengan nama Lever’s Zeepfabrieken N.V. dengan akta N0. 23 Mr. A.H.

Van Ophuijsen, notaries di Batavia, disetujui oleh Gouveneur General Van

Nederlandsch-Indie dengan surat N0. 14 tanggal 16 Desember 1933,

didaftarkan di Raad Van Justitie di Batavia dengan N0. 302 pada tanggal 22

Desember 1933 dan diumumkan dalam Javache Courant tanggal 9 Januari

akta N0. 171 tanggal 22 Juli 1980 dari notaries Ny. Kartini Muljadi, SH.

Selanjutnya perubahan nama menjadi PT. Unilever Indonesia Tbk, dilakukan

dengan akta N0. 92 tanggal 30 Juni 1997 dari Notaris Tn. Mudofir Hadi, SH.

Akta ini disetujui oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan N0.

C2-1.049HT.01.04.TH.98 tanggal 23 februari 1998 dan diumumkan dalam Berita

Negara N0. 2620 tanggal 15 Mei 1998, Tambahan N0. 39.

Kegiatan usaha perusahaan meliputi pembuatan sabun, deterjen,

margarine, dan makanan berinti susu, es krim, miniman dengan bahan pokok

teh dan produk-produk kosmetik. Perusahaan mulai beroperasi secara

komersial tahun 1933. Kantor pusat berlokasi di Jl. Kawasan Industri

Jababeka 9 Kav. DI – 29, Cikarang, Jawa Barat dan Jl. Rungkut Industri IV

N0. 5 – 11 Surabaya.

4. PT. Jaya Pari Steel, Tbk

PT. Jaya Pari Steel Tbk, perseroan yang bergerak dalam bidang

logam dan sejenisnya. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 18 Juli 1972

dengan berdasarkan akta notaries N0. 243 yang dibuat dihadapan Ramelan

Sastra, SH. kantor pusat berkedudukan di Jl. Margamulyo N0. 4 Tandes,

Surabaya. Dan kantor perwakilan di gedung Wisma SMR 10th FI. di Jl. Yos

Sudarso Kav. 89, Jakarta. Dan perseroan memulai kegiatan secara komersial

5. PT. Davomas Abadi, Tbk

PT. Davomas Abadi Tbk, didirikan pada tanggal 14 Maret 1990,

dengan berdasarkan akta notaries N0. 25 yang dibuat dihadapan Soetomo

Dahlan, SH. Perseroan bergerak dalam bidang industri pengolahan coklat dan

produk-produk makanan dan minuman yang berhubungan dengan coklat.

Kantor pusat berkedudukan di Jl. Pangeran Jayakarta, 117 Blok B/

35-39 Jakarta. Sedangkan lokasi pabrik berada di Jl. Industri Raya 111 Blok

AB N0. 1A Tangerang Banten 15710 dan perseroan memulai kegiatan operasi

secara komersial pada tahun 1991.

6. PT. Indofood Sukses Makmur, Tbk

PT. Indofood Sukses Makmur Tbk, didirikan pada tanggal 14

Agustus 1990, dengan berdasarkan akta Notaris N0. 228 yang dibuat

dihadapan Benny kristianto, SH.

Perseroan bergerak dalam bidang produksi mie, penggilingan

tepung terigu, kemasan, dan jasa manajemen. Dengan kantor pusat yang

berkedudukan di Gedung ariobimo Sentral lantai 12, di Jl. H.R Rasuna Said

X-2, Jakarta. Sedangkan lokasi pabrik berada di Jawa, Sumatra, Kalimantan

dan Sulawesi. Perseroan memulai kegiatan operasi pada tahun 1990.

7. AKR. Corporindo, Tbk

AKR. Corporindo Tbk, merupakan perusahaan yang terdepan

didirikan pada tanggal 28 November 1977, dengan berdasarkan akta notaris

N0. 534 dibuat dihadapan Ahmad Ramelan, SH.

AKR. Corporindo Tbk, berkantor pusat di Gedung Wisma AKR

Lantai 7-8 di Jl. Panjang N0. 5, Keb. Jeruk, Jakarta. Sedangkan lokasi pabrik

berada di Jl. Sumatra N0. 49 surabaya. AKR. Corporindo Tbk, memulai

operasi pada tahun 1994.

4.2. Deskripsi Hasil Penelitian

Sumber data diperoleh dari Bursa efek Indonesia, dan berikut ini

merupakan hasil rekapitulasi data yang diperoleh pada tahun 2008 perusahaan

yang melakukan pemecahan saham yang ditabulasikan dalam bentuk tabel :

4.2.1. Deskripsi Harga Saham (X1)

Harga saham mencerminkan kekuatan hubungan yang terjadi

antara penawaran dan permintaan terhadap saham. Adapun harga saham dari

tujuh perusahaan manufaktur yang melakukan pemecahan saham dapat dilihat

pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.1

Rekapitulasi Data : Harga Saham (Dalam Rupiah)

No

Nama Perusahaan

Rata-rata harga saham (harga penutupan saat

stock split) 1 PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 1.112

2 PT. Aneka Tambang, Tbk 3.065

3 PT. Davomas Abadi, Tbk 55,6

4 PT. unilever indonesia, Tbk 7.015

5 PT. AKR. Corporindo, Tbk 1.118

6 PT. Jaya pari steel, Tbk 139,3

7 PT. Indofood sukses Makmur, Tbk 2.057,5 Sumber : Bursa Efek Indonesia, Tahun 2008 (Lampiran 1A)

Berdasarkan tabel 4.1. dapat diketahui rata-rata harga saham

dimana rata-rata harga saham ini diperoleh dari rata-rata harga saham

penutupan selama 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock split.

Rata-rata harga saham tertinggi dimiliki oleh PT. Unilever Indonesia, Tbk yaitu

sebesar 3.065 dan rata-rata harga saham terendah dimiliki oleh PT. Davomas

Abadi, Tbk yaitu sebesar 55.6. Semakin tinggi harga saham perusahaan, maka

semakin tinggi pula nilai perusahaan tersebut, begitupun dengan sebaliknya.

Harga saham yang terlalu rendah sering diartikan bahwa prospek perusahaan

tersebut kurang baik, namun bila harga saham terlalu tinggi juga berdampak

kurang baik. Sehingga salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah

dengan melakukan stock split.

4.2.2. Deskripsi Volume Perdagangan (X2)

Volume perdagangan adalah jumlah saham yang diperdagangkan

oleh emiten di lantai bursa. Adapun volume perdagangan dari tujuh

perusahaan manufaktur yang melakukan stock split dapat dilihat pada tabel dibawah ini :

Tabel 4.2

Rekapitulasi Data : Volume perdagangan

( Dalam Lembar)

No Nama Perusahaan Rata-rata volume

perdagangan 1 PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 4.000

2 PT. Aneka Tambang, Tbk 17.481.700

3 PT. Davomas Abadi, Tbk 767.850

4 PT. unilever indonesia, Tbk 1.912.150

5 PT. AKR. Corporindo, Tbk 3.522.600

6 PT. Jaya pari steel, Tbk 187.850

7 PT. Indofood sukses Makmur, Tbk 9.870.950 Sumber : Bursa Efek Indonesia, Tahun 2008 (Lampiran 1B)

Berdasarkan tabel 4.2 dapat di ketahui rata-rata volume

perdagangan dimana rata-rata volume perdagangan ini di peroleh dari rata-rata

volume perdagangan selama 10 hari sebelum dan sesudah melakukan stock

split. Rata-rata volume perdagangan tertinggi dimiliki oleh PT. Aneka

Tambang, Tbk yaitu sebesar 17.481.700 dan rata-rata volume perdagangan

terendah dimiliki oleh PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk yaitu sebesar 4.000.

Kenaikan atau penurunan pergerakan pasar saham disertai dengan volume

perdagangan yang besar merupakan tanda kekuatan pasar, sedangkan jika

tidak disertai volume perdagangan yang relatif besar merupakan tanda pasar

yang lemah.

4.2.3. Deskripsi Prosentase Spread (Y)

Likuiditas saham merupakan tingkat kemudahan untuk menjual

dan membeli suatu efek. Adapun likuiditas saham (dinyatakan oleh prosentase spread) dari tujuh perusahaan manufaktur yamg melakukan stock split dapat dilihat dari tabel di bawah ini :

Tabel 4.3

Rekapitulasi Data : Prosentase Spread

No Nama Perusahaan Rata-rata prosentase

spread 1 PT. Duta Pertiwi Nusantara, Tbk 0.2763

2 PT. Aneka Tambang, Tbk 0.2065

3 PT. Davomas Abadi, Tbk 0.418

4 PT. unilever indonesia, Tbk 0.21

5 PT. AKR. Corporindo, Tbk 0.2126

6 PT. Jaya pari steel, Tbk 0.3323

7 PT. Indofood sukses Makmur, Tbk 0.4076 Sumber : Bursa Efek Indonesia, Tahun 2008 (Lampiran 1C)

Berdasarkan tabel 4.3 diketahui bahwa rata-rata prosentase spread

tertinggi dimiliki PT. Davomas Abadi, Tbk yaitu sebesar 0.4180 yang artinya

likuiditas PT. Davomas Abadi, Tbk cukup tinggi yaitu sebesar 41.8% dan

rata-rata prosentase spread terendah dimiliki PT. Aneka Tambang, Tbk yaitu

sebesar 0.2065 yang artinya bahwa likuiditas PT. Aneka Tambang, Tbk cukup

rendah yaitu sebesar 20.65%.

4.3. Uji Normalitas

Berdasarkan hasil Uji Normalitas dengan alat bantu computer yang

menggunakan Program SPSS. Uji Normalitas digunakan untuk mengetahui

apakah suatu data mengikuti sebaran normal atau tidak (Sumarsono, 2004 :

40). Dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas

Variabel Sig

(2-tailed)

Nilai

Signifikan Keterangan

Harga Saham (X1) 0.003 0.05 Tidak Normal

Volume perdagangan (X2) 0.003 0.05 Tidak Normal

Likuiditas Saham (Y) 0.003 0.05 Tidak Normal

Sumber : Lampiran 2

Berdasarkan pada tabel 4.4, dengan menggunakan Uji

Kolmogorov-Smirnov diperoleh nilai signifikansi dari variabel bebas dan

variabel terikat sebesar 0.003 yang berarti lebih kecil dari 0.05. dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa data memiliki distribusi data yang tidak

normal. Untuk itu Normalitas data dapat diperbaiki dengan menambah sampel

4.4. Uji Asumsi Klasik

Dalam analisis regresi berganda harus dapat dipenuhi asumsi dasar dibawah ini :

4.4.1. Multikoliniearitas

Menurut Hines dan Montgomery (1990 : 490) VIF menyatakan

tingkat “pembekakan” varians. Apabila suatu model regresi linear memiliki

nilai VIF kurang dari 10, hal ini tidak terjadi multikolinearitas.

Berdasarkan hasil Uji Multikolineritas dengan alat bantu komputer

yang menggunakan Program SPSS dapat dilihat pada tabel sebagai berikuti :

Tabel 4.5

Hasil Uji Multikolineritas

Variabel VIF Keterangan

Harga Saham (X1)

1.022 Bebas Multikolinearitas

Volume Perdagangan (X2) Bebas Multikolinearitas

Sumber : Lampiran 3

Berdasarkan pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa nilai VIF X1 dan

X2 lebih keci dari 10 sehingga tidak terjadi multikolinearitas yang tinggi.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak terjadi

multikolinearitas dapat dipenuhi.

4.4.2. Heteroskedastisitas

Menurut Algifari (2000) Heteroskedastisitas adalah varians

variabel dalam model tidak sama (konstan). Hal ini dapat diidentifikasi dengan

cara menghitung korelasi Rank Spearman antara residual dengan seluruh variabel bebas. Jika koefisien korelasi Rank Spearman untuk semua variabel

bebas terhadap residual lebih besar dari level of signifikan (0.05) yang bearti

dalam hal ini tidak terdapat gejala heteroskedastisitas.

Berdasarkan hasil Uji Heteroskedastisitas dengan alat bantu

komputer yang menggunakan SPSS dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.6

Hasil Uji Heteroskedastisitas

Variabel Sig

(1-tailed) Keterangan

Harga Saham (X1) 0.000 Terjadi Heteroskedastisitas

Volume perdagangan (X2) 0.466 Bebas Heteroskedastisitas Sumber : Lampiran 4

Berdasarkan tabel 4.6 menunjukkan bahwa harga saham

menghasilkan nilai signifikan (0.000 < 0.05), yang berarti terjadi

heteroskedastisitas, sedangkan untuk volume perdagangan menunjukkan nilai

signifikan (0.466 > 0.05), yang berarti tidak terjadi heteroskedastisitas.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa dalam asumsi tidak terjadi

heteroskedastisitas tidak dapat dipenuhi. Heteroskedastisitas dapat diperbaiki

dengan melakukan transformasi data.

4.4.3. Autokorelasi

Menurut Gujarati (1995) identifikasi ada tidaknya gejala

autokorelasi dapat dites dengan menghitung nilai DW tes.

Berdasarkan hasil Uji Autokorelasi dengan alat bantu komputer

Tabel 4.7 Hasil Uji Autokorelasi

Variabel Durbin- Watson

Keterangan

Harga Saham (X1)

1.127 Tidak Terjadi Autokorelasi Volume Perdagangan (X2)

Sumber : Lampiran 5

Berdasarkan pada tabel 4.7 bahwa nilai D-W tes yaitu sebesar

1.127 terletak antara 0 dan dL (1.554) atau terletak pada daerah terjadi

autokorelasi positif. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa asumsi tidak

terjadi autokorelasi pada persamaan regresi tidak dapat dipenuhi. Autokorelasi

dapat diperbaiki dengan melakukan transformasi data.

4.5. Teknik Analisis dan Uji Hipotesis

Dalam Uji Asumsi Klasik terdapat pelanggaran, yaitu pada uji

heteroskedastisitas dan autokorelasi, sehingga dapat diperbaiki dengan

melakukan transformasi data.

Teknik analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Dan

juga berdasarkan hasil olah data dengan alat bantu komputer yang

menggunakan program SPSS dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Tabel 4.8

Hasil pendugaan Regresi Linier Berganda

Model Unstandardized coefficients

B Sig

1 (Constant) 0.275 0.002

Harga Saham (X1) -0.550 0.050

Volume Perdagangan (X2) -0.533 0.445

Berdasarkan pada tabel 4.8 dapat diperoleh model persamaan

regresi sebagai berikut :

Y = 0.275 – 0.550 X1 – 0.533 X2

Dari model persamaan regresi linier tersebut, dapat

diinterprestasikan sebagai berikut :

Konstanta (βa)

Nilai konstanta (βa) sebesar 0.275 menunjukkan bahwa apabila harga saham dan volume perdagangan konstan maka besarnya Y adalah 0.275.

Koefisien (β1) Untuk variabel Harga Saham

Besarnya nilai koefisien regresi (β1) sebesar -0.550. Nilai (β1) yang negatif menunjukkan adanya hubungan yang tidak searah antara variabel

Dokumen terkait