METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian asosiatif kausal. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara variabel independen terhadap variabel dependen. Menurut Umar (2003:30) penelitian asosiatif kausal adalah “penelitian yang bertujuan untuk menganalisis hubungan antara satu variabel dengan variabel lainnya atau bagaimana suatu variabel mempengaruhi variabel lain”.
3.2 Jenis dan Sumber data 3.2.1 Jenis Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang meliputi harga saham emiten-emiten sektor perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, suku bunga (SBI) dan inflasi yang dipublikasikan periode tahun 2008 sampai dengan tahun 2010.
3.2.2 Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini diperoleh dari situs resmi badan pusat statistik
Go Public yang
3.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Bursa Efek Indonesia yang terdiri dari data laporan keuangan perusahaan perbankan tahun 2008 s/d 2010 yang diperoleh dari ICMD da 2012 samapai dengan Desember 2012
3.4 Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi penelitian merupakan keseluruhan dari obyek penelitian yang akan diteliti. Berdasarkan pengertian tersebut, maka populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI. Jumlah populasi perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI selama tahun 2008 sampai dengan tahun 2010 adalah sebanyak 32 emiten.
Sampel adalah bagian populasi yang digunakan untuk memperkirakan karakteristik populasi (Erlina, 2008:74). Metode penentuan sampel yang digunakan adalah penentuan sampel secara purposive (purposive sampling). Penggunaan metode ini bertujuan untuk mendapatkan sampel yang konsisten dan representatif, sesuai dengan kriteria-kriteria yang digunakan.
Kriteria penentuan sampel dalam penelitin ini adalah :
1. Perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2008, 2009, 2010
2. Perusahaan yang tidak delisting dari BEI selama periode pengamatan (tahun 2008 sampai dengan tahun 2010)
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara lengkap dari variabel yang akan diteliti
Berdasarkan kriteria tersebut, maka didapat sampel perusahaan berjumlah 22 perusahaan dengan 3 tahun pengamatan.
Tabel 3.1
Perusahaan Perbankan yang Dijadikan Sampel
NO. Nama Perusahaan Kode Kriteria Penentuan Sampel
1 2 3
1. Bank Agroniaga Tbk. AGRO
2. Bank Artha Graha INPC Sampel 1
3. Bank Bukopin Tbk. BBKP Sampel 2
4. Bank Bumi Artha Tbk. BNBA Sampel 3
5. Bank Capital Indonesia Tbk. BACA
6. Bank Central Asia Tbk. BBCA Sampel 4
7. Bank CIMB Niaga Tbk. BNGA Sampel 5
8. Bank Danamon Indonesia BDMN Sampel 6 9. Bank Ekonomi Raharja Tbk. BAEK
10. Bank Himpunan Saudara SDRA Sampel 7 11. Bank ICB Bumiputera Tbk. BABP Sampel 8
12. Bank Internasional BNII Sampel 9
13. Bank Kesawan Tbk. BKSW Sampel 10
14. Bank Lippo Tbk. LPBN
15. Bank Mandiri (Persero) BMRI Sampel 11
16. Bank Mayapada Tbk. MAYA Sampel 12
17. Bank Mega Tbk. MEGA Sampel 13
18. Bank Mutiara Tbk. BCIC Sampel 14
19. Bank Negara Indonesia Tbk. BBNI Sampel 15
20. Bank Nusantara BBNP Sampel 16
21. Bank OCBC NISP Tbk. NISP Sampel 17
22. Bank Pan Indonesia Tbk. PNBN Sampel 18
23. Bank Permata Tbk. BNLI Sampel 19
24. Bank Pundi Indonesia Tbk. BEKS
25. Bank Rakyat Indonesia Tbk. BBRI Sampel 20 26. Bank Sinarmas Tbk. BSIM
27. Bank of India Indonesia BSWD Sampel 21 28. Bank Tabungan Negara BBTN
30. Bank Victoria International BVIC Sampel 22 31. Bank Windu Kentjana Int'l MCOR
32. BPD Jawa Barat dan Banten BJBR
3.5 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan studi dokumentasi melalui dua cara yaitu:
a. Studi pustaka dengan cara mengumpulkan data pendukung dari literatur dan penelitian terdahulu untuk mendapatkan gambaran dari masalah yang akan diteliti serta teknik analisis
b. Pengumpulan data sekunder dengan mengakses situs resmi badan pusat statistik, situs Bank Indonesia dan situs yang memuat informasi perusahaan Go Public yang terdaftar di BEI.
3.6 Definisi dan Pengukuran Variabel
Definisi operasional yaitu definisi berupa cara mengukur variabel itu supaya dapat dioperasikan (Jogiyanto, 2008:210). Definisi dan pengukuran variabel independen yaitu inflasi, suku bunga, pofitabilitas dan pertumbuhan perusahaan serta variabel dependen yaitu return saham akan dijelaskan pada tabel 3.2
Tabel 3.2 Definisi Operasional Nama
Variabel
Indikator
Variabel Definisi Pengukuran
Skala Pengukuran Inflasi
( X1 )
Inflasi Inflasi adalah kecenderungan dari harga-harga untuk menaik secara umum dan terus menerus serta kenaikan tersebut meluas kepada sebagian besar dari harga barang-barang lain
Rata-rata Inflasi dalam satu tahun =∑ �������������� 12 Rasio Suku Bunga ( X2 ) Suku bunga SBI
Tingkat bunga adalah kompensasi yang dibayar oleh peminjam dana kepada yang memberi pinjaman.
Rata- rata SBI dalam periode satu tahun = ∑ ���������������� 12 Rasio Profitabilitas perusahaan ( X3 ) Return On Asset
ROA adalah kemampuan perusahaan secara
keseluruhan di dalam menghasilkan keuntungan dengan seluruh jumlah aktiva yang tersedia di dalam perusahaan. ROA = ���� ����������� Rasio Pertumbuhan perusahaan ( X4 ) Earnings Per Share Kemampuan perusahaan meningkatkan pertumbuhan laba dalam setiap unit saham biasa.
EPS =
������ℎ������� ��ℎ��������������
Return Saham (Y)
Return Saham
Tingkat keuntungan yang
diperoleh investor �� = �� − ��−1 ��−1 Ri = Return saham Pt = Harga saham pada periode t Pt-1 = Harga saham pada periode t-1 Nominal
3.7 Teknik Analisis Data
3.7.1 Uji Asumsi Klasik
Pengujian asumsi klasik diperlukan untuk mengetahui apakah hasil estimasi regresi yang dilakukan benar-benar bebas dari adanya gejala normalitas, heteroskedastisitas, multikolinearitas, autokorelasi.
3.7.1.1 Uji Normalitas Data
Tujuan uji normalitas adalah untuk mengetahui apakah dalam model regresi variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Erlina, 2011:100). Pengujian normalitas ini dapat dilakukan melalui analisis grafik dan analisis statistik.
1. Analisis Grafik
Untuk menguji normalitas data dapat dilakukan dengan cara melihat grafik histogram yang membandingkan antara data observasi dengan distribusi yang mendekati normal. Metode lain yang dapat digunakan adalah dengan melihat normal probability plot yang membandingkan distribusi kumulatif dari distribusi
normal. Dasar pengambilan keputusan dari analisis normal probability plot adalah sebagai berikut:
a. Apabila data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti arah garis diagonal menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi memenuhi asumsi normalitas.
b. Apabila data tersebar menjauhi garis diagonal dan tidak mengikuti arah garis diagonal tidak menunjukkan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.
2. Analisis Statistik
Untuk mendeteksi normalitas data dapat dilakukan pula melalui analisis statistik yang salah satunya dapat dilihat melalui Kolmogorov‐Smirnov test (K‐S).
3.7.1.2 Uji Multikolinearitas
yang tinggi antara variabel-variabel bebas dalam suatu model regresi linear berganda. Jika ada korelasi yang tinggi di antara variabel-variabel bebasnya, maka hubungan antara variabel bebas terhadap variabel terikatnya menjadi terganggu. Untuk mendeteksi ada tidaknya multikoliniearitas dalam model regresi diilakukan dengan melihat nilai tolerance dan nilai Variance Inflation Factor (VIF) yang dapat dilihat dari output SPSS. Sebagai dasar acuannya dapat disimpulkan:
a. Jika nilai tolerance > 10 persen dan nilai VIF < 10, maka dapat disimpulkan bahwa tidak ada multikolineritas antar variabel bebas dalam model regresi.
b. Jika nilai tolerance < 10 persen dan nilai VIF > 10, maka dapat disimpulkan bahwa ada multikolinaeritas antar variabel bebas dalam model regresi.
3.7.1.3 Uji Heterokedastisitas
Pengujian gejala Heteroskedasitas bertujuan untuk melihat apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variabel dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Erlina, 2011:105). Jika varian dari residual dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Untuk mendeteksi adanya heterokedastisitas dilakukan dengan melihat grafik plot antara nilai prediksi variabel terikat (ZPRED) dengan residualnya (SRESID).
Dasar analisisnya:
a. Jika ada pola tertentu, seperti titik –titik yang membentuk suatu pola tertentu, yang teratur (bergelombang, melebar, kemudian menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas.
b. Jika tidak ada pola tertentu serta titik–titik menyebar diatas dan dibawah angka nol pada sumbu Y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
Analisis dengan grafik plot memiliki kelemahan yang cukup signifikan oleh karena jumlah pengamatan mempengaruhi hasil ploting. Semakin sedikit jumlah pengamatan, semakin sulit untuk mengintepretasikan hasil grafik plot.
3.7.1.4 Uji Autokorelasi
Uji Autokorelasi bertujuan menguji apakah dalam suatu model regresi linier ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pada periode t-1atau sebelumnya (Erlina, 2011:106). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mendeteksi masalah auto korelasi digunakan uji Durbin Watson (DW) dengan cara:
1. Bila nilai Durbin Watson (DW) terletak antara batas atas atau Upper Bound (DU) dan 4 – DU, maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada auto korelasi.
2. Bila nilai DW lebih rendah dari batas bawah atau Lower Bound (DL), maka koefisien autokorelasi lebih besar dari nol, berarti ada autokorelasi positif.
3. Bila nilai DW lebih besar dari (4 – DL), maka koefisien autokorelasi lebih kecil dari nol, berarti auto korelasi negatif.
4. Bila nilai DW terletak diantara batas atas (DU) dan batas bawah (DL) atau DW terletak antara (4 – DU) dan (4 – DL), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.
3.7.2 Analisis regresi berganda
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda untuk memperoleh pengaruh antara variabel inflasi, suku bunga, profitabilitas dan pertumbuhan perusahaan terhadap return saham dengan
menggunakan program SPSS 17. Peneliti menggunakan model analisis regresi dengan persamaan sebagai berikut:
�= �+ �1�1+ �2 �2 + �3�3+ �4�4+ � Keterangan: Y = Return Saham �1 − �4 = Koefisien regresi α = Intercept � = Error term �1 = Inflasi �2 = Suku Bunga
�3 = Profitabilitas Perusahaan ( EPS)
�4 = Pertumbuhan Perusahaan ( ROA )
Nilai koefisien regresi disini sangat menentukan sebagai dasar analisis, mengingat penelitian ini bersifat fundamental method. Hal ini berarti jika koefisien �bernilai positif (+) maka dapat dikatakan terjadi pengaruh searah antara variabel bebas dengan variabel dependen, setiap kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan kenaikan variabel dependen. Demikian pula sebaliknya, bila koefisien nilai � bernilai negatif (-), hal ini menunjukkan adanya pengaruh negatif dimana kenaikan nilai variabel bebas akan mengakibatkan penurunan nilai variabel dependen.
3.7.3 Pengujian Hipotesis
Pengujian terhadap hipotesis yang dilakukan dalam penelitian ini terdiri dari Uji Signifikansi Simultan, Uji Signifikansi Parsial dan Koefisien determinasi.
3.7.3.1 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen. Besarnya koefisien determinasi ini adalah 0 sampai dengan 1. Nilai R2yang kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas.
3.7.3.2 Uji Signifikansi Simultan (Uji F-Test)
Uji F dilakkukan untuk mengetahui adanya pengaruh secara bersama-sama variabel independen terhadap variabel dependen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = ( n-k-1).
Keterangan:
n = Jumlah Observasi k = Jumlah variabel
3.7.3.3 Uji Signifikansi Parsial (Uji t-Test)
Uji t digunakan untuk menguji koefisien regresi secara parsial dari variabel independen. Tingkat signifikansi yang digunakan sebesar 5%, dengan derajat kebebasan df = ( n-k-1 )
Keterangan:
n = Jumlah Observasi k = Jumlah variabel.