• Tidak ada hasil yang ditemukan

Metode Pengumpulan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data time series dengan

range tahun 1990-2009 yang dianalisis dengan alat bantu program SPSS 16

(Statistical Package for Social Science) dan berupa Data Sekunder. Menurut Wirartha (2005), penggunaan Metode Data Sekunder lebih banyak digunakan untuk penelitian mengenai kebijakan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan Jenis Data Sekunder yang diperoleh peneliti dari Dinas Perkebunan, Badan Pusat Statistik, serta berbagai terbitan dan publikasi lain yang terkait dengan pergulaan baik cetak maupun elektronik (internet).

Metode Analisis Data

Untuk mengevaluasi berpengaruh secara langsung atau tidak berpengaruh secara langsung (pada identifikasi masalah 3) kebijakan yang telah diberlakukan pemerintah dalam rangka menstabilkan harga gula dalam negeri dilakukan dengan pendekatan ekonometrika. Salah satu pendekatan yang digunakan yaitu dengan Analisis Regresi Linear Berganda. Sehingga nantinya akan diperoleh dugaan dari koefisien/parameter hubungan ekonomi. Nilai koefisien/parameter dugaan ini dapat digunakan untuk mengevaluasi keseimbangan atau parameter dari teori ekonomi yang kemudian akan sangat penting untuk pengambilan keputusan bagi perusahaan maupun formulasi kebijakan ekonomi pemerintah dan nilai tersebut akan dapat membandingkan dampak dari berbagai alternatif kebijakan.

Untuk menguji identifikasi masalah (1) akan diuji dengan menggunakan regresi, dengan persamaan :

Y = α1 + α2D1 + α3D2 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + µ Keterangan :

Y = produksi gula (ton) X1 = luas areal (Ha) X2 = rendemen (%)

X3 = jumlah pabrik gula (unit)

D1 = 1 : kebijakan tataniaga gula periode bulog/stabilisator 0 : kebijakan tataniaga lainnya.

D2 = 1 : kebijakan tataniaga gula periode bebas/liberalisasi 0 : kebijakan tataniaga lainnya.

µ = random error

Sedangkan untuk kebijakan tataniaga gula periode pengendalian impor (terkendali) dalam defenisi ini disebut grup dasar (base category).

Dan untuk menguji identifikasi masalah (2) akan diuji dengan menggunakan regresi, dengan persamaan :

Y = α1 + α2D1 + α3D2 + β1X1 + β2X2 + β3X3 + β4X4 + β5X5 + µ Keterangan :

Y = harga gula domestik (Rp/ton) X1 = harga gula dunia (US$/ton)

X2 = nilai tukar rupiah terhadap dollar (Rp/US$) X3 = impor gula (ton)

X5 = konsumsi gula (ton)

D1 = 1 : kebijakan tataniaga gula periode bulog/stabilisator 0 : kebijakan tataniaga lainnya.

D2 = 1 : kebijakan tataniaga gula periode bebas/liberalisasi 0 : kebijakan tataniaga lainnya.

µ = random error

Sedangkan untuk kebijakan tataniaga gula periode pengendalian impor dalam defenisi ini disebut grup dasar (base category).

Langkah-Langkah Analisis Kebijakan

Untuk mendapatkan hasil yang optimal didalam penelitian ini digunakan langkah-langkah sebagai berikut:

Mengubah Harga Nominal ke dalam Harga Riil

Data yang digunakan adalah data harga gula domestik dan data harga tersebut di ubah kedalam harga riil. Untuk mendapatkan harga riil digunakan rumus sebagai berikut :

Harga Riil =

Harga riil adalah harga satu barang dilihat dari satu waktu yang konstan. Untuk mendapatkan harga riil yaitu dengan mengeluarkan faktor inflasi dengan menggunakan data Indeks Harga Konsumen (IHK).

IHK atau Indeks Harga Konsumen adalah nomor indeks yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga (Household). IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya.

Interpretasi Hasil

Uji Kesesuaian (Test of Godness of Fit) Koefisien Determinasi (R2

Besaran R

)

2

adalah yang paling lazim digunakan untuk mengukur kebaikan/kesesuaian (goodness of fit) dari garis regresi. R2 mengukur proporsi (bagian) atau persentase total variasi dalam Y yang dijelaskan oleh model regresi.

Harga Nominal × 100 IHK (Indeks Harga Konsumen)

Uji Tingkat Penting (Test of Significance)

Pengujian tingkat penting adalah suatu prosedur dengan mana hasil sampel digunakan untuk menguji kebenaran atau kepalsuan suatu hipotesis nol. Keputusan untuk menerima atau menolak H0

Uji parsial (Uji t-Statistik)

dibuat atas dasar nilai statistik uji yang diperoleh dari data yang dimiliki.

Dengan Kriteria Uji :

a. Jika th >tt maka ada pengaruh nyata variabel bebas terhadap variabel terikat

Rumus : ) ( h h h b SE a t = Dimana : th a = t hitung h

SE = standar error koefisien a

= koefisien regresi hasil estimasi untuk variable ke-h

Selanjutnya identifikasi masalah lainnya dianalisis secara deskriptif berdasarkan data sekunder dan fakta-fakta yang terjadi. Penelitian deskriptif terbatas pada usaha mengungkapkan masalah, keadaan atau peristiwa sebagaimana adanya. Sifatnya sekedar mengungkapkan fakta (fact finding). Hasil penelitian lebih ditekankan pada pemberian gambaran secara objektif tentang

keadaan sebenarnya dari objek yang diselidiki. Penelitian deskriptif melakukan analisis hanya sampai pada taraf deskriptif, yaitu menganalisis dan menyajikan fakta secara sistematik sehingga dapat lebih mudah dipahami dan disimpulkan. Kebanyakan pengolahan data didasarkan pada analisis persentase dan analisis kecenderungan.

Uji Asumsi Regresi Linear Berganda

Uji linearitas

Uji linearitas dilakukan untuk mengetahui apakah persamaan regresi yang diperoleh linear atau tidak. Kriteria yang digunakan adalah bila Fhitung > Ftabel

Uji Multikolinearitas bentuk hubungan adalah linier.

Uji multikolinearitas dimaksudkan untuk menghindari adanya hubungan yang linear antar variabel bebas. Multikolinearitas dapat dideteksi dengan beberapa metode, diantaranya adalah dengan melihat :

Jika nilai Toleransi atau VIF (Variance Inflation Factor) kurang dari 0,1 atau nilai VIF melebihi 10.

 Terdapat koefisien korelasi sederhana yang mencapai atau melebihi 0,8.  Jika nilai F-hitung melebihi nilai F-Tabel dari regresi antar variabel bebas.

Uji Autokorelasi

Autokorelasi didefinisikan sebagai korelasi antara anggota observasi dalam beberapa deret waktu (serial correlation) atau antara anggota observasi

berbagai obyek atau ruang (spatial correlation). Uji Autokorelasi terutama digunakan untuk data time series. Untuk mengetahui ada tidaknya gejala autokorelasi dalam model analisis regresi yang digunakan, maka cara yang digunakan dengan melakukan pengujian serial korelasi dengan metode Durbin- Watson.

Pengambilan keputusan ada tidaknya autokorelasi :

 Bila DW terletak antara batas atas atau upper bound (du) dan (4-du), maka koefisien autokorelasi sama dengan nol, berarti tidak ada autokorelasi.  Bila nilai DW lebih rendah daripada batas bawah atau lower bound

 Bila nilai DW lebih besar daripada (4-dl), maka koefisien autokorelasi lebih kecil daripada nol, berarti ada autokorelasi negatif.

(dl), maka koefisien autokorelasi lebih besar daripada nol, berarti ada autokorelasi positif.

 Bila nilai DW terletak diantara batas atas (du) dan batas bawah (dl) atau DW terletak antara (4-du) dan (4-dl), maka hasilnya tidak dapat disimpulkan.

Defenisi dan Batasan Operasional

Untuk menghindari kesalahpahaman dan kekeliruan dalam penafsiran penelitian ini maka perlu dibuat defenisi dan batasan operasional sebagai berikut :

Defenisi

1. Kebijakan pemerintah adalah kebijakan dalam program stabilisasi harga gula pasir yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia untuk komoditi tebu (kebijakan bulog/stabilisasi, bebas/liberalisasi, dan kebijakan pengendalian impor).

2. Gula adalah gula pasir yang diproduksi oleh prosesor dalam negeri.

3. Bulog/stabilisasi adalah kebijakan pemerintah yang pada dasarnya memberikan wewenang kepada Bulog untuk menjaga stabilitas harga serta pasokan gula pasir, dan menandai era dimulainya peran Bulog sebagai lembaga stabilisator.

4. Bebas/liberalisasi adalah kebijakan pemerintah yang membuka pasar impor Indonesia secara dramatis, dimana dalam hal ini pelaku impor dibebaskan atau tidak dimonopoli oleh Bulog sehingga importir bebas untuk mengimpor gula tanpa dikenakan tarif impor.

5. Pengendalian impor adalah kebijakan pemerintah yang bertujuan untuk mengendalikan impor dengan membatasi importir hanya menjadi importir produsen dan importir terdaftar.

6. Stabilisasi harga gula pasir adalah tujuan yang ingin dicapai oleh pemerintah melalui program kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan yaitu kebijakan bulog/stabilisasi, bebas/liberalisasi, dan pengendalian impor.

Batasan Operasional

1. Waktu penelitian dimulai pada tahun 2011.

2. Data yang diambil adalah data dalam kurun waktu tahun 1990 sampai kebijakan pengendalian impor tahun 2009.

PROFIL INDUSTRI DAN KEBIJAKAN TATANIAGA

Dokumen terkait