• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha budidaya anggrek milik Bapak Samen yang berada di Desa Rawakalong, Kecamatan Gunung Sindur. hal tersebut dikarenakan berdasarkan informasi yang didapatkan, Desa Rawakalong merupakan salah satu desa penghasil anggrek dengan produksi yang tinggi. Pemilihan tempat ini dilakukan secara sengaja (purposive). Pemilihan kebun Bapak Samen dilakukan secara sengaja denga pertimbangan bahwa Bapak Samen merupakan petani yang memiliki lahan yang luas sebesar 3 500 m2. Lahan tersebut merupakan lahan terluas yang berada di Desa Rawakalong. Bapak Samen juga merupakan salah satu petani yang fokus membudidayakan satu jenis anggrek, yaitu anggrek Vanda douglas. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2015 hingga Agustus 2015.

Gambar 6 Kerangka pemikiran operasional Strategi

penanganan Analisis Risiko

1.Rata-rata kejadian berisiko 2.Standard Deviation 3.Z-Score 4.Value at Risk Analisis Deskriptif Kerugian Harga jual Fluktuasi Produksi Sumber Risiko Cuaca dan Iklim Hama dan Penyakit Bibit Sumber daya manusia

20

Sumber dan Jenis Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersifat kualitatif dan kuantitatif. Data kualitatif merupakan data yang bersangkutan dengan gambaran umum petani, kondisi usaha petani, serta perkembangan usaha petani. Data kuantitatif merupakan data yang berupa angka, misanya jumlah produksi, jumlah kegagalan panen, harga produk, angka penjualan, luas lahan, dan biaya produksi.

Kedua jenis data diatas diperoleh dari data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sumber yang dikaji. Cara memperoleh data primer bisa dengan cara pengamatan, penghitungan langsung, wawancara dan kuisioner yang diberikan kepada petani. Data primer dengan wawancara misalnya yang berkaitan dengan kondisi usaha, proses produksi, dan kendala yang dihadapi selama proses produksi yaitu adanya angka kegagalan pada proses produksi. Sedangkan data primer yang diperoleh dari kuisioner adalah jumlah produksi, asset petani, input petani, biaya produksi dan data pengamatan atau observasi misalnya dalam mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang dilakukan selama waktu penelitian.

Data sekunder adalah data yang sudah ada sebelum penelitian atau yang sudah tertulis, misalnya jumlah produksi per bulan pada tahun sebelumnya. Selain itu dibutuhkan data sekunder lain yaitu untuk memperkuat penelitian ini, misalnya data produksi wilayah, kontribusi hortikultura terhadap PDB nasional, dan lain sebagainya sebagai literatur dan bahan pustaka yang diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Direktorat Jendral Hortikultura, Departemen Pertanian, dan penelitian sebelumnya.

Metode Pengumpulan Data

Risiko produksi yang diamati dan diteliti dalam penelitian ini adalah pada masa panen. Pengumpulan data dilakukan dengan melakukan pencatatan langsung selama 30 hari. Tabel 7 merupakan contoh tabel yang digunakan dalam pengumpulan data kematian angrek yang diakibatkan oleh risiko produksi.

Tabel 7 Tabel pengumpulan data kehilangan produksi Hari/tanggal Kehilangan

produksi

Sumber ket

Cuaca Hama Penyakit

Total Rata-rata Persentase

Selain itu, digunakan juga teknik pengambilan data lainnya. Teknik pengambilan data tersebut adalah sebagai berikut.

21 1. Teknik pengamatan dan perhitungan langsung. Pengamatan yang dilakukan adalah dengan mengamati langsung proses produksi tanaman anggrek sehingga diperoleh data yang diperlukan untuk menganalisis risiko produksi. Data yang diambil berupa data kematian anggrek per tangkai setiap harinya selama 30 hari. Data kematian yang didapatkan kemudian akan dikonversikan dengan data produksi pada Desa Rawakalong selama 18 bulan terakhir. Waktu pengamatan disesuaikan dengan perjanjian yang disepakati oleh peneliti dan petani. Adapun perhitungan yang dilakukan untuk mengkonversi data observasi adalah sebagai berikut:

a Menghitung persentase dari setiap sumber risiko

% = ��

30 �=1

� � 100%

Keterangan :

% = Persentase dari satu sumber risiko (%)

Xi = Jumlah kematian anggrek dari satu sumber risiko produksi (tangkai) X = Jumlah kematian anggrek dari keseluruhan sumber risiko produksi (tangkai)

b Melakukan konversi pada data historis

Kematian anggrek akibat sumber risiko x = (A – B) x C Keterangan :

A = Target produksi anggrek per periode(tangkai) B = Produksi anggrek aktual per periode (tangkai) C = persentase kematian anggrek sumber risiko x (%)

2. Teknik wawancara dan diskusi langsung dengan petani dan tenaga ahli. Wawancara dilakukan untuk mengetahui kondisi sebenarnya yang ada di lapangan, gambaran umum, dan proses budidaya anggrek. Wawancara dilakukan untuk mendapatkan data yang akan digunakan untuk analisis deskriptif pada penelitian ini.

3. Daftar pertanyaan, yaitu susunan pertanyaan yang akan diajukan kepada petani atau tenaga ahli. Pertanyaan yang diajukan mengenai sumber risiko, jumlah kegagalan, dan faktor-faktor produksi yang digunakan.

4. Teknik studi pustaka yang berkaitan dengan data sekunder. Data sekunder digunakan sebagai literatur tambahan untuk mendukung penulisan penelitian ini.

Metode Pengambilan Sampel

Metode pengambilaan sampel yang digunakan peneliti yaitu metode purposive sampling. Yaitu metode pengambilan sampel dilakukan secara sengaja. Sampel yang akan diteliti yaitu satu orang petani anggrek di Desa Rawakalong. Petani yang akan dijadikan sampel yaitu Bapak Samen. Bapak Samen merupakan petani anggrek Vanda douglas di Desa Rawakalong yang telah melakukan usaha budidaya anggrek Vanda douglas selama kurang lebih 20 tahun. Bapak Samen merupakan petani yang memiliki lahan luas dibandingkan petani lainnya. Luas

22

lahan bapak Samen sebesar 3 500 m2. Kebun Bapak Samen dipilih karena merupakan petani yang fokus membudidayakan satu jenis anggrek dan memiliki yang luas. Pada lahan Bapak Samen dilakukan observasi atau penelitian langsung untuk melihat kerugian akibat risiko produksi. Hasil penelitian langsung tersebut kemudian dikonversikan dengan data produksi sebelumnya di Desa Rawakalong.

Metode Pengolahan Data

Pengolahan data yang dilakukan dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif untuk menjelaskan gambaran umum, kondisi petani, dan strategi pengelolaan risiko. Sedangkan, pengolahan data secara kuantitatif yaitu dengan perhitungan risiko yang dilakukan dengan bantuan Ms. Excel. Pengolahan data dimulai dengan perhitungan kemungkinan risiko dan dilanjutkan dengan dampak risiko.

1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko

� = ��

� �=1

� Keterangan :

� = Nilai rata-rata kematian anggrek yang disebabkan sumber risiko (tangkai)

Xi = nilai kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko (tangkai) n = Jumlah data observasi (30 observasi)

2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko

= (��−� � �=1 )² �−1 Keterangan :

S = Standar deviasi dari setiap sumber risiko

Xi = nilai kematian anggrek dari setiap sumber risiko (tangkai)

� = Nilai rata-rata kematian anggrek dari setiap sumber risiko (tangkai) n = Jumlah data observasi (30 observasi)

3. Nilai Standar (Z-Score) Risiko

= � − � ��

Keterangan :

x = batas risiko yang dianggap masih belum merugikan dan telah ditentukan oleh petani (tangkai)

23 4. Nilai probabilitas terjadinya risiko

Setelah dilakukan perhitungan nialai standar (Z-Score), kemudian dapat dicari kemungkinan atau probabilitas terjadinya risiko produksi anggrek. probabilitas atau kemungkinan tersebut dapat diperoleh dari tabel Z (normal) sehingga dapat diketahui besarnya kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi anggrek merugikan.

5. Value at Risk

Metode yang paling efektif digunakan dalam mengukur dampak risiko adalah VaR (Value at Risk). VaR menunjukkan besarnya potensi kerugian dari suatu kejadian yang bisa terjadi pada suatu periode tertentu ke depan dengan tingkat toleransi tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila ada data historis sebelumnya. VaR dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur besarnya dampak kerugian yang ditimbulkan jika risiko produksi terjadi. Data yang digunakan adalah data produksi dan data kematian pada dua tahun terakhir. Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi dan penurunan penerimaan sebagai akibat terjadinya sumber-sumber risiko produksi. VaR dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kountur 2006) :

� = � + � � Keterangan :

VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan dari risiko produksi anggrek di Desa Rawakalong (Rp)

� = Rata-rata kematian dari sumber risiko dikalikan harga jual (Rp) Z = nilai z-score yang diambil dari tabel z

= Standard deviation

n = Banyaknya data observasi (30 observasi) 6. Penanganan Risiko

Pada umumnya tujuan dari pengusaha yaitu memperkecil kemungkinan terjadinya risiko sehingga dapat memaksimalkan keuntungan atau laba bagi usahanya. Strategi yang dapat dilakukan oleh pengusaha dalam menangani risiko yang terjadi diantaranya yaitu strategi pengelolaan risiko dan mitigasi risiko (meminimalkan terjadinya risiko). Strategi penanganan risiko tersebut akan dianalisis dengan menggunakan pemetaan risiko. Hasil dari perhitungan risiko akan dimasukkan ke dalam kuadran yang terdapat pada pemetaan risiko sesuai dengan tingkat probabilitas dan dampaknya. Sumber risiko yang akan ditangani dengan menggunakan strategi preventif adalah sumber risiko yang berada di kuadran I dan III. Penerapan strategi dilakukan untuk mengurangi probabilitas sumber risiko. Sedangkan sumber risiko yang akan ditangani dengan menggunakan strategi mitigasi adalah sumber risiko yang berada di kuadran II dan IV. Strategi yang dilakukan untuk mengurangi dampak kerugian yang diakibatkan sumber risiko.

24

Dokumen terkait