• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian dilakukan pada usaha budidaya anggrek milik Bapak Samen. Penelitian mengenai risiko pada kebun milik Bapak Samen ini hanya meneliti risiko produksi pada tanaman yang berumur antara 6 bulan sampai 2 tahun. Pada umur tersebut tanaman anggrek Vanda douglas sudah mulai dapat menghasilkan bunga. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, diketahui bahwa pemicu timbulnya risiko produksi adalah faktor alam. Beberapa hal dari alam yang dapat menjadi faktor pendukung timbulnya sumber risiko antara lain, menyangkut bencana alam (banjir, gempa bumi, angin ribut, dll), kondisi alam (lembab, panas, dingin, dll), dan makhluk alam (kuman, binatang, dll). Hasil dari penelitian langsung di lapangan tersebut kemudian akan dikonversi dengan data historis selama 18 periode. Konversi data tersebut dilakukan untuk melihat seberapa besar kerugian yang dihasilkan oleh setiap sumber risiko pada produksi sebelumnya.

Identifikasi Risiko Produksi anggrek

Risiko dalam suatu usaha perlu dilakukan identifikasi agar dapat diketahui statusnya kemudian ditangani secara tepat. Risiko produksi dapat mempengaruhi pendapatan petani dan juga keberlangsungan usaha. Identifikasi risiko dapat dilakukan melalui berbagai cara diantaranya melalui observasi langsung, dan melalui wawancara responden. Identifikasi risiko pada kegiatan produksi anggrek Vanda douglas dilakukan dengan cara pengamatan atau observasi langsung. Wawancara responden juga dilakukan untuk mendukung data yang didapatkan pada saat observasi. Risiko produksi anggrek Vanda douglas dapat dilihat dari jumlah bunga yang mati atau tidak dapat dipanen. Bunga yang mati atau tidak dapat dipanen dihitung per tangkai dengan jumlah kuntum bunga per tangkai

28

antara 3-7 kuntum. Sumber risiko yang dibahas pada penelitian ini merupakan sumber risiko yang berpengaruh langsung terhadap hasil produksi anggrek.

Sumber risiko produksi pada tanaman anggrek pada umumnya cuaca, hama, penyakit, kualitas bibit, dan media tanam. Pada penelitian langsung yang dilakukan terdapat tiga faktor utama yang menyebabkan tanaman menjadi mati atau mengalami kegagalan panen. Ketiga sumber tersebut merupakan cuaca, penyakit, dan hama. Sedangkan untuk kualitas bibit dan media tanam tidak terlalu mempengaruhi hasil produksi tanaman anggrek Vanda douglas. Adapun hasil observasi kegagalan produksi berdasarkan sumber-sumber risiko seperti ditunjukkan pada Lampiran 1.

Sumber Risiko Cuaca

Anggrek Vanda douglas merupakan jenis anggrek monopodial yang tumbuh diatas tanah. Jadi anggrek Vanda douglas tidak memerlukan pot sebagai media tanam. Anggrek Vanda douglas termasuk tanaman yang membutuhkan intensitas cahaya yang cukup tinggi, sehingga dalam proses budidayanya tidak perlu menggunakan paranet. Namun, anggrek jenis ini juga tidak boleh terkena cahaya matahari secara berlebihan ataupun terkena hujan dengan intensitas yang tinggi. Jika cuaca terlalu panas atau intensitas hujan terlalu tinggi maka anggrek akan mengalami kekeringan atau busuk pucuk. Pada anggrek jenis lainnya seperti Dendrobium, cuaca juga merupakan salah satu sumber risiko produksi. Cuaca yang tidak mendukung akan merangsang pertumbuhan jamur terutama pada kondisi lembab. Jamur kemudian akan membuat tanaman mati (Panggabean, 2011)

Intensitas cahaya yang dibutuhkan oleh anggrek Vanda sp. antara 80-100 persen. Artinya, anggrek vanda dapat ditanam di tanah tanpa ada naungan untuk mengurangi paparan sinar matahari. Anggrek yang kekeringan dapat dilihat pada batang, daun dan kuntum bunganya. Kuntum bunga akan terlihat kering dan berwarna kecoklatan pada awalnya. Hal tersebut akan diawali dengan gejala daun yang mulai menguning kemudian akan berwarna kecoklatan. Daun yang telah berwarna kecoklatan kemudian akan kering dan rontok. Hal tersebut juga akan berpengaruh kepada bunga anggrek. Bunga juga akan menjadi layu, berwarna pucat dan akhirnya mati.

29 Pada Gambar 13 dapat dilihat tanaman anggrek yang kekeringan karena cuaca yang panas. Pada satu tangkai tersebut seharusnya terdapat 3 sampai 7 kuntum bunga. Namun, karena cuaca yang terlalu panas menyebabkan bunga kering dan berguguran dan tidak dapat dipanen. Sedangkan busuk pucuk dan busuk akar disebabkan karena intensitas hujan yang tinggi. Busuk pucuk disebabkan karena adanya air yang menggenang pada pucuk muda yang tumbuh. Sedangkan busuk akar diakibatkan karena kadar air yang terlalu tinggi dalam tanah sehingga akar kehilangan kemampuan untuk manyalurkan air ke setiap bagian tanaman. Berkurangnya sinar matahari dan jumlah air yang terlalu banyak menjadi penyebabnya. Busuk pucuk ini ditandai pada daerah batang dan sekitar pucuk yang mulai menghitam. Pucuk yang mulai menghitam kemudian jika ditekan akan mengeluarkan air. Gejala tersebut akan membuat pucuk busuk sehingga tidak dapat menghasilkan bunga. Busuk pucuk pada tanaman anggrek ditandai lingkaran merah pada Gambar 14.

Gambar 14 Anggrek yang terkena gejala busuk pucuk

Sedangkan busuk akar akan mengakibatkan tanaman kering dan kurus karena akar kehilangan kemampuannya untuk menyerap air. Selain itu, cuaca yang tidak menentu juga dapat menyebabkan penyakit kapang daun dan bercak bunga. Kapang daun akan menyerang bagian bawah daun dengan gejala akan timbul kehitaman dikarenakan tanaman yang kekeringan. Bercak bunga disebabkan oleh tanaman yang telah sakit dan ditularkan melalui angin. Bercak bunga dapat dilihat pada bunga yang akan muncul bercak kecoklatan dan membuat bunga gugur. Tabel 8 menunjukkan jumlah anggrek yang mati akibat sumber risiko cuaca pada 18 periode sebelumnya. Cara mengidentifikasi kegagalan tanaman anggrek yaitu dengan pengamatan langsung pada kebun Bapak Samen, kemudian hasil pengamatan tersebut dikonversikan dengan data produksi selama 18 periode untuk melihat kegagalan tanaman anggrek yang diakibatkan oleh sumber risiko cuaca. Pada Tabel 8 dapat dilihat hasil konversi data hasil observasi dengan data historis selama 18 bulan terakhir. Jumlah kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko cuaca dibagi dengan jumlah keseluruhan kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko, kemudian dikalikan 100 persen. Perhitungan tersebut menghasilkan nilai sebesar 53.97 persen yang kemudian dikalikan pada nilai selisih antara produksi aktual dan target produksi setiap periodenya. Target produksi 3 500 tangkai per bulannya

30

didapatkan dari hasil wawancara dengan petugas penyuluh lapang dan petani di Desa Rawakalong.

Tabel 8 Hasil konversi kegagalan produksi berdasarkan sumber cuaca Periode (bulan) Produksi Aktual (tangkai) Target Produksi (tangkai)

Tanaman anggrek yang mati akibat cuaca (tangkai) 1 612 3 500 1 559 2 666 3 500 1 530 3 720 3 500 1 500 4 774 3 500 1 471 5 1 188 3 500 1 248 6 1 296 3 500 1 189 7 1 283 3 500 1 197 8 1 238 3 500 1 221 9 1 085 3 500 1 304 10 1 040 3 500 1 328 11 887 3 500 1 411 12 680 3 500 1 522 13 466 3 500 1 638 14 483 3 500 1 628 15 518 3 500 1 609 16 529 3 500 1 604 17 602 3 500 1 564 18 697 3 500 1 513

Sumber Risiko Penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman anggrek sebenarnya beragam jenisnya. Penyakit yang dapat menyerang tanaman anggrek diantaranya penyakit buluk, rebah kecambah, bercak coklat, bercak hitam dan lainnya. Namun, pada penelitian ini didapatkan dua penyakit yang memiliki pengaruh besar terhadap pertumbuhan anggrek Vanda douglas. Penyakit tersebut disebabkan oleh jamur dan bakteri. Penyakit yang menjangkit tanaman anggrek ini dapat menyebabkan kematian bagi tanaman. Penyakit ini biasa disebut karat dan soft root. Penyakit juga menjadi salah satu sumber risiko bagi jenis anggrek lainnya. Salah satunya anggrek Dendrobium yang sering terkena jamur. Penyakit yang disebabkan oleh jamur akan menyerang hebat pada saat kemarau dan menyebar cepat pada tanaman lain di sekitarnya (Tamandala, 2014).

Penyakit karat ini dapat menyerang tanaman muda atapun yang tua. Penyakit ini dapat menyerang setiap bagian tanaman dari mulai batang, daun, hingga bagian bunga. Gejala penyakit karat ini ditandai dengan timbulnya bercak coklat baik pada batang, daun, ataupun bunga. Bercak coklat tersebut kemudian akan menyebar dan menjadi semakin banyak. Penyakit ini disebabkan oleh spora yang terbawa oleh serangga ataupun tertiup angin. Tanaman yang terkena penyakit karat akhirnya akan menjadi kecoklatan dan kering. Tanaman kemudian

31 akan mati dan bunga akan berguguran. Gejala penyakit karat ditandai oleh lingkaran merah pada Gambar 15.

Gambar 15 Tanaman yang mati karena penyakit karat

Penyakit soft root, ada juga yang menyebutnya penyakit busuk daun. Penyakit ini disebabkanoleh bakteri Erwina sp. daun yang terserang akan menjadi lunak, basah dan berwarna hijau lebih gelap serta mengeluarkan bau yang tidak sedap. Penyebarannya sangat cepat dan dapat membuat tanaman mati. Gejala penyakit soft root ditandai oleh lingkaran merah pada Gambar 16. Adapun hasil observasi kegagalan produksi berdasarkan sumber penyakit seperti ditunjukkan pada Tabel 9.

Gambar 16 Tanaman yang mati karena penyakit soft root

Pada Tabel 9 dapat dilihat hasil konversi data hasil observasi anggrek yang mati akibat penyakit dengan data historis selama 18 bulan terakhir. Jumlah kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko penyakit dibagi dengan jumlah keseluruhan kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko, kemudian dikalikan 100 persen. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan nilai sebesar 39.91 persen yang kemudian dikalikan dengan selisih antara produksi aktual dan target produksi. Target produksi 3 500 tangkai per bulannya didapatkan dari hasil wawancara dengan petugas penyuluh lapang dan petani di Desa Rawakalong.

32

Tabel 9 Hasil observasi kegagalan produksi berdasarkan sumber penyakit Periode (bulan) Produksi Aktual (tangkai) Target Produksi (tangkai)

Tanaman anggrek yang mati akibat penyakit (tangkai) 1 612 3 500 1 153 2 666 3 500 1 131 3 720 3 500 1 109 4 774 3 500 1 088 5 1 188 3 500 923 6 1 296 3 500 880 7 1 283 3 500 885 8 1 238 3 500 903 9 1 085 3 500 964 10 1 040 3 500 982 11 887 3 500 1 043 12 680 3 500 1 126 13 466 3 500 1 211 14 483 3 500 1 204 15 518 3 500 1 190 16 529 3 500 1 186 17 602 3 500 1 157 18 697 3 500 1 119

Sumber Risiko Hama

Hama menjadi salah satu sumber risiko yang terdapat dalam budidaya anggrek Vanda douglas. Berdasarkan observasi yang dilakukan, hama yang sering menyerang yaitu hama kepik anggrek dan kumbang pengerek. Hama kepik akan menghisap cairan dauntanaman anggrek, sehingga pada awalnya akan menimbulkan bintik putih atau kuning. Tanaman tersebut kemudian akan mati. Selain itu, hama kepik juga akan memakan kelopak bunga sehingga bentuknya menjadi tidak menarik dan akhirnya bunga akan mati. Gejala tanaman yang terserang hama kepik anggrek ditunjukkan oleh lingkaran biru pada Gambar 17.

33 Sedangkan hama kumbang pengerek akan menyerang bunga, daun dan batang. Kumbang ini akan membuat lubang pada tiap bagian tanaman anggrek. Tanaman anggrek yang terkena serangan hama kumbang pengerek ini akhirnya akan mati. Hama merupakan salah satu sumber risiko produksi pada budidaya anggrek. Pada jenis anggrek Dendrobium hama yang seringkali menyerang tanaman anggrek yaitu siput, belalang, kumbang gajah, tungau merah, semut, kutu daun, kaki seribu. Hama akan berjumlah lebih banyak pada saat cuaca hujan atau setelah terjadi banjir (Tamandala, 2014).

Adapun hasil observasi kegagalan produksi berdasarkan sumber hama seperti ditunjukkan pada Tabel 10. Pada Tabel 10 dapat dilihat hasil konversi data hasil observasi dengan data historis selama 18 bulan terakhir. Jumlah kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko hama dibagi dengan jumlah keseluruhan kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko, kemudian dikalikan 100 persen. Hasil perhitungan tersebut menghasilkan nilai sebesar 6.12 persen yang kemudian dikalikan dengan selisih antara produksi aktual dan target produksi.Target produksi 3 500 tangkai per bulannya didapatkan dari hasil wawancara dengan petugas penyuluh lapang dan petani di Desa Rawakalong.

Tabel 10 Hasil observasi kegagalan produksi berdasarkan sumber hama Periode Produksi Aktual (tangkai) Target Produksi (tangkai)

Tanaman anggrek yang mati akibat hama (tangkai) 1 612 3 500 177 2 666 3 500 173 3 720 3 500 170 4 774 3 500 167 5 1 188 3 500 141 6 1 296 3 500 135 7 1 283 3 500 136 8 1 238 3 500 138 9 1 085 3 500 148 10 1 040 3 500 151 11 887 3 500 160 12 680 3 500 173 13 466 3 500 186 14 483 3 500 185 15 518 3 500 182 16 529 3 500 182 17 602 3 500 177 18 697 3 500 172

Analisis Probabilitas Risiko Produksi Anggrek Vanda douglas

Setelah melakukan identifikasi sumber risiko produksi, selanjutnya dilakukan analisis probabilitas produksi untuk mengetahui seberapa besar kemungkinan terjadinya risiko oleh setiap sumber risiko produksi yang ada. Data yang digunakan untuk menganalisis probabilitas risiko yang terjadi akibat sumber

34

risiko produksi dilakukan dengan menggunakan data pencatatan kegagalan produksi setiap harinya selama satu bulan. Hasil perhitungan yang dilakukan menghasilkan nilai probabilitas dari setiap sumber risiko produksi. Nilai probabilitas menunjukkan kemungkinan kematian anggrek yang disebabkan oleh sumber risiko yang ada. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa sumber risiko cuaca paling sering menyebabkan kematian anggrek Vanda douglas di Desa Rawakalong. Sedangkan, kematian anggrek lainnya disebabkan oleh sumber risiko penyakit dan sumber risiko hama. Adapun hasil perhitungan probabilitas dari masing-masing sumber risiko produksi seperti ditunjukkan pada Tabel 11.

Tabel 11 Hasil perhitungan probabilitas sumber risiko produksi

Sumber Risiko Probabilitas (%)

Cuaca 63.31

Hama 51.99

Penyakit 60.26

Sumber risiko yang tertinggi yaitu sumber risiko cuaca. Sumber risiko terbesar kedua yaitu penyakit, dan yang terakhir merupakan sumber risiko hama. Penjelasan mengenai setiap sumber risiko tersebut sebagai berikut:

a. Sumber risiko cuaca

Sumber risiko cuaca merupakan sumber risiko yang memiliki probabilitas tertinggi, yaitu 63.31 persen. Angka tersebut menunjukkan bahwa peluang risiko produksi akibat dari sumber risiko cuaca yang melebihi batas normal sebesar 1500 tangkai sebesar 63.31 persen. Kerugian yang ditimbulkan oleh sumber risiko memang cukup besar. Hal tersebut dikarenakan tanaman anggrek Vanda douglas memang tidak bisa terkena paparan sinar matahari secara berlebihan dan juga menerima curah hujan yang tinggi. Jika anggrek Vanda douglas terkena sinar matahari dengan intensitas yang tinggi dalam waktu yang lama maka tanaman anggrek yang telah berbunga akan mengalami kekeringan dan bunga akan rontok. Kuncup bunga anggrek juga akan kering dan mempengaruhi pertumbuhan anggrek. Sedangkan jika tanaman anggrek mendapatkan pasokan air yang berlebih terutama pada saat musim hujan, akan menyebabkan tanaman menjadi busuk. Busuk pucuk dan busuk akar menjadi penyebab kematian anggrek yang paling sering terjadi yang dipicu oleh curah hujan yang tinggi. Batas kematian anggrek yang masih dianggap wajar yaitu sebanyak 1500 tangkai dalam 1 bulan atau periode. Penentuan batas normal cukup besar, dikarenakan cuaca merupakan sumber risiko yang paling sering muncul pada budidaya tanaman anggrek jenis Vanda douglas ini. Berdasarkan hasil wawancara dengan petani lain juga didapatkan bahwa sumber risiko cuaca memang sangat sulit untuk dikendalikan, sehingga batas normal yang ditentukan cukup besar. Nilai probabilitas yang didapatkan melebihi batas wajar yang ditentukan. Hasil perhitungan pada Tabel 12 menunjukkan probabilitas tanaman anggrek yang hilang untuk 18 periode produksi yaitu sebesar 63.31 persen kemungkinan yang melebihi batas wajar. Adapun hasil perhitungan probabilitas sumber risiko cuaca seperti ditunjukkan pada Tabel 12.

35 Tabel 12 Hasil perhitungan probabilitas sumber risiko cuaca

Periode Produksi Aktual (tangkai) Target Produksi (tangkai)

Tanaman anggrek yang mati akibat cuaca (tangkai) 1 612 3 500 1 559 2 666 3 500 1 530 3 720 3 500 1 500 4 774 3 500 1 471 5 1 188 3 500 1 248 6 1 296 3 500 1 189 7 1 283 3 500 1 197 8 1 238 3 500 1 221 9 1 085 3 500 1 304 10 1 040 3 500 1 328 11 887 3 500 1 411 12 680 3 500 1 522 13 466 3 500 1 638 14 483 3 500 1 628 15 518 3 500 1 609 16 529 3 500 1 604 17 602 3 500 1 564 18 697 3 500 1 513 Total Rata-rata Standar Deviasi X Z-score

Nilai pada tabel z

26 035.00 1 446.00 257.61 1 500.00 0.34 0.63 Probabilitas (%) 63.31

b. Sumber risiko hama

Sumber risiko hama merupakan sumber risiko terbesar ketiga setelah cuaca dan penyakit. Sumber risiko hama ini dapar berasal dari berbagai jenis hama yang menyerang tanaman anggrek. Namun, hama yang seing menyerang tanaman anggrek Vanda douglas pada kebun milik Bapak Samen yaitu kepik dan kumbang pengerek. Hal tersebut juga terlihat pada saat observasi. Tanaman yang terkena serangan hama kelopak bunganya akan rusak karena dimakan oleh serangga tersebut. Batas normal anggrek yang mati akibat sumber risiko hama yaitu sebesar 165 tangkai setiap bulannya. Batas normal yang ditentukan memang cukup kecil dibandingkan sumber risiko lainnya, karena berdasarkan wawancara sumber risiko hama masih dapat ditangani dan tidak terlalu sulit untuk menanganinya. Sehingga batas normal yang ditentukan kecil. Pada perhitungan probabilitas didapatkan hasil bahwa probabilitas sumber risiko hama lebih besar dari batas normalnya. Adapun hasil perhitungan probabilitas sumber risiko hama seperti ditunjukkan pada Tabel 13.

36

Tabel 13 Hasil perhitungan probabilitas sumber risiko hama Periode Produksi Aktual

(tangkai)

Target Produksi (tangkai)

Tanaman anggrek yang mati akibat hama (tangkai) 1 612 3 500 177 2 666 3 500 173 3 720 3 500 170 4 774 3 500 167 5 1 188 3 500 141 6 1 296 3 500 135 7 1 283 3 500 136 8 1 238 3 500 138 9 1 085 3 500 148 10 1 040 3 500 151 11 887 3 500 160 12 680 3 500 173 13 466 3 500 186 14 483 3 500 185 15 518 3 500 182 16 529 3 500 182 17 602 3 500 177 18 697 3 500 172 Total Rata-rata Standar Deviasi X Z-score

Nilai pada tabel z Probabilitas (%) 2 952.00 164.00 17.87 165.00 0.05 0.51 51.99

c. Sumber risiko penyakit

Sumber risiko hama merupakan sumber risiko terbesar ketiga setelah cuaca dan penyakit. Sumber risiko hama ini dapar berasal dari berbagai jenis hama yang menyerang tanaman anggrek. Namun, hama yang seing menyerang tanaman anggrek Vanda douglas pada kebun milik Bapak Samen yaitu kepik dan kumbang pengerek. Hal tersebut juga terlihat pada saat observasi. Tanaman yang terkena serangan hama kelopak bunganya akan rusak karena dimakan oleh serangga tersebut. Batas normal anggrek yang mati akibat sumber risiko hama yaitu sebesar 165 tangkai setiap bulannya. Batas normal yang ditentukan memang cukup kecil dibandingkan sumber risiko lainnya, karena berdasarkan wawancara sumber risiko hama masih dapat ditangani dan tidak terlalu sulit untuk menanganinya. Sehingga batas normal yang ditentukan kecil. Pada perhitungan probabilitas didapatkan hasil bahwa probabilitas sumber risiko hama lebih besar dari batas normalnya. Adapun hasil perhitungan probabilitas sumber risiko penyakit seperti ditunjukkan pada Tabel 14.

37 Tabel 14 Hasil perhitungan probabilitas sumber risiko penyakit

Periode Produksi Aktual (tangkai) Target Produksi (tangkai)

Tanaman anggrek yang mati akibat penyakit (tangkai) 1 612 3 500 1 153 2 666 3 500 1 131 3 720 3 500 1 109 4 774 3 500 1 088 5 1 188 3 500 923 6 1 296 3 500 880 7 1 283 3 500 885 8 1 238 3 500 903 9 1 085 3 500 964 10 1 040 3 500 982 11 887 3 500 1 043 12 680 3 500 1 126 13 466 3 500 1 211 14 483 3 500 1 204 15 518 3 500 1 190 16 529 3 500 1 186 17 602 3 500 1 157 18 697 3 500 1 119 Total 19 253.00 Rata-rata 1 070.00 Standar Deviasi 116.55 X 1 100.00 Z-score 0.26

Nilai pada tabel z 0.60

Probabilitas (%) 60.26

Analisis Dampak Risiko Produksi

Analisis dampak risiko produksi dilakukan untuk melihat seberapa besar dampak yang diimbulkan oleh setiap sumber risiko produksi. Analisis dampak risiko yang dilakukan menggunakan metode Value at Risk. Metode tersebut akan memperlihatkan dampak yang ditimbulkan oleh setiap sumber risiko produksi dalam satuan nilai, dalam penilitian ini berupa Rupiah. Harga yang digunakan untuk menghitung dampak yang ditimbulkan menggunakan harga yang berlaku pada bulan Agustus sampai September. Harga jual tanaman anggrek Vanda douglas pada bulan tersebut sebesar Rp700 per tangkainya. Error yang digunakan dalam perhitungan ini sebesar 5 persen. Sehingga tingkat kepercayaan yang digunakan adalah sebesar 95 persen. Hasil perhitungan dampak kerugian sumber risiko produksi seperti ditunjukkan pada Tabel 15.

38

Tabel 15 Hasil perhitungan dampak kerugian sumber risiko produksi

Sumber Risiko Dampak (Rp)

Cuaca 1 055 292

Hama 119 666

Penyakit 780 371

a. Cuaca

Cuaca yang buruk dapat menyebabkan kematian bunga anggrek Vanda douglas. Cuaca buruk tersebut merupakan cuaca yang terlalu panas dan cuaca dengan intensitas hujan yang terlalu tinggi. Rata-rata kematian anggrek yang diakibatkan oleh cuaca sebesar 1 446 tangkai per bulannya. Kerugian yang diderita oleh Bapak Samen sebagai dampak dari sumber risiko cuaca dengam menggunakan metode Value at Risk menunjukkan kerugian yang cukup besar kedua. Tingkat keyakinan yang digunakan dalam menghitung Value at Risk adalah sebesar 95 persen dengan tingkat eror sebesar 5 persen. Nilai dampak yang diderita pada taraf keyakinan sebesar 95 persen adalah sebesar Rp1 055 292. Sedangkan, kemungkinan yang dapat ditimbulkan oleh sumber risiko cuaca dapat melebihi nilai dampak adalah sebesar 5 persen. Adapun hasil perhitungan Value at Risk sumber risiko cuaca seperti ditunjukkan pada Tabel 16.

Tabel 16 Hasil perhitungan Value at Risk sumber risiko cuaca

Uraian Nilai Total Kerugian (Rp) 18 224 778.00 Rata-rata kerugian (Rp) 1 012 488.00 Standar Deviasi (Rp) 110 327.00 Nilai Z (α=5%) 1.64 VaR (Rp) 1 055 292.00 b. Hama

Hama dapat menyerang tanaman anggrek yang telah berbunga ataupun yang masih dalam bentuk kuncup. Tanaman yang diserang oleh hama perlahan akan mati. Rata-rata kematian anggrek Vanda douglas yang disebabkan oleh hama adalah sebesar 4.38 tangkai per minggunya. Hal tersebut dikarenakan hama masih dapat ditangani penyebarannya. Perhitungan Value at Risk yang dilakukan menunjukkan bahwa dampak yang harus diderita akibat sumber rsiko hama merupakan yang terkecil dibandingkan dengan sumber risiko lainnya. Pada taraf keyakinan 95 persen kerugianyang diderita akibat sumber risiko hama hanya Rp119 666. Sedangakan, kemungkinan dampak kerugian yang lebih besar dari nilai dampak tersebut adalah sebesar 5 persen. Adapun hasil perhitungan Value at Risk sumber risiko hama seperti ditunjukkan pada Tabel 17.

39 Tabel 17 Hasil perhitungan Value at Risk sumber risiko hama

Uraian Nilai Total Kerugian (Rp) 2 066 623.00 Rata-rata kerugian (Rp) 114 812.00 Standar Deviasi (Rp) 12 511.00 Nilai Z (α=5%) 1.64 VaR (Rp) 119 666.00 c. Penyakit

Penyakit yang menyerang tanaman anggrek Vanda douglas termasuk cepat penyebarannya dan sulit untuk dikendalikan. Rata-rata tanaman yang mati dikarenakan sumber risiko penyakit sebesar 1070 tangkai per bulannya. Perhitungan Value at Risk yang dilakukan menunjukkan bahwa dampak kerugian yang diderita akibat sumber risiko penyakit merupakan yang terbesar diantara yang lainnya. Pada taraf keyakina 95 persen dampak kerugian yang diakibatkan sebesar Rp 780 371. Sedangkan kemungkinan dampak kerugian yang lebih besar dapat ditimbulkan adalah sebesar 5 persen. Adapun hasil perhitungan Value at Risk sumber risiko penyakit seperti ditunjukkan pada Tabel 18.

Tabel 18 Hasil perhitungan Value at Risk sumber risiko penyakit

Uraian Nilai Total Kerugian (Rp) 13 476 948.00 Rata-rata kerugian (Rp) 748 719.00 Standar Deviasi (Rp) 81 585.00 Nilai Z (α=5%) 1.64 VaR (Rp) 780 371.00

Pemetaan Sumber Risiko Produksi

Pemetaan sumber risiko produksi dilakukan setelah probabilitas dan dampak dari tiap sumber risiko produksi telah diketahui. Letak setiap sumber risiko produksi ditentukan dari probabilitas dan dampaknya. Berdasarkan nilai probabilitas dan dampak yang ada, perlu dilakukan perhitungan status risikoterlebih dahulu. Status risiko diperlukan untuk menentukan skala prioritas dalam menentukanstrategi penanganan risiko. Adapun status risiko setiap sumber risiko produksi seperti ditunjukkan pada Tabel 19.

Tabel 19 Status risiko setiap sumber risiko produksi

Sumber Risiko Probabilitas (%) Dampak (Rp) Status (Rp)

Cuaca 63.31 1 055 292 668 105

Hama 51.99 119 666 62 214

40

Dampak yang disebabkan oleh masing-masing sumber risiko merupakan faktor utama penentu status risiko dari masing-masing sumber risiko. Status risiko didapatkan dari perkalian antara probabilitas risiko dengan dampak risiko. Berdasarka perhitungan pada tabel maka dapat dilihat bahwa status risiko dari sumber risiko cuaca merupakan sumber risiko dengan status risiko terbesar. Selanjutnya sumber risiko penyakit, dan sumber risiko hama.

Tahapan berikutnya setelah melakukan perhitungan status risiko yaitu menempatkan tiap sumber risiko ke dalam empat kuadran dalam peta risiko. Peta risiko terdiri dari empat kuadran dengan sumbu vertikal yang menunjukkan probabilitas risiko. Skala untuk pengukuran probabilitas risiko ini terbagi menjadi dua, yaitu besar dan kecil. Sama halnya dengan sumbu vertikal, sumbu horizontal yang menunjukkan skala dampak risiko juga terbagi menjadi skala besar dan skala

Dokumen terkait