• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kalukku, sebagai salah satu kecamatan yang tergabung dalam program Nestle Cocoa Plan periode pertama dan lokasi tempat unit pembelian biji kakao BT Cocoa untuk wilayah Kabupaten Mamuju.

Lokasi penelitian adalah Kelurahan Kalukku, Desa Guliling, Desa Pammulukang, Kelurahan Sinyonyoi dan Kelurahan Bebanga. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja dengan pertimbangan bahwa kelurahan dan desa yang terpilih telah merasakan dampak dari program Nestle Cocoa Plan. Penelitian ini dilakukan pada bulan April-Mei 2014.

Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan anggota rantai pasokan biji kakao PISAgro dan tradisional di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian diperoleh dari studi literatur berbagai buku, skripsi, tesis, internet, serta instansi terkait seperti Badan Pusat statistik (BPS), PISAgro, PT Bumitangerang Mesindotama, PT Nestle Indonesia dan Swisscontact.

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dari tahap penyusunan proposal yaitu bulan April 2014. Metode pengumpulan data primer yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengamatan langsung ke lokasi kegiatan rantai pasokan biji kakao PISAgro dan tradisional di Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat serta melakukan wawancara dengan pihak anggota rantai pasokan biji kakao beserta narasumber yang terkait. Sedangkan pengumpulan data sekunder melalui studi literatur dari berbagai buku, skripsi, tesis, internet, serta instansi terkait seperti Badan Pusat statistik (BPS), PISAgro, PT Bumitangerang Mesindotama, PT Nestle Indonesia dan Swisscontact.

Metode Penentuan Responden

Responden dalam penelitian ini adalah petani, pedagang pengumpul, pedagang besar di Kecamatan Kalukku, Kabupaten Mamuju, Sulawesi Barat. Penentuan responden petani kakao dilakukan secara convinience dimana setelah ditentukan lokasi penelitian, petani yang menjadi responden adalah petani yang sedang melakukan penjualan biji kakao.

Jumlah responden adalah 30 orang petani kakao, 2 pedagang pengumpul kecil, 4 pedagang pengumpul besar, KUB (Koperasi Usaha Bersama), Gapoktan

dan unit pembelian BT Cocoa di Kecamatan Kalukku. Petani yang tergabung dalam program Nestle Cocoa Plan berjumlah 18 orang (4 orang dari Kelurahan Kalukku, 2 orang dari Kelurahan Sinyonyoi, 3 orang dari Desa Guliling dan 6 orang dari Kelurahan Bebanga) dan petani yang tidak tegabung dalam program Nestle Cocoa Plan berjumlah 12 orang (1 orang dari Kelurahan Kalukku, 2 orang dari Desa Guliling dan 9 orang dari Kelurahan Bebanga).

Sedangkan pengumpulan informasi saluran pemasaran biji kakao dimulai dari infromasi data dari unit pembelian biji kakao. Informasi dari unit pembelian biji kakao berupa data petani dan pedagang yang menjual biji kakao ke unit pembelian. Setelah itu ditelusuri informasi ke tingakat pedagang untuk mengetahui petani yang melakukan penjualan melalui pedagang.

Metode Pengolahan dan Analisis Data Topik yang dikaji secara mendalam, yaitu rantai pasokan. 1. Analisis deskriptif rantai pasok biji kakao

Model rantai pasok biji kakao dianalisis dengan menggunakan metode pengembangan rantai pasok yang mengikuti kerangka proses Food Supply Chain Networking (FSCN) dari Lambert dan Cooper kemudian dimodifikasi oleh Van der Vorst (Vorst 2006). Setiap bagian dalam kerangka Manajemen rantai pasokan tersebut dianalisis secara deskriptif kecuali pada kinerja rantai pasok akan dilakukan pengolahan data kuanitatif menggunakan kalkulator dan Microsoft Excel.

a. Sasaran Rantai Pasok

(i) Sasaran Pasar Menjelaskan bagaimana model suatu rantai pasokan berlangsung terhadap produk yag dipasarkan. Tujuan pasar dijelaskan dengan jelas, seperti siapa pelanggannya, apa yang diinginkan dan dibutuhkan dari produk tersebut.

(ii) Sasaran Pengembangan Bagian ini menjelaskan target atau objek dalam rantai pasokan yang hendak dikembangkan oleh beberapa pihak yang terlibat di dalamnya.

b. Struktur Rantai Pasok

Pada bagian ini dijelaskan siapa saja yang menjadi anggota rantai pasokan yang terlibat di dalamnya, dan dijelaskan pula peran tiap anggota rantai pasokan. Aliran komoditas mulai dari hulu sampai ke hilir serta penyebarannya ke berbagai lokasi dijelaskan dan dikaitkan dengan keberadaan anggota rantai pasokan serta bentuk kerjasama yang terjadi diantara berbagai pihak.

c. Manajemen Rantai Pasok

Manajemen rantai pasok menjelaskan konfigurasi hubungan yang terjadi di rantai pasokan. Tujuannya adalah untuk mengetahui pihak mana bertindak sebagai pengatur dan pelaku utama di dalam rantai pasok. Pihak yang menjadi pelaku utama adalah yang melakukan sebagian besar aktivitas di dalam rantai pasok dan memiliki kepemilikan penuh terhadap asset yang dimilikinya. Dijelaskan bagaimana prosedur dan syarat apa saja yang digunakan untuk memilih mitra kerjasama dan bagaimana prakteknya

dilapangan. Selain itu, dijelaskan pula mengenai bagaimana proses kemitraan itu terbentuk. Dijelaskan juga mengenai bentuk kesepakatan kontraktual yang disepakati dalam membangun hubungan kerjasama disertai dengan sistem transaksi yang dilakukan diantara berbagai pihak yang bekerjasama. Pada manajemen rantai juga menjelaskan peran pemerintah sebagai pihak yang mengambil kebijakan dalam mengatur dan mendukung proses di sepanjang rantai pasok.

d. Sumber Daya Rantai Pasok

Menerangkan potensi sumber daya yang dimiliki oleh anggota rantai pasok adalah penting guna mengetahui potensi- potensi apa saja yang mendukung upaya pengembangan rantai pasokan. Sumber daya yang dikaji meliputi sumber daya fisik, sumber daya manusia, dan sumber daya permodalan.

e. Proses Bisnis Rantai Pasok

Proses bisnis rantai pasok menjelaskan proses-proses yang terjadi di dalam rantai pasok untuk mengetahui apakah keseluruhan alur rantai pasok sudah terintegrasi dan berjalan dengan baik atau tidak, dan menjelaskan bagaimana melalui suatu tindakan strategik tertentu mampu mewujudkan rantai pasok yang mapan dan terintegrasi.

f. Kinerja Rantai Pasok

Kinerja rantai pasok biji kakao ini akan diukur melalui efisiensi pemasaran dengan alat margin pemasaran dan farmer’s share.

(i) Margin pemasaran

Analisis margin pemasaran dilakukan untuk mengetahui komponen biaya pemasaran yang membuat harga produk semakin naik dan berbeda antara lembaga pemasaran yang satu dengan lembaga pemasaran lainnya. Margin pemasaran mencerminkan perbedaan pendapatan yang diterima oleh masing-masing lembaga pemasaran. Hal tersebut dikarenakan besarnya biaya pemasaran yang dikeluarkan setiap lembaga pemasaran juga berbeda, tergantung dari fungsi pemasaran yang dilakukan.

Margin pemasaran secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut (Kohls & Uhl 2002) :

Mi = Psi – Pbi

Mi = Ci + πi

Psi – Pbi = Ci + πi

Keuntungan lembaga pemasaran di tingkat i adalah

Πi = Psi – Pbi – Ci

Maka besarnya margin pemasaran total adalah

Keterangan: Mi = Margin pemasaran pada pasar tingkat ke-i Psi = Harga jual pada pasar tingkat ke-i

Pbi = Harga beli pada pasar tingkat ke-i Ci = Biaya lembaga pemasaran tingkat ke-i

Πi = Keuntungan lembaga pemasaran tingkat ke-i

MT = Margin total I = 1,2,3,....,n (ii) Farmer’s Share

Farmer’s share merupakan indikator efisiensi pemasaran yang diukur untuk mengetahui apakah bagian yang diterima oleh petani sesuai atau tidak dengan harga yang dibayar konsumen akhir. Farmer’s share berkebalikan dengan margin pemasaran. Jika margin pemasaran rendah, maka bagian yang diterima oleh petani atau farmer’s share tinggi dan sebaliknya. Secara matematis, dirumuskan sebagai berikut (Kohls & Uhl 2002) :

�� =��

��� 100%

Keterangan: Fs = Farmer’s share

Pf = Harga di tingkat petani

Pr = Harga yang dibayar konsumen akhir

Dokumen terkait