• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelompok tani Bunisari yang berlokasi di Desa Caringin Wetan, Kecamatan Caringin, Kabupaten Sukabumi. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive). Benih ikan nila GMT merupakan ikan nila yang sedang berkembang dan memiliki pasar yang baik.

Bunisari merupakan kelompok tani yang diusulkan oleh BP3K untuk budidaya benih ikan nila yang baik adalah di kelompok tani Bunisari. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret 2013.

Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data kualitatif adalah data non numerik yang berupa keterangan kegiatan usaha budidaya pembenihan ikan nila GMT seperti keadaan

Alternatif strategi preventif dan mitigasi Pemetaan risiko dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak

Kerugian dari sumber- sumber risiko produksi (metode Value at Risk) Harga benih ikan

Probabilitas dari sumber-sumber risiko produksi menggunakan metode nilai standar

Sumber-sumber risiko produksi pada pembenihan ikan nila GMT berumur 20 hari antara lain: kualitas induk, inbreeding, iklim, suhu, kualitas air, keahlian pekerja, hama, penyakit dan faktor cuaca.

Fluktuasi produksi ditandai dengan Tingkat Kematian (MR/Mortalitas Rate) benih ikan nila GMT berumur 20 hari

18

pembudidayaan, karakteristik responden, bahan dan peralatan yang digunakan. Data kuantitatif adalah data numerik yang berupa angka seperti data hasil produksi dan harga produk.

Sumber data yang digunakan peneliti bersumber dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian dengan cara pengamatan langsung dan wawancara dengan pemilik yaitu anggota kelompok tani Bunisari. Kegiatan usaha benih ikan nila GMT Anggota kelompok tani Bunisari yang mengusahakan pembenihan ikan nila GMT diambil sebanyak empat dari 13 petani responden dengan mempertimbangkan bahwa data time series kolam benih empat petani responden mencapai dua tahun dan kontinu dan keempat responden memiliki jumlah produksi yang lebih tinggi dari petani lainnya.

Data sekunder adalah jenis data yang sudah diterbitkan. Data sekunder berupa data statistik, buku, jurnal, dan bahan pustaka lain yang relevan dengan topik dan komoditas penelitian yang diantaranya bersumber dari Dinas Perikanan Kabupaten Sukabumi, Badan Pusat Statistik (BPS), perpustakaan LSI IPB, internet dan literatur yang relevan.

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data pada penelitian dilakukan dengan beberapa cara pendekatan seperti :

1. Melakukan observasi atau pengamatan. Observasi dilakukan dengan melihat dan mengamati secara langsung proses pembenihan ikan nila yang dilakukan di kolam pemeliharaan benih ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari pada bulan Desember sampai dengan Januari 2013.

2. Melakukan wawancara dan diskusi dengan anggota responden kelompok tani Bunisari untuk memperoleh keterangan yang sesuai dengan kebutuhan penelitian, sehingga data yang akan digunakan menggambarkan kondisi sebenarnya di lapangan, khususnya mengenai hal-hal yang berpotensi menjadi sumber risiko produksi pada usaha pembenihan ikan nila. Adapun data yang digunakan untuk penelitian ini dilakukan beberapa pendekatan dengan cara:

- Data hasil produksi didapatkan melalui data pencatatan petani dan metode recall yaitu proses wawancara dengan petani mengingat kembali hasil produksi yang dihasilkan dalam kegiatan usaha benih ikan nila GMT.

- Data untuk menentukan berbagai sumber risiko yang terjadi di lapangan didapatkan melalui wawancara kepada responden, dalam penelitian ini adalah anggota kelompok tani Bunisari.

- Jumlah sumber risiko benih ikan nila GMT pada kelompok tani Bunisari tidak dapat dihitung satu persatu. Akan tetapi penentuan jumlah untuk tiap sumber risiko setiap siklusnya, ditentukan dengan besarnya persentasi kegagalan yang diakibatkan oleh berbagai sumber risiko yang telah teridentifikasi di anggota kelompok tani Bunisari.

- Penentuan penilaian berbagai sumber risiko dilakukan karena sampai saat ini belum adanya secara tertulis penelitian mengenai berapa besar

sumber-sumber risiko dan banyaknya benih ikan nila GMT khususnya berumur 20 hari yang mengalami kematian akibat risiko yang terdapat dalam kegiatan usaha benih ikan nila GMT. Penentuan jumlah benih ikan perlu dilakukan percobaan (eksperimen) terlebih dahulu untuk mendapatkan jumlah yang absolut dalam menentukan banyaknya kematian benih dari setiap sumber risiko. Sampai saat ini jumlah mortalitas benih ikan nila didapatkan dari hasil perolehan panen yang ditentukan oleh beberapa faktor antara lain kualitas benih, teknik pemeliharaan, serta serangan hama dan penyakit. Jumlah ikan dihitung secara volumetrik karena perhitungan secara langsung kurang efektif jika ikan yang dihitung dalam jumlah yang banyak karena memakan waktu yang lama serta dikhawatirkan ikan akan mengalami kematian. Hitungan volumetrik adalah mula-mula diambil sampel menggunakan takaran (gelas atau literan). Selanjutnya, semua ditakar sehingga diketahui jumlah keseluruhan ikan hasil panenan, yaitu dengan mengkalikan jumlah rata- rata setiap sampel dengan jumlah takaran secara keseluruhan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan dan analisis data dilakukan secara kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif dilakukan dengan pendekatan deskriptif. Data kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini adalah data dari hasil wawancara dalam mengidentifikasi sumber risiko produksi pembenihan ikan nila GMT yang kemudian dianalisis dengan metode deskriptif. Analisis kuantitatif dilakukan dengan menggunakan metode nilai standar atau z-score dan metode Value at Risk. Metode z-score dilakukan untuk menghitung seberapa besar probabilitas sumber risiko yang berasal dari data produksi dan metode VaR dilakukan untuk menghitung dampak dari sumber risiko yang berasal dari data harga penjualan per ekor benih ikan nila berumur 20 hari yang merupakan sumber-sumber dari risiko produksi benih ikan nila GMT. Data tersebut kemudian diolah menggunakan metode analisis risiko dengan bantuan Microsoft office excel. Pemetaan dilakukan untuk menggambarkan kedudukan risiko, sehingga dapat menetapkan strategi penanganan risiko yang sesuai pada pembenihan ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari menggunakan analisis deskriptif yaitu data kualitatif.

Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif merupakan suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu set kondisi, suatu sistem pemikiran maupun suatu peristiwa pada masa sekarang. Tujuan dari analisis deskriptif adalah membuat deskripsi, gambaran, atau lukisan secara sistematis, faktual, dan aktual mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Analisis deskriptif digunakan untuk menganalisis sumber-sumber risiko produksi pembenihan ikan nila di kelompok tani Bunisari. Analisis ini digunakan untuk mengetahui penyebab terjadinya risiko produksi yang terkait dengan kondisi yang ada kolam pemeliharaan benih ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari. Analisis dilakukan dengan mengaitkan teori risiko yang ada dengan kondisi di

20

lapangan, sehingga didapatkan strategi penanganan risiko produksi untuk mengatasi masalah yang ditimbulkan oleh risiko produksi yang terdapat di usaha pembenihan ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari dan pada akhirnya risiko produksi dapat diminimalisasi. Metode analisis deskriptif untuk menganalisis risiko produksi yang terjadi di kolam pemeliharaan benih ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari dilakukan dengan cara observasi, wawancara, juga diskusi dengan pemilik dan pekerja.

Analisis Kemungkinan Terjadinya Risiko

Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko dan besarnya dampak risiko terhadap suatu kegiatan usaha. Ukuran pertama dari risiko adalah besarnya kemungkinan terjadinya yang mengacu pada seberapa besar probabilitas risiko akan terjadi. Metode yang akan digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode z-score. Metode ini dapat digunakan apabila ada data historis dan berbentuk kontinus (desimal). Perhitungan yang digunakan pada penelitian ini adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan produksi benih ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari. Menurut Kountur (2008), langkah yang perlu dilakukan untuk melakukan perhitungan kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini dan aplikasinya pada usaha pembenihan ikan nila GMT di kelompok tani Bunisari adalah :

1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko Rumus yang digunakan adalah :

̅ ∑

Dimana:

̅ = Nilai rata-rata kematian benih ikan nila GMT dari setiap sumber risiko Xi = Jumlah kematian benih ikan nila GMT dari setiap siklus pada masing-

masing sumber risiko

n = Jumlah setiap siklus kejadian pada setiap sumber risiko 2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko

√∑ ̅

Dimana:

S = Standar deviasi dari setiap sumber risiko benih ikan nila GMT

Xi = Nilai kematian benih ikan nila GMT per siklus dari setiap sumber risiko

̅ = Nilai rata-rata kematian benih ikan nila GMT dari setiap siklus sumber risiko

n = Jumlah setiap siklus kejadian pada setiap sumber risiko pembenihan ikan nila GMT 3. Menghitung z-score ̅ Dimana:

Z = Nilai z-score dari setiap sumber risiko

Xi = Batas risiko yang dianggap masih dalam taraf normal (α 5 persen )

̅ = Nilai rata-rata kematian benih ikan Nila GMT dari setiap sumber risiko

S = Standar deviasi dari setiap sumber risiko pembenihan ikan Nila GMT Hasil z-score yang diperoleh bernilai negatif, maka nilai tersebut berada di sebelah kiri nilai rata-rata pada kurva distribusi normal dan sebaliknya jika nilai z-score positif, maka nilai tersebut berada di sebelah kanan kurva distribusi normal z.

4. Nilai probabilitas terjadinya risiko produksi

Nilai z-score dari produksi benih ikan nila GMT diketahui, selanjutnya dapat dicari probabilitas terjadinya risiko produksi yang diperoleh dari tabel distribusi z (normal dengan α persen) sehingga diketahui persen kemungkinan terjadinya keadaan dimana produksi benih ikan nila GMT mendatangkan kerugian.

Analisis Dampak Risiko

Metode yang digunakan untuk mengukur dampak risiko adalah VaR (Value at Risk). VaR adalah salah satu metode yang paling popular dalam manajemen risiko. VaR adalah kerugian terbesar yang mungkin terjadi dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penggunaan VaR dalam mengukur dampak risiko hanya dapat dilakukan apabila terdapat data historis sebelumnya. Jika tidak ada data historis, metode VaR tidak dapat digunakan. Setiap kali terjadi risiko akan memberikan dampak kerugian. Pada umumnya, kerugian dapat dihitung dalam rupiah. Sehingga terjadinya risiko pada kegiatan produksi benih ikan nila GMT, dapat diketahui besarnya kerugian yang diderita dalam rupiah. Apabila ada kerugian yang diderita diwaktu yang lalu, berarti dapat dihitung besarnya kerugian yang akan diderita apabila risiko terjadi. Adapun rumus menghitung kerugian adalah:

Analisis ini dilakukan untuk mengukur dampak dari risiko pada kegiatan produksi benih ikan nila GMT kelompok tani Bunisari. Kejadian yang dianggap merugikan berupa penurunan produksi sebagai akibat dari terjadinya sumber-

22

sumber risiko. Menurut Kountur (2008), VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Dimana :

VaR = Dampak kerugian yang ditimbulkan oleh setiap sumber risiko

̅ = Nilai rata-rata kerugian akibat setiap sumber risiko

Z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 persen

S = Standar deviasi kerugian dari setiap sumber risiko

n = Banyaknya kerugian dari setiap siklus yang terdapat pada setiap sumber risiko

Langkah-langkah yang dilakukan dalam menghitung VaR adalah sebagai berikut:

1. Menentukan risiko.

2. Mengumpulkan data historis tetang besarnya kerugian dalam rupiah yang diderita atas risiko tersebut.

3. Menghitung rata-rata kerugian 4. Menghitung deviasi standar (s).

5. Menentukan tingkat keyakinan yang diinginkan.

6. Mencari nilai z sesuai dengan tingkat keyakinan yang telah ditetapkan. Menghitung VaR.

Alternatif Strategi

Setelah semua risiko diukur baik kemungkinannya dan dampaknya, maka selanjutnya yang dilakukan adalah membuat peta risiko. Menurut Kountur (2008), sebelum dapat menangani risiko, hal yang terlebih dahulu dilakukan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak.

Probabilitas atau kemungkinan terjadinya risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Batas antara probabilitas atau kemungkinan besar dan kecil ditentukan oleh manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar, sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur,2008). Sementara itu, berdasarkan hasil wawancara dengan anggota dan ketua kelompok tani Bunisari, ditetapkan nilai standar yang membatasi kemungkinan besar dan kecil adalah sebesar 30 persen. Demikian halnya dengan batas dampak besar dan dampak kecil dari suatu risiko tergantung dari kebijakan kelompok tani Bunisari. Kelompok tani Bunisari menetapkan bahwa batas dampat besar dan dampak kecil sebesar Rp 150 000. Berdasarkan hasil pemetaan risiko pada peta risiko, maka selanjutnya dapat ditetapkan strategi penanganan risiko yang sesuai. Contoh layout peta risiko dapat dilihat pada Gambar 7.

̅ ( √ )

Probabilitas (%)

Besar

Kecil

Gambar 7 Peta risiko Sumber : Kountur (2008)

.

Dokumen terkait