• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Pendekatan Studi

Tahap pertama dalam penelitian ini adalah melihat sejauh mana tingkat disparitas perekonomian di Provinsi Sumatera Barat melalui analisis Indeks Williamsons dan Indeks Theill. Indeks Williamson digunakan untuk mengetahui tingkat ketimpangan suatu wilayah dari data PDRB (Produk Domestik Regional Bruto) harga berlaku dan konstan, PAD (Pendapatan Asli Daerah), serta pendapatan total. Sementara Indeks Theill digunakan untuk melihat dekomposisi ketimpangan antara dan dalam wilayah perbatasan dengan wilayah bukan perbatasan di Provinsi Sumatera Barat.

Tahapan selanjutnya adalah menentukan tingkat perkembangan dan karakteristik setiap wilayah kabupaten/kota dari berbagai faktor seperti biofisik wilayah, sarana prasarana wilayah, serta tingkat perekonomian dari wilayah bersangkutan. Pertama dilakukan analisis spasial faktor fisik wilayah berdasarkan kemampuan lahan untuk mengetahui karakteristik wilayah yang mencakup sifat tanah, topografi, drainase, dan kondisi lingkungan lain. Selanjutnya hasil analisis peta kemampuan lahan tersebut dilakukan tumpang tindih dengan peta tutupan lahan aktual guna mengetahui kecocokan lahan yang ada di Provinsi Sumatera Barat. Faktor fisik berikutnya adalah dengan melihat tingkat kerawanan bencana dari setiap kabupaten/kota dari indikator bencana gempa bumi, gelombang tsunami, banjir, letusan gunung berapi, longsor, dan kekeringan.

Tingkat perkembangan wilayah dilihat dengan menggunakan analisis skalogram dari data sarana prasarana sehingga nanti dapat menentukan tingkatan hirarki dan jumlah indek perkembangan wilayah. Selanjutnya dilihat sejauh mana keragaman yang dimiliki oleh kabupaten/kota yang ada dengan analisis Indek Entropy. Tahapan analisis berikutnya digunakan untuk mengelompokkan wilayah atas empat kategori yaitu wilayah maju, wilayah maju tapi tertekan, wilayah berkembang, dan wilayah relatif terbelakang berdasarkan analisis Tipologi Klassen.

Terakhir, digunakan metode Factor Analysis (FA) dengan data PODES 2008 dan Sumatera Barat dalam angka 2008 untuk mengetahui faktor utama dalam perkembangan wilayah tersebut.

Setelah diketahui tingkat disparitas antar wilayah maka langkah selanjutnya adalah mengidentifikasi sektor – sektor yang menjadi unggulan dari wilayah kabupaten/kota bersangkutan. Analisis ini digunakan untuk menjawab tujuan penelitian yang kedua dengan menggunakan metode analisis LQ (Location Quotions) dan SSA (Shift Share Analysis). Analisis LQ berguna untuk menentukan sektor – sektor yang kompetitif dari masing – masing wilayah dengan menggunakan data PDRB tahun 2008 atas dasar harga berlaku 2000. Untuk melihat sektor yang komparatif dari kabupaten/kota dengan wilayah yang lebih luas dalam hal ini provinsi maka digunakan analisis SSA. Hasil analisis LQ akan digabungkan dengan analisis SSA untuk melihat ada tidaknya sektor unggulan yang dimiliki oleh setiap kabupaten/kota bersangkutan.

Analisis berikutnya dilakukan untuk menjawab tujuan penelitian yang ke- empat yaitu mengetahui faktor yang menjadi penyebab disparitas pembangunan di Provinsi Sumatera Barat. Analisis yang digunakan adalah regresi berganda dengan variabel respon diperoleh dari indek perkembangan wilayah hasil analisis skalogram. Sementara itu untuk variabel independent nya digunakan hasil factor score dari analisis FA.

Langkah terakhir adalah merumuskan strategi kebijakan pembangunan yang dapat diterapkan di Provinsi Sumatera Barat untuk mengurangi terjadinya disparitas. Analisis yang digunakan untuk membantu adalah metode SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, Threats) yang terdiri dari faktor internal dan eksternal. Data yang digunakan dalam analisis SWOT adalah dokumen kebijakan yang dikeluarkan pemerintah provinsi dan daerah berupa RPJM, RPJP, RTRW, RPB, dan dokumen lainnya serta hasil analisis sebelumnya. Kerangka pendekatan studi dalam penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 4.

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Provinsi Sumatera Barat dengan unit wilayah meliputi seluruh kabupate/kota yang ada. Wilayah administrasi Provinsi Sumatera Barat terdiri dari 19 daerah tingkat II, dengan 12 wilayah kabupaten dan tujuh wilayah kota. Penelitian ini direncanakan berlangsung selama enam bulan mulai bulan Agustus 2009 sampai Januari 2010. Secara spasial lokasi wilayah penelitian dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Peta wilayah administrasi Provinsi Sumatera Barat. Metode Pengumpulan Data

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini antara lain bersumber dari Badan Pusat Statistik Sumatera Barat (data Sumatera Barat dalam angka, PDRB Sumatera Barat, potensi desa Sumatera Barat), Badan Perencanaan Pembangunan Daerah Sumatera Barat (data Rencana Pembangunan Jangka Panjang, Rencana Pembangunan

Jangka Menengah, dan Rencana Tata Ruang Wilayah, Rencana Penanggulangan Bencana Sumatera Barat), Dinas Pekerjaan Umum Sumatera Barat (Peta Satuan Lahan, Peta Penggunaan Lahan), Word Bank (Peta Tingkat Kerawanan Bencana), dan instansi/dinas lain yang terkait.

Metode analisis yang digunakan adalah Indeks Williamsons dan Indeks Theill untuk menentukan tingkat disparitas perekonomian antar wilayah, Skalogram, Indeks Entropy, Analisis Fisik, Tipologi Klassen, dan Factor Analysis untuk menentukan tingkat perkembangan dan karakteristik wilayah, Indeks Location Quotion dan Shift Share Analysis untuk identifikasi sektor unggulan, Analisis Multiple Regresion untuk menentukan penyebab tingkat perkembangan wilayah, dan analisis SWOT untuk perumusan strategi. Rincian tujuan, metode, data, dan sumber disajikan pada Tabel 2. Tabel 2. Matrik tujuan, metode, data, dan sumber data dalam penelitian

Tujuan Metode Analisis Variabel Data dan Sumber Data

Menentukan tingkat disparitas

perekonomian antar wilayah

Indek Williamson dan Indek Theill

PDRB Kab/Kota, Jumlah Penduduk per Kab/Kota

PDRB kabupaten, Prov. Sumbar Dalam Angka Tahun 2008 (BPS Sumbar) Menentukan tingkat perkembangan dan karakteristik wilayah Skalogram, Indek Entropy, Analisis Fisik (Kemampuan Lahan, Penggunaan Lahan, Tingkat Bencana), Tipologi Klassen, dan FA

Jumlah sarana dan Prasarana, PDRB Kab/Kota, Potensi Fisik Wilayah

PODES Tahun 2007, PDRB 2008, DDA, Peta Landsystem, Peta Landuse, Peta Bencana (BPS Sumbar, Bappeda Sumbar, Dinas PU Sumbar, Word Bank)

Mengidentifikasi sektor unggulan

LQ dan SSA PDRB Kab/Kota, Jumlah Penduduk per Kab/Kota

PDRB kabupaten, Prov. Sumbar Dalam Angka Tahun 2008 (BPS Sumbar)

Menentukan faktor penyebab tingkat perkembangan wilayah

Multiple Regresi IPK dan Factor Score

Hasil Analisis Skalogram dan Analisis FA

Merumuskan strategi yang dapat diterapkan

Analisis SWOT IPK, PDRB per kapita,

Produktivitas lahan.

RPJM, RPJP, RTRW, RPB (Bappeda Sumbar), dan

dokumen lain yang relevan serta penggabungan analisis

Gambar 4. Diagram Alir Penelitian

Perumusan Strategi Pengembangan Wilayah Analisis Williamson

dan Indek Theill Unit Kabupaten/Kota

Analis Disparitas Pembangunan Provinsi Sumatera Barat

Pengumpulan Data Studi Literatur

Analisis teoritis dan empiris

Tingkat Disparitas Perekonomian Antar Wilayah

Analisis Skalogram, Indek Entropy, Analisis Kemampuan Lahan, Tipologi Klassen, dan FA

Faktor Penyebab Tingkat Perkembangan Wilayah

Analisis Regresi Berganda & Deskriptif

Identifikasi Sektor Unggulan

Tingkat Perkembangan & Karakteristik Wilayah

Analisis LQ dan SSA unit Kabupaten/Kota

Metode Analisis

Penentuan Tingkat Disparitas Pembangunan

Disparitas yang terjadi di Provinsi Sumatera Barat diduga disebabkan oleh banyak hal, diantaranya dari faktor ekonomi, infrastruktur, dan sosial. Untuk melihat tingkat disparitas ekonomi wilayah di Sumatera Barat digunakan Indeks Williamson dan untuk mendekomposisi disparitas yang terjadi digunakan Indeks Theill.

Indeks Williamsons

Indeks Williamsons merupakan indek yang paling sering digunakan untuk mengetahui tingkat ketimpangan antar wilayah secara horizontal. Wiliamsons mengembangkan indek kesenjangan wilayah ini pada tahun 1975 (Rustiadi, et al.

2009) yang diformulasikan sebagai berikut :

__ 2 __

Dokumen terkait