• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan disebuah kampung wisata yang berbasiskan agrowisata. Agrowisata yang menjadi objek penelitian adalah Kampung 99 Pepohonan yang berlokasi di Kelurahan Meruyung, Kecamatan Limo, Kota Depok, Provinsi Jawa Barat. Kampung 99 Pepohonan merupakan suatu kampung wisata berbasiskan agrowisata dan menawarkan paket wisata keluarga, edukasi pertanian, dan outbound. Pemilihan lokasi ini dilakukan secara sengaja (purposive) dengan berdasarkan atas pertimbangan bahwa Kampung 99 Pepohonan merupakan salah satu tempat wisata yang memiliki keunikan berupa konsep keasrian alam yang terjaga dengan berbasiskan pertanian atau bergerak di bidang agrowisata.

Waktu penelitian dilaksanakan pada periode bulan Maret hingga Mei 2014. Sebelum dilakukan penelitian, dilakukan dua kali kunjungan yang dilakukan pada bulan Februari untuk mengidentifikasi permasalahan dan melakukan perizinan tempat penelitian.

Desain Penelitian

Desain penelitian dilakukan melalui pendekatan deskriptif dengan berusaha mendeskripsikan, mengidentifikasi dan mengintrepretasikan sesuatu hal mengenai sesuatu hal yang ada atau sedang terjadi dan dialami dalam objek penelitian. Menurut Nazir (2005), tujuan dari penelitian deskriptif adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat-sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Pengamatan fenomena dan kondisi yang terjadi untuk selanjutnya dirumuskan dalam sebuah strategi pengembangan berdasarkan pengamatan langsung, wawancara dan hasil pengisian kuesioner yang diisi oleh responden sehingga dapat dianalisis serta diambil kesimpulan.

Hasil penelitian diuraikan secara jelas berdasarkan fenomena yang ada. Analisis deskriptif dapat berupa analisis distribusi frekuensi yaitu menyimpulkan berdasarkan hasil rata-rata. Selanjutnya melakukan penelitian analitik berdasarkan hasil deskripsi penelitian. Studi kasus dan penelitian survei merupakan jenis penelitian yang termasuk kedalam kategori pendekatan deskriptif. Tujuan studi kasus adalah untuk memberikan gambaran secara mendetail tentang latar belakang, sifat serta karakter yang khas dari kasus ataupun status dari individu yang kemudian dari sifat-sifat khas tersebut akan dijadikan suatu hal yang umum.

Jenis dan Sumber Data

Ada dua jenis data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari hasil pengamatan langsung dan wawancara dengan tiga orang pihak yang mengetahui dan memahami tentang situasi yang sedang diteliti terdiri dari pendiri, penanggung jawab pengelola kawasan wisata serta penanggung jawab pemasaran. Selanjutnya kuesioner digunakan dalam penelitian ini untuk mendapatkan data dari 30 orang pengunjung mengenai bauran pemasaran dan gambarakn umum konsumen. Data primer dalam penelitian ini diperlukan untuk mengetahui kegiatan pengembangan yang telah dan sedang dilakukan oleh pihak manajemen Kampung 99 Pepohonan.

Data sekunder berfungsi untuk melengkapi data primer yang diperoleh dari dokumen-dokumen perusahaan berupa laporan tahunan, data dan informasi dari perusahaan pada periode terkait seperti gambaran umum perusahaan, laporan keuangan dan buku tamu Kampung 99 Pepohonan. Selain itu, data sekunder diperoleh melalui penelusuran kepustakaan lewat buku, literatur yang relevan dengan penelitian ini, internet dan tulisan-tulisan ilmiah yang berkaitan dengan topik yang sedang dibahas, Dinas Pemuda, Olahraga, Kebudayaan dan Pariwisata Kota Depok, Badan Pusat Statistik, Kementrian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Indonesia.

Metode Penentuan Responden

Dalam penelitian ini, penentuan responden untuk pengambilan data dilakukan dengan purposive sampling dan accidental sampling. Purposive

sampling merupakan metode penentuan responden yang dilakukan secara sengaja

namun dengan pertimabangan tertentu. Purposive Sampling dilakukan pada penentuan responden untuk pengisian matriks pendapat gabungan pada matriks EFE dan IFE serta nilai daya tarik pada matriks QSPM. Penentuannya berdasarkan peranan responden dalam pengambilan keputusan strategi pengembangan, berkompeten, dan bertanggung jawab penuh dibidangnya atau jabatannya masing-masing dalam Kampung 99 Pepohonan.

Selain itu, dalam memeroleh informasi dari pengunjung, kuesioner juga diberikan kepada 30 pengunjung sebagai responden. Menurut Gay dalam Umar (2003), untuk jumlah responden minimal yang dibutuhkan adalah 30 orang responden sehingga hal ini telah memenuhi kaidah penelitian. Penentuan responden dilakukan dengan cara accidential sampling yaitu konsumen yang datang dan bersedia dijadikan responden. Kuesioner ini berupa daftar pertanyaan mengenai gambaran umum konsumen dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran Kampung 99 Pepohonan. Pemilihan konsumen sebagai responden didasarkan atas responden merupakan pengunjung Kampung 99 Pepohonan yang berkunjung pada bulan Maret hingga Mei 2014 dan dapat mengambil keputusan pembelian atau yang dapat memengaruhi keputusan dalam proses keputusan pembelian

Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data primer dilakukan melalui wawancara dengan panduan kuesioner kepada pihak manajemen atau pengambil kebijakan serta keputusan dalam kegiatan pemasaran Kampung 99 Pepohonan. Wawancara yang dilakukan berkaitan dengan tujuan berdirinya Kampung 99 Pepohonan, tujuan kegiatan pemasaran, bauran pemasaran, lingkungan internal yang menjadi kekuatan dan kelemahan, lingkungan eksternal yang dapat menjadi peluang dan ancaman, dan pemilihan alternatif strategi pengembangan yang tepat serta sesuai dengan tujuan dari Kampung 99 Pepohonan.

Untuk menganalisis pelanggan, pengumpulan data dilakukan melalui pengisian kuesioner. Kuesioner berisi daftar pertanyaan mengenai gambaran umum dan penilaian konsumen terhadap bauran pemasaran Kampung 99 Pepohonan yang diberikan kepada 30 pengunjung. Pengisian kuesioner oleh konsumen ini bertujuan untuk memperkuat argumentasi peneliti dan sebagai bahan pertimbangan dalam perumusan strategi pengembangan. Selain itu, dalam mengumpulkan data sekunder melalui penjelajahan internet dan studi pustaka

Selain itu metode melalui observasi juga dilakukan untuk mengamati secara langsung terhadap aktivitas perusahaan terutama yang terkait dengan kegiatan pengembangan Kampung 99 Pepohonan.

Metode Pengolahan dan Analisis Data

Metode pengolahan dan analisis data menggunakan metode analisis kualitatif dan kuantitatif. Analisis kualitatif digunakan dalam menganalisis dan menggambarkan kegiatan usaha dan penentuan alternatif strategi perusahaan. Sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengidentifikasi faktor-faktor internal dan eksternal, posisi perusahaan serta penentuan prioritas strategi pengembangan. Langkah-langkah yang dilakukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

Tahap Input (Input Stage)

Dalam tahap ini dimulai dengan mengumpulkan data dan informasi yang berhubungan dengan lingkungan internal dan eksternal Kampung 99 Pepohonan. Lingkungan internal yang menjadi kunci faktor yaitu Manajemen, Keuangan, Produksi dan operasi, Penelitian dan Pengembangan serta pemasaran. Serta untuk lingkungan eksternal yaitu lingkungan alam, demografi, ekonomi, teknologi, politik dan hukum, sosial budaya, pesaing dan konsumen Setelah itu menggolongkannya lingkungan internal sebagai kekuatan atau kelemahan dan lingkungan eksternal sebagai peluang dan ancaman.

Dalam penyajiannya, faktor internal yang bersifat positif (Kekuatan) ditulis sebelum faktor yang bersifat negatif (kelemahan). Selanjutnya faktor eksternal yang bersifat positif (peluang) dan faktor yang bersifat negatif (ancaman) ditulis seperti penyajian faktor internal. Analisis yang digunakan menggunakan analisis matriks IFE dan EFE.

Langkah pengembangan Matriks EFE dan IFE adalah :

1. Golongkan faktor kunci internal menjadi kekuatan dan kelemahan serta factor kunci eksternal menjadi peluan dan ancaman.

2. Setiap faktor kunci diberi bobot dengan cara mengajukan pertanyaan kepada pihak manajemen dan pihak terkait yang memiliki kepentingan terhadap keberhasilan strategi perusahaan tersebut. Skala yang digunakan dalam pemberian bobot adalah :

0= Jika faktor/indikator sangat tidak penting bagi perusahaan 1= Jika Indikator horizontal kurang penting dari indikator vertikal 2= Jika indikator horizontal sama penting dengan indikator vertikal 3= Jika indikator horizontal lebih penting dari indikator vertikal

Tabel 3 Pemberian bobot faktor strategis internal perusahaane Faktor Strategis Internal A B C D Total Bobot A B C … Total e Sumber : David 2009

Tabel 4 Pemberian bobot faktor eksternal perusahaanf Faktor Strategis Eksternal A B C D Total Bobot A B C … Total f Sumber : David 2009

Bobot setiap variabel diperoleh melalui pembagian jumlah nilai variabel terhadap jumlah nilai keseluruhan variabel dengan menggunakan rumus :

Ai = Xi/∑n i=1Xi Keterangan :

Ai = Bobot Variabel ke-I/ Nilai Variabel ke-i I = 1,2,3

N = Jumlah Variabel

Catatan : Setiap responden memiliki persentase bobot yang sama dengan mencari rataan dari setaip bobot

3. Setelah itu, setiap faktor diberikan peringkat antara 1 sampai 4 untuk menunjukkan seberapa efektif strategi perusahaan saat ini dalam merespon faktor tersebut. Adapun peringkat faktor tersebut ditentukan melaui :

4 = Responnya sangat Bagus 3 = Responnya diatas rata-rata 2 = Responnya rata-rata

1 = Responnya dibawah rata-rata.

Catatan : Setiap responden memiliki persentase bobot yang sama dengan mencari rataan dari setaip bobot

4. Selanjutnya mengalikan bobot dan rating (peringkat) untuk menentukan skor bobot

5. Langkah terakhir adalah menjumlahkan skor rata-rata untuk setiap variable guna menentukan skor bobot total untuk perusahaan tersebut.

Tabel 5 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation)g Faktor-Faktor

Kunci Internal Bobot Rating

Skor (Bobot x Rating) Kekuatan : A B … Kelemahan : A B … g Sumber : David (2009)

Matrik IFE berguna dalam mengetahui faktor internal apa saja yang berkaitan dan dapat digolongkan menjadi kekuatan dan kelemahan dalam perusahaan. Sedangkan matriks EFE berguna dalam mengevaluasi faktor eksternal perusahan dan dapat digongkan menjadi peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan. Total skor pembobotan untuk masing-masing IFE dan EFE berkisar antara 1.0 hingga 4.0 dengan rata-rata 2.5. Jika nilai total skor IFE dibawah rata-rata 2.5 mengindikasikan bahwa kondisi internal perusahaan lemah, sedangkan nilai total skor diatas rata-rata yaitu 2.5 maka menunjukkan posisi internal perusahaan kuat. Jika nilai total skor EFE 4.0 menunjukkan bahwa perusahaan merespon dengan cara pemanfaat peluang dan menghindari ancaman yang ada sedangkan jika total skor bernilai 1.0 maka perusahaan tidak memanfaatkan peluang dan tidak menghindari ancaman serta memanfaatkan peluang yang ada

Tabel 6 Matriks EFE (Eksternal Factor Evaluation)h

Faktor-Faktor

kunci Eksternal Bobot Rating

Skor (Bobot x Rating) Kekuatan : A B Kelemahan : A B h Sumber : David (2009)

Tahap Pencocokkan (Matching Stage)

Matriks IE (Internal-External) adalah suatu pengolahan input dari lingkungan faktor internal dan eksternal dengan berupa melakukan pemetaan skor matriks EFE dan IFE dan memposisikan perusahaan dalam tampilan sembilan sel. Matriks IE didasari pada dua dimensi kunci yaitu total skor pembobotan IFE pada sumbu horizontal dan total skor pembobotan EFE pada sumbu vertical. Pada sumbu horizontal dari matriks IE, total skor bobot dari 1.0 hingga 1.99 menunjukkan posisi internal yang lemah, nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah rata-rata dan nilai dari 3.0 hingga 4.0 adalah posisi internal yang kuat. Sedangkan pada sumbu vertikal dari matriks IE, total skor bobot dari 1.0 hingga 1.99 menunjukkan posisi eksternal yang lemah, nilai dari 2.0 hingga 2.99 menunjukkan pengaruh eksternal sedang, dan nilai dari 3.0 hingga 4.0 adalah pengaruh eksternal yang tinggi.

Divisi dalam sel I, II, dan IV dapat digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan (Grow and Build). Langkah yang tepat adalah melakukan strategi intensif berupa penetrasi pasar, pengembangan pasar, dan pengembangan produk. Lalu strategi integratif berupa integrasi kebelakang, integrasi kedepan, dan integrasi horizontal. Divisi yang masuk kedalam sel III, V, atau VII dapat dikelola dengan strategi jaga dan pertahankan (Hold and Maintain). Penetrasi pasar dan pengembangan produk menjadi langkah strategi dalam posisi sel ini. Sedangkan divisi yang masuk dalam sel VI, VIII, dan IX adalah panen atau divestasi (Harvest

or Divesture). Adapun gambar matriks IE ditunjukkan oleh Gambar 3 sebagai

berikut :

Gambar 4 Matriks IE (Internal-Eksternal) Sumber : David (2009)

I II

VI

III

IV V

VIII IX

VII

TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG IFE

TOTAL RATA-RATA TERTIMBANG EFE 4,0 3,0 2,0 1,0 Lemah 1.0-1.99 Rata-rata 2.0-2.99 Kuat 3,0-4,0 Rendah 1,0-1,99 Menengah 2,0-2,99 Tinggi 3,0-4,0

Dalam menciptakan alternatif strategi dilakukan dengan IE. Matriks IE berguna sebagai dasar dan arah strategi pengembangan Kampung 99 Pepohonan. Adapun penciptaan alternatif strategi pengembangan berdasarkan hasil analisis lingkungan internal dan eksternal Kampung 99 Pepohonan.

Tahap Keputusan (Decision Stage)

Penerapan matriks QSPM digunakan untuk menganalisis prioritas strategi dari semua alternatif strategi yang telah diperoleh. Pemberian prioritas berdasarkan teknik pemeringkatan penting untuk dilakukan karena adanya keterbatasan dalam mengakses sumberdaya. Tahapan kerja pengolahan data dengan menggunakan metode QSPM (David 2006) adalah:

1. Membuat daftar peluang dan ancaman eksternal serta kekuatan dan kelemahan internal kunci perusahaan pada kolom kiri dalam QSPM. Informasi ini harus diambil secara langsung dari matriks EFE dan IFE. 2. Pemberian bobot untuk masing-masing faktor internal dan eksternal.

Bobot ini identik dengan yang ada pada matriks EFE dan IFE. Bobot disajikan dalam kolom disamping kanan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal.

3. Evaluasi matriks tahap pencocokkan dan identifikasi alternatif strategi yang harus dipertimbangkan organisasi untuk diimplementasikan. Strategi-strategi ini dicatat pada baris atas dari QSPM. Strategi dikelompokkan ke dalam set yang independen jika memungkinkan.

4. Menentukan nilai daya tarik (Attractiveness Scores-AS), didefinisikan sebagai angka yang mengindikasikan daya tarik relatif dari masing-masing strategi dalam set alternatif tertentu. Jangkauan untuk nilai daya tarik adalah 1= tidak menarik, 2 = agak menarik, 3 = cukup menarik, 4 = sangat menarik. 5)

5. Menghitung total nilai daya tarik (Total Attractiveness Scores-TAS) didefinisikan sebagai hasil dari pengalian bobot (langkah 2) dengan nilai daya tarik (langkah 4) dalam masing-masing baris. Semakin tinggi total nilai daya tarik, semakin menarik alternatif strategi tersebut.

6. Penjumlahan total nilai daya tarik dengan menambahkan total nilai daya tarik dalam masing-masing kolom strategi dari QSPM. Penjumlahan total nilai daya tarik (STAS) mengungkapkan strategi mana yang paling menarik dari setiap set alternatif. Nilai yang lebih tinggi mengindikasikan strategi yang lebih menarik, mempertimbangkan semua faktor internal dan eksternal yang relevan yang dapat mempengaruhi keputusan strategis. Adapun matriks QSPM dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 7 Matriks QSPMi

Faktor Kunci Bobot

Alternatif Strategi

Strategi 1 Strategi 2 Strategi .. Strategi 7

AS TAS AS TAS AS TAS AS TAS

Faktor Eksternal 1. …… 2. …… …… Faktor Internal 1. ….. 2. ….. …… i Sumber : David (2009)