• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di wilayah Kabupaten Bogor Barat dan Bogor Timur yang merupakan salah satu wilayah pusat kegiatan ekonomi, khususnya di sektor perdagangan dan di sektor industri pengolahan. Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 17 Juli sampai dengan tanggal 17 Agustus 2013.

Jenis, Sumber dan Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, jenis data utama yang digunakan adalah data primer dan data sekuder sebagai pendukung. Data primer mencakup karakteristik responden karakeristik usaha, karakteristik permodalan dan kendala-kendala yang dihadapi UMK. Sedangkan data sekunder dalam penelitian ini digunakan untuk melengkapi data primer dalam penelitian ini. Data sekunder dalam penelitian ini meliputi perkembangan UMK di Indonesia dan perkembangan UMK di Kabupaten bogor.

Data primer diperoleh melalui pengamatan dan wawancara langsung dengan responden UMK emnggunakan daftar pertanyaan (kuisioner) yang telah disiapkan sebelumnya. Sedangkan data sekunder diperoleh dari Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah, Bank Indonesia, Badan Pusat Statistik Bogor dan beberapa studi pustaka dan beberapa penelitian terdahulu.

Metode Penentuan Sampel

Penelitian ini dilakukan dengan metode survey melalui wawancara kepada UMK sehingga ditentukan sampel UMK untuk menjadi responden. Pengambilan sampel dilakukan dengan teknik pengambilan sampel non probabilitas (non acak) dengan pengambilan datanya dilakukan dengan purposive sampling, yaitu prosedur memilih sampel berdasarkan pertimbangan karakteristik yang cocok yang diperlukan untuk menjawab penelitian (Juanda, 2009). Berdasarkan data sekunder usaha mikro lebih banyak dibandingkan usaha kecil. Dari 100 sampel yang diambil, untuk kategori usaha mikro diambil sebanyak 78 responden dan untuk kategori usaha kecil diambil 22 responden. Dari sisi sektor, sampel hanya diambil sektor perdagangan dan sektor pengolahan karena dalam penelitian ini lebih di fokuskan kepada non-pertanian. Responden dari sektor pengolahan di ambil lebih banyak secara sengaja karena berdasarkan data sekunder UMK sektor pengolahan lebih banyak dari sektor perdagangan.

Sampel yang diambil dalam penelitian ini sebanyak 100 responden yang terdiri dari 30 responden yang menggunakan modal luar dalam menjalankan usahanya dan 70 responden yang tidak menggunakan modal luar yaitu menggunakan modal sendiri yang berasal dari tabungan pribadi.

Tabel 3 Jumlah Responden Pelaku UMK

Jenis usaha Kriteria Usaha

Usaha Kecil Usaha Mikro Total

Pengolahan 14 45 80

Perdagangan 8 33 20

Total 22 78 100

Metode Analisis dan Pengolahan Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Metode deskriptif yang dilakukan menggunakan dua bentuk pendekatan yaitu pendekatan dengan analisis kuantitatif dan pendekatan dengan analisis kualitatif. Analisis data kuantitatif dilakukan dengan menampilkan data yang diperoleh dalam bentuk tabel. Analisis data kualitatif dilakukan dengan cara mengumpulkan data maupun fakta-fakta yang terjadi di lapangan dari hasil wawancara dengan pelaku UMK.

Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik dengan jumlah 100 responden untuk menjawab tujuan penelitian yaitu faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku UMK terhadap permintaan modal luar. Untuk menganalisis dampak penggunaan modal luar terhadap perkembangan UMK yang dilihat berdasarkan indikator keuntungan dilakukan dengan metode Ordinary Least Square (OLS) dengan jumlah 30 responden.

Metode Regresi Logistik

Model regresi logistik digunakan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pelaku UMK terhadap permintaan modal luar. Model logit diturunkan berdasarkan fungsi peluang logistik kumulatif yang dispesifikasikan sebagai berikut (Juanda, 2009).

Pi = F(Zi) = F(α + βXi) = 1

1+e –(α+βXi) Keterangan:

Pi = Peluang pelaku UMK untuk mengakses pembiayaan modal luar P1 = Pelaku UMK menggunakan modal luar

P0 = Pelaku UMK tidak menggunakan modal luar

α = Intersep

βi = Parameter peubah Xi X1 = Usia Responden (Tahun)

X2 = Jumlah Anggota Keluarga (Orang)

D1 = Dummy Jenis Usaha (1= Pengolahan dan 0 = Perdagangan) X3 = Pendapatan Total (Juta/Tahun)

X4 = Aset (Juta/Tahun) X5 = Omset (Juta/Tahun)

Pi adalah odds ratio yaitu rasio peluang terjadinya pilihan 1 (menggunakan modal luar) terhadap peluang terjadinya pilihan 0 (tidak menggunakan modal luar). Semakin besar nilai odds, maka semakin besar peluang untuk mengakses pembiayaan modal luar. Nilai odds merupakan suatu indikator kecenderungan seseorang untuk menentukan pilihan 1 (menggunakan pembiayaan modal luar). Metode Ordinary Least Square (OLS)

Metode kuadrat terkecil biasa (Ordinary Least Square) digunakan dalam menganalisis dampak keterkaitan modal luar terhadap perkembangan UMK. Metode regresi linier berganda, yaitu suatu teknik membahas hubungan antar variable terikat dan variable bebas. Regresi linier berganda merupakan regresi dimana variable bebas yaitu variable KU dalam hal ini adalah keuntungan usaha responden yang dihubungkan dengan lebih dari satu variable terikat. Persamaan dibawah merupakan model OLS yang digunakan untuk menganalisis dampak keterkaitan sumber modal terhadap perkembangan UMK yaitu:

lnKU = bo + b1 ln X1+ b2 ln X2 + b3 ln D1+ + b4 ln X3 +b5 ln X4 + b6 lnX5 + U2

Keterangan:

KU = Keuntungan (Juta/Tahun) X1 = Usia Responden (Tahun)

X2 = Jumlah Anggota Keluarga (Orang)

D1 = Jenis Usaha (1 = Pengolahan dan 0 = Perdagangan) X3 = Pendapatan (Juta/tahun)

X4 = Omset (Juta/tahun) X5 = Modal Luar (Juta) bo = Intersep

bi = Koefisisen regresi (i=1,2,3,4,…) u2 = Error

Uji Koefisien Determinasi (R2)

Nilai koefisien determinasi (R2) dapat mengukur ukuran kesesuaian (goodness of fit) secara keseluruhan dari suatu model, yang menunjukkan seberapa cocok garis regresi yang ditaksir terhadap nilai Y sebenarnya. Koefisien determinasi merupakan besarnya kontribusi variabel bebas terhadap variabel tergantungnya. Semakin tinggi nilai koefisien determinasi maka semakin tinggi variabel bebsa dalam menjelaskan variasi perubahan pada variabel tergantungnya. Nilai R2 berkisar dari nol sampai satu (0 ≤ R2≤1). Semakin mendekati nilai satu maka model akan semakin baik. (Suliyanto 2011)

Uji F-statistik

Uji ini digunakan untuk menguji koefisien (slope) regresi secara bersama– sama. Jika model yang digunakan signifikan maka model tersebut dapat menjelaskan atau memprediksi keragaman variabel terikat Hipotesis pengujian ini yaitu:

H1 = minimal ada satu βj yang ≠ 0 (ada pengaruh)

Dikatakan tolak H0 jika Fhit > Fα (k,n-k-1) yang artinya paling tidak terdapat satu variabel bebas yang signifikan dan berpengaruh terhadap variabel tak bebas secara statistik. Dikatakan terima H0 jika Fhit < Fα (k,n-k-1) yang artinya tidak ada sama sekali variabel bebas yang signifikan dan berpengaruh nyata terhadap variabel terikat.

Uji t-statistik

Uji-t digunakan untuk melihat faktor–faktor yang dapat menjelaskan atau berpengaruh nyata terhadap variabel terikat. Hipotesis pengujian ini yaitu:

H0 = βi = 0

H1 = βi≠ 0

Jika nilai t-statistik > t α/2 (n – k -1) maka dikatakan tolak H0 yang artinya dengan tingkat keyakinan 1-α dapat disimpulkan bahwa variabel bebas ke-i secara parsial mempengaruhi variabel terikat.

Uji Pelanggaran Asumsi

Uji Multikoliniearitas

Multikolinearitas adalah tidak adanya hubungan linier sempurna antara peubah bebas. Multikolinearitas muncul jika ada dua atau lebih peubah (atau kombinasi peubah) babas berkolerasi tinggi antara peubah yang satu dengan yang lainnya. Multikoliniearitas terdiri atas dua jenis. Pertama, multikolinearitas tidak sempurna terjadi jika korelasi antar variabel Xi tidak sempurna (|r|<1) yang

mengakibatkan intrepretasi dari koefisien dugaan regresi (βi) menjadi sulit, nilai

varian dari koefisien regresi menjadi lebih besar, dan koefisien dugaan regresi menjadi lebih sensitif jika terjadi perubahan nilai Xi. Kedua, multikolinearitas

sempurna terjadi jika korelasi antar variabel Xi sempurna (|r|=±1) sehingga

mengakibatkan koefisien regresi tidak dapat diduga. Heteroskedastisitas

Salah satu asumsi dari regresi linear adalah ragam sisaan sama atau homogeny. Jika ragam sisaan tidak sama atau (var(��)=E(��2)=��2) untuk tiap pengamatan ke-i dari peubah-peubah bebas dalam model regresi, maka dikatakan ada masalah heteroskedastisitas. Masalah ini sering terjadi dalam data cross- section. Salah satu cara mengidentifikasi heteroskedastisitas adalah dengan Uji White. Untuk menghilangkan heteroskedastisitas, ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan. Namun alternatif tersebut sangat tergantung kepada ketersediaan informasi tentang varian dan residual.

Uji Normalitas

Salah satu asumsi dalam analisis statistika adalah data berdistribusi normal. Uji normalitas dimaksudkan untuk menguji apakah nilai residual yang telah distandarisasi pada model regresi berdistribusi normal atau tidak. Nilai residual dikatakan berdistribusi normal jika nilai residual terstandarisasi tersebut sebagian besar mendekati nilai rata-ratanya. Nilai residual terstandarisasi yang berdistribusi normal jika digambarkan dengan bentuk kurva akan membentuk gambar lonceng

(bell-shaped curve) yang kedua sisinya melebar sampai tak hingga. Salah satu cara

untuk menguji normalitas adalah dengan menggunakan histogram dan melihat nilai dari Asymp. Sig. (2-tailed) pada One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test serta nilai probabilitasnya. Kriteria untuk melihat normalitas, yaitu jika nilai Asymp. Sig. (2-tailed) lebih besar dari p-value 5% maka data berdistribusi normal.

Definisi Operasional

Definisi Operasional dalam penelitian ini adalah:

1. Usia responden adalah merupakan perhitungan usia responden yang dimulai dari saat kelahiran dan dihitung menggunakan tahun.

2. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang biaya hidupnya ditanggung oleh kepala rumah tangga.

3. Sektor perdagangan adalah sektor usaha yang menjalankan usahanya dalam bidang perdagangan seperti rumah makan, penjualan aksesoris, penjualan buah dan lain-lain.

4. Sektor pengolahan adalah sektor usaha yang menjalankan usahanya dalam bidang industri pengolahan seperti industri pengolahan kulit, pengolahan makanan dan lain-lain.

5. Pendapatan total adalah jumlah uang (dalam rupiah) yang didapatkan rumah tangga selama satu tahun yang dinyatakan dalam juta.

6. Modal luar adalah jumlah keseluruhan besar penerimaan pinjaman kredit UMK yang diperoleh dari lembaga keuangan maupun lembaga non- keuangan.

7. Usaha mikro adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp 50 000 000 (lima puluh juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp 300 000 000 (tiga ratus juta rupiah).

8. Usaha kecil adalah usaha yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp 50 000 000 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 500 000 000 (lima ratus juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp 300 000 000 (tiga ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp 2 500 000 000 (dua milyar lima ratus juta rupiah).

9. Omset usaha merupakan hasil keseluruhan penjualan usaha dari komoditi yang diusahakan sebelum dikurangi dengan beban biaya lain dan dinyatakan dalam rupiah per tahun.

10. Total aset adalah seluruh aset atau kekayaan yang dimiliki oleh pengusaha yang dimana aset tersebut memiliki kaitan terhadap usaha dan dinyatakan dalam juta rupiah.

11. Keuntungan usaha adalah besarnya laba yang diperoleh dari total penjualan usaha bersih yang dinyatakan dalam rupiah per tahun.

12. Lama pendidikan formal tertinggi adalah lama pendidikan formal tertinggi yang dijalankan oleh pelaku usaha yang dinyatakan dalam tahun.

Dokumen terkait