• Tidak ada hasil yang ditemukan

Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada usaha Pasir Gaok Fish Farm (PGFF) yang merupakan usaha pembenihan ikan patin siam (Pangasius hypopthalmus) yang berada di Desa Pasirgaok Tengah RT. 3 RW. 6, Kecamatan Rancabungur, Kabupaten Bogor. Usaha PGFF didirikan oleh Bapak Sahban Imam Setioko, yang dikelola oleh 4 orang karyawan. Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan bahwa usaha tersebut merupakan usaha pembenihan ikan patin yang sedang berkembang di desa Pasirgaok dan memiliki pasar yang cukup baik. Pengumpulan data penelitian dilaksanakan selama tiga bulan yaitu dari bulan Februari sampai April 2014. Pengolahan data dan penulisan skripsi dilakukan selama bulan Mei 2014 sampai Februari 2015.

Jenis Dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh melalui hasil pengamatan dan wawancara langsung dengan pemilik usaha dan para pekerja di PGFF. Data primer yang diperoleh mencakup data terkait proses produksi, data hasil produksi benih ikan patin, dan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya fluktuasi produksi ikan patin di PGFF. Data sekunder yang diperlukan dalam penelitian ini diperoleh dari studi literatur yang bersumber dari berbagai buku, skripsi atau penelitian- penelitian terdahulu, dan data yang bersumber dari internet yang berupa jurnal, disertasi,serta artikel yang berkaitan dengan penelitian. Penulis juga menggunakan data-data perikanan yang mendukung kegiatan penelitian yang bersumber dari instansi terkait seperti Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Bogor, Badan Standarisasi Nasional (BSN), Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP), dan Direktorat Jenderal Perikanan Budidaya (DJPB).

Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data yaitu dengan wawancara, observasi dan analisis dokumen. Wawancara dilakukan dengan membuat suatu daftar pertanyaan yang menjadi tuntunan dalam mengajukan pertanyaan kepada narasumber. Teknik wawancara digunakan untuk mengetahui gambaran usaha PGFF, proses produksi PGFF, mengetahuidata hasil produksi ikan patin PGFF, dan mengidentifikasi sumber-sumber risiko produksi yang dihadapi oleh PGFF, serta cara penanganan risiko yang selama ini dilaksanakan PGFF. Teknik observasi penelitian dilakukan dengan pengamatan secara langsung di lapangan ketika melakukan kegiatan produksi pembenihan ikan patin dan mengetahui strategi penanganan risiko yang dihadapi PGFF. Teknik studi pustaka digunakan untuk menganalisis dokumen yang berkaitan dengan penelitian secara sekunder sebagai literatur yang memperkuat penelitian.

18

Metode Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif dan kuantitatif. Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan analisis deskriptif digunakan untuk menjelaskan gambaran umum perusahaan atau keadaan dari usaha PGFF. Analisis deskriptif juga digunakan untuk mengidentifikasi sumber- sumber risiko produksi usaha pembenihan ikan patin siam dan menjelaskan strategi pengelolaan risiko yang dilaksanakan perusahaan dengan mengaitkannya terhadap teori risiko yang ada, sehingga risiko bisa diminimalisasi. Tujuan dilakukannya analisis deskriptif yaitu untuk memberi gambaran secara sistematis dan akurat mengenai fakta-fakta yang diteliti. Metode analisis deskriptif dilakukan dengan cara observasi dan wawancara dengan pemilik dan pengelola PGFF.

Pengolahan data secara kualitatif dilakukan dengan perhitungan analisis risiko dengan bantuan perangkat lunak Mirosoft Excel. Pengolahan data dimulai dari identifikasi sumber-sumber risiko, menghitung kemungkinan terjadinya risiko, dan dilanjutkan dengan dampak risiko. Perhitungan dampak risiko dilakukan dengan metode Value at Risk (VaR) setelah probabilitas dan dampak risiko dihitung, kemudian dimasukkan dalam peta risiko untuk mendapatkan strategi pengelolaan risiko.

Analisis kemungkinan terjadinya risiko

Risiko dapat diukur jika diketahui kemungkinan terjadinya risiko dan dampak risiko terhadap perusahaan. Kemungkinan terjadinya kerugian atau risiko perlu diketahui sehingga perusahaan dapat menentukan risiko yang perlu di prioritaskan. Metode nilai standar atau z-score digunakan untuk mengetahui kemungkinan terjadinya risiko. Data yang digunakan dalam metode ini berupa data historis dan data berbentuk kontinus (desimal). Nilai yang dihitung pada penelitian ini adalah kemungkinan terjadinya risiko pada kegiatan produksi benih ikan patin siam di PGFF. Penghitungan kemungkinan terjadinya risiko produksi menggunakan data produksi larva, penjualan benih ikan patin PGFF, tingkat mortalitas, dan harga benih yang dijual PGFF. Penelitian ini menggunakan data produksi benih patin dari Januari hingga Desember 2013. Data produksi yang digunakan sebanyak 11 bulan karena pada bulan Juli 2013 usaha PGFF tidak melakukan produksi.

Perhitungan nilai probabilitas dari sumber risiko produksi setiap periode memiliki data historis berdasarkan pengalaman terdahulu. Nilai batas normal dari kematian benih yang terjadi di PGFF tiap periode produksi (per bulan) diperoleh dari hasil wawancara dengan pengelola usaha PGFF. Nilai batas normal kematian benih ikan patin dari masing-masing sumber risiko produksi setiap periode penyuntikan yaitu kematian benih akibat kanibalisme sebesar 275 000 ekor, kematian benih akibat kualitas air sebesar 150 000 ekor, kematian benih akibat penyakit sebesar 300 000 ekor dan kematian benih akibat human error sebesar 125 000 ekor. Nilai kematian benih yang terjadi di PGFF berdasarkan pengalaman pengelola usaha dan diketahui berdasarkan ciri-ciri kenampakan yang ditunjukkan oleh benih ikan patin yang ditemukan dalam keadaan mati di dalam akuarium selama tahun 2013.

19 Kountur (2008), menyatakan ada beberapa langkah yang perlu dilakukan untuk menghitung kemungkinan terjadinya risiko menggunakan metode ini, yaitu: 1. Menghitung rata-rata kejadian berisiko yang dapat diperoleh dengan cara:

x̅ ∑ni 1n i

Dimana:

x̅ = Nilai rata-rata kejadian berisiko dari masing-masing sumber risiko yaitu kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error.

xi = Nilai batas normal per periode (per bulan) benih mati dari masing- masing

sumber risiko yaitu kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error

n = Jumlah data yang digunakan dalam penelitian (11 bulan)

2. Menghitung nilai standar deviasi dari kejadian berisiko Rumus menghitung standar deviasi (s) adalah:

s √∑ni 1 x x̅ 2

n 1

Dimana:

s = Standar deviasi dari masing-masing kejadian berisiko dari masing- masing sumber risiko

x̅ = Nilai rata-rata kejadian berisiko dari masing-masing sumber risiko yaitu kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error.

xi = Nilai batas normal per periode (per bulan) benih mati dari masing- masing

sumber risiko yaitu kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error

n = Jumlah data yang digunakan dalam penelitian (11 bulan)

3. Menghitung nilai z-score

z x s

Dimana:

z = Nilai z-score dari sumber risiko kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error

x̅ = Nilai rata-rata kejadian berisiko dari masing-masing sumber risiko yaitu kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error.

xi = Nilai batas normal per periode (per bulan) benih mati dari masing- masing

sumber risiko yaitu kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error

s = Standar deviasi dari masing-masing kejadian berisiko dari setiap sumber risiko

4. Mencari probabilitas terjadinya risiko produksi

Nilai Probabilitas risiko diperoleh dari tabel Standard Normal Distribution atau tabel distribusi z. Cara mencari nilai z hasil perhitungan dengan melihat pada sisi kiri dan bagian atas pada tabel. Nilai pertemuan antara nilai z pada isi merupakan nilai probabilitas yang dicari.

20

Analisis dampak risiko

Dampak merupakan kerugian yang diterima oleh perusahaan akibat terjadinya suatu risiko. Pengukuran dampak risiko yang paling efektif adalah dengan menggunakan metode VaR (Value at Risk). VaR menunjukkan besarnya potensi kerugian dari suatu kejadian dalam rentang waktu tertentu yang diprediksikan dengan tingkat kepercayaan tertentu. Penelitian ini menggunakan tingkat kepercayaan sebesar 95 persen dengan taraf nyata atau tingkat error sebesar 5 persen. Menurut Mattjik dan Sumertajaya (2013), taraf nyata yang digunakan untuk penelitian di bidang sosial ekonomi sebesar 5−10 persen. Nilai VaR dalam penelitian ini digunakan untuk mengukur besarnya dampak dari risiko pada kegiatan produksi benih patin siam PGFF. Kejadian yang dianggap sebagai dampak dari adanya risiko yang menimbulkan kerugian untuk perusahaan ditunjukkan dengan adanya penurunan produksi sebagai akibat dari sumber- sumber risiko. VaR dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut (Kountur 2008):

VaR x̅ z s

√n

Dimana :

VaR = Value at Risk atau dampak kerugian yang ditimbulkan oleh sumber kanibalisme, kualitas air, penyakit, dan human error

x̅ = Nilai rata-rata kejadian berisiko dari masing-masing sumber risiko yaitu kanibalisme, kualitas air, penyakit dan human error

z = Nilai z yang diambil dari tabel distribusi normal dengan alfa 5 persen yaitu 1.645 s = Standar deviasi dari kejadian berisiko dari masing-masing sumber risiko

n = Jumlah data yang digunakan dalam penelitian/jumlah periode (11 bulan)

Pemetaan risiko

Menurut Kountur (2008), sebelum menanganai risiko, hal yang perlu diperhatikan adalah membuat peta risiko. Peta risiko adalah gambaran mengenai posisi risiko pada suatu peta dari dua sumbu, yaitu sumbu vertikal yang menggambarkan probabilitas dan sumbu horizontal yang menggambarkan dampak/akibat. Probabilitas atau kemungkinan terjadinya suatu risiko dibagi menjadi dua bagian, yaitu besar dan kecil. Dampak risiko juga dibagi menjadi dua bagian yaitu besar dan kecil. Batas antara besar dan kecil ditentukan oleh manajemen, tetapi pada umumnya risiko yang probabilitasnya 20 persen atau lebih dianggap sebagai kemungkinan besar sedangkan dibawah 20 persen dianggap sebagai kemungkinan kecil (Kountur 2008).

Penentuan batas antara risiko besar atau kecil pada nilai probabilitas dan dampak dari risiko di PGFF didasarkan pada nilai rata-rata kemungkinan terjadinya risiko dan rata-rata nilai kerugian dari risiko. Penempatan risiko pada peta risiko didasarkan atas perkiraan posisinya dari hasil perhitungan probabilitas dan dampak. Posisi risiko dalam peta risiko disebut sebagai status risiko. Nilai status risiko dapat diperoleh dari perhitungan sebaga berikut:

a a l a a a

Berdasarkan perhitungan status risiko ini, maka dapat diketahui risiko yang paling besar hingga yang paling kecil. Status risiko hanya menggambarkan urutan risiko dari yang paling berisiko sampai dengan yang tidak berisiko sebagai urutan dari prioritas risiko.

21 Penanganan risiko

Tujuan perusahaan pada dasarnya adalah mendapat keutungan maksimal dengan memperkecil kemungkinan terjadinya risiko perusahaan. Berdasarkan hasil pemetaan risiko pada peta risiko, perusahaan dapat melakukan strategi penanganan risiko dengan cara:

1. Penghindaran risiko (preventif)

Kountur (2008) menjelaskan bahwa tindakan preventif dapat dilakukan untuk menghindari terjadinya risiko. Tindakkan perventif dapat dilakukan dengan berbagai cara. Strategi preventif dapat digunakan untuk menangani risiko yang berada pada kuadran I dan II, yang merupakan risiko dengan kemungkinan terjadinya besar. Penanganan risiko dengan strategi preventif dapat membuat risiko yang berada pada kuadran I bergeser ke kuadran III dan risiko pada kuadran II akan bergeser ke kuadran IV, seperti tampak pada Gambar 4.

Gambar 4 Peta risiko untuk tindakan preventif 2. Mitigasi Risiko

Mitigasi risiko adalah strategi penanganan risiko yang dimaksudkan untuk memperkecil dampak risiko yang terjadi. Jika risiko terjadi pada kuadran dengan dampak besar, maka dengan strategi mitigasi diusahakan untuk memperkecil dampak risiko yang ditimbulkan seminimal mungkin. Risiko yang terletak pada kuadran II dan Kuadran IV akan ditangani sehingga posisi risiko akan bergeser. Penanganan dengan strategi mitigasi dapat menyebabkan risiko pada kuadran II akan bergeser ke kuadran I dan risiko pada kuadran IV akan bergeser ke kuadran III. Seperti tampak pada Gambar 5.

Gambar 5 Peta risiko untuk tindakan mitigasi Besar Kecil Kuadran I Kuadran III Kuadran II Kuadran IV

Kecil Besar Dampak (Rp)

Probabilitas (%) Besar Kecil Kuadran I Kuadran III Kuadran II Kuadran IV

Kecil Besar Dampak (Rp)

22

Beberapa cara mitigasi yang dapat dilakukan adalah :

1. Diversifikasi yang merupakan cara menempatkan aset atau harta dibeberapa tempat sehingga jika salah satu tempat mendapat musibah, tidak akan menghabiskan semua aset yang dimiliki. Diversifikasi merupakan salah satu cara mitigasi yang paling efektif dalam mengurangi dampak risiko. 2. Penggabungan (merger) merupakan cara mengelola risiko yang

menekankan pada kegiatan penggabungan dengan pihak perusahaan lain. 3. Pengalihan risiko atau transfer of risk merupakan salah satu cara dalam

pengelolaan risiko dengan mengalihkan dampak risiko ke pihak lain. Tujuan dari pengalihan ini adalah jika terjadi kerugian, maka pihak lainlah yang akan menanggung kerugian. Beberapa cara pengalihan risiko adalah dengan asuransi, headging, leasing, outsourcing.

Dokumen terkait