• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Pemikiran

CV ATLAS adalah salah satu IKM yang memiliki tujuan menghasilkan

produk yang memiliki nilai jual yang tinggi serta mendapatkan laba atau keuntungan yang maksimal. CV ATLAS merupakan perusahaaan yang bergerak dibidang pengolahan kayu, adapun produk yang dihasilkan CV ATLAS antara lain furniture, kusen dan kerajinan kayu. Pada penelitian ini hanya fokus pada kerajinan kayu yang memberikan kontribusi besar bila dibandingkan dengan produk lainnya.

Pada dasarnya setiap perusahaan memiliki tujuan untuk mencapai keuntungan yang maksimal dengan pengorbanan yang seminimal mungkin. Hal ini ditujukan untuk kelancaran usahanya agar mampu bersaing di lingkungan bisnis global. Perusahaan pun harus mampu menentukan harga jual yang tepat dalam memasarkan produknya. Penentapan harga jual tersebut sangat berkaitan dengan penentapan harga pokok produksi dari produk. Perhitungan biaya produksi yang tepat akan menciptakan harga jual yang tepat sehingga keuntungan yang dihasilkan sesuai dengan keinginan perusahaan.

Nilai tambah merupakan pertambahan nilai yang terjadi pada suatu produk, karena telah mengalami proses pengolahan lebih lanjut dalam suatu proses produksi. Berdasarkan definisi ini maka industri yang mengolah kerajinan boneka kayu dengan memanfaatkan bahan baku mahoni yang mampu memberikan nilai tambah. Input yang menyebabkan terjadinya nilai tambah dari suatu produk dapat dilihat dari adanya perubahan-perubahan pada komoditas tersebut, yaitu perubahan bentuk, tempat dan waktu.

Penelitian ini dilakukan dengan menganalisis biaya-biaya yang dikeluarkan untuk menghitung harga pokok produksi boneka kayu pada CV ATLAS. dalam menentukan harga pokok produksinya perusahaan belum menerapkan metode yang dapat merefleksikan berapa besar biaya yang telah dikeluarkan dalam aktifitas produksinya sehingga metode yang digunakan masih

20

sederhana. Sedangkan analisis nilai tambah di gunakan untuk membahas pemanfaatan kayu mahoni sehingga menjadi boneka kayu yang memiliki nilai jual lebih tinggi. Kerangka pemikiran tersebut dapat disederhanakan dalam bagan berikut ini.

Gambar 1. Kerangka pemikiran penelitian Kayu

Nilai Jual Rendah dan Tidak Tahan Lama

Rekomendasi Keuntungan Nilai Tambah Hayami

Identifikasi Biaya Proses Produksi

Boneka CV ATLAS

21 3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di IKM CV ATLAS perusahaan pengolahan kayu dan kerajinan. CV ATLAS bertempat di Jalan Leuwi Anyar No. 123, Tasikmalaya. Pertimbangan bahwa perusahaan ini merupakan satu-satunya perusahaan yang telah mengeksport produk boneka whimsy ke California sejak tahun 2000. Kegiatan pengumpulan data untuk keperluan penelitian ini dilakukan pada bulan Desember 2011.

3.3. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder yang bersifat kuantitatif dan kualitatif. Data primer diperoleh melalui wawancara langsung dengan pemilik CV ATLAS dan karyawan bagian Carving, pengecatan dan finishing. Data sekunder diperoleh dari berbagai literatur seperti, gambaran umum perusahaan, meliputi sejarah, lokasi, struktur organisasi dan biaya pengolahan bulan Desember 2011, juga penelitian-penelitian terdahulu yang dapat dijadikan sebagai bahan referensi yang berhubungan dengan pengolahan kerajinan kayu mahoni dan analisis nilai tambah serta studi pustaka yang mendukung.

3.4. Pengolahan dan Analisis Data

Data dan informasi yang telah didapat kemudian diolah. Analisis data merupakan bagian yang sangat penting dalam metode ilmiah, karena dengan data tersebut dapat member arti dan maknayang berguna dalam memecahkan masalah penelitian.

Perusahaan melakukan proses produksi kerajinan boneka kayu bukan berdasarkan pesanan tetapi dilakukan secara terus menerus. Dengan demikian, analisis yang digunakan untuk perhitungan biaya pengolahan yang sesuai adalah analisis harga pokok yaitu full costing method. Full costing atau sering disebut absorption atau conventional costing adalah metode penentuan harga pokok produksi yang membebankan seluruh biaya produksi, baik biaya tetap maupun biaya variabel.

22

Biaya bahan baku Rp xxx

Biaya tenaga kerja langsung Rp xxx

Biaya overhead pabrik tetap Rp xxx

Biaya overhead pabrik variabel Rp xxx

Harga pokok produk Rp xxx

Selain metode full costing, analisis metode hayami juga akan digunakan pada penelitian ini. Nilai tambah adalah selisih antara komoditas yang mendapat perlakuan tertentu dan nilai korbanan yang digunakan selama proses berlangsung. Sumber-sumber dari nilai tambah tersebut berasal dari pemanfaatan faktor-faktor tenaga kerja, modal, sumber daya manusia dan manajemen. Rumus dari metode hayami sebagai berikut :

Tabel 4. Analisis nilai tambah Metode Hayami

No Variabel Nilai

Output, Input dan Harga

1 Output (m3/bulan) A

2 Bahan baku (m3/bulan) B

3 Tenaga kerja (HOK/bulan) C

4 Faktor konversi D = A/B

5 Koefisien tenaga kerja E = C/B

6 Harga Output F

7

Upah rata-rata tenaga kerja

(Rp/HOK) G

Pendapatan dan Keuntungan (Rp/m3)

8 Harga bahan baku H

9 Sumbangan input lain I

10 Nilai output J = D x F

11 a. Nilai tambah K =J-I-H

b. Rasio nilai tambah L% = (K/J) x 100%

12 a. Imbalan tenaga kerja M = E x G

b. Bagian tenaga kerja N% = (M/K) x 100%

13 a. Keuntungan O = K - M

b. Tingkat keuntungan P% = (O/J) x 100%

Balas jasa dari masing-masing faktor produksi

14 Marjin Q%= (J-H) x 100%

a. Imbalan tenaga kerja R%= (M/Q) x 100%

b. Sumbangan input lain S%= (I/Q) x 100%

23

Informasi yang dihasilkan melalui metode analisis niali tambah Hayami yang digunakan pada subsitem pengolahan adalah sebagai berikut:

1. Perkiraan besarnya nilai tambah (Rp).

2. Rasio nilai tanbah terhadap nilai produk yang dihasilkan (%), menunjukkan presentase nilai tambah dari nilai produk.

3. Imbalan bagi tenaga kerja (Rp), menunjukkan besar upah yang diterima oleh tenaga kerja.

4. Bagian tenaga kerja dari nilai tambah yang dihasilkan (%), menunjukkan presentase imbalan tenaga kerja dari nilai tambah.

5. Keuntungan pengolahan (Rp), menunjukkan bagian yang diterima pengusaha (pengolah), karena menanggung resiko usaha.

6. Tingkat keuntungan pengolah terhadap nilai output (%), menunjukkan presentase keuntungan terhadap nilai tambah

7. Marjin pengolah (Rp), menunjukkan kontribusi pemilik faktor produksi selain bahan baku yang digunakan dalam proses produksi

8. Persentase pendapatan tenaga kerja terhadap marjin (%) 9. Persentase keuntungan perusahaan terhadap marjin (%) 10. Persentase sumbangan input lain terhadap marjin (%)

24

Dokumen terkait