• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB V PENUTUP

B. Saran

belum maksimal. Hal ini merupakan salah satu faktor yang menghambat fungsi pengelolaan benda sitaan di RUPBASAN Kelas I Makassar, yaitu :Gedung atau bangunan yang belum memadaikarena RUPBASAN diperuntukkan tidak hanya untuk benda sitaan yang berukuran kecil saja, tapi juga untuk benda sitaan yang berukuran besar seperti mobil, dan tentunya dalam jumlah yang banyak pula.

2. Hambatan eksternal merupakan hambatan yang muncul dari luar lingkungan lembaga RUPBASAN Kelas I Makassar, yang meliputi sebagai berikut :

a. Banyaknya barang di RUPBASAN yang tersimpan lebih dari 8 tahun sampai sekarang belum dikeluarkan dengan alasan ada barang yang belum ada putusan dari MK menyebabkan ketidakefektifan dari petugas RUPBASAN Kelas Makassar, Karena benda tersebut tidak jelas statusnya kapan benda tersebut akan keluar.

b. Ada beberapa barang yang sudah ada keputusan pengadilan tetapi sebelum barang tersebut dikeluarkan/diambil dari

123 pemilikya, jaksa pindah tugas ke tempat lain sehingga ada berkas putusan yang hilang/tercecer.

c. benda sitaan dan rampasan negara, masih banyak benda sitaan negara masih dalam proses hukumnya justru disimpan di luar gedung (di halaman gedung RUPBASAN Kelas I Makassar) dikarenakan tidak muat di dalam gudang.

d. Masih banyak benda sitaan yang dalam proses peradilan ketika status benda sitaan tersebut sudah mendapatkan putusan dari pengadilan, tetapi benda tersebut belum juga dieksekusi seperti, mobil, komputer, kursi dan sepeda motor merk Yamaha. Hal ini juga menyebabkan biaya perawatan atau pemeliharaan menjadi bertambah, karena benda sitaan yang seharusnya sudah Kelas I Makassar karena benda tersebut belum juga di eksekusi, sehingga menambah pekerjaan petugas pemelihara untuk melaksanakan pemeliharaan terhadap benda sitaan yang sudah jelas stastusnya karena sudah mendapatkan putusan dari pengadilan. Persoalan ini juga mengakibatkan tempat atau ruang penyimpanan menjadi sempit karena banyak benda sitaan yang sudah inkrah (mendapatkan putusan dari pengadilan) tetapi belum juga di eksekusi. Hambatan yang muncul dalam pelaksanaan pengelolaan benda sitaan dan rampasan negara, merupakan suatu persoalan yang harus ditindaklanjuti oleh RUPBASAN Kelas I Makassar dalam

124 menjalankan tugasnya. Agar pelaksanaan pengelolaan benda sitaan dapat berjalan dengan baik dan sesuai ketentuan yang berlaku maka diperlukan upaya-upaya untuk mengatasi hambatan tersebut

Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala baik intern maupun ekstern yang terjadi selama pelaksanaan pengelolaan barang sitaan dan barang rampasan di Rupbasan Makassar yaitu:

1. Upaya mengatasi Kendala intern meliputi :

a. Perlu menyiapkan personil Rupbasan baik dari segi kualitas (memiliki pengetahuan tentang pengelolaan barang sitaan dan barang rampasan Negara) maupun kuantitas ( memiliki jumlah personil yang sesuai dengan standar pengamanan)

b. Menyediakan / melakukan pengadaan saran dan prasarana agar barang sitaan dan barang rampasan tersebut bisa di tempatkan yang aman.

2. Upaya mengatasi Kendala ekstern meliputi:

b. Meningkatkan dan menjalin kerja sama yang baik dengan instansi (Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan) agar fungsi Rupbasan bisa berjalan dengan maksimal.

c. Menumbuhkan sikap saling percayaan antar instansi penegak hukum

125 BAB V

PENUTUP A. Kesimpulan

1. Mekanisme dalam pelaksanaan pengelolaan benda sitaan Negara dan Barang rampas Negara di Rupbasan Makassar meliputi sejak sebuah barang masuk ke dalam Rupbasan yaitu Pertama, ketika sebuah barang diterima Rupbasan, barang tersebut akan dicatat dalam buku pendaftaran sebagai persiapan administrasi dan dokumentasi. Kedua, setelah selesai didaftarkan tahap berikutrnya adalah penelitian basan dan baran. Tahap ini pada kegiaatan pemeriksaan, menguji dan menaksir semua benda yang akan disimpan di Rupbasan, setelah melalui proses administrasi basan dan baran akan dipelihara dan mutasi ke Rupbasan. Pemeliharaan dimaksudkan untuk menjaga keutuhan nilai ekonomis barang tersebut, baik jenis macam, kadar, kealitas dan kuantitasnya terjamin. Pada aspek pemeliharaan tidak terlepas dari pengamanan dan penyelamatan basan dan baran.

Sedangkan keselamatan Basan dan Baran dari kerusakan yang disebabkan oleh faktor alam atau manusia. Tahap terakhir adalah pengeluaran dan penghapusan dan tahap ini dilakukan baik sebelum adanya putusan pengadilan maupun sesudah adanya putusan pengadilan yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.

2. Barang Rampasan Negara Khususnya di Rupbasan Makassar meliputi kendala intern dan kendala ekstern diantaranya adalah sebagai berikut:

126 a. Dari segi kesiapan personil Rupbasan yang masih terbatas sumber daya manusianya (pejabat/petugas) yng dipandang dari sudut kualitas maupun kuantitasnya;

b. Keterbatasan sarana dan prasarana yang menyangkut gedung/gudang serta anggaran dalam mendukung pelaksanaan fungsi Rupbasan.

B. Saran

1. Dengan adanya Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Kehakiman dan Hak Asasi Manusia RI Nomor E1.35.PK.03.10 Tahun 2002 tanggal 7 Nompember 2002, maka pihak-pihak yang terkait diharapkan melaksanakan pengelolaan benda sitaan dan barang rampasan Negara sesuai dengan ketentuan yang berlaku sehingga perlunya adanya sosialisasi kepada instansi-instansi terkait seperti Kepolisian,Kejaksaan dan Pengadilan Negeri mengenai peranan dan arti penting Rupbasan sebagai tempat penyimpanan benda sitaan Negara dan barang rampasan Negara.

2. Meningkatkan dan menjalin kerja sama yang baik Antara Rupbasan dengan instansi terkait dalam melaksanakan penyimpanan benda sitaan agar fungsi Rupbasan dapat berjalan secara optimal dan meningkatkan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia dari pihak Rupbasan agar dapat menjalankan tugasnya secara professional, Dalam hal ini upaya yang dilakukan untuk menyelesaikan kendala baik intern maupun ekstern yang terjadi selama pelaksanaan

127 pengelolaan barang sitaan dan barang rampasan di Rupbasan Makassar yaitu:

1. Upaya mengatasi Kendala intern meliputi :

a. Perlu menyiapkan personil Rupbasan baik dari segi kualitas (memiliki pengetahuan tentang pengelolaan barang sitaan dan barang rampasan Negara) maupun kuantitas ( memiliki jumlah personil yang sesuai dengan standar pengamanan)

b. Menyediakan / melakukan pengadaan saran dan prasarana agar barang sitaan dan barang rampasan tersebut bisa di tempatkan yang aman.

2. Upaya mengatasi Kendala ekstern meliputi:

a. Meningkatkan dan menjalin kerja sama yang baik dengan instansi (Kepolisian, Kejaksaan dan Pengadilan) agar fungsi Rupbasan bisa berjalan dengan maksimal.

b. Menumbuhkan sikap saling percayaan antar instansi penegak hukum

DAFTAR PUSTAKA

Andi Hamzah, 2014, Hukum Acara Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta

128 Anton.M.Moeliono, 1998, Kamus Besar Bahasa Indonesia,Perusahaan Umum

Balai Pustaka. Jakarta

Bambang Waluyo, 1999, Penelitian Hukum Dalam Praktek, Sinar Grafika. Jakarta Burhan Ashofa, 2014, Metode Penelitian Hukum, Rineka Cipta. Jakarta

Djoko Prakoso, 2013, Alat Bukti dan Kekuatan Pembuktian di Dalam Proses Pidana, Liberty. Yogyakarta

HB.Sutopo, 2002, Metode Penelitian Kuantitatif (Dasar-Dasar Teoritis dan Praktis). Pusat Penelitian Surakarta.

Hendrat Puryanto, 2019, Susunan Yuridis Pengelolaan Benda Sitaan Negara di Indonesia, Surakarta. Krakatau Surakarta.

Idrus Affandi, 1998, Tata Negara, PT. Balai Pustaka (Persero), Jakarta.

Jimly Asshiddiqie, 2016, Konstitusi dan Konstitusionalisme Indonesia, Fakultas Universitas Indonesia, Jakarta.

Lexy J.Moleong, 2012, Metodologi Penelitian Kualitatif. Remaja Rosdakarya.

Bandung.

Martiman Prodjohamidjojo, 2014, Penyelidikan dan Penyidikan, Ghalia Indonesia, Jakarta.

Moch. Faisal Salam, 2014, Hukum Acara Pidana Dalam Teori dan Praktek, Sinar Grafika, Jakarta.

129 Ni’matul Huda, 2007, Lembaga Negara Dalam Masa Transisi Demokrasi, UII

Press, Yogyakarta.

Padmo Wahjono, 2019, Ilmu Negara Suatu Sidtematik, Sinar Grafika, Jakarta.

Ratna Nurul Afiah, 2014, Barang Bukti dalam Proses Pidana, Sinar Grafika Jakarta.

Yahya Harahap, 2018, Pembahasan, Permasalahan dan Penerapan KUHAP Edisi Kedua (Penyidikan dan Penuntutan), Sinar Grafika,Jakarta.

Peraturan Perundang-Undangan

Undang – Undang N0. 8 Tahun 1981 Tentang Hukum Acara Pidana.

Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945.

Peraturan Pemerintah Indonesia N0. 27 Tahun 1983 Tentang Pelaksanaan Undang– Undang Hukum Acara Pidana.

Keputusan Menteri Kehakiman Republik Indonesia N0. M.05.UM.01.06 Tahun 1983 Tentang Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.

Keputusan Direktur Jenderal Pemasyarakatan Departemen Kehakiman RI N0.E1.35.PK.03.10 Tahun 2002 Tentang Petunjuk Pelaksanaan dan Petunjuk Teknis Pengelolaan Benda Sitaan Negara dan Barang Rampasan Negara di Rumah Penyimpanan Benda Sitaan Negara.

130

Curriculum Vitae

 Nama : Asdinar Tawasty Nur Abbas

 Tempat, Tanggal Lahir : Palattae, 11 Mei 1984

 Alamat : Jl. Jend. Sudirman, Kota Parepare

 Email : asdinardinar@gmail.com

 Handphone : 085255085198

 Jenis Kelamin : Perempuan

 Agama : Islam

 Status : Menikah

 Pekerjaan : Aparatur Sipil Negara

 Kewarganegaraan : Indonesia

 1990 – 1996 : SDN 10 Watampone

 1996 – 1999 : SMPN 6 Watampone

 1999 – 2002 : SMAN 2 Watampone

 2015 –Skrg : STIH Pengayoman Watampone

 2003 - 2008 : PT.Hadji Kalla

 2011 - 2014 : Yayasan Cerdas Indonesia

 2015 – Skrg : ASN Pemkot Parepare DATA PRIBADI

Riwayat Pendidikan

Riwayat Pekerjaan

Dokumen terkait