• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I : PENDAHULUAN

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dan penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif didefenisikan sebagai penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang terdapat pada peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan. Disebut juga penelitian hukum doktrinal yaitu penelitian hukum yang menggunakan data sekunder. Penelitian hukum normatif dikenal sebagai penelitian hukum yang bersifat kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah

penelitian hukum yang menggunakan sumber data primer.40 Penelitian

hukum normatif untuk mengkaji lebih dalam norma-norma hukum positif yang dapat dijadikan dasar lahirnya kewajiban CSR bagi perusahaan. Penelitian hukum empiris ditujukan untuk melihat perilaku masyarakat (Bank Sumut) dalam melaksanakan peraturan-peraturan hukum tentang CSR.

Sifat penelitian dari tesis ini adalah deskriptif analitis yaitu suatu

penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan menganalisis peraturan hukum yang berkaitan dengan bank CSR.

40 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodelogi Penelitian Hukum Dan Jurimetri (Jakarta: Ghalia: 1988) Hal. 10.

Penelitian ini juga akan menggambarkan dan menganalisis praktek CSR di Bank Sumut.

2. Sumber Data

Data atau bahan penelitian dalam tesis ini dihimpun dari bebarapa sumber, yaitu :

A. Data Sekunder

a. Bahan Hukum Primer

Yaitu bahan hukum yang terdiri atas peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan unsur-unsur dalam sistem Corporate Social Responsibility (CSR), konsep CSR, serta aspek-aspek lain yang timbul dari penyelenggaraan CSR yang diantaranya adalah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perseroan Terbatas, Surat Keputusan Direksi (SK) No.

240/Dir/Setdir/SK/2013 Tanggal 3 September 2013 Tentang

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility) PT. Bank SUMUT dan Surat Edaran (SE) No.

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social Responsibility) PT. Bank Sumut.

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum primer, seperti hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya, bahkan dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum sepanjang relevan dengan objek telaan penelitian.

c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder, seperti kamus, majalah, maupun dari internet.

B. Data Primer

Menunjang analisis data sekunder, maka penelitian ini juga mengumpulkan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara. Wawancara yang dilakukan dengan pejabat PT. Bank Sumut unit

Sekretaris Perusahaan yaitu Pimpinan Corporate Secretary (Bapak

Didi Diharsa) dan Bapak Hadi Pramono pejabat asisten V. Wawancara dilakukan guna mengetahui pelaksanaan CSR di PT. Bank Sumut.

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah melalui penelitian kepustakaan (library research) untuk

mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pendapat atau pemikiran konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek telaahan penelitian ini yang dapat berupa peraturan perundang-undangan dan karya ilmiah lainnya. Data primer dikumpulkan melalui teknik

wawancara mendalam (indepth interview) dengan pejabat PT. Bank Sumut

yang tujuannya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan CSR di PT. Bank Sumut.

4. Analisis Data

Pengelolaan data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum tersebut. Tujuan analisa data dalam penelitian adalah menyempitkan dan membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur, serta tersusun dan lebih berarti. Dalam proses analisa ini berusaha

menemukan jawaban atas pertanyaan perihal permasalahan akan di bahas

dengan melihat dari data-data yang ada.41

Bahan-bahan hukum primer, hukum sekunder, dan tersier yang dimaksud telah diperoleh, maka bahan hukum tersebut diperiksa kembali kelengkapan dan konsistensinya satu sama lain, kemudian bahan hukum tersebut diolah secara kualitatif dengan melakukan identifikasi yang logis, sistematis, sesuai dengan tema utnuk dianalisis. Analisis bahan hukum dilakukan secara kualitatif kemudian ditarik kesimpulan dengan menggunakan cara deduktif sehingga diharapkan dapat menjawab permasalahan yang ditetapkan. Analisa kualitatif rumusan pembenaran didasarkan pada kualitas dari pendapat-pendapat para ahli hukum, doktrin, dari rumusan norma

hukum itu sendri.42 Analisis data juga dilakukan melalui wawancara terhadap key

informan yang berkaitan dengan penelitianyang dilakukan agar mendapatkan sumber data yang diharapkan. Pada penelitian ini penarikan kesimpulan menggunakan metode deduktif yaitu cara penarikan atau pengambilan kesimpulan dari keadaan yang umum kepada yang khusus. Dalam penarikan kesimpulan yang deduktif dapat dilihat dari suatu proposisi umum dan suatu proposisi khusus yang bertalian dengan

41 Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta: Universitas Indonesia, 1984), Hal. 31.

42 Artikel : Meray Hendrik Mezak. Jenis, Metode dan Pendekatan Dalam Penelitian Hukum diakses pada tanggal 18 Mei 2014.

proposisi umum. Jika diidentifikasi yang dilakukan benar dan proposisinya yang

benar.43

BAB II

PENERAPAN KONSEP CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY

(CSR) DALAM PERUNDANG-UNDANGAN DI INDONESIA.

A.Konsep CSR di Indonesia

Tanggung jawab sosial perusahaan pada dasarnya bukanlah sebuah beban bagi korporat yang beraktifitas, akan tetapi lebih besar dimaknai sebagai usaha perusahaan untuk beradaptasi dengan kehidupan sosial masyarakat, menjalin kesaling percayaan antara perusahaan dan masyarakat. Perusahaan-perusahaan yang beroperasi di Indonesia pada dasarnya tersebar juga di seluruh bagian negara lain, dan ini mengakibatkan masing-masing perusahaan akan lebih tahu bentuk kebutuhan dan bentuk kesejahteraan yang diperlukan oleh masyarakat yang ada disekitar

perusahaan.44

CSR dipahami sebagai konsep yang lebih “manusiawi” dimana suatu organisasi dipandang sebagai sebagai “agen moral”. Oleh karena itu dengan atau tanpa aturan hukum sebuah organisasi bisnis harus menjunjung tinggi sebuah

moralitas.45

Bentuk dari tanggung jawab sosial perusahaan yang sering diterapkan di

Indonesia adalah Community Development. Perusahaan yang mengedepankan konsep

44

Bambang Rudito & Melia Famiola Op. Cit, Hal. 25

45

Sofyan Djalil. Konteks Teoritis dan Praktis Corporate Social Responsibility. Jurnal Reformasi Ekonomi. Vol 4. No. 1 Hal.4

ini akan lebih menekankan pembangunan sosial dan pembangunan kapasitas masyarakat sehingga akan menggali potensi masyarakat lokal yang menjadi modal sosial perusahaan untuk maju dan berkembang. Selain dapat menciptakan peluang-peluang sosial-ekonomi masyarakat, menyerap tenaga kerja dengan kualifikasi yang diinginkan, cara ini juga dapat membangun citra sebagai perusahaan yang ramah dan peduli lingkungan. Selain itu, akan tumbuh rasa percaya dari masyarakat. Rasa memiliki perlahan-lahan muncul dari masyarakat sehingga masyarakat merasakan bahwa kehadiran perusahaan di daerah mereka akan berguna dan bermanfaat.

Konsep Community Development merupakan istilah yang dimaksudkan untuk

mewakili pemikiran tentang pengembangan masyarakat dalam konteks pembangunan sumber daya manusia ke arah kemandirian, karena tidak dapat dipungkiri bahwa kehadiran perusahaan di tengah kehidupan masyarakat dengan berbagai kegiatannya menimbulkan ketidaksetaraan sosial ekonomi anggota masyarakat lokal dengan perusahaan ataupun pendatang lainnya, sehingga diperlukan suatu kebijakan untuk meningkatkan daya saing dan kemandirian masyarakat lokal. Diperlukannya suatu wadah program yang berbasis pada masyarakat yang sering disebut sebagai

community development untuk menciptakan kemandirian komuniti lokal untuk

menata sosial ekonomi mereka sendiri.46

46 Arif Budimanta & Bambang Rudito. CSR Alternatif Bagi Pembangunan Indonesia. (Jakarta: Indonesia Center For Sustainable Development (ICSD).2008). Hal. 28.

Community Development yang dimaknai sebagai pengembangan masyarakat terdiri dari dua konsep, yaitu ‘pengembangan’ dan ‘masyarakat’. Secara singkat, ‘pengembangan atau pembangunan’ merupakan usaha bersama dan terencana untuk meningkatkan kualitas kehidupan manusia pada umumnya. Bidang-bidang pembangunan biasanya meliputi berbagai sektor kehidupan, yaitu sektor ekonomi, sektor pendidikan, kesehatan dan sosial budaya. Sedangkan pengertian ‘masyarakat’

dapat diartikan dalam dua konsep, yaitu :47

1. Masyarakat sebagai sebuah ‘tempat bersama’, yakni sebuah wilayah geografi

yang sama. Sebagai contoh, sebuah rukun tetangga, perumahan di daerah perkotaan atau sebuah kampung di wilayah pedesaan.

2. Masyarakat sebagai ‘kepentingan bersama’, yakni kesamaan kepentingan

berdasarkan kebudayaan dan identitas. Sebagai contoh, kepentingan bersama pada masyarakat etnis minoritas atau kepentingan bersama berdasarkan identifikasi kebutuhan tertentu seperti halnya pada kasus para orang tua yang memiliki anak dengan kebutuhan khusus (anak cacat phisik) atau bekas para pengguna pelayanan kesehatan mental.

Pemberdayaan masyarakat yang berbasis masyarakat seringkali diartikan dengan pelayanan sosial gratis dan swadaya yang biasanya muncul sebagai respon terhadap melebarnya kesenjangan antara menurunnya jumlah pemberi pelayanan dengan meningkatnya jumlah orang yang membutuhkan pelayanan. Pemberdayaan masyarakat juga diartikan sebagai pelayanan yang menggunakan pendekatan-pendekatan yang lebih bernuansa pemberdayaan yang memperhatikan keragaman pengguna dan pemberi pelayanan. Dengan demikian, pemberdayaan masyarakat

47 Hendry B. Mayo. Konsep Community Development. www.academia.edu. Diakses pada tanggal 18 Oktober 2014.

dapat diartikan sebagai metoda yang memungkinkan orang dapat meningkatkan kualitas hidupnya serta mampu memperbesar pengaruh terhadap proses-proses yang mempengaruhi kehidupannya.

Kepedulian kepada masyarakat sekitar komunitas dapat diartikan sangat luas, namun secara singkat dapat dimengerti sebagai peningkatan partisipasi dan posisi organisasi di dalam sebuah komunitas melalui berbagai upaya kemaslahatan bersama bagi organisasi dan komunitas. CSR adalah bukan hanya sekedar kegiatan amal, di mana CSR mengharuskan suatu perusahaan dalam pengambilan keputusannya agar dengan sungguh-sungguh memperhitungkan akibatnya terhadap seluruh pemangku

kepentingan (stakeholder) perusahaan, termasuk lingkungan hidup. Hal ini

mengharuskan perusahaan untuk membuat keseimbangan antara kepentingan beragam pemangku kepentingan eksternal dengan kepentingan pemegang saham,

yang merupakan salah satu pemangku kepentingan internal.48

Tiga alasan penting mengapa kalangan dunia usaha harus merespon dan mengembangkan isu tanggung jawab sosial sejalan dengan operasi usahanya. Pertama, perusahaan adalah bagian dari masyarakat dan oleh karenanya wajar bila perusahaan memperhatikan kepentingan masyarakat. Kedua, kalangan bisnis dan masyarakat sebaiknya memiliki hubungan yang bersifat simbiosis mutualisme.

48 Kertya Witaradya-Govennance Concultant. CSR & Comdev. arsipteknikpertambangan.blogspot.com/ www.slideshare.net di akses pada tanggal 18 Oktober 2014.

Ketiga, kegiatan tanggung jawab sosial merupakan salah satu cara untuk meredam atau bahkan menghindari konflik sosial

Awalnya sebagai bentuk perwujudan CSR perusahaan lebih memfokuskan

perhatian pada perbaikan pemenuhan kebutuhan stakeholder (salah satunya adalah

karyawan ). Tunjangan dan fasilitas karyawan yang mereka perbaiki. Dengan asumsi karyawan akan giat bekerja dan akan tetap loyal terhadap perusahaan. Dengan demikian perusahaan akan mendapatkan keuntungan dari hal tersebut.

Kenyataan tidaklah sesederhana itu, banyak penduduk (merupakan bagian dari komunitas) tempat perusahaan tersebut berada, bersuara lantang dan nyaring mengkritik perusahaan tersebut. Mereka menyuarakan berbagai macam hal, mulai dari minta perhatian agar perusahaan dapat memberikan bantuan maupun sumbangan untuk fasilitas sosial maupun umum, bahkan juga ada yang sampai mengancam akan menutup perusahaan jika perusahaan tidak mengabulkan tuntutan mereka. Apalagi jika produk yang dihasilkan perusahaan menimbulkan limbah yang dirasakan merugikan masyarakat. perusahaan dianggap tidak dapat memberikan sesuatu yang sifatnya positif bagi komunitas setempat. Oleh karena itu perusahaan dituntut untuk memberikan kontribusinya dalam kehidupan komunitas lokal sebagai rekanan dalam kehidupan bermasyarakat. Artinya bahwa perusahaan harus mempunyai kewajiban sosial terhadap komunitas disekitarnya dan memperlakukan komunitas lainnya sebagai sesuatu yang berdiri sejajar dan saling membutuhkan. Pembangunan untuk masyarakat yang dilakukan oleh perusahaan pada awalnya terkadang hanya bersifat

umumnya juga bersifat charity atau kedermawanan, terutama sumbangan-sumbangan pada perayaan tertentu atau fasilitas modal olah raga, dan sebagainya. Hal ini berkaitan dengan anggapan perusahaan bahwa urusan meningkatkan kualitas hidup komunitas lokal adalah urusan pemerintah. Seringkali komunitas disekitar perusahaan diperhatikan secara minimal. Khususnya pada aspek yang hanya menguntungkan perusahaan semata dengan memakai kebutuhan dari sudut perusahaan. Sedangkan segala hal yang berkenaan dengan kerugian di daerah pemukiman perusahaan sering kali ditimpakan kepada komunitas lokal sebagai biang keladinya. Pada perkembangan selanjutnya, CSR mulai tampak kepedulian terhadap komunitas disekitarnya dan ini disebabkan adanya tekanan dari komunitas sekitarnya. Perusahaan diwajibkan untuk selalu mengikuti perkembangan sosial komunitas sekitarnya. Pembangunan yang dilakukan perusahaan merupakan bentuk perhatian untuk mengatasi tuntutan dengan memperhatikan nilai-nilai yang berkembang dimasyarakat dan hak-hak komunitas

lokal.49

Keberhasilan suatu perusahaan ditentukan oleh adanya perhatian terhadap lingkungan sosial sekitar. Artinya, bahwa sukses komersial perusahaan dilihat juga dari bagaimana perusahaan mengelola CSR terhadap komunitas disekitar daerah operasinya.

Kewajiban yang dinyatakan dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 dimaknai sebagai suatu kebutuhan korporat untuk menerapkan program CSR yang

49 Tantri Widiyanatri. CSR : Model Community Development oleh Korporat. Universitas Katolik Atma Jaya Jakarta 2005. Hal 12.

berbentuk pengembangan masyarakat atau community development, karena mau tidak mau korporat akan beradaptasi dengan lingkungan sosial sekitarnya dan sekaligus

mendapatkan kepercayaan dari masyarakat.50

Konsep ini berubah dengan diaturnya CSR dalam Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas pada Pasal 74, yang diperkuat oleh putusan MK No.53/PUU-VI/2008.

Berikut ini beberapa perusahaan besar di Indonesia yang telah menjalankan

CSR antara lain :51

1. PT. Sido Muncul merupakan salah satu perusahaan jamu terbesar di Indonesia

yang sudah dikenal luas oleh masyarakat menjual produk jamu olahan untuk kesehatan dengan menggunakan konsep tradisi, tradisional, teknologi, dan inovasi. Produk yang dijual PT. Sido Muncul mendapatkan respon pasar yang positif oleh masyarakat, hal ini ditunjukkan dengan adanya kenaikan omset dan meningkatnya pangsa pasar yang terus dialami oleh PT. Sido Muncul. Oleh karena itu, perlu upaya untuk mempertahankan atau bahkan menaikkan penjualan dengan cara melakukan inovasi-inovasi produk baru yang diinginkan masyarakat. Kegiatan PT. Sido Muncul cukup banyak, antara lain: kerjasama ilmiah, kemitraan, kerjasama dengan pemerintah maupun dinas

terkait, plan visit PT. Sido muncul, kegiatan Sponsorship dan Charity Activity,

50 Bambang rudito & Melia Famiola Op. Cit, hal 17.

Community Relations, Customer Relations, dan Sido Muncul Award. Kegiatan PT. Sido Muncul yang terbilang sukses dan diakui oleh masyarakat maupun

pemerintah adalah kegiatan Corporate Social Responsibility melalui program

(Mudik Gratis) bersama Sido Muncul. Kegiatan ini merupukan kegiatan Corporate Social Responsibility yang berbentuk Charity (kedermawanan).

Berbentuk Charity (kedermawanan) karena kegiatan ini sepenuhnya

ditanggung oleh PT. Sido Muncul dan banyak lagi program CSR lainnya yang dilakukan untuk membentuk citra positif bagi perusahaan, membanggun kepercayaan publik terhadap produk maupun perusahaan dan juga mengembangkan strategi pemasaran yang efektif untuk meningkatkan penjualan. PT. Sido muncul harus terus menjaga eksistensinya dikalangan masyarakat luas karena pangsa pasar produk ini mulai merambah untuk penjualan keluar negeri.

Maka dari itu hal yang harus dilakukan oleh PT. Sido Muncul adalah secara berkesinambungan melakukan riset pasar untuk mendapatkan informasi berupa data dan fakta untuk mengetahui keinginan dan aspirasi masyarakat, melakukan perencanaan dari data-data dan fakta yang diperoleh dari dilakukannya riset pasar yang didalamnya terdapat perencanaan tujuan, identifikasi masalah, strategi pemasaran, dan lain sebagainya. Selanjutnya melaksanakan program yang telah direncanakan sebelumnya untuk diterapkan langsung dilapangan sesuai prosedur pelaksanaan yang telah ditetapkan.

2. Program CSR PT. HM. SAMPOERNA Berkaitan Dengan Aspek Lingkungan Suatu prusahaan agar tetap tumbuh dan berkembang serta menjaga eksistensinya tidak hanya dilihat dari kondisi keuangan (finansial) nya saja, tetapi juga perusahaan harus memperhatikan dimensi sosial dan lingkungan hidup. Seperti pada PT. HM. SAMPOERNA TBK yang memiliki pola pikir untuk tidak hanya berinvestasi pada masa depan bisnis saja, tetap juga berinvestasi pada kesejahteraan masyarakat diberbagai bidang termasuk aspek lingkungan. Mereka sangat mendukung berbagai program tanggung jawab sosial dan lingkungan untuk meningkatkan kondisi hidup di lingkungan tinggal dan kerja para karyawan, dan juga kepada petani pemasok tembakau. Berbagai program CSR dipadukan dalam suatu organisasi Putera Sampoerna Foundation (PSF) sangat bermanfaat bagi masyarakat dan juga lingkungan. Program yang mereka lakukan seperti penanganan bencana alam, pengentasan kemiskinan dengan melakukan pemberdayaan ekonomi masyarakat, pendidikan, dan pelestarian lingkungan. Pada bulan Mei 2010 Sampoerna menerima piagam penghargaan “Wana Lestari” dari Kementerian Kehutanan Republik Indonesia Indonesia pada acara yang disertai dengan penandatanganan nota kesepahaman untuk mendukung pengembangan Hutan Tanaman Industri (HTI), Hutan Tanaman Rakyat (HTR) dan Hutan Rakyat di Indonesia, untuk mendukung program Penanaman 1 Miliar Pohon 2010 Kementerian Kehutanan, hal ini menjadi bukti bahwa PT. HM.

SAMPOERNA juga turut serta dalam pelestarian dan memperhatikan aspek

lingkungan.52

Kunci keberhasilan Sampoerna dalam menjalankan CSR khusus untuk lingkungan kesuksesan sebuah perusahaan bukan hanya ditentukan dari keberhasilan menjalankan bisnis saja, tetapi juga didukung kemampuan dalam menyukseskan program pemberdayaan masyarakat dan lingkungan sekitar.

Terlihat dari bagaimana PT HM Sampoerna berupaya keras untuk membantu meningkatkan kesejahteraan para pekerja, petani tembakau, masyarakat sekitar dan juga karyawan yang nantinya akan pensiun. Program CSR yang mereka miliki memang sangat dibutuhkan masyarakat, dilaksanakan dengan maksimal dan terarah, hal ini dikarenakan pertimbangan kegiatan CSR didasarkan pada analisis fakta di lingkungan masyarakat, mereka juga terlibat langsung dalam menjalankan berbagai kegiatan CSR, program CSR dilaksanakan secara berkesinambungan dan konsisten sehingga menciptakan efek jangka panjang bagi masyarakat. Selain itu keberhasilan program lingkungan Sampoerna tak terlepas dari kerja sama dengan pemerintah daerah, lembaga swadaya masyarakat dan komunitas sehingga tercipta suatu program yang tepat sasaran, menyeluruh dan berkelanjutan. Sampoerna juga memiliki strategi program CSR yang tepat, seperti halnya Pengalokasian berbagai sumberdaya yang dibutuhkan untuk mendukung

52 CSR PT. Sampoerna. www.rumahcsr.co.id.csr-pt-samperna diakses pada tanggal 17 November 2014

terselenggaranya kegiatan sangat diperhatikan, terlihat dengan adanya

macam-macam fasilitas yang disediakan dengan lengkap.53

3. Bank Mandiri, bank besar yang ada di Indonesia, Bank Mandiri mempunyai

beberapa gerakan CSR salah satunya PKBL ( Program Kemitraan dan Bina Lingkungan ). Melalui implementasi CSR yang berkesinambungan, Bank Mandiri ingin meraih keberhasilan bisnis bersama dengan peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Program Kemitraan Bertujuan untuk mendorong kemajuan ekonomis

suatu kawasan dengan menjadikan masyarakat di kawasan tersebut memiliki kemampuan produksi dan kemampu labaan, meningkatkan pola aktivitas kreatif dan produktif yang akhirnya mewujudkan tatanan masyarakat sejahtera

dan mandiri. Bina Lingkungan Bertujuan untuk mendukung keberlangsungan

pendidikan yang berkualitas di Indonesia dan menciptakan pemimpin di masa depan yang siap dengan persaingan global. Pilar edukasi dan kewirausahaan diimplementasikan melalui program Wirausaha Muda Mandiri dan Mandiri Peduli Pendidikan. Dan adalah keinginan Bank Mandiri juga untuk mewujudkan Indonesia yang mandiri melalui penyediaan energi terbarukan, penyediaan air bersih dan program penghijauan untuk mendukung kesejahteraan masyarakat melalui penciptaan lingkungan yang asri dan nyaman. Di dalam program bina lingkungan ini terdapat program-program

lain di dalamnya anatar lain : Wirausaha Muda Mandiri, program wiusaha mandiri merupakan salah satu kontribusi Bank Mandiri bagi pertumbuhan ekonomi bangsa indonesia yang wujudkan secara berkesinambungan dan fokus pada generasi muda yang merupakan generasi penerus bangsa.

Kepedulian Bank Mandiri yang diwujudkan dalam bentuk peningkatan sosial ekonomi masyarakat melalui strategi dan pengembangan berbagai program CSR, diharapkan dapat memberikan manfaat yang semaksimal mungkin bagi masyarakat Indonesia dan bagi perusahaan itu sendiri.

Konsep CSR di Indonesia bukan merupakan hal yang baru karena CSR sudah dikenal dan di praktekkan di Indonesia sekitar tahun an. Pada awal tahun 1970-an terjadi perubah1970-an kesadar1970-an masyarakat dunia ak1970-an dampak aktivitas perusaha1970-an. Kesadaran akan dampak, baik positif maupun negatif perusahaan tersebut mengakibatkan tekanan dan tuntutan yang dialamatkan pada perusahaan, agar

perusahaan memperluas tanggung jawab sosialnya.54

Tanggung jawab pengelolaan organisasi yang semula hanya kepada

stockholders (pemilik/pemegang saham) bergeser pada stakeholders / pemangku

kepentingan (pemilik, karyawan, pemerintah dan masyarakat luas). Pada tahun

1970-an di b1970-anyak negara t1970-anggung jawab sosial d1970-an kontribusi charity langsung kepada

yang berhak, sehingga banyak perusahaan yang membentuk yayasan. Dilanjutkan

54Admin Baitul Hikmah. CSR Sebuah Pandangan Dari Sudut Akutansi. www.baitul-hikmah.com/tanggung-jawab-sosial-perusahaan-csr

pada tahun 1980-an dan 1990-an, di negara ekonomi maju, muncul suatu kepentingan

yang memberikan nilai lebih kepada stakeholder. Perusahaan diwajibkan menjadi

salah satu katalis percepatan pembangunan di wilayah operasionalnya, sehingga kegiatan CSR diharapkan memberikan manfaat yang berkelanjutan bagi masyarakat di sekitar daerah operasinya. Secara tidak langsung CSR berfungsi sebagai faktor pendukung untuk mendapatkan profit, karena terjadi peningkatan reputasi perusahaan. Indonesia merupakan negara yang sedang melakukan pengembangan di

berbagai sektor, turut mendukung adanya kegiatan CSR.55

Lahirnya CSR tidak serta merta mulus. Banyak kontroversi yang berkembang terutama yang berangkat dari pemahaman yang berbeda. Milton Friedman berpendapat bahwa tujuan perusahaan adalah untuk memaksimalkan kembali tujuan para pemegang saham. Perusahaan hanya bertanggung jawab kepada pemegang

Dokumen terkait