• Tidak ada hasil yang ditemukan

Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2016

Membagikan "Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut"

Copied!
166
0
0

Teks penuh

(1)

“ANALISIS HUKUM TERHADAP KEBIJAKAN

CORPORATE

SOCIAL RESPONSIBILITY

PADA PT. BANK SUMUT “

Oleh

PUTRI NESIA DAHLIUS NIM :127005006/HK

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

(2)

SOCIAL RESPONSIBILITY

PADA PT. BANK SUMUT.

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar

Magister Hukum dalam Program Studi Magister Ilmu Hukum pada

Fakultas Hukum Univrrsitas Sumatera Utara

PUTRI NESIA DAHLIUS

127005006

PROGRAM STUDI MAGISTER ILMU HUKUM

FAKULTAS HUKUM

(3)

RESPONSIBILITY

PADA PT. BANK

SUMUT.

Nama Mahasiswa

: PUTRI NESIA DAHLIUS

Nomor Pokok

: 127005006

Program Studi

: Ilmu Hukum

Menyetujui :

Komisi Pembimbing

Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H. M. H.

Ketua

Prof. Dr. Suhaidi, S. H., M.H. Dr. Mahmul Siregar, S.H., M. Hum.

Anggota Anggota

Ketua Program Studi Ilmu Hukum

(4)

Tanggal 14 Januari 2015

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua

: Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M. H.

Anggota

:

1.

Prof.

Dr.

Suhaidi, S. H, M. H

(5)

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak ada terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan disuatu perguruan tinggi dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak ada terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain kecuali secara tertulis dikutip dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, 14 Januari 2015

Penulis,

(6)

Seiring perubahan kualitas hidup manusia, kesadaran masyarakat terhadap keberadaan suatu perusahaan di lingkungannya semakin meningkat. Perusahaan dituntut untuk tidak semata-mata mengejar keuntungan finansial, melainkan juga mengedepankan etika bisnis, terutama kepedulian dan kontribusinya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Tanggung Jawab sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk turut serta berperan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan itu sendiri, komunitas lokal, maupun masyarakat pada umumnya. Konsep penerapan CSR di Indonesia di atur dalam peraturan perundang-undangan yaitu UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral Dan Batu Bara, PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, dan Keputusan MK No. 53/PUU-XI/2008 tentang Pertimbangan Konstitusionalitas Norma Pengujian Pasal 74 UU PT.

Dalam penulisan tesis ini terdapat 3 (tiga) permasalahan yaitu : Bagaimanakah penerapan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perundang-undangan di Indonesia, bagaimanakah kebijakan PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) nya, serta bagaimanakah independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kebijakan CSR nya.

Penelitian yang dilakukan bersifat metode normatif empiris karena untuk mengetahui lebih dalam norna-norma hukum positif yang dapat di jadikan dasar lahirnya kewajiban CSR dan untuk melihat bagaimana perilaku masyarakat (Bank Sumut) dalam melaksanakan peraturan-peraturan hukum tentang CSR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan CSR di Indonesia sudah merupakan suatu kewajiban hukum. Karena CSR merupakan suatu kewajiban hukum bagi perseroan terbatas, maka CSR harus dianggarkan sebagai beban biaya perseroan. Namun untuk besarnya jumlah dana CSR tidak diatur dalam UU tersebut, hal ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dengan memperhatikan azas kepatutan dan kewajaran.

(7)

Along with the change in the quality of human life, people’s awareness of the existence of a company in their surrounding is increasing. A company is expected not only to be profit oriented but also put forward business ethics, particularly care for and contribute to environment and to the people in its vicinity. Corporate Social Responsibility (CSR) is a commitment of a company to participate in the sustainable economic development in order to increase the quality of life and useful environment for the company itself, for the local community, and for the people as a whole. The consept of implementing CSR in Indonesia is regulated under Law No. 40/2007on Corporation, Law No. 25/2007 on Capital Investment, Law No. 19/2003on BUMN, Law No. 4/2009 on Mining, Mineral, and Coal, PP (Government Regulation) No. 47/2012 on Social and Environmental Responsibility on Corporation, the Decree of teh Supreme Court No. 53/PUU-XI/2008 on Constitutional Advisory of Audit Norm, under Article 74 of Law on Corporation

There were 3 (three) problems as follow : how about the implementation of the concept of CSR in legal provisions in Indonesia, how about the policy of PT. Bank Sumut in implementing it CSR, and how about the independence of PT. Bank Sumut in implementing its CSR policy.

The research used judical empirical method which was aimed to deeply find out positive legal norms which could be used as the basis for the birth of CSR and to find out public behavior(Bank Sumut) in implementing legal provisions on CSR.

The result of the research shoowed that the implementation of CSR in Indonesia is legally obligatory, especially for a corporation so that it is budgeted as the corporation’s expense. However, the amaount of the expense is not regulated in the law; it depends on the capacity of the company by considering reasonableness and fairness.

The policy of PT. Bank Sumut in implementing its CSR referred to Law No. 40/2007 on Corporation, PP No. 47.2012, the Decree of RUPS, and the Decree of the Director No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 on the Operational Standard Procedure of CSR, in which Bank Sumut used CSR management with partnership pattern by collaborating with the local governmen that determined CSR planning and implementation. Bank Sumut only waits for the proposal from the local government to implement its CSR, and it has had its own SOP (operational standard procedure) in the mechanism of determining whether the fund is reasonable or not. In other words, Bank Sumut plays an active role in determining the distribution of the CSR fund although it has to follow its right corridor.

(8)

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan

hidayahnya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik dan tepat

pada waktunya.

Tesis ini berjudul “Analisis Hukum Terhadap Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Pada PT. Bank Sumut”, yang disusun untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan di Program

Pascasarjana Univeristas Sumatera Utara Medan.

Dalam penyusunan tesis ini penulis banyak mendapatkan bimbingan dan

bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih

dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada yang terhormat para

pembimbing Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H., Prof. Dr. Suhaidi S.H., M.H.,

dan Dr. Mahmul Siregar S.H. M.Hum., yang ditengah-tengah kesibukannya masih

tetap meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan, petunjuk, dan mendorong

semangat penulis untuk menyelesaikan tesis ini.

Penulis sampaikan juga penghargaan yang setulus-tulusnya kepada :

1. Rektor Universitas Sumatera Utara , Bapak Prof. Dr. Dr. Syahril Pasaribu,

DTM&H, M. Sc (CTM)., Sp. A (K).

2. Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Bapak Prof. Dr.

(9)

memberikan dukungan, doa, motivasi kepada penulis hingga dapat

menyelesaikan tesis ini.

4. Drs. Dahlius Dahlan (Alm) Ayahanda tercinta yang saya yakin selalu

mendoakan yang terbaik buat saya.

5. Ibu Prof. Dr. Sunarmi, S.H, M. Hum.,selaku anggota komisi penguji atas

semua saran dan masukannya.

6. Bapak Dr. Dedy Harianto S. H. M. Hum., selaku anggota komisi penguji

atas semua saran dan masukannya.

7. Bapak M. Yahya selaku Direktur Operasional PT. Bank Sumut yang telah

memberikan dukungan, semangat, serta kemudahan bagi penulis dalam

menjalani pendidikan Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara.

8. Para Dosen yang telah memberikan ilmu dan pengarahan kepada penulis

selama menuntut ilmu pengetahuan di Program Studi Magister Ilmu

Hukum Sekolah Pascasarjana Univeristas Sumatera Utara.

9. Seluruh pegawai Program Studi Magister Ilmu Hukum Sekolah

Pascasarjana Universitas Sumatera Utara, atas segala pelayanan dan

dorongan kepada penulis.

10.Bapak Didi Duharsa selaku Pimpinan Corporate Secretary yang telah

(10)

yang senantiasan memberikan masukan, serta membantu penulis dalam

pengumpulan data-data dalam menyelesaikan tesis ini.

12.Rekan-rekan PT. Bank Sumut yang membantu dalam mendapatkan

informasi yang dibutuhkan untuk menyelesaikan tesis ini.

13.Teman-teman kuliah Angkatan 2012 di Program Studi Magister Ilmu

Hukum Fakultas Hukum Sumatera Utara dan semua pihak yang telah

banyak memberikan masukan sehingga tesis ini dapat diselesaikan, penulis

ucapkan terima kasih sebanyak-banyaknya.

Akhirnya penulis berharap semoga tesis ini dapat memberikan manfaat

kepada semua pihak dan sekaligus menyampaikan permintaan maaf yang tulus

jika seandainya terdapat kekeliruan, dan tak luput pula penulis dengan senang hati

menerima kritik dan saran yang bertujuan menyempurnakan tesis ini.

Medan, Desember 2014

Penulis,

(11)

Nama : PUTRI NESIA DAHLIUS

Tempat/Tanggal Lahir : Medan, 26 Maret 1988

Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Alamat : Jl. Stella Raya Komp. Stella Residance Blok EE12

Pendidikan Formal : - Sekolah Dasar (SD) Kartika 1-I Medan (Lulus Tahun 2000)

- Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Medan (Lulus Tahun 2003)

- Sekolah Menengah Atas (SMA) Harapan 1 Medan (Lulus Tahun 2006)

- S-1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara (Lulus Tahun 2010)

- Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara Program Studi Magister Ilmu Hukum (2012-2015)

Medan, Desember 2014

Penulis,

Putri Nesia Dahlius

(12)

Halaman

LEMBAR PERSETUJUAN ……… iii

PERNYATAAN ……….. iv

ABSTRAKSI ... vi

ABSTRACT ... vii

KATA PENGANTAR... viii

RIWAYAT HIDUP ………... xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ……… xv

DAFTAR GAMBAR ……… xvi

BAB I : PENDAHULUAN A. Latar Belakang... 1

B. Perumusan Masalah... 13

C. Tujuan Penelitian... 14

D. Manfaat Penelitian... 14

E. Keaslian Penelitian... 16

F. Kerangka Teori Dan Konsepsi... 18

(13)

A. Konsep CSR di Indonesia... 38

B. Pengaturan CSR dalam Perundang-Undangan di Indonesia..56

C. Manfaat Corporate Social Responcibility... 72

D. Hambatan Dalam Penerapan CSR... 81

BAB III : KEBIJAKAN PT. BANK SUMUT DALAM PELAKSANAAN

KEWAJIBAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

A. Profil PT. Bank Sumut………..………... 87

B. Dasar Penerapan CSR pada PT. Bank Sumut ... 93

C. Pelaksanaan CSR PT. Bank Sumut... 100

BAB IV : INDEPENDENSI PT. BANK SUMUT DALAM PELAKSANAAN

KEBIJAKAN CORPORATE SOCIAL RESPONSIBILITY (CSR).

A. Mekanisme Pengalokasian Dana CSR PT. Bank Sumut... 114

B. Independensi Bank Sumut Dalam Penyaluran Dana CSR... 131

(14)

B. Saran ... 143

(15)

Tabel 1 : Alokasi Dana CSR PT. Bank Sumut Tahun Buku 2011.... ... 125

Tabel 2 : Alokasi Dana CSR PT. Bank Sumut Tahun Buku 2012... 127

Tabel 3 : Rekap Anggaran Dan CSR PT. Bank Sumut... 129

(16)
(17)

Seiring perubahan kualitas hidup manusia, kesadaran masyarakat terhadap keberadaan suatu perusahaan di lingkungannya semakin meningkat. Perusahaan dituntut untuk tidak semata-mata mengejar keuntungan finansial, melainkan juga mengedepankan etika bisnis, terutama kepedulian dan kontribusinya terhadap lingkungan dan masyarakat sekitar. Tanggung Jawab sosial Perusahaan atau Corporate Social Responsibility adalah komitmen perusahaan untuk turut serta berperan dalam pembangunan ekonomi yang berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan itu sendiri, komunitas lokal, maupun masyarakat pada umumnya. Konsep penerapan CSR di Indonesia di atur dalam peraturan perundang-undangan yaitu UU No. 40 tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, UU No. 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal, UU No. 19 tahun 2003 tentang BUMN, UU No. 4 Tahun 2009 tentang Pertambangan, Mineral Dan Batu Bara, PP No. 47 Tahun 2012 tentang Tanggung jawab Sosial dan Lingkungan Perseroan Terbatas, dan Keputusan MK No. 53/PUU-XI/2008 tentang Pertimbangan Konstitusionalitas Norma Pengujian Pasal 74 UU PT.

Dalam penulisan tesis ini terdapat 3 (tiga) permasalahan yaitu : Bagaimanakah penerapan konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam perundang-undangan di Indonesia, bagaimanakah kebijakan PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kewajiban Corporate Social Responsibility (CSR) nya, serta bagaimanakah independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kebijakan CSR nya.

Penelitian yang dilakukan bersifat metode normatif empiris karena untuk mengetahui lebih dalam norna-norma hukum positif yang dapat di jadikan dasar lahirnya kewajiban CSR dan untuk melihat bagaimana perilaku masyarakat (Bank Sumut) dalam melaksanakan peraturan-peraturan hukum tentang CSR.

Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa penerapan CSR di Indonesia sudah merupakan suatu kewajiban hukum. Karena CSR merupakan suatu kewajiban hukum bagi perseroan terbatas, maka CSR harus dianggarkan sebagai beban biaya perseroan. Namun untuk besarnya jumlah dana CSR tidak diatur dalam UU tersebut, hal ini sesuai dengan kemampuan perusahaan dengan memperhatikan azas kepatutan dan kewajaran.

(18)

Along with the change in the quality of human life, people’s awareness of the existence of a company in their surrounding is increasing. A company is expected not only to be profit oriented but also put forward business ethics, particularly care for and contribute to environment and to the people in its vicinity. Corporate Social Responsibility (CSR) is a commitment of a company to participate in the sustainable economic development in order to increase the quality of life and useful environment for the company itself, for the local community, and for the people as a whole. The consept of implementing CSR in Indonesia is regulated under Law No. 40/2007on Corporation, Law No. 25/2007 on Capital Investment, Law No. 19/2003on BUMN, Law No. 4/2009 on Mining, Mineral, and Coal, PP (Government Regulation) No. 47/2012 on Social and Environmental Responsibility on Corporation, the Decree of teh Supreme Court No. 53/PUU-XI/2008 on Constitutional Advisory of Audit Norm, under Article 74 of Law on Corporation

There were 3 (three) problems as follow : how about the implementation of the concept of CSR in legal provisions in Indonesia, how about the policy of PT. Bank Sumut in implementing it CSR, and how about the independence of PT. Bank Sumut in implementing its CSR policy.

The research used judical empirical method which was aimed to deeply find out positive legal norms which could be used as the basis for the birth of CSR and to find out public behavior(Bank Sumut) in implementing legal provisions on CSR.

The result of the research shoowed that the implementation of CSR in Indonesia is legally obligatory, especially for a corporation so that it is budgeted as the corporation’s expense. However, the amaount of the expense is not regulated in the law; it depends on the capacity of the company by considering reasonableness and fairness.

The policy of PT. Bank Sumut in implementing its CSR referred to Law No. 40/2007 on Corporation, PP No. 47.2012, the Decree of RUPS, and the Decree of the Director No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 on the Operational Standard Procedure of CSR, in which Bank Sumut used CSR management with partnership pattern by collaborating with the local governmen that determined CSR planning and implementation. Bank Sumut only waits for the proposal from the local government to implement its CSR, and it has had its own SOP (operational standard procedure) in the mechanism of determining whether the fund is reasonable or not. In other words, Bank Sumut plays an active role in determining the distribution of the CSR fund although it has to follow its right corridor.

(19)

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Seiring dengan perubahan kualitas hidup manusia, kesadaran dan sikap kritis

masyarakat terhadap keberadaan suatu perusahaan di lingkungannya semakin

meningkat. Perusahaan dituntut untuk tidak semata-mata mengejar keuntungan

finansial (profit oriented), melainkan juga mengedepankan etika bisnis, terutama

kepedulian dan kontribusinya terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya.1

Diwajibkan atau tidak diwajibkan oleh pemerintah tanggung jawab sosial

perusahaan terhadap lingkungan dan masyarakat di sekitarnya seharusnya merupakan

komitmen yang lahir atas kesadaran sendiri bahwa perusahaan dan masyarakat

semestinya bisa hidup berdampingan secara harmonis, bersama menikmati

kesejahteraan dan bersama merasakan kenyamanan.

Milton Friedman ekonom pemenang hadiah Nobel bersikap pesimis atas

segala upaya menjadikan perusahaan sebagai alat tujuan sosial. Tujuan korporasi,

menurutnya hanyalah menghasilkan keuntungan ekonomi bagi pemegang sahamnya.2

1 Bambang Radito & Melia Famiola. CSR. (Bandung: Rekayasa Sains. 2013). Hal. 1 2 K. Bertens, Pengantar Etika Bisnis (Yogyakarta: Kanisius, 2000),Hal 293

(20)

Jadi korporasi memberikan sebagian keuntungannya bagi masyarakat dan lingkungan,

maka korporasi telah menyalahi kodratnya dimana korporasi hanya mencari

keuntungan sebesar-besarnya demi kepentingan pemegang saham.

Friedman menyimpulkan bahwa doktrin tanggung jawab sosial dari bisnis

merusak ekonomi pasar bebas. Doktrin ini juga bersifat ancaman terhadap masyarakat

bebas dan demokratis. Kemudian Friedman dalam bukunya Capitalism and Freedom,

menyatakan bahwa :

“Dalam masyarakat bebas terdapat hanya satu tanggung jawab sosial untuk bisnis, yakni memanfaatkan sumber daya alam dan melibatkan diri dalam kegiatan-kegiatan yang bertujuan meningkatkan keuntungannya, selama hal itu sebatas aturan-aturan main, artinya, melibatkan diri dalam kompetisi

yang terbuka dan bebas tanpa penipuan dan kecurangan.”3

Bahkan Milton Friedman mengungkapkan bisnis dari bisnis adalah bisnis (The

bussiness of bussiness is bussiness). Tanggung jawab sosial hanya pada individu dan

tidak melekat pada perusahaan sebab tanggung jawab perusahaan adalah

menghasilkan keuntungan yang sebesar-besarnya bagi pemegang saham.4

Perusahaan –perusahaan yang ada terlalu fokus kepada kegiatan ekonomi dan

produksi yang mereka lakukan sehingga melupakan keadaan masyarakat di sekitar

wilayah beroperasinya dan juga melupakan aspek-aspek kelestarian lingkungan.

Padahal sebagaimana diamanatkan di dalam Undang-Undang Dasar 1945 pada Pasal

New York Time Magazine, 13 September 1970, dengan judul The Social Responsibility of Business is to Increase its Profits.

3Ibid, Hal. 294

4 Sri Hartati Samhadi,“Etika Sosial Perusahaan Multinasional”, Harian Kompas, tanggal 4

(21)

28H Ayat (1) yang berbunyi sebagai berikut “ setiap orang berhak hidup sejahtera

lahir dan batin, bertempat tinggal dan mendapatkan lingkungan hidup baik dan sehat

serta berhak memperoleh pelayanan kesehatan.5

Pasal 33 Undang-Undang Dasar 1945 Amandemen ke IV yang berbunyi sebagai

berikut :6

1. Perekonomian disusun sebagai usaha bersama berdasarkan atas dasar

kekeluargaan.

2. Cabang-cabang produksi yang penting bagi negara dan yang menguasai

hajat hidup orang banyak dikuasai oleh negara.

3. Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkadung di dalamnya dikuasai

oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besar kemakmuran rakyat.

4. Perekonomian nasional diselenggarakan berdasar atas demokraksi

ekonomi dengan prinsip kebersamaan, efisiensi berkeadilan, berkelanjutan, berwawasan lingkungan, kemandirian, serta dengan menjaga keseimbangan kemajuan dan kesatuan ekonomi nasional.

5. Ketentuan lebih lanjut mengenai pelaksanaan pasal ini diatur dalam

undang-undang.

Jelaslah dalam Undang-Undang Dasar ini bahwa masyarakat memiliki hak

atas lingkungan yang baik dan sehat sebagai bagian dari hak asasi manusia, yang

merupakan hak yang paling mendasar yang dimiliki setiap orang. Lingkungan hidup

yang baik dan sehat sangat berperan dalam kelangsungan hidup masyarakat. Dimana

lingkungan yang baik dan sehat dapat menjadikan masyarakat bebas dari segala

penyakit. Masyarakat juga berhak mendapatkan pendidikan lingkungan hidup, akses

informasi, akses partisipasi dan akses keadilan dalam memenuhi hak atas lingkungan

hidup yang baik dan sehat. Pendidikan yang diperoleh mengupayakan masyarakat

5

Pasal 28H Ayat (1) Undang-Undang Dasar Tahun 1945

(22)

lebih sadar akan lingkungan yang baik dan bersih serta dapat meningkatkan kualitas

lingkungan hidup.

Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai komitmen bisnis untuk

memberikan kontribusi bagi pembangunan ekonomi berkelanjutan dengan tujuan

meningkatkan kualitas hidup komunitas setempat maupun masyarakat luas, dan bagi

terciptanya iklim usaha/investasi yang kondusif dan keberlanjutan bisnis.

Substansi keberadaan prinsip CSR adalah dalam rangka memperkuat

kemampuan perusahaan untuk beradaptasi dengan lingkungannya, komunitas dan

pemangku kepentingan (stakeholders) yang terkait dengannya baik lokal, nasional,

maupun global. Di dalam pengimplementasiannya diharapkan agar unsur-unsur

perusahaan, pemerintah dan masyarakat saling berinteraksi dan mendukung supaya

CSR dapat diwujudkan secara komprehensif sehingga dalam pengambilan keputusan,

menjalankan keputusan dan pertanggungjawabannya dapat dilaksanakan bersama,

CSR merupakan sebuah etika dalam dunia usaha dimana perusahaan wajib

melakukan hal tersebut.7

CSR semakin mendapat perhatian dan pengakuan secara nasional dan global

seiring dengan munculnya kesadaran bahwa CSR telah menjadi suatu kebutuhan

bersama di kalangan dunia usaha, masyarakat dan pemerintah. Bagi perusahaan, CSR

bermanfaat untuk memperoleh citra yang baik, kepercayaan, keamanan sosial, dan

7Alchoyr: “Tanggung Jawab Sosial Perusahaan” www.theprworld.com/CSR-Indonesia di

(23)

keberlanjutan perusahaan. Sedangkan bagi masyarakat, CSR bermanfaat untuk

memberikan perlindungan dan kesejahteraan. Bagi pemerintah sendiri, CSR

bermanfaat untuk meringankan beban pembiayaan pembangunan dan mempercepat

pencapaian kesejahteraan rakyat.

Di Indonesia, CSR telah diatur dalam Undang-Undang. Salah satunya,

Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas, yang mewajibkan

implementasi CSR bagi perusahaan-perusahaan yang menggunakan dan/atau terkait

dengan sumber daya alam. Sementara UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal dalam Pasal 15 ayat b menegaskan bahwa setiap penanam modal berkewajiban

melaksanakan tanggung jawab sosial perusahaan.

Pendorong perkembangan CSR yang terjadi di Indonesia adalah pergeseran

paradigma dunia usaha yang tidak hanya semata-mata untuk mencari keuntungan saja

melainkan juga bersikap etis dan berperan dalam penciptaan investasi sosial. Di

dalam Pasal 74 Undang-Undang Tentang Perseroan Terbatas menyebutkan bahwa :

“ Perseroan yang menjalankan kegiatan usahanya mengelolah dan memanfaatkan sumber daya alam wajib melaksanakan tanggung jawab sosial dan lingkungan. Jika tidak dilakukan maka perseroan tersebut akan dikenakan sanksi sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan”.

Kesadaran pentingnya melakukan CSR merupakan trend global seiring

dengan semakin maraknya kepedulian mengutamakan pemangku kepentingan

(24)

Governance (GCG) yang merupakan prinsip fairness, transparancy, dan

accountability.8

Aturan yang lebih tegas sebenarnya juga sudah ada di dalam Undang-Undang

Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal dalam Pasal 15 huruf b disebutkan

“setiap penanam modal berkewajiban melaksanakan tanggung jawab sosial

perusahaan”.9 Jika tidak maka dapat dikenai sanksi mulai dari peringatan tertulis,

pembatasan kegiatan usaha, pembekuan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman

modal atau pencabutan kegiatan usaha dan/atau fasilitas penanaman modal (Pasal 34

ayat (1) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal).10

Pengaturan CSR di dalam peraturan Perundang-Undangan Indonesia tersebut

masih menciptakan kontroversi dan kritikan. Bagi kalangan pebisnis CSR dipandang

sebagai suatu kegiatan sukarela sehingga tidak diperlukan pengaturan di dalam

peraturan perundang-undangan. Menurut Ketua Umum Kadin, Mohammad S.

Hidayat, CSR adalah “Kegiatan diluar kewajiban perusahaan yang umum dan sudah

ditetapkan dalam perundang-undangan formal sehingga jika diatur akan bertentangan

dengan prinsip kerelaan dan akan memberikan beban baru kepada dunia usaha.11”

8

Jamin Ginting, Hukum Perseroan Terbatas(UU No. 40 Tahun 2007). Bandung : PT. Citra Aditya Bakti, 2007, Hal 94

9 Pasal 15 Huruf b Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal 10 Pasal 34 Undang-Undang No. 25 Tahun 2007 Tentang Penanaman Modal

11CSR, Kegiatan Sukarela yang Wajib diatur”. Dimuat dalam www.hukumonline.com, pada

(25)

Prakteknya penerapan CSR disesuaikan dengan kemampuan masing-masing

perusahaan dan kebutuhan masyarakat. Oleh karena itu kegiatan CSR sangat

beragam, hal ini bergantung pada proses interaksi sosial bersifat sukarela didasarkan

pada dorongan moral dan biasanya melebihi dari hanya sekedar kewajiban memenuhi

peraturan perundang-undangan. Perlu disadari banyak manfaat yang akan diperoleh

perusahaan yang melakukan CSR antara lain dapat mempertahankan dan menaikkan

reputasi dan brand image perusahaan sehingga muncul citra yang positif dari

masyarakat. Upaya CSR mampu meningkatkan citra perusahaan dengan

mempraktekkan karya ini yang sering disebut kinerja sosial perusahaan (corporat

social performance). Perusahaan menyadari masih ada hal yang perlu diperhatikan

dari pada memperoleh laba sebesar mungkin yakni mempunyai hubungan baik

dengan masyarakat di sekitar tempat usaha dan masyarakat umum.12

Pelaksanaan tanggung jawab sosial perusahaan tidak hanya pada perusahaan

industri yang menghasilkan dampak negatif pada lingkungan dan masyarakat, tetapi

juga bagi sektor perbankan.13 Sektor perbankan diharapkan tidak hanya

melaksanakan tugas-tugas utama perbankannya melainkan juga diminta untuk tetap

memiliki kepedulian terhadap lingkungan (komunitas) sebagai wujud corporate

social responsibility-nya.14

12 K. Bertens, Op.cit. hal. 301

13

DjogoTonny.”Tanggung Jawab Sosial Korporasi” dimuat dalam www.beritabumi.or.id tanggal 24 November 2005 04.01.

14

(26)

Pentingnya menerapkan CSR pada perusahaan bank telah terbukti dari

sejumlah penelitian yang menunjukkan bahwa pelaksanaan CSR pada bank-bank di

beberapa negara sudah cukup banyak dilakukan. Berdasarkan studi empiris yang

dilakukan oleh Branco (2006) pada sejumlah bank-bank di Portugis, diyakini bahwa

corporate social responsibility merupakan alat yang sangat penting bagi perusahaan

untuk berkomunikasi dengan stakeholders-nya. Hal ini sejalan dengan pernyataan

McDonald and Rudle-Thiele (2008) yang mengatakan bahwa program-program CSR

yang dilaksanakan hampir seluruh bank-bank ritel di dunia bertujuan untuk

memperkuat reputasi bank dan hubungan dengan para stakeholder. Demikian juga

dengan penelitian yang dilakukan oleh Gianna Zappi (2007) pada industri perbankan

di Italia dimana pandangan Italian Banking Association tentang CSR adalah sebagai

manajemen strategi perusahaan yang berorientasi pada pemberian nilai bagi para

stakeholder-nya. Selain itu, berdasarkan penelitian Sharma and Vredenburg (1998)

diyakini bahwa penerapan CSR sangat penting bagi perkembangan dan

kekompetitifan bisnis perusahaan. Oleh karena itu, pertimbangan-pertimbangan ini

menunjukkan bahwa penerapan CSR sangat perlu dilakukan oleh bank meskipun

tidak ada regulasi atau peraturan yang mewajibkan penerapan CSR.15

Menurut Bank Dunia, tanggung jawab sosial perusahaan terdiri dari beberapa

komponen utama: perlindungan lingkungan, jaminan kerja, hak azasi manusia,

interaksi dan keterlibatan perusahaan dengan masyarakat, standar usaha, pasar,

15Andriyati M Sinaga. Pengaruh Elemen Good Corporate Governence (GCG) Terhadap

Pelaporan Corporate Sosial Responsibility (CSR) Pada Sektor Perbankan Di Indonesia

(27)

pengembangan ekonomi dan badan usaha, perlindungan kesehatan, kepemimpinan

dan pendidikan, bantuan bencana kemanusiaan. Banyak perusahaan di dunia yang

makin meyakini bahwa CSR adalah mutlak untuk membangun citra yang lebih baik

dan kredibel, dan bahwa inisiatif - inisiatif CSR berwawasan sosial dan lingkungan

akan berdampak positif bagi kinerja finansial dan menjamin sukses berkelanjutan

bagi suatu perusahaan.16

Kepatuhan terhadap hukum adalah kewajiban ‘standar’ yang harus dipenuhi.

Namun melakukan sesuatu yang beyond the law adalah lebih baik lagi. Saat ini salah

satu kriteria penilaian masyarakat dan stakeholder (termasuk shareholder) terhadap

suatu perusahaan adalah bagaimana komitmen perusahaan tersebut pada masyarakat

dan lingkungan yang mendapat kepercayaan dan yang memiliki reputasi baik adalah

perusahaan-perusahaan yang terlibat dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat

dan lingkungan. Jika menilik pada konsep asalnya maka sebenarnya perusahaan yang

telah memperhatikan kepentingan dan mengusahakan kesejahteraan tenaga kerja dan

keluarganya melalui pemberian upah dan tunjangan-tunjangan kesehatan dan lain-lain

serta yang telah menjaga serta melestarikan lingkungan hidup dalam

kegiatan-kegiatan operasional perusahaan sebenarnya telah melakukan CSR. Begitu juga

dengan perusahaan-perusahaan yang memperhatikan dan mengutamakan kepentingan

konsumen dengan memberikan produk yang terbaik dan aman telah juga melakukan

16 Artikel: Mengenai Pengaruh Corporate Sosial Responsibility Terhadap Ekonomi Indonesia

(28)

CSR. Hal-hal tersebut di atas sebenarnya dapat dikategorikan sebagai pelaksanaan

CSR dalam arti sempit atau dalam arti pelaksanaan CSR secara ‘minimum’

mengingat kegiatan-kegiatan tersebut adalah berhubungan langsung dengan

pelaksanaan bisnisnya. Meski merupakan pelaksanaan CSR secara ‘minimum’.

Aspek lain yang patut diperhatikan adalah aspek keberlanjutan atau ‘sustainability

dari setiap kegiatan CSR. Sebagai contoh, banyak perusahaan yang melakukan

kegiatan-kegiatan ‘charity’ seperti sumbangan sembako atau bantuan lainnya kepada

masyarakat yang terkena musibah banjir dan meng-klaim-nya sebagai salah satu

bentuk CSR Perusahaan. Padahal dalam konsep CSR sangat erat kaitannya dengan

aspek ini (lihat juga definisi CSR dalam Pasal 1 (3) UU PT). Sehingga,

kegiatan-kegiatan CSR Perusahaan haruslah dibuat dalam rencana jangka panjang dan yang

memiliki efek jangka panjang bagi masyarakat atau lingkungan.17

Ide mengenai Tanggung Jawab Sosial Perusahaan atau yang dikenal dengan

Corporate Social Responbility (CSR) kini semakin diterima secara luas. Kelompok

yang mendukung wacana CSR berpendapat bahwa perusahaan tidak dapat dipisahkan

dari para individu yang terlibat di dalamnya, yakni pemilik dan karyawannya. Namun

mereka tidak boleh hanya memikirkan keuntungan finansialnya saja, melainkan pula

harus memiliki kepekaan dan kepedulian terhadap publik. CSR merupakan

17www.aniunpad.fileswordpress.com mengenai Corporate Social Responsibility: Konsep,

(29)

Kepedulian perusahaan yang didasari 3 prinsip dasar yang dikenal dengan istilah

Triple Bottom Lines (3P)yaitu:18

1. Profit, perusahaan tetap harus berorientasi untuk mencari keuntungan ekonomi yang memungkinkan untuk terus beroperasi dan berkembang.

2. People, Perusahaan harus memiliki kepedulian terhadap kesejahteraan manusia. Beberapa perusahaan mengembangkan program CSR seperti pemberian beasiswa bagi pelajar sekitar perusahaan, pendirian sarana pendidikan dan kesehatan, penguatan kapasitas ekonomi lokal, dan bahkan ada perusahaan yang merancang berbagai skema perlindungan sosial bagi warga setempat

3. Plannet, Perusahaan peduli terhadap lingkungan hidup dan berkelanjutan keragaman hayati. Beberapa program TJSP yan berpijak pada prinsip ini biasanya berupa penghijauan lingkungan hidup, penyediaan sarana air bersih, perbaikan permukiman, pengembangan pariwisata (ekoturisme) dll.

Ada empat pola CSR di Indonesia, yang pertama adalah :19

1. Keterlibatan Langsung yaitu Perusahaan menjalankan program CSR secara

langsung dengan menyelengarakan sendiri kegiatan sosial atau menyerahkan sumbangan ke masyarakat tanpa perantara.

2. Melalui yayasan atau organisasi sosial perusahaan, Perusahaan mendirikan

yayasan sendiri dibawah perusahaan atau grupnya. Model ini merupakan adopsi dari model yang lazim diterapkan di perusahaan-perusahaan di negara maju.

3. Bermitra dengan pihak lain, Perusahaan menyelenggarakan CSR melalui

kerjasama dengan lembaga sosial atau organisasi pemerintah (Ornop), Instansi Pemerintah, Universitas atau media masa, baik dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan sosialnya.

4. Mendukung atau bergabung dalam suatu Konsorsium, perusahaan turut

mendirikan, menjadi anggota atau mendukung suatu lembaga sosial yang didirikan untuk tujuan sosial tertentu.

18

Suriadi Agus. Implementasi CSR Di Indonesia disampaikan pada acara sosialisasi SOP CSR PT. Bank Sumut. kamis 14 Februari 2013.

19

(30)

PT. Bank Sumut mempunyai kebijakan mengenai CSR nya sendiri yang

dalam manajemen pengelolaan CSR nya dengan menggunakan model kemitraan yaitu

perusahaan menyelenggarakan CSR melalui kerjasama dengan pemerintah

(Pemko/Pemkab) dalam mengelola dana maupun dalam melaksanakan kegiatan

sosialnya, dimana sumber dana CSR nya dari laba bersih perusahaan yang jumlahnya

diputuskan melalui Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan sisa dana CSR tahun

sebelumnya. Besarnya alokasi dana CSR pada PT. Bank Sumut dibagi sesuai dengan

persentase kepemilikan saham masing-masing kabupaten atau kota ditambah dengan

pembagian komposisi dana CSR milik pemerintah provinsi Sumatera Utara yang

dibagi rata keseluruh Kabupaten atau Kota sehingga Kabupaten atau Kota yang tidak

memiliki saham di bank juga mendapatkan dana CSR. Peruntukan dana CSR bank

difokuskan kepada program kesejahteraan masyarakat yang tidak ditampung dalam

APBD dan APBN sebagai contoh dalam bidang pendidikan dan pelatihan yaitu

pemberian beasiswa untuk pelajar dan mahasiswa, pelatihan keterampilan kerja dan

kewirausahaan. Dalam bidang kesehatan yaitu pengadaan ambilance, pengobatan

gratis untuk masyarakat kurang mampu, dll. Pola penerapan CSR pada PT. Bank

Sumut menggunakan empat (4) program, antara lain :20

1. Community Development (Pemberdayaan Masyarakat)

Program yang mendorong peningkatan kemampuan atau keterampilan atau pengetahuan yang menumbuhkan kemandirian kelomok sasaran secara terencana dan berkelanjutan dengan melibatkan partisipasi aktif kelompok

20 SK Direksi PT. Bank Sumut No. 240/Dir/Setdir/SK/2013 tanggal 3 September 2013

(31)

sasaran dalam pengambilan keputusan yang difasilitasi oleh tenaga pendamping, seperti: pemberdayaan ekonomi yaitu pendampingan kelompok tani, pemberdayaan kesehatan yaitu pos pelayanan terpadu (posyandu), pemberdayaan lingkungan yaitu percontohan desa wisata, dll.

2. Charity dan Philanthropy (kedermawanan sosial)

Program pemberian kontribusi dalam bentuk donasi (sejumlah bantuan dana tunai tertentu)atau barang berupa kegiatan amal atau kepedulian sosial seperti bantuan dana ke panti jompo, bantuan sembako untuk korban bencana alam.

3. Social Marketing (Kampanye Sosial)

Program pemberian kontribusi dalam bentuk jasa sosial berupa kampanye kesadaran publik, seperti kampanye go green, kampanye HIV Aids, dll.

4. Community Voluntering (Kelompok Relawan)

Melibatkan karyawan perusahaan ataupun kelompok masyarakat sebagai relawan dalam program CSR ini seperti: kader kesehatan, sahabat alam,dll. Dalam hal realisasi program CSR dipertanggungjawabkan oleh Direksi pada RUPS.

Berdasarkan uraian-uraian diatas, Penulis tertarik untuk membahas tentang

pengaturan Corporate Sosial Responsibility (CSR) sebagai suatu karya ilmiah dalam

bentuk tesis dengan judul “Pelaksanaan Kebijakan Corporate Social Responsibility

(CSR) Pada PT. Bank Sumut terkait dengan penerapan CSR dalam

perundang-undangan di Indonesia, kebijakan PT. Bank Sumut dalam melaksanakan CSR nya,

dan indenpensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanakan kebijakan CSR nya.

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang tersebut di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah penerapan konsep Corporate Social Responsibility (CSR)

(32)

2. Bagaimanakah kebijakan PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kewajiban

Corporate Social Responsibility (CSR) ?

3. Bagaimanakah independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan kebijakan

corporate social responsibility (CSR) ?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan uraian yang terdapat pada perumusan masalah di atas maka yang

menjadi tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Untuk mengetahui penderivasian konsep Corporate Social Responsibility

(CSR) dalam Perundang-Undangan di Indonesia.

2. Untuk mengetahui kebijakan PT. Bank Sumut dalam melaksanakan kewajiban

Corporate Sosial Responsibility (CSR).

3. Untuk mengetahui independensi PT. Bank Sumut dalam pelaksanaan

kebijakan Corporate Sosial Responsibility (CSR).

D. Manfaat Penelitian

Kegiatan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara

teoritis maupun praktis, yaitu :

(33)

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan kajian lebih lanjut bagi para

akademi maupun masyarakat umum serta diharapkan dapat memberi manfaat

guna menambah khasanah ilmu hukum secara umum dan hukum perusahaan

secara khusus di Indonesia.

2. Manfaat Praktis

a. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintah atau badan legislatif

dalam menentukan kebijakan maupun regulasi dalam upaya

pengembangan hukum nasional ke arah pengaturan tanggung jawab sosial

perusahaan.

b. Sebagai informasi dan inspirasi bagi praktisi bisnis (para pelaku

usaha,pemegang saham, dan komisaris) khususnya PT. Bank Sumut

bahkan investor untuk memahami pengaturan tanggung jawab perusahaan

serta melaksanakan sebagai kepedulian dan komitmen dalam pelaksanaan

tanggung jawab sosial perusahaan.

c. Sebagai bahan kajian bagi para akademisi yang dapat mengambil

poin-poin atau modul-modul pembelajaran dari tesis ini dan diharapkan wacana

tanggung jawab sosial perusahaan ini berkembang ke arah yang lebih baik.

d. Sebagai rujukan dan informasi bagi aktivis Lembaga Swadaya Masyarakat

(LSM), masyarakat umum, dan pemangku kepentingan (satekholders)

(34)

pengontrol perkembangan implementasi tanggung jawab sosial

perusahaan di Indonesia.

E. Keaslian Penelitian

Menurut data yang ada berdasarkan pemeriksaan dan hasil-hasil judul

penelitian yang ada pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU) telah ada

yang meneliti mengenai tanggung jawab sosial yaitu :

1. Edi Syahputra, Mahasiswa Pascasarjana Hukum dengan judul penelitian “

Implementasi Corporate Social Responsibility (CSR)terhadap masyarakat

lingkungan PTPN IV (Studi Pada Unit Kebun Dolok Ilir, Kabupaten

Simalungun) tahun penulisan 2008.

2. Dwi Windarti, Mahasiswi Pascasarjana Hukum dengan judul Penelitian

“Tanggung Jawab Sosial Perusahaan Dalam Pemberdayaan Ekonomi

Masyarakat ( Studi di PT. Tambang Batu Bara Bukit Asam (Persero), Tbk,

(PTBA))” tahun penulisan 2004.

3. Ika Safitri, Mahasiswa Pascasarjana hukum dengan judul penelitian “

Analisis Hukum Terhadap Pengaturan Corporate Social Responsibility

(CSR) Pada Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 Tentang Perseroan

(35)

Dari beberapa tesis sebelumya seperti contoh di atas berisikan mengenai pengaturan

Corporate Social Responsibility (CSR) di lingkungan BUMN, Impelentasi Corporate

Social responsibility terhadap masyarakat lingkungan PTPN IV unit Kebun Dolok Ilir

di Kabupaten Simalungun dan dampak implementasi Corporate Social Resposibility

yang ditulis oleh Edi Syahputra tahun 2008. Kemudian, dalam tesis yang ditulis oleh

Ika Safitri mengenai konsep Corporate Social Responsibility (CSR) dalam etika

bisnis dan perusahaan dan bagaimana peranan pemerintah, perusahaan dan

masyarakat sebagai kemitraan tripartit dalam penerapan CSR berdasarkan UU No. 40

tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas. Dan tesis yang di tulis oleh Dwi Wulandari

mengenai pengaturan tanggung jawab sosial perusahaan PT. Tambang Batu Bara

Bukit Asam sebagai dasar hukum dalam pemberdayaan ekonomi masyarakat serta

penerapannya. Dalam tesis ini penulis membahas mengenai Analisis Hukum

Terhadap kebijakan Corporate Sosial Responsibility Pada PT. Bank Sumut yang

dimana permasalahan yang akan dijawab tentang bagaimana penerapan konsep CSR

dalam perundang-undangan di Indonesia, bagaimana kebijakan PT. Bank Sumut

dalam pelaksanaan kewajiban CSR nya, serta bagaimana pelaksanaan kebijakan

penggunaan dana CSR pada PT. Bank Sumut. Sebagaimana yang kita tahu sebagai

Bank Pembangunan Daerah Sumatera Utara yang merupakan perusahaan BUMD

yang dalam penerapan CSR nya menggunakan sistem kemitraan dengan pemerintah

(36)

Penelitian ini dapat dipertanggung jawabkan memiliki keaslian dan sesuai

dengan asas-asas keilmuan yang harus dijunjung tinggi yaitu jujur, rasional, objektif,

serta terbuka. Hal ini merupakan implikasi etis dari proses menemukan kebenaran

ilmiah sehingga dengan demikian penelitian ini dapat dipertanggungjawabkan

kebenarannya secara ilmiah, kelimuan dan terbuka untuk kritisi yang sifatnya

konstruktif (membangun).

F. Kerangka Teori dan Konsepsi

1. Kerangka Teori

Teori menempati kedudukan yang penting dalam dunia ilmu sebagai sarana

untuk merangkum serta memahami masalah secara lebih baik. Hal-hal yang semula

tampak tersebar dan berdiri sendiri bisa disatukan dan ditunjukkan kaitannya satu

sama lain secara bermakna. Teori memberikan penjelasan-penjelasan melalui cara

mengorganisasikan dan mensistematisasikan masalah yang dibicarakan.21

Kerangka teori tesis ini menggunakan teori utilitas (utilitarisme) yang

dipelopori Jeremy Bentham dan selanjutnya dikembangkan oleh John Stuart Mill.

Jeremy Bentham dalam karya tulisnya “An introduction to Principles of Morals and

Legislation”.22

21 Satjipto Raharjo, Ilmu Hukum, (Bandung: PT. Cistra Aditya Bakti,2000). Hal. 253.

22 Ian Saphiro, Asas dan Moral Dalam Politik, (Jakarta: Yayasan Obor Indonesia Bekerjasama

(37)

Bentham menjelaskan lebih jauh bahwa asas manfaat melandasi segala

kegiatan berdasarkan sejauh mana tindakan itu meningkatkan atau mengurangi

kebahagiaan kelompok itu; atau dengan kata lain meningkatkan atau melawan

kebahagiaan itu.23

Utilitarisme disebut suatu teleologis (dari kata yunani telos = tujuan), sebab

menurut teori ini kualitas etis suatu perbuatan diperoleh dengan dicapainya tujuan

perbuatan. Perbuatan yang memang bermaksud baik tetapi tidak menghasilkan

apa-apa menurut utilitarisme tidak pantas disebut baik.24

Teori Utilitas merupakan pengambilan keputusan etika dengan

mempertimbangkan manfaat terbesar bagi banyak pihak sebagai hasil akhirnya (The

Greatest Good For The Greatest Number) artinya bahwa hal yang benar didefinisikan

sebagai hal yang memaksimalisasi apa yang baik atau meminimalisir apa yang

berbahaya bagi kebanyakan orang. Semakin bermanfaat pada semakin banyak orang

perbuatan itu semakin etis. Dasar moral dari perbuatan hukum ini bertahan paling

lama dan relatif paling banyak digunakan. Utilitarianism (dari kata utilis berarti

diterbitkan pada tahun 1789 adalah karya klasik yang menjadi rujukan (locus classicus) tradisi Utilitarian. Utilitarisme berasal dari kata latin utilitis yang berarti “manfaat”. Dictum Bentham yang selalu dikenang, yakni bahwa mereka diharapkan mampu memaksimalkan kebahagiaan terbesar bagi sebanyak mungkin orang.

23Ibid, Hal 14.

(38)

manfaat) sering disebut juga aliran konsekuensialisme karena sangat berorientasi

pada hasil perbuatan.25

Dipahami bahwa utilitarisme sangat menekankan pentingnya konsekuensi

perbuatan dalam menilai baik buruknya. Kualitas moral suatu perbuatan baik

buruknya tergantung pada konsekuensi atau akibat yang dibawakan olehnya. Jika

suatu perbuatan mengakibatkan manfaat paling besar artinya paling memajukan

kemakmuran, kesejahteraan dan kebahagiaan masyarakat maka perbuatan itu adalah

baik. Sebaliknya jika perbuatan membawa lebih banyak kerugian dari pada manfaat

perbuatan itu harus dinilai buruk. Konsekuensi perbuatan disini memang menentukan

seluruh kualitas moralnya.26

Prinsip utilitarianisme dan tanggung jawab sosial perusahaan memiliki makna

yang hampir sama dan hubungan yang erat. Dalam hal ini pengertian CSR Corporate

Social Responsibility berkaitan dengan mekanisme pengaturan diri perusahaan yang

terintegrasi dan berhubungan erat dengan segala aturan, tanggung jawab, norma, dan

etika yang berlaku di lingkungan sekitar. Jadi dalam CSR, sebuah perusahaan dalam

proses perjalanannya diharapkan tidak hanya mengutamakan segi keuntungan materi

semata, namun juga memikirkan keadaan pihak-pihak lain yang terkait baik secara

langsung maupun tidak langsung dengan perusahaan tersebut.

25 Erni R. Ernawan, Business Ethics : Etika Bisnis, (Bandung: CV. Alvabeta, 2007), Hal. 93. 26 Manuel G. Velazquez, Etika Bisnis : Konsep dan Kasus (Edisi ke-5), diterjemahkan oleh

(39)

John Stuart Mill melakukan revisi dan mengembangkan lebih lanjut teori ini

dalam bukunya utilitarianisme yang diterbitkan pada tahun 1861 John Stuart Mill

mengasumsikan bahwa pengejaran utilitas masyarakat adalah sasaran aktivitas moral

individual. John Stuart Mill mempostulatkan suatu nilai tertinggi kebahagiaan yang

mengijinkan kesenangan heterogen dalam berbagai bidang kehidupan. Ia menyatakan

bahwa semua pilihan dapat dievaluasi dengan mereduksi kepentingan yang

dipertaruhkan sehubungan dengan kontribusinya bagi kebahagiaan individual yang

tahan lama. Teori ini dikenal dengan utilitarianisme eudaemonistik. Kriteria utilitas

menurutnya harus mampu menunjukkan keadaan sejahtera individual yang lebih awet

sebagai hasil yang diinginkan, yaitu kebahagiaan.27

Teori utilitarianisme mengatakan suatu adalah baik jika membawa manfaat,

tetapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat

sebagai keseluruhan. Dalam rangka pemikiran utilitarianisme kriteria untuk

menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah kebahagiaan terbesar dari jumlah

orang terbesar. Perbuatan yang menagkibatkan paling banyak orang merasa senang

dan puas adalah perbuatan yang baik. Melestarikan lingkungan hidup misalnya

merupakan tanggung jawab moral individu atau korporasi? utilitarisme menjawab :

karena hal itu membawa manfaat paling besar bagi umat manusia sebagai

keseluruhan. Korporasi atau perusahaan tentu bisa meraih banyak manfaat dengan

27 Peter Pratley, Etika Bisnis (The Essence of Business Ethic), diterjemahkan oleh Gunawan

(40)

menguras kekayaan alam melalui teknologi dan industri, hingga sumber daya alam

risak atau habis sama sekali. Karena itu menurut utilitarisme upaya pembangunan

berkelanjutan (sustainable development) menjadi tanggung jawab moral individu dan

perusahaan.28

Mudah dipahami bahwa utilitarisme sebagai teori etika sesuai dengan

pemikiran ekonomis. Misalnya teori ini cukup dekat dengan cost-benefit analysis

(analisis biaya-manfaat) yang banyak dipakai dalam konteks ekonomi. Manfaat yang

dimaksudkan utilitarisme bisa dihitung juga sama seperti menghitung untung dan rugi

atau kredit dan debet dalam konteks bisnis. Keputusan diambil pada manfaat terbesar

dibanding biayanya.29

Aktifitas setiap perusahaan tidak pernah lepas dari interaksi dengan

lingkungan sosialnya. Akibat dari interaksi itu menuntut adanya timbal balik antara

perusahaan dan lingkungan sosialnya yang berimbas pada timbulnya dampak-dampak

sosial atas kegiatan operasional pada lingkungannya. Sepanjang manusia

menggunakan sumber daya manusia dan komunikasi yang ada, maka perusahaan

memiliki tanggung jawab untuk menghasilkan profit dan mengembalikan sebagian

profit tersebut bagi masyarakat. Sesuai dengan teori utilitaranisme yang

dikembangkan pertama kali oleh Jeremy Bentham (1748-1832) yaitu bagaimana

menilai baik dan buruknya suatu kebijaksanaan sosial politik, ekonomi, dan legal

(41)

secara moral. Singkatnya, bagaimana menilai sebuah kebijaksanaan publik, yaitu

kebijaksanaan yang punya dampak bagi kepentingan banyak orang secara moral.

Penerapan CSR atau tanggung jawab sosial Perusahan dalam teori

utilitarianisme dianggap sesuai dengan pelaksanaan CSR tersebut. Sebagaimana kita

ketahui CSR merupakan suatu konsep dimana perusahaan memiliki tanggung jawab

terhadap konsumen, karyawan, pemegang saham, komunitas dan lingkungan dalam

segala aspek operasional perusahaan guna terciptanya kesejahteraan masyarakat. Hal

ini sesuai teori utilitarianisme, secara singkat dapat diartikan bahwa bertindaklah

sedemikian rupa sehingga tindakanmu itu mendatangkan keuntungan sebesar

mungkin bagi sebanyak mungkin orang. Nilai positif dari etika utilitarianisme, bahwa

utilitarianisme selalu mengutamakan manfaat atau akibat baik dari suatu tindakan

bagi banyak orang. Yang paling pokok dari utilitarianisme adalah menilai tindakan

atau kebijaksanaan yang telah terjadi berdasarkan akibat atau konsekuensinya yaitu

sejauh mana ia mendatangkan hasil terbaik bagi banyak orang.30

Teori utilitarianisme dan teori keadilan digunakan dalam tesis ini. Teori

Keadilan dikemukakan oleh John Rawls. Di dalam bukunya yang berjudul A Theory

Of Justice, beliau menyaratkan dua prinsip keadilan sosial yang sangat

mempengaruhi pemikiran abad ke-20 yaitu prinsip-prinsip sebagai berikut :

30 Artikel : Citra Restu Aggari, Perusahaan Yang Menerapkan Etika Utilitarianisme atau

(42)

1. Paling utama adalah prinsip kebebasan yang sama (Equal Liberty) yakni

setiap orang memiliki hak atas kebebasan individual (liberty) yang sama

dengan hak orang lainnya.

2. Prinsip kesempatan yang sama (equal oppurtunity). Dalam hal ini,

ketidakadilan ekonomi dalam masyarakat harus diatur untuk melindungi pihak

yang tidak beruntung dengan jalan memberi kesempatan yang sama bagi

semua orang dengan persyaratan yang adil.31

Menjalankan CSR menggunakan prinsip kebebasan yang sama (equel liberty)

dan prinsip kesempatan yang sama (equal oppurtunity) ini sangatlah penting, bahwa

dalam mejalani kehidupan hak setiap individu harus diutamakan. Kegiatan CSR

mempunyai Komitmen dan tanggung jawab korporat terhadap dampak yang

ditimbulkan oleh korporat baik yang bersifat sosial maupun lingkungan serta usaha

bagi korporat untuk beradaptasi dengan lingkungan sosial masyarakat. Untuk itu,

korporat maupun masyarakat dalam menjalani kehidupan sosialnya harus diciptakan

kepercayaan, saling memberi kesempatan satu sama lain dalam hal meningkatkan

kesejahteraan yang saling menguntungkan sehingga terciptanya keadilan.

Perkembangan masa kini telah terjadi pergeseran pengelolaan perusahaan dari

pengelolaan yang didasarkan kepada shareholders theory menjadi stakeholders

theory. Apabila dahulu pengelolaan perusahaan didasarkan pada shareholders theory

(43)

lebih mengutamakan atau menitik beratkan pada kepentingan pemegang saham atau

pemilik, maka sebaliknya sekarang ini muncul suatu pandangan stakeholders theory

yang menitik beratkan pengelolaan perusahaan untuk kepentingan stakeholders.

Dalam stakeholders theory melihat perusahaan sebagai institusi sosial, dimana

kepentinganpemegang saham bukanlah menjadi hal yang dominan dalam sistem

pengelolaannya.32

Stakeholders terdiri dari stakeholders internal dan stakeholders eksternal.

Stakeholders internal terdiri dari pemilik atau pemegang saham. Sedangkan

stakeholders eksternal terdiri dari pemerintah, masyarakat/konsumen dan lingkungan

hidup.

Teori Stakeholder (Stakeholders Theory) dijelaskan bahwa perusahaan tidak

sekedar bertanggung jawab terhadap para pemilik (shareholder) sebagaimana terjadi

selama ini, namun bergeser lebih luas yaitu pada ranah sosial kemasyarakatan

(stakeholder), selanjutnya disebut tanggung jawab sosial (social responsibility).

Fenomena seperti ini terjadi karna adanya tuntutan dari masyarakat akibat

externalities yang timbul serta ketimpangan sosial yang terjadi. Tanggung jawab

perusahaan yang semula hanya diukur sebatas pada indikator ekonomi dalam laporan

keuangan, kini harus bergeser dengan memperhitungkan faktor-faktor sosial terhadap

32

(44)

stakeholder, baik internal maupun eksternal. Stakeholder adalah semua pihak baik

internal maupun eksternal yang memiliki hubungan baik bersifat mempengaruhi

maupun dipengaruhi, bersifat langsung maupun tidak langsung oleh perusahaan.

Dengan demikian stakeholder merupakan pihak internal maupun eksternal, seperti :

pemerintah, perusahaan pesaing , masyarakat sekitar, para pekerja lingkungan

perusahaan, lingkungan internasional dan lain sebagainya yang keberadaannya sangat

mempengaruhi dan dipengaruhi perusahaan. Batasan stakeholder tersebut di atas

mengisaratkan bahwa perusahaan hendaknya memperhatikan stakeholder, karena

mereka adalah pihak yang mempengaruhi dan dipengaruhi baik secara langsung

maupun tidak langsung atas aktifitas serta kebijakan yang diambil dan dilakukan

perusahaan. Jika perusahaan tidak memperhatikan stakeholder bukan tidak mungkin

akan menuai protes dan dapat mengeliminasi legitimasi stakeholder. Berdasarkan

pada asumsi dasar stakeholder theory perusahaan tidak dapat melepaskan diri dengan

lingkungan sosial (social setting) sekitarnya. Perusahaan perlu menjaga legitimasi

stakeholder serta mendudukinya dalam kerangka kebijakan dan pengambilan

keputusan, sehingga dapat mendukung dalam pencapaian tujuan perusahaan.33

Kehidupan bisnis jika ingin berlangsung jangka panjang maka bisnis harus

memberi jawaban kepada kebutuhan masyarakat dan memberi masyarakat itu apa

33 Bambang Rudito & Melia Famiola. Etika Bisnis Dan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan

(45)

saja yang menjadi kebutuhan mereka. Dengan kata lain dunia bisnis harus seimbang

dengan kehidupan lingkungan yang bermutu.

Tanggung jawab sosial perusahaan atau Corporate Social Responsibility

(CSR) adalah sebuah kebutuhan bagi korporat untuk dapat berinteraksi dengan

komunitas lokal sebagai bentuk masyarakat secara keseluruhan. Kebutuhan korporat

untuk beradaptasi dan guna mendapatkan keuntungan sosial berupa kepercayaan

(trust). CSR tentunya sangat berkaitan dengan kebudayaan perusahaan dan etika

bisnis yang harus dimiliki oleh budaya perusahaan, karena untuk melaksanakan CSR

diperlukan suatu budaya yang didasari oleh etika yang bersifat adaptif.34

Berbicara tentang implementasi tanggung jawab sosial perusahaan berarti kita

sedang berbicara tentang aktivitas kerjasama, bukan kerja sendiri. Korporat dalam

melaksanakan aktivitas bisnisnya tentu tidak hanya berusaha mendapatkan

keuntungan secara finansial belaka, akan tetapi keuntungan sosial tentunya menjadi

sasaran juga untuk pada gilirannya akan menguatkan pendapatan finansial.

Pembangunan nasional pada dasarnya tidak hanya tanggung jawab pemerintah

untuk melaksanakannya, tetapi juga anggota masyarakat dan juga pihak swasta yang

berwujud korporat untuk terlibat langsung maupun tidak langsung dalam usaha

pengembangan masyarakat. Menurut UU Perseroan Terbatas No. 40 tahun 2007 Pasal

74 Ayat 1 menyebutkan bahwa perseroan terbatas yang menjalankan usaha dibidang

(46)

dan/atau bersangkutan dengan sumber daya alam wajib menjalankan tanggung jawab

sosial dan lingkungan. Kemudian pada UU no. 25 Tahun 2007 Pasal 15(b)

menyatakan bahwa setiap penanaman modal berkewajiban melaksanakan tanggung

jawab sosial korporat. Dalam hal ini dimaknai sebagai tanggung jawab sosial

perusahaan atau CSR yang mengarah pada pengembangan masyarakat lokal sekitar

korporat itu berdiri. Sedangkan pemerintah baik pusat maupun daerah menyediakan

perangkat peraturannya sebagai regulator dalam hubungan antara masyarakat swasta

dan pemerintah.35

CSR berkembang pada akhir tahun 90’an dengan ditandainya munculnya

definisi CSR oleh World Business Council for Sustainable Development (WBSD)

Tahun 1995, sebuah lembaga forum bisnis yang digagas oleh Badan Perserikatan

Bangsa-Bangsa untuk kalangan bisnis agar dapat berkontribusi dalam pembangunan.

Konteks saat itu adalah pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development),

suatu konsep pembangunan demi masa depan tanpa merusak sumber daya alam,

dimana mencoba menyatukan 3 (tiga) elemen pembangunan yaitu ekonomi,

lingkungan dan sosial.36

Gagasan CSR Oleh WBSD sangat dipengaruhi oleh pembangunan

berkelanjutan ini. Pemahaman yang muncul adalah bagaimana dunia bisnis dapat

berkontribusi terhadap pembangunan berkelanjutan secara luas dan secara mikro

(47)

terhadap masyarakat yang ada disekitarnya. Disimak dari defenisi CSR oleh WBSD

adalah sebagai komitmen bisnis untuk berperilaku etis, beroperasi secara legal dan

berkontribusi terhadap pembangunan ekonomi sekaligus meningkatkan kualitas hidup

karyawan dan keluarganya serta masyarakat lokal dan masyarakat pada umumnya.

Pemahaman yang berebeda juga disajikan oleh kalangan dunia akademis

tentang CSR berkaitan dengan manajemen. CSR dipandang sebagai nilai-nilai atau

value yang menjadi pedoman oleh korporat untuk kemudian disebarkan kepada para

konsumen dan stakeholder (share value) sehingga menimbulkan citra positif bagi

korporat dan akhirnya menimbulkan keuntungan bagi korporat.

Bedasarkan penelitian yang dilakukan oleh Business for Social

Responsibility,37 adapun manfaat yang dapat diperoleh suatu perusahaan yang

mengimplementasikan CSR antara lain :

a. Peningkatan dan penjualan pangsa pasar (increased sale and market share)

b. Memperkuat posisi nama atau merek dagang (Strengthened and brand

positioning)

c. Meningkatkan citra dan pengaruh perusahaan (Enchanced Corporate Image

and Clout)

d. Meningkatkan kemampuan untuk menarik, motivasi dan mempertahankan

karyawan (increased ability to attract, motivate, and etain employes)

37 Philip Kotler dan Nancy Lee, Corporate Social responcibility: Doing the most for your

(48)

e. Menurunkan biaya operasional perusahaan (Decreasing operating cost)

f. Meningkatkan daya tarik bagi inverstor dan analisis keuangan (Increased

appeal to investors and financial analysts).

2. Kerangka Konseptual

Kerangka konseptual merumuskan definisi-definisi tertentu yang dapat

dijadikan pedoman operasionil didalam proses pengumpulan, analisa, dan

konstruksi data.38

Untuk menghindari kesalahan dan misinterpretasi, ada beberapa konsep yang

perlu dijelaskan dalam penelitian ini, yaitu :

a. Analisis hukum adalah penguraian suatu pokok atas berbagai

bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar

bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti

keseluruhan mengenai perintah maupun larangan yang mengatur tata

tertib dalam suatu masyarakat yang harus ditaati oleh seluruh anggota

masyarakat.

b. Corporate Social Responsibility (CSR) adalah komitmen perseroan

untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna

meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat,

(49)

baik bagi perseroan sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat

pada umumnya.39

c. Konsep dasar Corporate Social Responsibility (CSR) adalah suatu

pemikiran atau tata cara dasar diciptakannya suatu kegiatan yang

dimana suatu perusahaan dalam menjalani usahanya mempunyai

tanggung jawab terhadap lingkungan sosial tempat perusahaan tersebut

berada.

d. Kebijakan Corporate Social Responsibility (CSR) Bank Sumut adalah

rangkaian konsep dan asas yang menjadi pedoman dan dasar rencana

dalam pelaksanaan suatu pekerjaan, kepemimpinan, dan cara

bertindak, dimana komitmen Bank Sumut untuk berperan serta dalam

pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas

kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan

sendiri, komunitas setempat, maupun masyarakat pada umumnya.

Kebijakan berbeda dengan peraturan dan hukum. Jika hukum dapat

memaksakan atau melarang suatu perilaku (misalnya suatu hukum

yang mengharuskan pembayaran pajak penghasilan), kebijakan hanya

menjadi pedoman tindakan yang paling mungkin memperoleh hasil

yang diinginkan.

(50)

G. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian dan Sifat Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian hukum normatif dan

penelitian hukum empiris. Penelitian hukum normatif didefenisikan

sebagai penelitian yang mengacu kepada norma-norma hukum yang

terdapat pada peraturan perundang-undangan dan putusan pengadilan.

Disebut juga penelitian hukum doktrinal yaitu penelitian hukum yang

menggunakan data sekunder. Penelitian hukum normatif dikenal sebagai

penelitian hukum yang bersifat kualitatif. Penelitian hukum empiris adalah

penelitian hukum yang menggunakan sumber data primer.40 Penelitian

hukum normatif untuk mengkaji lebih dalam norma-norma hukum positif

yang dapat dijadikan dasar lahirnya kewajiban CSR bagi perusahaan.

Penelitian hukum empiris ditujukan untuk melihat perilaku masyarakat

(Bank Sumut) dalam melaksanakan peraturan-peraturan hukum tentang

CSR.

Sifat penelitian dari tesis ini adalah deskriptif analitis yaitu suatu

penelitian yang menggambarkan, menelaah, menjelaskan, dan

menganalisis peraturan hukum yang berkaitan dengan bank CSR.

40 Ronny Hanitijo Soemitro, Metodelogi Penelitian Hukum Dan Jurimetri (Jakarta: Ghalia:

(51)

Penelitian ini juga akan menggambarkan dan menganalisis praktek CSR di

Bank Sumut.

2. Sumber Data

Data atau bahan penelitian dalam tesis ini dihimpun dari bebarapa sumber,

yaitu :

A. Data Sekunder

a. Bahan Hukum Primer

Yaitu bahan hukum yang terdiri atas peraturan

perundang-undangan yang berkaitan dengan unsur-unsur dalam sistem

Corporate Social Responsibility (CSR), konsep CSR, serta

aspek-aspek lain yang timbul dari penyelenggaraan CSR yang

diantaranya adalah Undang-undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang

Perseroan Terbatas, UU No 25 Tahun 2007 tentang Penanaman

Modal, Undang-Undang Perbankan No. 10 Tahun 1998, PP No. 47

Tahun 2012 tentang Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan

Perseroan Terbatas, Surat Keputusan Direksi (SK) No.

240/Dir/Setdir/SK/2013 Tanggal 3 September 2013 Tentang

Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate Social

Responsibility) PT. Bank SUMUT dan Surat Edaran (SE) No.

(52)

Pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial Perusahaan (Corporate

Social Responsibility) PT. Bank Sumut.

b. Bahan Hukum Sekunder

Yaitu bahan yang memberikan penjelasan mengenai bahan hukum

primer, seperti hasil-hasil seminar atau pertemuan ilmiah lainnya,

bahkan dokumen pribadi atau pendapat dari kalangan pakar hukum

sepanjang relevan dengan objek telaan penelitian.

c. Bahan Hukum Tersier

Yaitu bahan hukum penunjang yang memberi petunjuk dan

penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum

sekunder, seperti kamus, majalah, maupun dari internet.

B. Data Primer

Menunjang analisis data sekunder, maka penelitian ini juga

mengumpulkan data primer yang dikumpulkan melalui wawancara.

Wawancara yang dilakukan dengan pejabat PT. Bank Sumut unit

Sekretaris Perusahaan yaitu Pimpinan Corporate Secretary (Bapak

Didi Diharsa) dan Bapak Hadi Pramono pejabat asisten V. Wawancara

(53)

3. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data sekunder yang digunakan dalam penelitian ini

adalah melalui penelitian kepustakaan (library research) untuk

mendapatkan konsepsi teori atau doktrin, pendapat atau pemikiran

konseptual dan penelitian terdahulu yang berhubungan dengan objek

telaahan penelitian ini yang dapat berupa peraturan perundang-undangan

dan karya ilmiah lainnya. Data primer dikumpulkan melalui teknik

wawancara mendalam (indepth interview) dengan pejabat PT. Bank Sumut

yang tujuannya untuk mengetahui bagaimana pelaksanaan CSR di PT.

Bank Sumut.

4. Analisis Data

Pengelolaan data penelitian hukum normatif dapat dilakukan dengan cara

melakukan analisis terhadap kaidah hukum dan kemudian konstruksi

dilakukan dengan cara memasukkan pasal-pasal ke dalam

kategori-kategori atas dasar pengertian-pengertian dasar dari sistem hukum

tersebut. Tujuan analisa data dalam penelitian adalah menyempitkan dan

membatasi penemuan-penemuan hingga menjadi suatu data yang teratur,

(54)

menemukan jawaban atas pertanyaan perihal permasalahan akan di bahas

dengan melihat dari data-data yang ada.41

Bahan-bahan hukum primer, hukum sekunder, dan tersier yang dimaksud

telah diperoleh, maka bahan hukum tersebut diperiksa kembali kelengkapan dan

konsistensinya satu sama lain, kemudian bahan hukum tersebut diolah secara

kualitatif dengan melakukan identifikasi yang logis, sistematis, sesuai dengan tema

utnuk dianalisis. Analisis bahan hukum dilakukan secara kualitatif kemudian ditarik

kesimpulan dengan menggunakan cara deduktif sehingga diharapkan dapat menjawab

permasalahan yang ditetapkan. Analisa kualitatif rumusan pembenaran didasark

Gambar

Gambar 1. Model Manajemen Pengelolaan CSR Bank Sumut
Tabel 3. Rekap Anggara Dana CSR Bank Sumut
Tabel. 4 Realisasi CSR

Referensi

Dokumen terkait

atau pujian dari masyarakat mengenai kinerja pelayanan yang di berikan, baik melalui media masa maupun melalui kotak saran yang di sediakan. Kotak saran yang

1. Drs.Soeprijadi,Mh um 10. Dr.Ir.Ika Sartika,MT APBN, Alokasi Anggaran LPM IPDN.. Pengabdian Masyarakat Perdesaan di Kabupaten Cianjur, Jawa Barat. Pengabdian Masyarakat

Manakala Anda tidak mendapatkan teman untuk berbagi atau tidak ingin berbagi dengan teman Anda namun ingin mengeluarkan sampah batin, emosi negative Anda, maka

Penelitian lain dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Kasimbar Kabupaten Parigi Moutong Sulawesi Tengah, menunjukkan pengetahuan mempunyai hubungan bermakna dengan kejadian malaria (p

Struktur Modal tidak dapat digunakan sebagai variabel Moderasi untuk menjelaskan hubungan dengan Harga Saham, hal ini ditunjukkan oleh nilai t-hitung sebesar 0.212 dengan

Dari perancangan dengan obstacle dan menggunakan metode perhitungan kedua, didapat sebuah Radio Link System yang dapat bekerja dengan baik, hal ini dapat dilihat dari layout

Dari total 25 sampel diantaranya 21 sampel feses kelelawar, 3 sampel feses sapi, dan 1 sampel buah yang tergigit kelelawar menunjukkan hasil yang negatif hasil deteksi