• Tidak ada hasil yang ditemukan

Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai dengan Mei 2019.

Penelitian ini dilaksanakan di Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan pengelolaan data dan analisis dilakukan di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara.

Alat dan Bahan

Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta Kecamatan / Desa Tanjung Timur dan dokumen lain yang berkaitan dengan lokasi studi, kamera digital, alat tulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisoner yang akan di isi guna mendapatkan data dan informasi serta laporan-laporan dan tesis penelitian terdahulu dan berbagai pustaka penunjang.

Metode Pengumpulan Data Pengambilan Sampel

Metode pengambilan sampel dari pengunjung dilakukan dengan pendekatan non-probability sampling melalui metode Quota Sampel. Metode Quota Sampel yaitu metode pengambilan sampel yang mengambil sejumlah sampel sesuai karakteristik populasi yang di tentukan berdasarkan data kunjungan tahunan (misalnya data usia, jenis kelamin, lokasi dan sebagainya) yang merupakan representatif dan relevan terhadap kondisi sebenarnya.

Jumlah populasi yang diambil dalam menentukan jumlah responden yang akan diwawancarain adalah berdasarkan data kunjungan di Objek Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah, Kecamatan Tanjung Timur, Kabupaten Deli Serdangselama lima tahun terakhir ini. Ukuran sampel yang akan diambil, mengacu kepada pendapat Slovin sesuai dengan rumus :

N n =

1+N(e)2

... (1)

Dimana :

n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasinya

e = Margin errror yang diperkenankan 0,1 (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000).

Jumlah populasi yang diambil dalam menentukan jumlah responden yang akan diwawancarai adalah berdasarkan data jumlah kunjungan di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah 5 tahun terakhir yang di peroleh dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang ini pada tahun 2013 – 2018 yaitu sebesar 9.135 orang, 10.150 orang, 11.165 orang,12.281 orang dan 11.505 orang.

Oleh karena itu, dalam 5 tahun ini akan diperoleh rata- rata jumlah pengunjung / tahun yang datang adalah 10.847,2 orang dan jika dimasukkan ke dalam rumus Slovin diatas akan diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang.

Secara matematis cara memperoleh jumlah sampel adalah sebagai berikut:

Oleh karena itu, jumlah sampel penelitian yang dibutuhkan adalah 99,08 yang digenapkan menjadi 100 responden. Karakteristik pengunjung yang diambil sebagai response adalah pengunjung yang umurnya 17 tahun ke atas. Karakteristik responden merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian karena dengan mengetahui karakteristik responden maka dapat diketahui obyek penelitian dengan lebih baik.

Pengumpulan Data Data Primer

Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara secara langsung terhadap responden di lapangan, meliputi :

Data karateristik pengunjung yang meliputi : nama, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, tempat tinggal, pendapatan, lama perjalanan, banyaknya kunjungan, kendaraan yang digunakan, tujuan utama kunjungan, sumber informasi dan pendapat tentang Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang.

Data yang diperlukan untuk menentukan nilai ekonomi wisata ini dengan meggunakan metode biaya perjalanan meliputi : biaya transportasi, biaya konsumsi yang dikeluarkan selama kegiatan wisata, biaya dokumentasi, dan biaya lain yang telah dikeluarkan pengunjung selama melakukan kegiatan wisata.

Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga terkait yang relevan dengan penelitian ini meliputi:

1. Data / informasi dari studi pustaka dari berbagai sumber referensi serta melakukan observasi terhadap pengelola objek wisata tersebut dan pihak pemerintah.

2. Data yang diperlukan untuk karateristik obyek wisata alam ini meliputi : kondisi umum lokasi penelitian, aksebilitas ke lokasi wisata, fasilitas wisata, serta jumlah pengunjung per tahun (lima tahun terakhir).

Variabel Penelitian

Variabel yang dianalisis pada penelitian ini yaitu mengacu pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003. Adapun komponen yang akan di catat dan dinilai adalah daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, sarana dan prasarana penunjang. Adapun penjabaran mengenai variabel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Penjabaran variabel penelitian pada Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang.

Variabel Sub Variabel Indikator Sub Indikator

Kelayakan Wisata

Nilai ekonomi rekreasi diduga dengan menggunakan metode pendekatan biaya perjalanan wisata (travel cost method), yang meliputi biaya transportasi pulang pergi dari tempat tinggal pengunjung ke lokasi rekreasi dan pengeluaran lainnya selama dalam perjalanan dan di dalam lokasi wisata seperti biaya

dokumentasi, konsumsi dan tiket masuk. Biaya perjalanan adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan pengunjung selama melakukan kegiatan rekreasi. Menurut Sulistiyono (2007), tahapan penentuan nilai ekonomi wisata dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah :

1. Menduga persentase pengunjung dari tiap daerah administratif yang dirumuskan sebagai berikut :

Pi = x 100 % ... (2) Dimana :

Pi = Persentase pengunjung dari tiap daerah i Jci = Jumlah pengunjung contoh dari daerah i N = Jumlah total responden (jumlah contoh)

2. Menentukan besarnya total biaya perjalanan yang dikeluarkan selama melakukan perjalanan atau kegiatan reakreasi, dirumuskan sebagai berikut BPR = TR + D + KR + L ... (3) Dimana :

BPR = Biaya Perjalanan Rata - Rata (Rp/Orang).

TR = Biaya Transportasi (Rp/Orang).

D = Biaya Dokumentasi (Rp/Orang).

KR = Biaya Konsumsi Selama Wisata (Rp/Orang).

L = Biaya Lain - Lain (Rp/Orang).

3. Menentukan Nilai Ekonomi Total yang dihasilkan selama setahun oleh obyek wisata, dirumuskan sebagai berikut:

NET = Rata-Rata Biaya Perjalanan × Rata-Rata Jumlah Pengunjung...(4) Penilaian Responden terhadap Obyek Wisata Alam

Penilaian responden terhadap obyek wisata alam dihitung dengan memberikan skor terhadap setiap indikator dan item menggunakan Skala Likert.

Menurut Atmojo (2012) Skala Likert merupakan suatu skala yang umum digunakan dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei yang digunakan untuk pengukuran sikap, prilaku, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial.

Interval skor dihitung dengan rumus sebagai berikut:

Interval Skor ...(5)

Keterangan :

Kisaran = Selisih nilai skor tertinggi dan terendah Kelas = Jumlah kelas

Interval skor untuk penilaian responden terhadap obyek wisata dibagi menjadi 5 skala penilaian: 1) sangat baik, 2) baik, 3) ragu-ragu, 4) tidak baik, 5) sangat tidak baik, sesuai dengan kategori penilaian tiap pertanyaan.

Tabel 2. Interval Skor No Skala penilaian Interval Skor

No Skala penilaian Interval Skor

1 5 420 – 500

2 4 340 – 420

3 3 260 – 340

4 2 180 – 260

5 1 100 – 180

Analisis Potensi Objek Wisata

1. Metode analisis kualitatif deskriptif yaitu metode analisis yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan hasil yang diperoleh dalam penelitian terhadap potensi objek wisata.

2. Metode Penilaian Kelayakan Pengembangan Ekowisata dengan kriteria Penilaian menurut Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO - ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria.

Perhitungan untuk masing-masing kriteria tersebut menggunakan tabulasi dimana angka-angka diperoleh dari hasil penilaian responden dan peneliti yang telah diperoleh, kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada

Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO - ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 dengan nilai yang telah ditentukan

untuk masing - masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ADO - ODTWA dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut:

S = N x B ... (6) Dimana :

S = Skor/nilai suatu kriteria

N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = Bobot nilai

Tabel 3. Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata (Bobot : 6)

2 Variasi kegiatan wisata alam:

a. Menikmati keindahan b. Melihat flora dan fauna c. Tracking

4 Kebersihan lokasi, tidak ada

b. Tidak ada lalu lintas umum yang mengganggu

Ket :*Skor total maksimum penilaian daya tarik = bobot daya tarik x nilai unsur = 1080.

Tabel 4. Kriteria Penilaian Aksesibilitas (Bobot : 5)

No Unsur/Sub Unsur Baik Cukup Sedang Buruk

1 Kondisi dan jarak jalan darat: Ket :*Skor total maksimum penilaian aksesibilitas = bobot aksesibilitas x nilai unsur aksesibilitas

= 600

Tabel 5. Kriteria dan Penilaian Akomodasi (radius 15 Km Dari Obyek)(Bobot : 3)

No Unsur/Sub Unsur Nilai prasarana x nilai unsur sarana dan prasarana = 300.

Tabel 7. Kriteria Penilaian Ketersediaan Air Bersih (Bobot : 6) 5 Kontinuitas Sepanjang

tahun

nilai unsur ketersediaan air bersih= 900.

Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama alasan seseorang melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5 karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata. Untuk akomodasi serta sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata. Hasil pengolahan data tersebut kemudian diuraikan secara deskriptif. Kriteria penilaian obyek dan daya tarik wisata alam (Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003).

Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatukriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5.

Nilai indeks kelayakan suatu obyek wisata = x 100% ... (7) Karsudi dkk (2010) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai berikut:

- Tingkat kelayakan > 66,6% : layak dikembangkan.

- Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6% : belum layak dikembangkan.

- Tingkat kelayakan < 33,3% : tidak layak dikembangkan.

Dokumen terkait