• Tidak ada hasil yang ditemukan

DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN"

Copied!
83
0
0

Teks penuh

(1)ANALISIS NILAI EKONOMI OBJEK WISATA ALAM DI PEMANDIAN AIR TERJUN PELANGI INDAH, DESA TANJUNG TIMUR, KECAMATAN SINEMBAH TANJUNG MUDA (STM) HULU, KABUPATEN DELI SERDANG. SKRIPSI. MAHMUD RAMADHANI 151201052. DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019. Universitas Sumatera Utara.

(2) ANALISIS NILAI EKONOMI OBJEK WISATA ALAM DI PEMANDIAN AIR TERJUN PELANGI INDAH, DESA TANJUNG TIMUR, KECAMATAN SINEMBAH TANJUNG MUDA (STM) HULU, KABUPATEN DELI SERDANG. SKRIPSI. Oleh: MAHMUD RAMADHANI 151201052. Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera Utara. DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN FAKULTAS KEHUTANAN UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN 2019. Universitas Sumatera Utara.

(3) i Universitas Sumatera Utara.

(4) ii Universitas Sumatera Utara.

(5) ABSTRAK MAHMUD RAMADHANI : Analisis Nilai Ekonomi Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Dibimbing oleh Bapak AGUS PURWOKO Penelitian ini bertujuan untuk menghitung nilai ekonomi, mengetahui potensi, dan mengukur nilai kelayakan pengembangan Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Deli Kabupaten Serdang. Dengan menggunakan metode biaya perjalanan pendekatan Travel Cost Methode dan menurut metode Dirjen PHKA tahun 2003 dengan kriteria Penilaian pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO - ODTWA). Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka diperoleh nilai ekonomi dari Objek Wisata Alam Di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah dengan menggunakan metode biaya perjalanan pendekatan Travel Cost Methode yaitu Rp.863.545.592 / tahun. Biaya perjalanan rata-rata yang harus dikeluarkan dari semua daerah adalah sebesar Rp.79.610 / orang / kunjungan dengan rata-rata kunjungan selama lima tahun terakhir sebesar 10.847,2 orang dan Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah memiliki potensi pemandian alam, dan potensi flora. Tingkat kelayakan pengembangan Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah dikategorikan layak untuk dikembangkan dengan skor persentasi 69,67 %. Kata kunci : Wisata Alam, Nilai Ekonomi, Travel Cost Methode, Tingkat Kelayakan, Air Terjun Pelangi Indah. iii Universitas Sumatera Utara.

(6) ABSTRACT MAHMUD RAMADHANI : Analysis of the Economic Value of Natural Tourism Objects in Pelangi Indah Waterfall, Tanjung Timur Village, Sinembah Tanjung Muda District (STM) Hulu, Deli Serdang Regency. Supervisied by AGUS PURWOKO This study aims to calculate the economic value, find out the potential, and measuring the development feasibility of Objects Nature On Baths Pelangi Indah Waterfall Tanjung Timur Village, Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu District, Deli Serdang Regency. By using travel cost approach Travel Cost Method and the method by Director General of Nature Conservation in 2003 with the assessment criteria Analysis of Regional Operations Object and Fascination Nature (AROO-FN). Based on research that has been done, then the economic values obtained from Natural Attractions In Bath Pelangi Indah Waterfall using travel cost approach Travel Cost Method namely Rp.863.545.592 / year. Average travel costs that must be removed from all areas amounted to Rp.79.610 / person / visit with average visits over the past five years amounted to 1.0847,2 person and Natural Tourism Object of Pelangi Indah Waterfall has potential natural baths, and potential of flora. The feasibility level of the development of Nature Tourism Objects at Pelangi Indah Waterfall is categorized as feasible to be developed with a percentage score of 69.67%. Keywords: Nature Tourism, Economic Value, Travel Cost Method, Feasibility Level, Pelangi Indah Waterfall. iv Universitas Sumatera Utara.

(7) RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah pada tanggal 28 Januari 1997 dari ayah bernama Ngatno dan ibu bernama Yanti. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Adapun pendidikan formal yang pernah ditempuh, pada tahun 2009 penulis lulus dari SD Negeri 060812 Medan. Pada tahun 2012 lulus dari SMP Swasta Nur Hasanah Medan. Pada tahun 2015 penulis lulus dari SMA Negeri 14 Medan, dan pada tahun yang sama melanjutkan pendidikan di Universitas Sumatera Utara (USU) Medan sebagai Mahasiswa Fakultas Pertanian USU Program Studi Kehutanan, melalui jalur Seleksi Nasional Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SNMPTN). Penulis memilih minat Departemen Manajemen Hutan. Penulis melakukan Praktik Pengenala Ekosistem Hutan (P2EH) pada tahun 2017 di Kawasan Hutan Diklat Pondok Buluh, Dolok Panribuan, Kabupaten Simalungun, Provinsi Sumatera Utara. Kemudian pada tahun 2018, penulis melaksanakan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di Perum Perhutani KPH Malang, Regional Jawa Timur pada tanggal 23 Juli sampai 23 Agustus 2018. Selama masa perkuliahan, penulis pernah menjaadi asisten Pratikum Inventarisasi Hutan pada tahun 2018. Pada tugas akhir, untuk memperoleh gelar Sarjana Kehutanan di Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara, penulis melakukan penelitian dengan judul “Analisis Nilai Ekonomi Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang” di bawah bimbingan Dr. Agus Purwoko, S.Hut., M.Si.. v Universitas Sumatera Utara.

(8) KATA PENGANTAR Puji dan syukur penulis ucapkan kepada Tuhan yang Maha Esa atas Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian ini dengan baik. Penelitian yang berjudul “Analisis Nilai Ekonomi Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang” ini dimaksudkan untuk memenuhi syarat kelulusan untuk mendapatkan gelar sarjana (S.Hut). Penulis skripsi ini juga tidak lepas dari bantuan, dukungan dan bimbimbing berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Kedua orang tua, Ayahanda Ngatno dan Ibunda Yanti, serta saudara saya. 2. Dr. Agus Purwoko S.Hut., M.Si selaku ketua pembimbing yang telah memberikan pelajaran dan bimbingannya dalam penulisan skripsi ini. 3. Arif Nuryawan, S.Hut., M.Si., Ph.D selaku dosen penguji I, Dr. Kansih Sri Hartini, S.Hut., M.P selaku dosen penguji II dan Pindi Patana, S.Hut., M.Sc selaku dosen penguji III. 4. Kepada Bapak Yusuf Ginting selaku Kepala Desa, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang, Bapak Taken Ginting Selaku Kepala Dusun Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang, yang telah bersedia memberi izin dan membantu penelitian ini dan Bapak Ramli Ginting selaku masyarakat setempat yang bersedia membantu penelitian ini, Serta tak lupa pula kepada seluruh responden yang telah bersedia menjadi sampel penelitian ini. 5. Seluruh Staff Pengajar dan Pegawai Fakultas Kehutanan Universitas Sumatera utara. Terakhir, penulis hendak menyapa setiap nama yang tidak dapat dicantumkan satu per satu, terima kasih atas doa dan dukungan yang senatiasa mengalir tanpa sepengetahuan penulis. Terimakasih kepada orang - orang yang turut bersukacita atas keberhasilan penulis menyelesaikan skripsi ini.. Medan, Agustus 2019. Mahmud Ramadhani. vi Universitas Sumatera Utara.

(9) DAFTAR ISI. Halaman LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. i PERNYATAAN ORISINALITAS ....................................................................... ii ABSTRAK ............................................................................................................ iii ABSTRACT ............................................................................................................ iv RIWAYAT HIDUP ............................................................................................... v KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi DAFTAR ISI ......................................................................................................... vii DAFTAR TABEL ................................................................................................. ix DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................................... xii PENDAHULUAN Latar Belakang ...................................................................................................... 1 Rumusan Masalah ................................................................................................. 1 Tujuan Penelitian .................................................................................................. 2 Manfaat Penelitian ................................................................................................ 2 TINJAUAN PUSTAKA Hutan ..................................................................................................................... 3 Sumber Daya Hutan .............................................................................................. 4 Nilai Ekonomi Hutan ............................................................................................ 5 Pendekatan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ............................... 6 Pariwisata dan Ekowisata...................................................................................... 7 Objek dan Daya Tarik Wisata ............................................................................... 10 METODE PENELITIAN Waktu dan Lokasi Penelitian ................................................................................ 12 Alat dan Bahan Penelitian ..................................................................................... 12 Metode Pengumpulan Data ................................................................................... 12 Pengambilan Sampel ................................................................................... 12 Pengumpulan Data ....................................................................................... 14 Variabel Penelitian ................................................................................................ 14 Analisis Data ......................................................................................................... 15 Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ........................................ 15 Analisis Potensi Objek Wisata .................................................................... 17 Sekema Kerja ........................................................................................................ 21 HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Umum Lokasi Penelitian Letak Geografis dan Batas Wilayah ............................................................ 22 Iklim (Suhu,Musim, Angin dan Curah Hujan) ............................................ 23 Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat ........................................ 23 Fasilitas Obyek Wisata ................................................................................ 24 Karakteristik Responden Komposisi Responden Berdasarkan Daerah Asal ....................................... 26 vii Universitas Sumatera Utara.

(10) Komposisi Responden Berdasarkan Lama Perjalanan ................................ 27 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin .................................... 27 Komposisi Responden Berdasarakan Usia .................................................. 28 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ............................ 29 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan .................................. 30 Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan. .......................... 31 Komposisi Responden Berdasarkan Status Penikahan ................................ 31 Komposisi Responden Berdasarkan Sumber Informasi .............................. 31 Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kendaraan yang digunakan .................................................................................................... 32 Komposisi Responden Berdasarkan Cara Melakukan Kunjungan .............. 33 Komposisi Responden berdasarkan Alasan Kedatangan ............................. 33 Pendapat Responden Mengenai Obyek Aksesibilitas Menuju Obyek Wisata ........................................................... 34 Keindahan Alam Obyek Wisata .................................................................. 34 Fasilitas Obyek Wisata.. .............................................................................. 35 Keamanan Obyek Wisata.. .......................................................................... 36 Nilai Ekonomi Obyek Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah Berdasarkan Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) ....................................................... 37 Potensi Objek Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah Potensi Pemandian Alam ............................................................................. 40 Potensi Flora................................................................................................. 42 Penilaian Objek dan Daya Tarik Daya Tarik ................................................................................................... 43 Aksesibilitas................................................................................................. 46 Akomodasi ................................................................................................... 47 Sarana dan Prasarana ................................................................................... 48 Ketersediaan Air Bersih ............................................................................... 49 Nilai Kelayakan Objek Wisata Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Objek Wisata........................... 50 Perbandingan Beberapa Nilai Kelayakan Pengembangan Objek Wisata Di Sumatera Utara ....................................................................................... 51 KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan .................................................................................................. 53 Saran ............................................................................................................ 53 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN. viii Universitas Sumatera Utara.

(11) DAFTAR TABEL. No. Teks. Halaman. 1. Penjabaran Variabel Penelitian .................................................................. 15 2. Interval Skor No Skala Penilaian Interval Skor ......................................... 17 3. Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata ........................................................ 18 4. Kriteria Penilaian Aksesibilitas .................................................................. 19 5. Kriteria dan Penilaian Akomodasi ............................................................. 19 6. Kriteria Penilaian Sarana dan Prasarana Penunjang .................................. 19 7. Kriteria Penilaian Ketersediaan Air Bersih ................................................ 20 8. Komposisi Responden Berdasarkan Daerah Asal ...................................... 26 9. Komposisi Responden Berdasarkan Lama Perjalanan ............................... 27 10. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ................................... 27 11. Komposisi Responden Berdasarakan Usia................................................. 28 12. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan ......................... 29 13. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Pekerjaan ................................. 30 14. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendapatan. ......................... 31 15. Komposisi Responden Berdasarkan Status Penikahan .............................. 31 16. Komposisi Responden Berdasarkan Sumber Informasi............................. 32 17. Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kendaraan yang digunakan..... 32 18. Komposisi Responden Berdasarkan Cara Melakukan Kunjungan ............ 33 19. Komposisi Responden Berdasarkan Alasan Kedatangan .......................... 33 20. Pendapat Responden Mengenai Aksesibilitas Menuju Obyek Wisata ...... 34 21. Pendapat Responden Mengenai Keindahan Alam Obyek Wisata ............. 35 22. Pendapat Responden Mengenai Fasilitas Obyek Wisata.. ......................... 35 23. Pendapat Responden Mengenai Keamanan Obyek Wisata.. ..................... 36 24. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Rata-Rata Biaya Perjalanan.. 38 25. Perbandingan Nilai Ekonomi Berdasarkan Biaya Perjalanan Dari Beberapa Obyek Wisata Di Sumatera Utara.. ........................................... 39 26. Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Berdasarkan Daya Tarik Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah ...................................................... 44 27. Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Berdasarkan Aksesibilitas Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah ...................................................... 46. ix Universitas Sumatera Utara.

(12) 28. Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Berdasarkan Akomodasi di Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah ...................................................... 48 29. Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Sarana dan Prasarana di WisataAlam Air Terjun Pelangi Indah...................................................... 49 30. Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Berdasarkan Ketersediaan Air Bersih di Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah ................................ 49 31. Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Berdasarkan Objek dan Daya Tarik Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah ............................................ 50 32. Perbandingan Beberapa Penilaian Kelayakan Pengembangan dari kriteria Objek dan Daya Tarik Wisata Alam di Sumatera Utara ........................... 51. x Universitas Sumatera Utara.

(13) DAFTAR GAMBAR. No. Teks. Halaman. 1. Peta Lokasi Penelitian .................................................................................. 22 2. Pemandian Di Air Terjun Pelangi Indah : Tampak Atas (2) ........................ 41 3. Pemandian Di Air Terjun Pelangi Indah : Tampak Bawah (3) .................... 41 4. Batuan Sungai .............................................................................................. 41 5. Keadaan Air Sungai ..................................................................................... 41 6. Potensi Pemandian Alam ............................................................................. 41 7. Bunga Bangkai (Amorphophallus titanum) ................................................. 42 8. Burung Elang ............................................................................................... 42 9. Tanaman Kelapa........................................................................................... 43 10. Tanaman Elingera elatior .......................................................................... 43 11. Potensi Flora............................................................................................... 43 12. Potensi Flora............................................................................................... 43. xi Universitas Sumatera Utara.

(14) DAFTAR LAMPIRAN. No. Teks. Halaman. 1. Koesioner Penelitian .................................................................................... 58 2. Rekapitulasi Komposisi Data Responden Berdasarkan Daerah Asal. ......... 62 Daerah Asal Deli Serdang ........................................................................... 62 Daerah Asal Binjai ...................................................................................... 63 Daerah Asal Kota Medan ............................................................................ 64 Daerah Asal Serdang Bedagai ..................................................................... 65 Daerah Asal Daerah Lainnya ...................................................................... 65 3. Dokumentasi Penelitian ............................................................................... 67 Gambar 13. Lokasi Parkir ............................................................................ 67 Gambar 14. Fasilitas Anak Tangga .............................................................. 67 Gambar 15. Toilet Tidak Layak Pakai ......................................................... 67 Gambar 16. Mushola Tidak Layak Pakai ..................................................... 67 Gambar 17. Joklo Semi Permanen ............................................................... 67 Gambar 18. Warung Makan ......................................................................... 67 Gambar 19. Warung Makan ........................................................................ 68 Gambar 20. Wawancara dengan Pengunjung .............................................. 68 Gambar 21. Wawancara dengan Pengunjung .............................................. 68 Gambar 22. Wawancara dengan Pengunjung .............................................. 68 Gambar 23. Wawancara dengan Pengunjung .............................................. 68 Gambar 24. Wawancara dengan Pengunjung .............................................. 68 Gambar 25. Aktifitas Kegiatan Pengunjung ................................................ 69 Gambar 26. Aktifitas Kegiatan Pengunjung ................................................ 69 Gambar 27. Aktifitas Kegiatan Pengunjung ................................................ 69 Gambar 28. Aktifitas Kegiatan Pengunjung ................................................ 69 Gambar 29. Aktifitas Kegiatan Pengunjung ................................................ 69. xii Universitas Sumatera Utara.

(15) 1. PENDAHULUAN. Latar Belakang Ekowisata merupakan perjalanan wisata ke suatu lingkungan baik alam yang alami maupun buatan serta budaya yang ada yang bersifat informatif dan partisipatif yang bertujuan untuk menjamin kelestarian alam dan sosial-budaya. Ekowisata menitik beratkan pada tiga hal utamayaitu; keberlangsungan alam atau ekologi, memberikan manfaat ekonomi, dan secara psikologi dapat diterima dalam kehidupan sosial masyarakat. Jadi, kegiatan ekowisata secara langsung memberi akses kepada semua orang untuk melihat, mengetahui, dan menikmati pengalaman alam, intelektual dan budaya masyarakat lokal (Satria, 2009). Perkembangan ekowisata di Indonesia saat ini tidak sebanding dengan potensi wisata sumber daya alam yang besar, mengingat keanekaragaman hayati Indonesia yang sangat kaya. Hal tersebut terjadi akibat belum adanya pemahaman akan fungsi dan potensi sumber daya alam yang dapat dikembangkan sebagai sumber pemasukan negara dari sektor ekowisata, mengingat ekowisata memang bukan wisata massal, melainkan wisata ekslusif (Ihsan dkk, 2015). Sumatera Utara merupakan salah satu provinsi yang ditunjuk sebagai daerah wisata nasional disebabkan memiliki keanekaragaman hayati yang tinggi berupa sumber daya alam yang berlimpah. Semua potensi alam yang ada memiliki peranan yang penting dalam pengembangan kepariwisataan. Kabupaten Deli Serdang adalah salah satu kabupaten yang terdapat di Sumatera Utara. Kabupaten Deli Serdang memiliki banyak tempat – tempat wisata namun masih banyak diantaranya yang belum dikembangkan secara optimal. Peran masyarakat dan pemerintah daerah masih belum optimal bahkan bisa dikatakan tidak ada dalam pengembangan sebuah objek wisata. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalah dari penelitian ini adalah : 1. Berapa nilai ekonomi Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang berdasarkan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method) ?. Universitas Sumatera Utara.

(16) 2. 2.. Apa saja potensi ekowisata pada Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang?. 3.. Berapa nilai kelayakan pengembangan wisata pada Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang?. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian dari penelitian ini adalah : 1.. Menghitung nilai ekonomi Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang, berdasarkan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method).. 2.. Mengetahui potensi Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang.. 3.. Mengukur tingkat kelayakan pengembangan Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang.. Manfaat Penelitian Adapun manfaat penelitian dari penelitian ini adalah : 1.. Untuk meningkatkan minat masyarakat sekitar dalam pengembangan Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang.. 2.. Untuk memberikan informasi tentang nilai ekonomi objek wisata alam Serdang berdasarkan metode biaya perjalanan (Travel Cost Method), potensi, dan informasi tingkat kelayakan pengembangan, yang berguna sebagai bahan masukkan bagi pengelola Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang serta sebagai bahan referensi dan perbandingan bagi penelitian lain yang relevan dengan penelitian ini.. Universitas Sumatera Utara.

(17) 3. TINJAUAN PUSTAKA. Hutan Hutan secara konsepsional yuridis dirumuskan di dalam Pasal 1 Ayat (1) Undang-undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan. Menurut Undangundang tersebut, hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumberdaya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungan, yang satu dengan yang lainnya tidak dapat dipisahkan. Dari definisi hutan yang disebutkan, terdapat unsur-unsur yang meliputi : (a) Suatu kesatuan ekosistem (b) Berupa hamparan lahan (c) Berisi sumberdaya alam hayati beserta alam lingkungannya yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya (d) Mampu memberi manfaat secara lestari. Keempat ciri pokok dimiliki suatu wilayah yang dinamakan hutan, merupakan rangkaian kesatuan komponen yang utuh dan saling ketergantungan terhadap fungsi ekosistem di bumi. Berdasarkan fungsinya hutan dibagi menjadi tiga kelompok yaitu hutan lindung, hutan produksi dan hutan konservasi. Indonesia merupakan negara yang mempunyai hutan hujan tropis yang cukup luas dan keanekaragaman jenis tumbuhan terbesar keempat di dunia. Keanekaragaman jenis tumbuhan tersebut tergambar pada hutan-hutan yang tersebar di seluruh kawasan Indonesia. Hutan lindung menurut UU No. 41 Tahun 1999 tentang kehutanan merupakan kawasan hutan yang mempunyai fungsi pokok sebagai perlindungan sistem penyangga kehidupan untuk mengatur tata air, mencegah banjir, mengendalikan erosi, mencegah intrusi air laut, dan memelihara kesuburan tanah. Hutan lindung di Indonesia mempunyai fungsi penting dalam menjaga ekosistem dan keanekaragaman hayati dunia (Surya dan Astuti, 2017). Ekosistem tropis menyediakan sumberdaya dan jasa dengan nilai - nilai yang luas dan kompleks untuk masyarakat. Nilai - nilai lingkungan yang beragam ini meliputi nilai guna langsung yang berkaitan dengan sumberdaya alam yang dapat dikelola dan dimanfaatkan (seperti: kayu, mineral dan produk hutan nonkayu), dan nilai guna tak langsung yang berkaitan dengan keragaman hayati dan jasa ekosistem yang penting bagi manusia, (seperti: hal-hal yang berkaitan dengan hidrologi, penyerbukan dan jasa pengaturan iklim, rekreasi dan pariwisata). Alam. Universitas Sumatera Utara.

(18) 4. juga menghasilkan beragam nilai intrinsik dan nilai budaya, agama, serta sejarah yang bersifat nilai non-guna (Phelps dkk, 2014). Indonesia adalah negara yang memiliki kekayaan keanekaragaman hayati yang berlimpah. Berlimpahnya kekayaan alam ini dapat digunakan untuk menunjang kehidupan dan dapat mensejahterakan rakyatnya. Namun usaha pemanfaatan sumber daya alam Indonesia banyak yang menyebabkan kerusakan lingkungan. Penyebab kerusakan tersebut adalah karena sumber daya alam dieksploitasi dengan cara menguras atau ekstraksi berlebih (over-exploitation) seperti penebangan pepohonan tanpa penanaman kembali, penangkapan ikan berlebih, penangkapan hewan dan pengambilan tumbuhan langsung dari alam secara berlebih, dan penambangan yang abaikan kelestarian lingkungan. Dalam sumber daya alam selain terkandung nilai ekonomi yang tampak (tangible), terdapat nilai ekonomi yang tidak tampak (intangible). Nilai ekonomi yang tidak tampak tersebut terkandung dalam jasa lingkungan. Jasa lingkungan berarti memanfaatkan potensi lingkungan tanpa harus dengan cara yang merusak lingkungan. itu. sendiri. dan. tidak. mengurangi. fungsi. utamanya. (Soenarno, 2014). Sumber Daya Hutan Guna mencegah kerusakan hutan agar tidak semakin parah, banyak cara dilakukan berbagai negara yang sudah menyadari hutan mereka sudah hampir musnah. Salah satu upayanya adalah mengembangkan ekowisata (ecotourism) sebagai sumber mata pencaharian untuk mengurangi tekanan terhadap hutan (Flamin dan Asnaryati, 2013). Salah satu bentuk pengelolaan pemanfaatan ekosistem hutan yang berkelanjutan. yang. secara. ekonomi. menguntungkan. (economically. advantageous), secara ekologi ramah lingkungan (environmentally friendly) secara teknis dapat diterapkan (technically feasible), dan secara sosial dapat diterima oleh masyarakat (socially acceptable) adalah jasa lingkungan ekowisata. Ekowisata merupakan salah satu mekanisme sistem pembangunan berkelanjutan (sustainable development) yang mampu menyelaraskan antara fungsi-fungsi sumber daya alam dengan aktivitas manusia dan pembangunan melalui keanekaragaman hayati sebagai objek dan daya tarik wisata. Pertumbuhan jumlah. Universitas Sumatera Utara.

(19) 5. pengunjung di kawasan konservasi dapat mempengaruhi integritas ekologi dalam cakupan yang lebih luas pada ekosistem alaminya. Hal ini juga merupakan umpan balik dari pengelolaan kawasan konservasi bagi masyarakat dalam memberikan manfaat optimal berwisata alam (Gurung, 2010). Pengelolaan sumberdaya hutan (SDH) selalu ditujukan untuk memperoleh manfaat, baik manfaat langsung (tangible benefits) maupun manfaat tidak langsung (intangible benefit). Untuk memahami manfaat SDH ini maka perlu dilakukan penilaian terhadap semua manfaat yang dapat dihasilkan oleh SDH tersebut. Penilaian manfaat barang dan jasa SDH sangat membantu seorang individu, masyarakat atau organisasi dalam mengambil suatu keputusan penggunaan SDH. Secara spesifik, informasi tentang nilai SDH itu sangat penting bagi para pengelola hutan (forest managers) untuk menentukan suatu rekomendasi tertentu pada kegiatan perencanaan, pengelolaan dan sebagainya. Selain itu penilaian ekonomi bermanfaat untuk mengilustrasikan hubungan timbal balik antara ekonomi dan lingkungan, yang diperlukan untuk melakukan pengelolaan SDH dengan baik, dan menggambarkan keuntungan atau kerugian yang berkaitan dengan berbagai pilihan kebijakan dan program pengelolaan SDH, sekaligus bermanfaat dalam menciptakan keadilan dalam distribusi manfaat SDH tersebut (Alam dkk, 2009). Nilai Ekonomi Hutan Menurut Ichwandi (1996) nilai (value) merupakan persepsi manusia tentang makna / manfaat / kegunaan yang diberikan kepada sesuatu pada tempat dan waktu tertentu. Kegunaan, kepuasan dan kesenangan merupakan istilah-istilah lain yang berkonotasi sama dengan nilai atau harga. Persepsi itu sendiri merupakan ungkapan, pandangan seseorang (individu) tentang atau terhadap sesuatu benda, dengan proses pemahaman melalui pancaindera yang diteruskan ke otak untuk proses pemikiran, kemudian disini berpadu dengan harapan atau norma-norma kehidupan. yang. melekat. pada. individu. atau. masyarakat. tersebut. (Siregar, 2009). Konsep valuasi ekonomi digunakan untuk menentukan nilai ekonomi dari suatu kawasan, yang dimulai dengan penghitungan penerimaan finansial yang diderivasi oleh suatu kawasan tertentu. Ikhwal pengelolaan sumberdaya alam dan. Universitas Sumatera Utara.

(20) 6. lingkungan, para pengambil kebijakan tergantung pada sejumlah teknik-teknik valuasi ekonomi. Dengan memiliki informasi yang lengkap, para pengambil kebijakan dapat memprioritaskan kawasan-kawasan untuk konservasi dan menentukan biaya yang diperlukan untuk kegiatan pengelolaannya. Perhatian yang lebih terarah untuk memaksimalkan penerimaan semata hanya bermakna memenuhi kebutuhan kebutuhan jangka pendek untuk kepentingan pertumbuhan ekonomi.Setelah itu beralih ke valuasi ekonomi guna mendapatkan nilai ekonomi tak langsung dari suatu kawasan konservasi (Bashir dkk, 2015). Pendekatan Metode Biaya Perjalanan Selain metode kesediaan membayar, perhitungan nilai ekonomi suatu kawasan wisata dihitung berdasarkan biaya perjalanan (travel cost) yang dikeluarkan konsumen untuk menikmati wisata. Selanjutnya, dikatakan pula bahwa metode travel cost dihitung berdasarkan jumlah biaya yang harus dikeluarkan oleh wisatawan untuk dapat berekreasi di hutan wisata, misalnya seorang wisatawan yang akan berkunjung ke Taman Wisata Alam Malino harus mengeluarkan biaya untuk transportasi, makanan, minuman, penginapan dan sebagainya. Perhitungan dengan metode travel cost terbagi atas metode travel cost yang berdasarkan zona (zona travel cost) yaitu menghitung biaya perjalanan pengunjung berdasarkan jarak antara tempat tinggal dengan tempat wisata. Perhitungan dengan metode ini banyak mengandalkan data sekunder, sehingga pelaksanaannya lebih mudah dan sederhana. Selanjutnya, metode travel cost individu (individual travel cost) yaitu menggunakan data survei dari individu pengunjung dan perhitungan statistik yang rumit (Isnan, 2015). Metode ini menduga total nilai ekonomi (total economic value) kawasan wisata berdasarkan penilaian yang diberikan masing-masing individu atau masyarakat terhadap kenikmatan yang tidak ternilai (dalam rupiah) dari biaya yang dikeluarkan untuk berkunjung ke sebuah objek wisata, baik itu opportunity cost maupun biaya langsung yang dikeluarkan seperti biaya transportasi, konsumsi makanan, minuman, tiket masuk, parkir, dokumentasi dan sebagainya. Semakin besar biaya yang dikeluarkan oleh wisatawan untuk berkunjung ke objek wisata, maka permintaan terhadap objek wisata tersebut akan semakin berkurang. Sedangkan apabila biaya perjalanan yang dikeluarkannya semakin kecil, maka. Universitas Sumatera Utara.

(21) 7. permintaan terhadap objek wisata akan semakin besar. Hal tersebut sesuai dengan hukum permintaan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi mengenai teori permintaan (Asriyanidewi, 2016). Pariwisata dan Ekowisata Indonesia memiliki potensi pariwisata yang besar karena indonesia merupakan sebuah negara kepulauan yang luas, yang wilayahnya membentang dari Sumatera sampai Papua. Pariwisata merupakan salah satu fenomena sosial, ekonomi, politik, budaya, dan teknologi, sehingga keadaan ini menjadi sebuah perhatian yang besar dari para ahli dan perencana pembangunan.Pariwisata adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk juga pengusahaan obyek serta daya tarik wisata serta usaha–usaha yang terkait dengan bidang tersebut (Bahiyah dkk, 2018). Ekowisata harus dipahami melalui dua sisi yaitu 1) Ekowisata dari segi konsep dan 2) Ekowisata dari segi pasar. Ekowisata dari Segi Konsep Ekowisata merupakan pariwisata bertanggung jawab yang dilakukan pada tempat-tempat alami, serta memberi kontribusi terhadap kelestarian alam dan peningkatan kesejahteraan masyarakat setempat (TIES – The International Ecotourism Society dengan sedikit modi kasi). Menurut Departemen Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia, Ekowisata merupakan konsep pengembangan pariwisata yang berkelanjutan yang bertujuan untuk mendukung upaya-upaya pelestarian lingkungan (alam dan budaya) dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pengelolaan, sehingga memberikan manfaat ekonomi kepada masyarakat dan pemerintah setempat. Ekowisata dari Segi Pasar Kata ekowisata selalu mengacu pada bentuk kegiatan wisata yang mendukung pelestarian. Ekowisata semakin berkembang tidak hanya sebagai konsep tapi juga sebagai produk wisata (misalnya: paket wisata). Akhir-akhir ini, paket wisata dengan konsep ”eko” atau ”hijau” menjadi trend di pasar wisata. Konsep ”kembali ke alam” cenderung dipilih oleh sebagian besar konsumen yang mulai peduli akan langkah pelestarian dan keinginan untuk berpartipasi pada daerah tujuan wisata yang dikunjunginya. Akomodasi, atraksi wisata maupun produk wisata lainya yang menawarkan konsep kembali ke alam semakin diminati oleh pasar (Zalukhu, 2009).. Universitas Sumatera Utara.

(22) 8. Perencanaan pengembangan ekowisata yang dilakukan dengan baik tentu akan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya dan dapat pula memperkecil semua efek sampingan yang kurang menguntungkan. Karena itu pentingnya perencanaan dalam pengembangan wisata adalah agar perkembangan wisata sesuai dengan apa yang telah dirumuskan dan berhasil mencapai sasaran yang dikehendaki, baik itu ditinjau dari segi ekonomi, sosial, budaya dan lingkungan hidup. Pertumbuhan wisata yang tidak terkendali sebagai akibat dari perencanaan akan menimbulkan dampak yang tidak baik dan tentunya akan merugikan semua pihak. Faktor yang mempengaruhi perencanaan pengembangan wisata alam dan pendidikan lingkungan adalah faktor sumberdaya manusia, faktor lingkungan, faktor potensi, dan faktor dana/anggaran (Setiyono dkk, 2012). Rekreasi atau yang berarti aktivitas wisata, umumnya bertujuan untuk membebaskan diri dari kegiatan rutinitas yang merupakan salah satu kebutuhan kehidupan manusia (1). Kegiatan dan aktivitas wisata dapat diartikan juga sebagai suatu kegiatan yang tujuan utamanya adalah mendapatkan hiburan keluar dari lingkungan asalnya untuk membebaskan diri dari rutinitas sehari – hari. Hampir setiap daerah wisata mengembangkan model pariwisata berbasis lingkungan ini, karena dianggap mempunyai dimensi yang luas, mampu memberdayakan berbagai unsur dan komponen – komponen dalam pembangunan serta yang bersifat jangka pendek, menengah dan panjang dan berkelanjutan (2). Pengembangan daerah tujuan wisata didasari potensi kawasan wisata yang akan dikembangkan, baik pengembangan potensi fisik maupun non fisik. Faktor yang dapat digunakan untuk pengukuran pengembangan potensi daerah tujuan wisata, misalnya Geografi daerah, iklim, geomorfologi, hidrologi, lahan, aneka flora & fauna, budaya dan adat istiadat, kegiatan masyarakat dan sebagainya. Pada aspek dan faktor lain, pengembangan pariwisata harus di sesuaikan dengan morfologi dan manusia yang menetap di sekitar lokasi wisata untuk memperoleh keserasian dan. keberlanjutan. pengembangan. di. lingkungan. lokasi. wisata. (3). (Widiyastuty dan Hari, 2017). Pengembangan objek wisata dengan basis atraksi yang baik harus didukung oleh komponen aksibilitas dan fasilitas, aksibilitas memberikan kemudahan kepada pengunjung untuk menjangkau suatu objek wisata sementara. Universitas Sumatera Utara.

(23) 9. fasilitas dapat memenuhi kebutuhan pengunjung selama mereka menikmati atraksi di suatu objek wisata yang dipilihnya. Mengembangkan suatu objek wisata di suatu daerah tujuan wisata tidak bisa melepaskan komponen produk atraksi, aksesibilitas maupun fasilitas karena ketiga komponen ini dapat menjadikan daya tarik suatu objek wisata. Pengelolaan ketiga komponen produk pariwisata dengan baik maka akan berimplikasi positif terhadap citra objek wisata tersebut (Abdulhaji dan Yusuf, 2016). Menurut Arafah dan Alamsyah (2012) dalam Maharani (2012). Analisis kelayakan ekowisata di bagi kedalam tujuh aspek yaitu : 1. Daya tarik merupakan suatu faktor yang membuat orang berkeinginan untuk mengunjungi dan melihat secara langsung ke suatu tempat yang menarik. Unsur-unsur yang menjadi daya tarik diantara keindahan alam, keunikan kawasan, banyaknya sumber daya yang menonjol, keutuhan sumber daya alam, kepekaan sumber daya alam, pilihan kegiatan rekreasi, kelangkaan flora dan fauna, serta kerawanan kawasan. 2. Aksesibilitas suatu indikasi yang menyatakan mudah tidaknya suatu objek untuk dijangkau. Aksesibilitas merupakan factor yang tidak dapat dipisahkan dalam mendorong potensi pasar. Unsur - unsur yang dinilai dalam aksesibilitas yaitu jarak pintu kawasan dengan bandara, terminal dan pelabuhan, ketersediaan angkutan umum, kenyamanan perjalanan dan kondisi dan jarak jalan darat. 3. Kondisi lingkungan sosial ekonomi masyarakat, Kondisi lingkungan adalah keadaan lingkungan alam maupun masyarakat dalam radius 1 km dari batas luar objek wisata. Unsur-unsur kondisi lingkungan yang menjadi penilaian adalah status pemilikan tanah, tingkat pengangguran, mata pencarian, pendidikan, media yang masuk, tingkat kesuburan tanah, sumber daya alam mineral dan sikap masyarakat 4. Akomodasi Dalam kegiatan wisata memerlukan peranan fasilitas akomodasi, dalam hal ini adalah adanya sarana yang cukup untuk penginapan/perhotelan khususnya bagi pengunjung yang berasal dari tempat yang jauh. Unsur yang digunakan dalam menilai perhotelan/penginapan didasarkan pada jumlah kamar hotel/penginapan yang berada radius 15 km dari objek wisata.. Universitas Sumatera Utara.

(24) 10. 5. Sarana dan Prasarana Penunjang Sarana dan prasarana penunjang adalah sarana dan prasarana yang dapat menunjang kegiatan kepariwisataan dan berada pada radius 20 km dari batas luar objek. Peranan dari sarana dan prasarana penunjang adalah untuk menunjang kemudahan dan kepuasan pengunjung. Unsur-unsur yang termasuk dalam prasarana penunjang dalam penelitian ini diantaranya kantor pos, warnet, jaringan telepon seluler, puskesmas/klinik, wartel. Sedangkan sarana penunjangnya adalah rumah makan/minum, pusat perbelanjaan / pasar, bank, tempat peribadatan dan toilet umum. 6. Keamanan dalam lokasi wisata merupakan salah satu hal yang harus dipertimbangkan dalam berwisata, karena hal ini menyangkut persoalan kenyamanan dan kepuasan dalam menikmati suasana alami selama perjalanan menuju kawasan wisata. Adapun hal yang menjadi unsur penilaian keamanan diantaranya kenyamanan perjalanan dan kondisi jembatan menuju objek wisata. 7. Hubungan dengan Objek Wisata Lain Hubungan dengan objek wisata lain harus diperhatikan dalam pengembangan suatu objek wisata, guna mengetahui adanya ancaman atau dukungan yang diakibatkan oleh keberadaan objek wisata lain bagi perkembangan wisata ke depan. Unsur yang termasuk dalam penilaian hubungan dengan objek wisata lain yaitu jarak objek-objek wisata lain baik sejenis maupun tidak sejenis di Kabupaten / Kota yang berdekatan dengan objek (Maharani, 2012). Objek dan Daya Tarik Wisata Objek dan daya tarik wisata merupakan salah satu unsur penting dalam dunia kepariwisataan. Dimana objek dan daya tarik wisata dapat menyukseskan program pemerintah dalam melestarikan adat dan budaya bangsa sebagai asset yang dapat dijual kepada wisatawan. Objek dan daya tarik wisata dapat berupa alam, budaya, tata hidup dan sebagainya yang memiliki daya tarik dan nilai jual untuk dikunjungi ataupun dinikmati oleh wisatawan. Dalam arti luas, apa saja yang mempunyai daya tarik wisata atau menarik wisatawan dapat disebut sebagai objek dan daya tarik wisata (Purnawan, 2015). Pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata (ODTW) yang merupakan penggerak utama sektor kepariwisataan membutuhkan kerjasama seluruh. Universitas Sumatera Utara.

(25) 11. pemangku kepentingan yang terdiri dari masyarakat dan pemerintah, kerjasama langsung dari kalangan usaha maupun dari pihak swasta. Sesuai dengan tugas dan kewenangannya, pemerintah merupakan pihak fasilitator yang memiliki peran dan fungsinya dalam pembuatan dan penentu seluruh kebijakan terkait pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Daya tarik dalam obyek wisata merupakan salah satu modal utama yang harus dimiliki dalam upaya peningkatan dan pengembangan Obyek dan Daya Tarik Wisata. Keberadaan Obyek dan Daya Tarik Wisata merupakan mata rantai terpenting dalam suatu kegiatan wisata, hal ini disebabkan karena faktor utama yang membuat pengunjung atau wisatawan untuk mengunjungi daerah tujuan wisata adalah potensi dan daya tarik yang dimiliki obyek wisata tersebut (Devy dan Soemanto, 2017). Sementara itu, daya tarik wisata menurut Direktoral jendral pemerintahan dibagi menjadi tiga macam. Pertama, daya tarik wisata alam adalah sumber daya alam yang berpotensi serta memiliki daya tarik bagi pengunjung baik dalam keadaan alami maupun setelah ada usaha budi daya. Potensi wisata alam dapat dibagi menjadi 4 kawasan, yaitu (a) flora fauna, (b) keunikan dan kekhasan ekosistem, misalnya eksistem pantai dan ekosistem hutan bakau, (c) gejala alam, misalnya kawah, sumber air panas, air terjun dan danau, (d) budi daya sumber daya alam, misalnya sawah, perkebunan, peternakan, usaha perikanan. Kedua, daya tarik wisata sosial budaya dapat dimanfaatkan dan dikembangkan sebagai objek dan daya tarik wisata, meliputi museum, peninggalan sejarah, upacara adat, seni pertunjukan dan kerajinan. Ketiga, daya tarik wisata minat khusus merupakan jenis wisata yang baru dikembangkan di Indonesia. Wisata ini lebih diutamakan pada wisatawan yang mempunyai motivasi khusus (Kirom dkk, 2016). Menurut Undang-Undang kepariwisataan No. 9 Tahun 1990 tentang Kepariwisataan, Pembangunan obyek dan daya tarik wisata dilakukan dengan memperhatikan : a. kemampuan untuk mendorong peningkatan perkembangan kehidupan ekonomi dan social budaya ; b. nilai - nilai agama, adat - istiadat, serta pandangan dan nilai - nilai yang hidup dalam masyarakat ; c. kelestarian budaya dan mutu lingkungan hidup ; d. kelangsungan usaha pariwisata itu sendiri.. Universitas Sumatera Utara.

(26) 12. METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat Penelitian ini dilaksanakan pada Januari sampai dengan Mei 2019. Penelitian ini dilaksanakan di Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Kegiatan pengelolaan data dan analisis dilakukan di Departemen Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan, Universitas Sumatera Utara. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini yaitu peta Kecamatan / Desa Tanjung Timur dan dokumen lain yang berkaitan dengan lokasi studi, kamera digital, alat tulis. Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuisoner yang akan di isi guna mendapatkan data dan informasi serta laporan-laporan dan tesis penelitian terdahulu dan berbagai pustaka penunjang.. Metode Pengumpulan Data Pengambilan Sampel Metode pengambilan sampel dari pengunjung dilakukan dengan pendekatan non-probability sampling melalui metode Quota Sampel. Metode Quota Sampel yaitu metode pengambilan sampel yang mengambil sejumlah sampel sesuai karakteristik populasi yang di tentukan berdasarkan data kunjungan tahunan (misalnya data usia, jenis kelamin, lokasi dan sebagainya) yang merupakan representatif dan relevan terhadap kondisi sebenarnya. Jumlah populasi yang diambil dalam menentukan jumlah responden yang akan diwawancarain adalah berdasarkan data kunjungan di Objek Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah, Kecamatan Tanjung Timur, Kabupaten Deli Serdangselama lima tahun terakhir ini. Ukuran sampel yang akan diambil, mengacu kepada pendapat Slovin sesuai dengan rumus : N n=. 2 1+N(e) .................................................................................................... (1). Universitas Sumatera Utara.

(27) 13. Dimana : n = Ukuran sampel yang dibutuhkan N = Ukuran populasinya e = Margin errror yang diperkenankan 0,1 (Kusmayadi dan Sugiarto, 2000). Jumlah populasi yang diambil dalam menentukan jumlah responden yang akan diwawancarai adalah berdasarkan data jumlah kunjungan di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah 5 tahun terakhir yang di peroleh dari Dinas Kepemudaan Olahraga dan Pariwisata Kabupaten Deli Serdang ini pada tahun 2013 – 2018 yaitu sebesar 9.135 orang, 10.150 orang, 11.165 orang,12.281 orang dan 11.505 orang. Oleh karena itu, dalam 5 tahun ini akan diperoleh rata- rata jumlah pengunjung / tahun yang datang adalah 10.847,2 orang dan jika dimasukkan ke dalam rumus Slovin diatas akan diperoleh jumlah sampel sebanyak 100 orang. Secara matematis cara memperoleh jumlah sampel adalah sebagai berikut:. Oleh karena itu, jumlah sampel penelitian yang dibutuhkan adalah 99,08 yang digenapkan menjadi 100 responden. Karakteristik pengunjung yang diambil sebagai response adalah pengunjung yang umurnya 17 tahun ke atas. Karakteristik responden merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian karena dengan mengetahui karakteristik responden maka dapat diketahui obyek. penelitian. dengan lebih baik.. Universitas Sumatera Utara.

(28) 14. Pengumpulan Data Data Primer Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini dilakukan melalui teknik observasi dan wawancara secara langsung terhadap responden di lapangan, meliputi : Data karateristik pengunjung yang meliputi : nama, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, tempat tinggal, pendapatan, lama perjalanan, banyaknya kunjungan, kendaraan yang digunakan, tujuan utama kunjungan, sumber informasi dan pendapat tentang Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Data yang diperlukan untuk menentukan nilai ekonomi wisata ini dengan meggunakan metode biaya perjalanan meliputi : biaya transportasi, biaya konsumsi yang dikeluarkan selama kegiatan wisata, biaya dokumentasi, dan biaya lain yang telah dikeluarkan pengunjung selama melakukan kegiatan wisata. Data Sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh dari berbagai instansi atau lembaga terkait yang relevan dengan penelitian ini meliputi: 1. Data / informasi dari studi pustaka dari berbagai sumber referensi serta melakukan observasi terhadap pengelola objek wisata tersebut dan pihak pemerintah. 2. Data yang diperlukan untuk karateristik obyek wisata alam ini meliputi : kondisi umum lokasi penelitian, aksebilitas ke lokasi wisata, fasilitas wisata, serta jumlah pengunjung per tahun (lima tahun terakhir). Variabel Penelitian Variabel yang dianalisis pada penelitian ini yaitu mengacu pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam ADO-ODTWA Dirjen PHKA 2003. Adapun komponen yang akan di catat dan dinilai adalah daya tarik, aksesibilitas, akomodasi, sarana dan prasarana penunjang. Adapun penjabaran mengenai variabel penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 1.. Universitas Sumatera Utara.

(29) 15. Tabel 1. Penjabaran variabel penelitian pada Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang. Variabel Kelayakan Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah. Sub Variabel Faktor Kelayakan Ekowisata. Indikator. Sub Indikator. 1. Daya tarik. - Keunikan SDA - Banyaknya SDA yang menonjol - Kegiatan wisata alam yang dapat dinikmati - Kebersihan lokasi objek wisata - Keamanan kawasan - Kenyamanan. 2. Aksesibilitas. - Kondisi jalan - Jarak dari kota - Tipe jalan - Waktu tempuh. 3. Akomodasi. - Jumlah akomodasi - Jumlah kamar. 4. Sarana dan prasarana penunjang. -Prasarana penunjang -Sarana penunjang. 5. Ketersediaan Air Bersih. -Volume -Jarak sumber air terhadap lokasi objek -Dapat tidaknya/kemudahan air dialirkan ke objek -Kelayakan dikonsumsi -Kontinuitas. Analisis Data Pendugaan Nilai Ekonomi Berdasarkan Metode Biaya Perjalanan (Travel Cost Method) Nilai ekonomi rekreasi diduga dengan menggunakan metode pendekatan biaya perjalanan wisata (travel cost method), yang meliputi biaya transportasi pulang pergi dari tempat tinggal pengunjung ke lokasi rekreasi dan pengeluaran lainnya selama dalam perjalanan dan di dalam lokasi wisata seperti biaya. Universitas Sumatera Utara.

(30) 16. dokumentasi, konsumsi dan tiket masuk. Biaya perjalanan adalah jumlah total biaya yang dikeluarkan pengunjung selama melakukan kegiatan rekreasi. Menurut Sulistiyono (2007), tahapan penentuan nilai ekonomi wisata dengan menggunakan metode biaya perjalanan adalah : 1. Menduga persentase pengunjung dari tiap daerah administratif yang dirumuskan sebagai berikut : Pi =. x 100 % ................................................................................. (2). Dimana : Pi. = Persentase pengunjung dari tiap daerah i. Jci. = Jumlah pengunjung contoh dari daerah i. N. = Jumlah total responden (jumlah contoh). 2. Menentukan besarnya total biaya perjalanan yang dikeluarkan selama melakukan perjalanan atau kegiatan reakreasi, dirumuskan sebagai berikut BPR = TR + D + KR + L ..................................................................... (3) Dimana : BPR. = Biaya Perjalanan Rata - Rata (Rp/Orang).. TR. = Biaya Transportasi (Rp/Orang).. D. = Biaya Dokumentasi (Rp/Orang).. KR. = Biaya Konsumsi Selama Wisata (Rp/Orang).. L = Biaya Lain - Lain (Rp/Orang). 3. Menentukan Nilai Ekonomi Total yang dihasilkan selama setahun oleh obyek wisata, dirumuskan sebagai berikut: NET. = Rata-Rata Biaya Perjalanan × Rata-Rata Jumlah Pengunjung...(4). Penilaian Responden terhadap Obyek Wisata Alam Penilaian responden terhadap obyek wisata alam dihitung dengan memberikan skor terhadap setiap indikator dan item menggunakan Skala Likert. Menurut Atmojo (2012) Skala Likert merupakan suatu skala yang umum digunakan dalam kuisioner, dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam riset berupa survei yang digunakan untuk pengukuran sikap, prilaku, pendapat dan persepsi seseorang tentang fenomena sosial. Interval skor dihitung dengan rumus sebagai berikut: Interval Skor. ................................................................(5). Universitas Sumatera Utara.

(31) 17. Keterangan : Kisaran. = Selisih nilai skor tertinggi dan terendah. Kelas. = Jumlah kelas. Interval skor untuk penilaian responden terhadap obyek wisata dibagi menjadi 5 skala penilaian: 1) sangat baik, 2) baik, 3) ragu-ragu, 4) tidak baik, 5) sangat tidak baik, sesuai dengan kategori penilaian tiap pertanyaan. Tabel 2. Interval Skor No Skala penilaian Interval Skor No 1 2 3 4 5. Skala penilaian 5 4 3 2 1. Interval Skor 420 – 500 340 – 420 260 – 340 180 – 260 100 – 180. Analisis Potensi Objek Wisata 1.. Metode analisis kualitatif deskriptif yaitu metode analisis yang bertujuan untuk menggambarkan dan menjelaskan hasil yang diperoleh dalam penelitian terhadap potensi objek wisata.. 2.. Metode Penilaian Kelayakan Pengembangan Ekowisata dengan kriteria Penilaian menurut Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO - ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 sesuai dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing-masing kriteria. Perhitungan untuk masing-masing kriteria tersebut menggunakan tabulasi. dimana angka-angka diperoleh dari hasil penilaian responden dan peneliti yang telah diperoleh, kemudian dianalisis sesuai dengan kriteria penskoringan pada Pedoman Analisis Daerah Operasi Objek dan Daya Tarik Wisata Alam (ADO - ODTWA) Dirjen PHKA tahun 2003 dengan nilai yang telah ditentukan untuk masing - masing kriteria. Jumlah nilai untuk satu kriteria penilaian ADO - ODTWA dapat dihitung dengan persamaan sebagai berikut: S = N x B ............................................................................................. (6) Dimana : S = Skor/nilai suatu kriteria N = Jumlah nilai unsur-unsur pada kriteria B = Bobot nilai. Universitas Sumatera Utara.

(32) 18. Tabel 3. Kriteria Penilaian Daya Tarik Wisata (Bobot : 6) No 1. 2. 3. 4. 5. 6. Unsur/Sub Unsur Keunikan sumberdaya alam: a. Sumber air panas b. Gua c. Air terjun d. Flora e. Fauna Variasi kegiatan wisata alam: a. Menikmati keindahan b. Melihat flora dan fauna c. Tracking e. Berkemah f.Pendidikan/penelitian g. Kegiatan berolahraga Banyaknya sumberdaya alam yang menonjol: a. Batuan b. Flora c. Fauna d. Air e. Gejala alam Kebersihan lokasi, tidak ada pengaruh dari: a. Industri b. Jalan ramai c. Pemukiman penduduk d. Sampah e. Vandalisme f. Pencemaran lain Keamanan: a. Tidak ada arus berbahaya b. Tidak ada penebangan liar dan perambahan c. Tidak ada pencurian d. Tidak ada kepercayaan yang mengganggu e. Bebas penyakit berbahaya seperti malaria Kenyamanan: a. Bebas bau yang mengganggu b. Tidak ada lalu lintas umum yang mengganggu c. Bebas kebisingan d. Udara sejuk. Ada 5. Ada 4. Nilai Ada 3. Ada 2. Ada 1. 30. 25. 20. 15. 10. >5. Ada 5. Ada 4. Ada 3. 30. 25. 20. 15. Ada 1-2 10. Ada 5. Ada 4. Ada 3. Ada 2. Ada 1. 30. 25. 20. Ada 6. Ada 5. Ada 3-4. Ada 1-2. 30. 20. 25. 15. 10. Ada 5. Ada 4. Ada 3. Ada 2. Ada 1. 30. 25. 20. 15. 10. 15. 10. Tidak Ada. Ada ≥5. Ada 4. Ada 3. Ada 2. 30. 25. 20. (15). Ada 1 10. Ket :*Skor total maksimum penilaian daya tarik = bobot daya tarik x nilai unsur = 1080.. Universitas Sumatera Utara.

(33) 19. Tabel 4. Kriteria Penilaian Aksesibilitas (Bobot : 5) No 1. Unsur/Sub Unsur Kondisi dan jarak jalan darat: <5 km 5-10. Baik 30. Cukup 25. Sedang 20. Buruk 15. 30. 25. 20. 15. 30. 25. 20. 15. 30 30. 25 25. 20 20. 15 15. 1-2 Jam. 2-3 Jam. 3-4 Jam. ≥5 Jam. 30. 25. 20. 10. 10-15 >15 2. Tipe Jalan. 3. Waktu tempuh dari pusat kota. Ket :*Skor total maksimum penilaian aksesibilitas = bobot aksesibilitas x nilai unsur aksesibilitas = 600. Tabel 5. Kriteria dan Penilaian Akomodasi (radius 15 Km Dari Obyek)(Bobot : 3) No 1 2. Unsur/Sub Unsur Jumlah Penginapan Jumlah Kamar. ≥4 30 >1. 3 25 5-100. 30. 25. Nilai 2 20 30-75. 15 <30. 20. 15. idak ada 10 Tidak ada 10. Ket :*Skor total maksimum penilaian akomodasi = bobot akomodasi x nilai unsur akomodasi = 180.. Tabel 6. Kriteria dan Penilaian Sarana-Prasarana Penunjang (radius 15 Km Dari Obyek) Bobot : 3 No. 1. 2. Unsur/Sub Unsur. Prasarana: Kantor pos Jaringan telepon Puskesmas Jaringan listrik Jaringan air minum Sarana penunjang: Rumah makan Pusat perbelanjaan/pasar Bank Toko souvenir/cinderamata Angkutan umum. ≥4. 3. Nilai 2. 1. 50. 40. 30. 20. Tidak Ada 10. 50. 40. 30. 20. 10. Ket :*Skor total maksimum penilaian sarana dan prasarana penunjang = bobot sarana dan prasarana x nilai unsur sarana dan prasarana = 300.. Universitas Sumatera Utara.

(34) 20. Tabel 7. Kriteria Penilaian Ketersediaan Air Bersih (Bobot : 6) No 1. 2. 3. Unsur/Sub Unsur Volume. Jarak sumber air terhadap lokasi obyek Dapat tidaknya / kemudahan air dialirkan ke obyek. Nilai Banyak. Cukup. Sedikit. 30 0-1 km. 25 1.1-2 km. 20 2.1-4 km. Sangat sedikit 15 >4 km. 30 Sangat mudah. 25 Mudah. 20 Agak sukar. 15 Sukar. 25 Perlu perlakuan sederhana. Perlakuan dengan bahankimia. 20. 4. Kelayakan dikonsumsi. 30 Dapat langsung dikonsumsi. 15 Tidak layak. 5. Kontinuitas. 30 Sepanjang tahun. 25 6-9 bulan. 20 3-6 bulan. 10 <3 bulan. 30. 25. 20. 10. Ket :*Skor total maksimum penilaian ketersediaan air bersih = bobot ketersediaan air bersih x nilai unsur ketersediaan air bersih= 900.. Kriteria daya tarik diberi 6 karena daya tarik merupakan faktor utama alasan seseorang melakukan perjalanan wisata. Aksesibilitas diberi bobot 5 karena merupakan faktor penting yang mendukung wisatawan dapat melakukan kegiatan wisata. Untuk akomodasi serta sarana dan prasarana diberi bobot 3 karena hanya bersifat sebagai penunjang dalam kegiatan wisata. Hasil pengolahan data tersebut kemudian diuraikan secara deskriptif. Kriteria penilaian obyek dan daya tarik wisata alam (Pedoman Analisis Daerah Operasi dan Daya Tarik Wisata, Direktorat Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam Tahun 2003). Skor yang diperoleh kemudian dibandingkan dengan skor total suatukriteria apabila setiap sub kriteria memiliki nilai maksimum yaitu 5. Nilai indeks kelayakan suatu obyek wisata =. x 100% ............ (7). Karsudi dkk (2010) menyatakan setelah dilakukan perbandingan, maka akan diperoleh indeks kelayakan dalam persen. Indeks kelayakan suatu kawasan ekowisata adalah sebagai berikut: - Tingkat kelayakan > 66,6%. : layak dikembangkan.. - Tingkat kelayakan 33,3% - 66,6% : belum layak dikembangkan. - Tingkat kelayakan < 33,3%. : tidak layak dikembangkan.. Universitas Sumatera Utara.

(35) 21. Skema Kerja. Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang.. Pengunjung dan Masyarakat Desa Tanjung Timur, Kecamatan STM Hulu Kabupaten Deli Serdang. Observasi, Wawancara dan Studi Kepustakaan. Metode Analisis Data. Travel Cost Method. ADO - ODTWA. Universitas Sumatera Utara.

(36) 22. HASIL DAN PEMBAHASAN. Kondisi Umum Lokasi Penelitian A. Letak Geografis dan Batas Wilayah Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah, Desa Tanjung Timur, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu, Kabupaten Deli Serdang, Sumatera Utara. Secara geografis, Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu terletak pada 3⁰14’ - 3⁰64’ Lintang Utara dan 98⁰19’ - 98⁰73’ Bujur Timur, adapun Desa Tanjung Timur terletak pada 3⁰1994’Lintang Utara dan 98⁰6923’Bujur Timur dengan ketinggian 504 mdpl. Peta administrasi kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu dapat dilihat pada Gambar 1. 1. Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu. Berdasarkan kondisi di lapangan dapat dilihat bahwa Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Terjun Pelangi Indah ini berbatasan langsung oleh beberapa desa disekitarnya. Pemandian Air Terjun Pelangi Indah yang berada di Desa Tanjung Timur ini memiliki batas-batas wilayah sebagai berikut : sebelah utara berbatasan dengan Desa Tanjung Bampu, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sibunga – bunga Hilir dan Desa Rumah Rih, sebelah selatan berbatasan. Universitas Sumatera Utara.

(37) 23. dengan Desa Durian Tinggung, sebelah barat berbatasan dengan Desa Bah Buntu. Luas dan ketinggian (mdpl) masing-masing desa tersebut adalah Desa Tanjung Bampuseluas 9,55 km2 dengan Ketinggian 375 mdpl, Desa Sibunga – bunga Hilir seluas 2,86 km2 dengan ketinggian 377 mdpl, Desa Rumah Rih seluas 11,46 km2 dengan ketinggian 464 mdpl, Desa Durian Tinggung seluas 3,82 km 2 dengan ketinggian 529 mdpl, Desa Bah Buntuseluas 24,82 Km. 2. dengan ketinggian 504. mdpl dan Desa Tanjung Timur seluas 14,32 km2 dengan ketinggian 504 mdpl (BPS Kabupaten Deli Serdang, 2018). B. Iklim (Suhu, Musim, Angin dan Curah Hujan) Di Kabupaten Deli Serdang terdapat dua musim, yaitu musim kemarau dan penghujan. Pada bulan Juni sampai dengan September arus angin yang bertiup tidak banyak mengandung uap air, sehingga mengakibatkan musim kemarau. Sebaliknya pada bulan Desember sampai dengan Maret arus angin yang banyak mengandung uap air berhembus sehingga terjadi musim hujan. Keadaan ini berganti setiap setengah tahun setelah melewati masa peralihan pada bulan AprilMei dan Oktober - November. Menurut catatan Stasiun Klimatologi Sampali, pada tahun 2016 terdapat rata - rata 17-18 hari hujan dengan volume curah hujan sebanyak rata-rata 161,42 mm. Curah hujan terbesar terjadi pada bulan Oktober yaitu 323 mm dengan hari hujan sebanyak 26 hari. Sedangkan curah hujan paling kecil terjadi pada bulan Maret sebesar 11 mm dengan hari hujan 6 hari. Dengan suhu udara 260C hingga 29,50C (BPS Kabupaten Deli Serdang, 2018). Desa Tanjung Timur yang merupakan bagian dari Kecamatan Sinembah Tanjung Muda (STM) Hulu sendiri jika dirata – rata kan pada tahun 2017 memiliki rata –rata jumlah hari hujan atau HH sebesar 8,16 dan curah hujan atau CH sebesar 78,25 mm (BPS Kabupaten Deli Serdang, 2018). C. Kependudukan dan Sosial Ekonomi Masyarakat Berdasarkan BPS Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu dalam angka 2018, Desa Tanjung Timur memiliki jumlah penduduk sebesar 700 jiwa yang terdiri dari 185 rumah tangga dengan rata – rata 4 jiwa / KK. Dimana terdiri dari 373 orang laki-laki dan 327 orang perempuan dengan laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2016- 2017 sebesar 2,04 %. Apabila dilihat dari perbandingan jumlah penduduk tersebut denganluas wilayah desa ini yang sebesar 14,32 km2, maka. Universitas Sumatera Utara.

(38) 24. kepadatan penduduk penduduk di desa ini adalah sebesar 48,88 jiwa/km2. Dengan Jumlah Penduduk Kategori Usia Belum Produktif (0 – 14) tahun sebesar 215 jiwa, Produktif (15 – 64) tahun sebesar 460 jiwa dan Tidak Produktif pada usia + 65 tahun sebesar 25 jiwa. Penduduk di desa ini sebagian besarmenggantungkan kehidupan dan mata pencahariannya pada sektor: 1.Pertanian yaitu berupa padi sawah, padi ladang dan tanaman sayursayuran berupa cabai besar dan cabai rawit, tanaman palawija berupa jagung, tanaman buah-buahan berupa melon. 2. PNS / TNI / POLRI. 3. Jasa dan Perdagangan. Sarana pendidikan berupa sekolah di desa ini untuk Taman Kanak-Kanak berjumlah 1 unit sekolah, Sekolah Dasar Negeri (SD Negeri) 1 unit sekolah, Sekolah Dasar Swasta (SD Swasta) 1 unit sekolah, Sekolah Menengah Pertama Negeri (SMP Negeri) 1 unit sekolah. Sarana Kesehatan Dan Keluarga Berencana (KB) berupa pos yandu 1 unit. Sarana jumlah tempat peribadatan di Desa tanjung timur ini Masjid 1 unit dan gereja 2 unit. Sebagian besar rumah penduduk di desa ini merupakan rumah permanen sebanyak 93 rumah, rumah semi permanen 20 rumah dan kayu / darurat 2 rumah, dengan demikian terdapat 155 rumah di desa ini (BPS Kabupaten Deli Serdang, 2018). D. Fasilitas Obyek Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah Pengelolaan obyek wisata ini dikelolah secara berkelompok oleh masyarakat setempat mulai akhir tahun 2012 yang dimana kelompok pengelolanya bernama Sadar Wisata Air Terjun Pelangi Indah, namun pada awal tahun 2016 hingga saat ini kelompok masyarakat yang di bentuk untuk mengelola tempat ini tidak berjalan sesuai fungsinya di karena masalah internal berupa perbedaan persepsi dan pendapat antara anggota kelompok. Adapun fasilitas yang tersedia di obyek wisata ini diantaranya adalah: 1. 2 buah warung makan yang dikelola oleh masyarakat setempat. 2. 1 buah Mushola (tempat ibadah) yang sudah tidak layak pakai. 3. 1 buah Lokasi parkir kendaraan roda empat dan roda dua. 4. 1 buah bangunan Joglo semi permanen yang terletak dibagian atas.. Universitas Sumatera Utara.

(39) 25. 5. 1 buah bangunan toilet permanen pria dan wanita yang sudah tidak layak pakai. 6. Tersedia 98 anak tangga sepanjang ± 130 meter menuju dasar jatuhnya tumpahan air terjun pelangi indah. Pemandian di Air Terjun Pelangi Indah yang berada di Desa Tanjung Timur ini memiliki makna yang khas. Berdasarkan informasi yang diperoleh bahwa masyarakat mengenalnya dengan nama tembusan dan kemudian di kenal dengan Sampuren Sibenthiha berasal dari kata Sampuren yang artinya air terjun dan Sibenthiha yang berarti pelangi yang diambil dari bahasa Karo, yang sekarang lebih dikenal secara umum dengan nama Air Terjun Pelangi Indah, yang dipercaya asal nama air terjun pelangi indah ini di karenakan seringnya terlihat pelangi pada pagi hari di atas air terjun ini dan pada saat pembiasaan cahaya matahari akibat percikan air saat pengunjung mandi di bawah air terjun ini. Adapun ketinggian Air Terjun Pelangi Indah ini setinggi 16 m. Karakteristik Pengunjung Karakteristik responden yang datang berkunjung ke lokasi penelitian ini dapat digolongkan ke dalam beberapa aspek diantaranya adalah : daerah asal responden, jenis kelamin, umur, pendidikan terakhir, pekerjaan, tingkat pendapatan, banyaknya kunjungan, lama perjalanan, kendaraan yang digunakan, tujuan utama kunjungan, dan pendapat mengenai Objek Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah. Responden yang diambil dalam penelitian ini adalah pengunjung yang berwisata ke Pemandian Air Terjun Pelangi Indah. Jumlah responden berjumlah 99 pengunjung di genapkan menjadi 100 pengunjung. Karakteristik pengunjung yang diambil adalah pengunjung yang umurnya 17 tahun ke atas. Karakteristik responden merupakan bagian terpenting dari suatu penelitian karena dengan mengetahui karakteristik responden maka dapat diketahui objek. penelitian. dengan lebih baik.. Universitas Sumatera Utara.

(40) 26. Komposisi Responden Berdasarkan Daerah Asal Komposisi karakteristik responden berdasarkan daerah asal dapat di lihat pada Tabel 8. Tabel 8. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Daerah Asal. NO. 1. 2. 3. 3. 5.. Daerah Asal Kabupaten Deli Serdang Kota Binjai Kota Medan Kabupaten Serdang Bedagai Wilayah Lainnya Total. Jumlah (Orang) 60 5 24 10 1 100. Persentase (%) 60 5 24 10 1 100. Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang dapat dilihat pada Tabel 8, responden yang berkunjung ke mengenai Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah didominasi dari daerah Kabupaten Deli Serdang (60%), Kotamadya Medan (24%) dan selebihnya berasal dari Kabupaten Serdang Bedagai (10%), Kotamadya Binjai (5%), dan yang terendah pada wilayah lainnya (1%). Data ini menunjukkan bahwa responden terbanyak berasal dari Kabupaten Deli Serdang. Kondisi ini disebabkan letak Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah masih ini sendiri berada di Kabupaten Deli Serdang yang hanya memerlukan waktu tempuh rata – rata sekitar ± 2 jam bila dibandingkan dengan sebagian besar daerah lain, sehingga biaya perjalanan yang dikeluarkan oleh pengunjung relatif lebih kecil dibandingkan dari daerah yang lebih jauh dari obyek wisata ini, dengan demikian permintaan terhadap rekreasi akan semakin tinggi. Namun walupun begitu untuk lokasi yang lebih dekat dari lokasi Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah ini seperti kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu dan Sinembah Tanjung Muda Hilir lebih sedikit, ini di sebabkan dikarenakan adanya rasa bosan dan hal yang biasa dari mereka yang tinggal disekitar obyek wisata ini akan keberadaan Air Terjun Pelangi Indah ini. Berbeda halnya dengan pengunjung yang berasal dari daerah lain, seperti Kecamatan lainnya yang berada di kabupaten Deli Serdang dan khususnya Kotamadya Medan dimana mereka cenderung mencari lokasi wisata yang baru dalam upaya mencari hiburan dan mengurangi kepenatan dan kejenuhan dari. Universitas Sumatera Utara.

(41) 27. aktivitas kegiatan sehari-hari. Komposisi Responden Berdasarkan lamanya Perjalanan Komposisi karakteristik responden berdasarkan lamanya waktu perjalanan dapat di lihat pada Tabel 9. Tabel 9. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Lamanya Waktu Perjalanan NO. 1 2 3 4 5. Waktu < 1 jam 1 - 2 jam 2 - 3 jam 3 - 4 jam > 5 jam Total. Jumlah (Orang) 2 67 31 0 0 100. Persentase (%) 2 67 31 0 0 100. Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang dapat dilihat pada Tabel 9, responden yang berkunjung ke Objek Wisata Alam di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah lama perjalanan (waktu perjalanan) pengunjung bervariasi dimana yang paling terbanyak menghabiskan waktu perjalanan 1-2 jam perjalanan sebesar (67%) kemudian waktu perjalanan 2-3 jam perjalanan sebesar (31%) dan lama waktu perjalanan ≤ 1 jam sebesar (2%). Komposisi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin Komposisi karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat di lihat pada Tabel 10. Tabel 10. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Jenis Kelamin NO. Jenis Kelamin 1 Laki-laki 2 Perempuan Total. Jumlah (Orang) 63 37 100. Persentase (%) 63 37 100. Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang dapat dilihat pada Tabel 10, bahwa jenis kelamin responden sebagian besar di dominan oleh kaum Adam atau laki-laki sebesar (63%) dan selebihnya adalah kaum Hawa atau wanita sebesar (37%). Banyaknya jumlah responden laki-laki ini dikarenakan lamanya waktu perjalanan ataupun jarak perjalanan yang dilakukan responden dalam melintasi beberapa daerah objek wisata yang biasanya sekaligus mereka lakukan yang berada disekitar Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hilir dan Sinembah Tanjung Muda Hulu, yang membutuhkan waktu tidak sedikit dalam berekreasi. Kondisi ini juga sesuai dengan pendapat Ross (1998) yang mengatakan bahwa. Universitas Sumatera Utara.

(42) 28. wisatawan. laki-laki. lebih. banyak. memperhatikan. kebutuhan-kebutuhan. mewujudkan jati diri yaitu kebutuhan akan kepuasan diri dan usaha perwujudan kemampuan dengan cara keinginan untuk berpetualang, serta lebih suka menghadapi tantangan dibandingkan dengan wisatawan perempuan. Komposisi Responden Berdasarkan Usia Komposisi karakteristik responden berdasarkan umur atau usia dapat di lihat pada Tabel 11. Tabel 11. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Usia NO. 1 2 3 4 5. Usia (Tahun) ≤ 19 20 – 29 30 – 39 40 – 49 >50 Total. Jumlah (Orang) 37 47 9 5 2 100. Persentase (%) 37 47 9 5 2 100. Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang dapat dilihat pada Tabel 11, kelompok umur yang datang berkunjung ke objek wisata ini tersebar ke berbagai tingkat lapisan usia atau umur. Walaupun demikian, kelompok umur responden antara ≤ 19 dan 20-29 tahun memiliki. komposisi yang dominan diantara. kelompok umur lainnya yaitu yang tertinggi pada kelas umur 2 sebanyak 47 orang atau (47%), kemudian pada kelas umur 1 sebanyak 37 orang atau (37%) kelompok umur tersebut merupakan kelompok umur produktif yang sangat menyukai kegiatan wisata. Hal ini sesuai dengan pendapat Soekadijo (2000) yang menyatakan bahwa golongan umur yang produktif adalah golongan yang paling banyak mengadakan perjalanan wisata. Golongan produktif ini memerlukan rekreasi terutama untuk melepas penat dari kesibukannya sehari - hari. Sehingga secara tidak langsung umur sangat berpengaruh terhadap besarnya permintaan Pemandian Air Terjun Pelangi Indah. Pada kelas umur 3 sebanyak 9 orang atau (9%), pada kelas umur 4 sebanyak 5 orangatau (5%), dan pada kelas umur 5 sebanyak 2 orang atau (2%). Umur atau usia berkaitan dengan kemampuan fisik responden untuk melakukan kunjungan dan produktifitas responden. Umur juga menjadi faktor yang menentukan pola pikir seseorang dalam menentukan jenis barang dan jasa yang akan dikonsumsi, termasuk keputusan untuk mengalokasikan sebagian dari. Universitas Sumatera Utara.

(43) 29. pendapatannya digunakan untuk mengunjungi tempat-tempat wisata. Jadi secara tidak langsung umur akan turut mempengaruhi besarnya permintaan terhadap Obyek Wisata Alam Air Terjun Pelangi Indah ini. Komposisi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan Komposisi karakteristik responden berdasarkan tingkat pendidikan dapat di lihat pada Tabel 12. Tabel 12. Rekapitulasi Data Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan NO 1 2 3 4 5. Tingkat Pendidikan SD SLTP/Sederajat SLTA/Sederajat Perguran Tinggi Pasca Sarjana Total. Jumlah (Orang) 3 10 57 30 0 100. Persentase (%) 3 10 57 30 0 100. Berdasarkan hasil rekapitulasi kuesioner yang dapat dilihat pada Tabel 12, tingkat pendidikan responden yang terpilih ketika melakukan kunjungan ke obyek wisata ini seperti yang ditampilkan pada Tabel 5 terdiri atas 4 kelompok pendidikan. Tingkat pendidikan pendidikan (SLTA/Sederajat) sebesar memiliki komposisi yang paling tinggi yaitu(57%) dan diikuti oleh Perguruan Tinggi (S1/Diploma). sebesar. (30%),. pendidikan. tingkat. menengah. pertama. (SLTP/Sederajat) sebesar (10%) dan pendidikan dasar (SD) sebesar (3%). Kondisi ini berhubungan dengan paradigma masyarakat kota dan berpendidikan memiliki ketertarikan yang cukup tinggi terhadap daya tarik alam sebagai media untuk menurunkan kepenatan ataupun untuk menghibur diri dari aktivitas mereka sehari-hari yang di jalankan. Tingkat pendidikan erat kaitannya dengan pengetahuan serta pemahaman yang dimiliki oleh seseorang. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang, maka semakin tinggi juga pengetahuan yang dimilikinya. Seseorang terhadap kebutuhan psikologis dan rasa ingin tahu tentang objek wisata dibandingkan dengan seseorang yang tingkat pendidikannya lebih rendah. Selain itu tingkat pendidikan juga berpengaruh terhadap jenis pekerjaan yang dimiliki, jenis pekerjaan mempengaruhi jumlah pendapatan, jumlah pendapatan berpengaruh dalam menentukan konsumsi barang dan jasa seperti jasa untuk berwisata.. Universitas Sumatera Utara.

Gambar

Tabel 4. Kriteria Penilaian Aksesibilitas (Bobot : 5)
Gambar 1. Peta Administrasi Kecamatan Sinembah Tanjung Muda Hulu
Gambar 11 dan 12. Potensi Flora.
Tabel 26. Hasil Penilaian Kelayakan Pengembangan Terhadap Komponen  Daya Tarik Di Wisata Alam Di Pemandian Air Terjun Pelangi Indah
+4

Referensi

Dokumen terkait

Variety of the very high resolution satellite imageries sensors are used to produce the ortho-mosaicked imageries to cover the entire Bali mainland area consist of

Hasil klarifikasi pada jenis pengalaman pekerjaan disyaratkan adalah bangunan gedung/ struktur, satu paket pekerjaan dengan kemampuan dasar sebesar Rp.350.000.000,-

Untuk kepentingan pelaksanaan kuasa ini, penerima kuasa berhak baik sendiri-sendiri atau bersama-sama menghadap di muka sidang pengadilan, melakukan

Peranan Tari Simalungen Rayat Dalam Upacara Adat Pada Masyarakat Karo di Desa Rumah Berastagi Kecamatan Berastagi Kabuapaten Karo.. Dinamika orang

Mahasiswa Baru falur SNMPTN DIVISI IPS Universitas Negeri Yogyakarta Tahun 2012, sebagai:. PENANGGTING JAWAB

[r]

[r]

dilihat dari rasio Likwiditas bahwa PT.Metrodata Electronics,Tbk dalam keadaan likwid pada tahun 2002 dan 2003 dikarenakan tingkat likwiditas diatas 200% namun ditahun