Penelitian ini menggunakan desain Cross Sectional Study yaitu penelitian yang dilakukan pada satu waktu. Lokasi penelitian di kampus Institut Pertanian Bogor (IPB), Dramaga, Kabupaten Bogor, Provinsi Jawa Barat. Pemilihan lokasi ditentukan secara purposive dengan pertimbangan lokasi penelitian adalah salah satu universitas terkemuka di Indonesia. Pemilihan fakultas yaitu Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) juga dilakukan secara purposive dengan pertimbangan FEMA merupakan fakultas paling baru yang dibentuk IPB dan dalam masa perkembangan serta peningkatan akreditasi. Waktu pengambilan data dilaksanakan pada bulan Juli – Agustus 2012.
Jumlah dan Cara Pemilihan Responden
Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa Fakultas Ekologi Manusia angkatan 47 (angkatan 2010, yang saat ini menjalani semester lima) sehingga dirasa cukup memiliki pengalaman tentang kehidupan dan kegiatan akademik di kampus. Penarikan contoh dilakukan secara proporsional random sampling. Jumlah contoh yang diambil sebanyak 77 mahasiswa menggunakan rumus Slovin (1960): Keterangan: N= populasi n= sampel d2= 0,1 Purposive
Gambar 2 Kerangka Penarikan Contoh
Purpossive
Pemilihan universitas
Mahasiswa FEMA angkatan 47 (N=331)
Gizi Masyarakat (n=129) Ilmu Keluarga dan Konsumen (n=62) Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat (n=140) n= 9 n= 21 n= 1 n= 13 n= 7 n= 25 Laki-laki (n=38) Perempuan (n=91) Laki-laki (n=4) Perempuan (n=58) Laki-laki (n=30) Perempuan (n=110)
Jenis dan Cara Pengumpulan Data
Jenis data yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari contoh yang mencakup kecerdasan emosional, gaya pelatih emosi, prestasi akademik, karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, dan urutan kelahiran), dan karakteristik keluarga (usia orang tua, pekerjaan orang tua, pendidikan orang tua, pendapatan keluarga, dan besar keluarga) dengan alat bantu kuesioner. Data sekunder adalah data yang diperoleh dan/atau diolah oleh pihak lain, seperti daftar nama mahasiswa fakultas ekologi manusia angkatan 47. Tabel 1 menunjukkan jenis dan cara pengumpulan data.
Tabel 1 Jenis dan cara pengumpulan data
No Variabel dan Dimensi Jenis Data Cara Pengambilan Data Sumber I. Karakteristik keluarga 1 2 3 4 5 6 7 8 Usia ayah Usia ibu Pendidikan ayah Pendidikan ibu Pekerjaan ayah Pekerjaan ibu Pendapatan keluarga Besar keluarga Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer Primer II. Karakteristik contoh
9 Jenis kelamin Primer
10 Usia Primer
11 Urutan kelahiran Primer III. Kecerdasan emosional
12 Kesadaran diri Primer 13 Pengaturan diri Primer
14 Motivasi Primer Wawancara Nadhirin (2009)
15 Empati Primer dengan
kuesioner 16 Keterampilan sosial Primer
IV. Gaya pelatih emosi
17 Disapproving style Primer
18 Dismissing style Primer
19 Laissez faire Primer
20 Emotional coaching Primer V. Prestasi akademik
21 Indeks prestasi akademik (IPK) Primer VI Daftar nama mahasiswa
Fakultas Ekologi Manusia angkatan 47
Sekunder Komisi pendidikan departemen
21
Pengolahan dan Analisis Data
Instrumen penelitian yang telah disusun, kemudian diuji realibilitas dan validitasnya. Uji realibilitas merupakan konsistensi dan stabilitas nilai hasil pengukuran tertentu disetiap kali pengukuran dilakukan pada hal yang sama. Validitas merupakan suatu skala pengukuran yang dapat mengukur apa yang seharusnya diukur dan inferensi yang dihasilkan mendekati kebenaran (Sarwono 2012). Nilai Cronbach alpha dari kecerdasan emosional sebesar 0,776 dari 50 item pernyataan dan gaya pelatih emosisebesar 0,942 dari 40 item pernyataan. Data yang diperoleh diolah melalui proses editing, coding, scoring, entry, cleaning, dan analyzing. Tabel 2 menunjukkan pengkategorian variabel penelitian.
Tabel 2 Pengkategorian variabel penelitian
Variabel Skala Data Kategori 1. Karakteristik keluarga
Usia ayah (tahun) Ordinal [1] Dewasa muda (18-40 tahun) Usia ibu (tahun) Ordinal [2] Dewasa madya (41-60 tahun)
[3] Dewasa tua ( > 60 tahun)
Besar keluarga (orang) Ordinal [1] Keluarga kecil (≤ 4 orang) [2] Keluarga sedang (5-7 orang) [3] Keluarga besar (≥ 8 orang)
Pendidikan ayah Ordinal [1] Tamat SD/sederajat [2] Tamat SMP/sederajat Pendidikan ibu Ordinal [3] Tamat SMA/sederajat
[4] Tamat D1/sederajat [5] Tamat D3/sederajat [6] Tamat S1
[7] Tamat S2 [8] Tamat S3
Pekerjaan ayah Nominal [1] Karyawan swasta [2] Wiraswasta
[3] Pegawai Negeri Sipil [4] Pensiun
[5] Petani
Pekerjaan ibu Nominal [1] Ibu rumah tangga
[2] Karyawan swasta
[3] Wiraswasta
[4] Pegawai Negeri Sipil [5] Pensiun
[6] Petani
Pendapatan keluarga (rupiah) Interval [1] < Rp 1.000.000 [2] 1.000.000-3.000.000 [3] 3.000.001-6.000.000 [4] 6.000.001-9.000.000 [5] > 9.000.000
2. Karakteristik contoh Usia contoh (tahun)
Jenis kelamin Rasio Nominal [1] 18 tahun [2] 19 tahun [3] 20 tahun [4] 21 tahun [1] laki-laki
Urutan kelahiran Nominal
[2] perempuan [1] sulung [2] tengah [3] bungsu
3. Kecerdasan emosional (skor) Ordinal [1] Rendah (50-100) [2] Sedang (101-150) [3] Tinggi (151-200) 4. Gaya pelatih emosi Ordinal [1] Disaproving
[2] Dismissing [3] Laissez faire [4] Emotional coaching 5. Prestasi akademik (IPK) Ordinal [1] < 2.00
[2] 2.00-2.75 [3] > 2.75
Pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program Microsoft Excel dan SPSS. Data pengukuran dianalisis menggunakan analisis secara deskriptif dan inferensia. Analisis deskriptif digunakan untuk melihat sebaran karakteristik keluarga (usia orang tua, pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, besar keluarga, pendapatan keluarga), karakteristik contoh (usia, jenis kelamin, urutan kelahiran), kecerdasan emosional, gaya peltih emosi, dan prestasi akademik.
Uji korelasi yang digunakan pada penelitian ini adalah Uji Korelasi Pearson. Uji korelasi digunakan untuk melihat hubungan antara kecerdasan emosional, gaya pelatih emosi, dan prestasi akademik. Selain itu juga digunakan uji beda pada gaya pelatih emosi ayah dan gaya pelatih emosi ibu. Variabel
kecerdasan emosional menggunakan analisis deskriptif, selanjutnya
menggunakan interval kelas menggunakan rumus:
Keterangan : = Interval
Setelah itu, kecerdasan emosional dikategorikan menjadi tiga yaitu, rendah, sedang, dan tinggi. Sedangkan untuk gaya pelatih emosi dikategorikan menjadi empat yaitu, disapproval style, dismissing style, laissez faire, dan emotional coaching berdasarkan gaya pelatih yang paling sering diterapkan oleh orang tua.
Gaya pelatih emosi
Kuesioner gaya pelatih emosi dalam penelitian ini terdiri dari 40 pernyataan dengan empat pilihan respon yang masing-masing respon
23
menunjukkan jenis gaya pelatih emosi, untuk mengetahui kecenderungan jenis gaya pelatih emosi dilakukan skoring yaitu, masing-masing bernilai satu untuk setiap jenis respon. Hasil skoring selanjutnya dijumlahkan sehingga diperoleh jenis gaya pelatih emosi yang mendapatkan skor paling tinggi. Gaya pelatih emosi dengan skor tertinggi itulah yang dijadikan gaya pelatih emosi yang diterapkan orang tua.
Kecerdasan emosional
Kuesioner kecerdasan emosional terdiri dari 50 item pernyataan yang terdiri atas 10 item pernyataan untuk setiap dimensi. Skor jawaban setiap pernyataan yaitu, 4 (sangat setuju), 3 (setuju), 2 (tidak setuju), dan 1(sangat tidak setuju).
Prestasi akademik
Data prestasi akademik adalah nilai indeks prestasi dan indeks prestasi kumulatif dari semester 1 sampai semester 4.
Definisi Operasional
Pendidikan orang tua adalah jenjang pendidikan formal yang pernah ditempuh, mulai dari SD, SMP, SMA, sampai perguruan tinggi.
Pekerjaan adalah jenis kegiatan yang rutin dilakukan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga yang meliputi pekerjaan utama dan sampingan.
Usia ayah dan ibu adalah usia terakhir ayah dan ibu saat penelitian dilaksanakan dan dinyatakan dalam tahun.
Besar keluarga adalah jumlah anggota keluarga yang masih menjadi tanggungan orang tua, dinyatakan dalam orang.
Pendapatan keluarga adalah sejumlah uang yang diterima dari seluruh anggota keluarga yang bekerja, baik melalui pekerjaan utama maupun sampingan dan diukur dalam rupiah/bulan menurut persepsi contoh.
Kecerdasan emosional adalah kemampuan seseorang mengendalikan perasaan diri sendiri dan orang lain, serta menggunakan perasaan itu untuk memandu pikiran dan tindakan. Lima dimensi kecerdasan emosional yaitu: kesadaran diri, pengaturan diri, motivasi, empati, dan keterampilan sosial.
Kesadaran diri adalah kemampuan contoh untuk mengetahui perasaan apa yang dirasakan pada satu waktu.
Pengaturan diri adalah cara contoh untuk menangani emosi diri yang dirasakan.
Motivasi adalah hasrat dari dalam diri contoh yang menggerakkan dan menuntun contoh menuju sasaran.
Empati adalah kemampuan contoh untuk merasakan dan memahami perasaaan orang lain.
Keterampilan sosial adalah kemampuan contoh untuk menangani emosi diri ketika berhadapan dengan orang lain.
Gaya pelatih emosi adalah gaya interaksi yang terjadi antara orang tua dengan anak dalam hal pola asuh secara emosi.
Dismissing style adalah gaya pelatih emosi orang tua yang tidak memiliki kesadaran untuk mengatasi emosi anak.
Disapproving style adalah gaya pelatih emosi orang tua yang tidak menyetujui, meremehkan, dan menyangkal emosi anak.
Laissez faire adalah gaya pelatih emosi orang tua yang memberikan kebebasan pada anak untuk mengekspresikan emosi tanpa memberikan batasan.
Emotional coaching adalah gaya pelatih emosi orang tua yang menerima, memberikan bimbingan, dan batasan terhadap emosi yang dirasakan anak.
Prestasi akademik adalah capaian akademik contoh yang diukur melalui indeks prestasi kumulatif hingga semester terakhir yang dituntaskan.
25